You are on page 1of 39

Pendahuluan

A. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)


Memengaruhi perkembangan masyarakat di segala bidang karena
memberikan jaminan pada kemajuan masyarakat.
Proses pendidikan berorientasi pada penguasaan iptek..
Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang ditangkap
melalui pancaindera sehingga terbentuk persepsi dan konsepsi
Jika pengetahuan tersebut disusun secara sistematis sehingga
membentuk jalinan hubungan di antara komponen-
komponennya, maka pengetahuan tersebut disebut pengetahuan
ilmiah atau ilmu (science).
Teknologi (technology). Kedua pengertian tersebut sering
digunakan dalam satu kesatuan sebagai ilmu dan teknologi
(science and technology) yang tidak terpisahkan.
Tabel 1. Perbedaan antara ilmu dan teknologi (Gie, 1996)
Segi Ilmu Teknologi
Menurut kerangka sistem
a. Tujuan Mencari pengetahuan Menciptakan barang
Memperoleh pengertian Mengusahakan perubahan
b. Hasil Karya tulis ilmiah Barang teknologis
c. Lingkungan Kebudayaan umumnya Kebudayaan umumnya
Khususnya teknologi Khususnya ilmu
d. Sumber Pengetahuan yang ada Berbagai sumber alam,
manusia, dan pengetahuan
e. Aktifitas Penelitian Pembuatan sampai
produksi
f. Kontrol Berdasarkan umpan balik Berdasarkan umpan balik
peralatan keilmuan pengetahuan ilmiah
Tabel 1. Perbedaan antara ilmu dan teknologi (Gie, 1996)
Segi Ilmu Teknologi
Di luar kerangka sistem
g. Motivasi Keingintahuan Pengembangan Pemanfaatan Pengembangan
pengetahuan produk baru
h. Fokus Pemahaman pengetahuan Penggunaan efektifitas
dalam budi tindakan
i. Ideal Kebenaran Efisiensi

j. Ciri keluasan Supranasional Terikat keadaan setempat

k. Status Penyebarluasan secara Pendaftaran sebagai hak


terbuka paten
l. Komunikasi Publikasi karya tulis Pemberitahuan iklan
TEKNOLOGI
b
a

c d

ILMU

Gambar 1. Pola hubungan antara ilmu dan teknologi (Gie, 1996)


Aspek dalam menjelaskan ilmu dan teknologi adalah
aktifitas, hasil dan komunikasi ilmu
Aktifitas yang dilakukan untuk menghasilkan ilmu adalah
penelitian
Hasil penelitian: bentuk karya tulis ilmiah yang
dikomunikasikan ke masyarakat melalui media publikasi
ilmiah.
Jadi iptek bisa berkembang pesat, baik dalam hal penemuan,
penyebarluasan, atau penerapannya, karena didukung
kegiatan penelitian atau melalui pembuatan dan publikasi
karya tulis ilmiah. Kita bisa menjadi pemimpin di bidang
iptek jika kita, terutama kalangan pendidikan dan industri,
bertumpu pada kegiatan penelitian.
B. Pengertian Penelitian
PENELITIAN adalah kegiatan taat kaidah dalam upaya
untuk menemukan kebenaran dan/atau menyelesaikan
masalah dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau
kesenian. (KEPMENDIKBUD No. 212/U/1999)

Penelitian ilmiah adalah investigasi fenomena alam secara


sistematis, terencana, empiris, dan kritis dengan berpijak
pada teori dan hipotesis mengenai hubungan di antara
fenomena tersebut (Kerlinger, 1986).
Sistematis : penelitian dilaksanakan melalui tahap-tahap
tertentu yang bersifat prosedural dan standar.
Terencana: tahap-tahap penelitian sesuai dengan tujuan
atau pemecahan masalah yang ingin dicapai sehingga kita
mengetahui batasan-batasan mana yang akan dikaji dan
mana yang tidak.
Empiris : penelitian didasarkan data atau fakta yang
diperoleh dari fenomena alam atau dunia nyata.
Kritis : hasil penelitian harus bisa dipertanggungjawabkan
secara objektif, termasuk dalam hal ini adalah seberapa
jauh tingkat signifikansi atau ketelitian penelitiannya.
Tujuan pengkajian yang dilakukan melalui proses penelitian
secara umum diklasifikasikan ke dalam empat tipe, yaitu
pelaporan (reporting), pemaparan (description), penjelasan
(explanation), dan perkiraan (prediction).
Pelaporan (tingkat investigasi terendah) : pengumpulan dan
penyajian beberapa data atau statistik dan biasanya tidak
melakukan proses inferensi atau pengambilan kesimpulan
statistikal.
Pemaparan atau deskriptif : mencoba menjawab pertanyaan
dalam bentuk Siapa (Who), Apa (What), Kapan (When), Dimana
(Where), dan kadang-kadang Bagaimana (How). Pada tingkatan
ini, peneliti berusaha menggambarkan atau mendefinisikan suatu
subyek, sering melalui pembuatan profil sekelompok benda, orang,
atau kejadian.
Eksplanasi : mendeskripsikan dan berusaha menjelaskan
fenomena, yang hanya sekedar diobservasi saja pada studi
deskriptif. Digunakan teori-teori atau paling sedikit hipotesis yang
diperhitungkan sebagai faktor pendorong yang menyebabkan
terjadinya fenomena yang diamati.
Studi prediktif : didasarkan pada teori seperti halnya eksplanasi.
Dalam penelitian bisnis, studi prediktif terutama ditemui dalam
pengkajian yang dilaksanakan untuk mengevaluasi dampak dari
tindakan atau kebijakan yang akan diambil, atau peramalan nilai-
nilai di masa yang akan datang.
Pengertian Metodologi Penelitian

Metodologi (Methodology):

Sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan


oleh pelaku suatu disiplin ilmu

Studi atau analisis teoretis mengenai suatu cara/metode

Cabang ilmu logika yang berkaitan dengan prinsip umum


pembentukan pengetahuan (knowledge)

Secara praktis, Metodologi = metode = cara = teknik = prosedur

Metode Ilmiah (Scientific Method) = Penelitian Ilmiah (Scientific


Research)
Prinsip dan proses empiris penemuan dan peragaan yang berkait
dengan karakteristik penyelidikan ilmiah, yang secara umum
melibatkan pengamatan fenomena, formulasi hipotesis yang
berkenaan dengan fenomena yang diamati, eksperimentasi untuk
membuktikan kebenaran atau kesalahan hipotesis, dan menarik
kesimpulan yang mengkonfirmasikan atau memodifikasi hipotesis
lihat hubungannya dengan Statistika?

Statistika menjadi sarana yang menyediakan alat/cara pengumpulan


data, formulasi hipotesis, pengujian hipotesis dan penarikan
kesimpulan.
Perbedaan Metode Ilmiah dibanding metode yang tidak ilmiah
terletak pada:
Presisi (ketepatan)
Reduplikasi
Generalitas
Terujinya data secara statistika.
Secara umum, metode ilmiah dapat digunakan untuk
semua cabang ilmu, namun pelbagai metode untuk
pengukuran dikembangkan secara spesifik sesuai
dengan kebutuhan bidang ilmu. Misalnya pengukuran
angka inflasi bersifat sangat spesifik.
Pencarian dan upaya peningkatan presisi pengukuran
kuantitatif yang melibatkan perubahan atau penemuan
cara/metode pengukuran, sering disebut sebagai Teknik
(techniques).
Tata laksana metode ilmiah harus dapat dijelaskan
secara ilmiah. Secara umum semua metode yang
digunakan dalam Ilmu sebut sebagai metode ilmiah.
Etika Penelitian
Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang
seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan.

a. Kejujuran
Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data,
pelaksanaan metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur
pada kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan.
Menghargai rekan peneliti, jangan mengklaim pekerjaan yang bukan
pekerjaan sendiri sebagai pekerjaan sendiri.
b. Obyektivitas
Diupayakan meminimalisir kesalahan/bias dalam rancangan
percobaan, analisis dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan
peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor
penelitian.
c. Integritas
Janji dan perjanjian selalu ditepati; pelaksanaan dan hasil penelitian
ditulis, selalu diupayakan menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan
d. Ketelitian
Berlaku teliti dan menghindari kesalahan karena ketidakpedulian;
secara teratur pekerjaan yang dikerjakan sendiri dan rekan dicatat,
misalnya kapan dan di mana pengumpulan data dilakukan, alamat
korespondensi responden, jurnal atau agen publikasi lainnya.
e. Keterbukaan
Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya
penelitian. Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
f. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
Perhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya.
Jangan gunakan data, metode, atau hasil yang belum dipublikasi
tanpa ijin penelitinya. Semua nara sumber yang memberikan
kontribusi pada riset ditulis, dan jangan pernah melakukan plagiasi.
g. Penghargaan terhadap Kerahasiaan (Responden)
Bila penelitian menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan kriminal
atau data lain yang oleh responden dianggap sebagai rahasia, maka
peneliti harus menjaga kerahasiaan data tersebut.
h. Publikasi yang terpercaya
Mempublikasikan penelitian yang sama berulang-ulang ke pelbagai
media (jurnal, seminar) harus dihindari.
i. Pembinaan yang konstruktif
Bantu membimbing, memberikan arahan dan masukan bagi
mahasiswa/peneliti pemula. Perkenankan pengembangan ide
sehingga menjadi penelitian yang berkualitas.
j. Penghargaan terhadap Kolega/Rekan Kerja
Rekan penelitian dihargai dan diperlakukan dengan semestinya.
Bila penelitian dilakukan oleh suatu tim dan akan dipublikasikan,
maka peneliti dengan kontribusi terbesar ditetapkan sebagai
penulis pertama (first author), sedangkan yang lain menjadi penulis
kedua (co-author(s)). Urutan menunjukkan besarnya kontribusi
anggota tim dalam penelitian.
k.Tanggung Jawab Sosial
Upayakan penelitian berguna demi kemaslahatan masyarakat,
meningkatkan taraf hidup, memudahkan kehidupan dan
meringankan beban hidup masyarakat. Juga menjadi tanggung
jawab peneliti melakukan pendampingan kepada masyarakat yang
ingin mengaplikasikan hasil penelitian.
l. Tidak melakukan Diskriminasi
Dihindari pembedaan perlakuan pada rekan kerja atau mahasiswa lain
karena alasan jenis kelamin, ras, suku, dan faktor-faktor lain yang sama
sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.
m. Kompetensi
Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui pendidikan dan
pembelajaran seumur hidup; secara bertahap tingkatkan kompetensi sampai
taraf Pakar.
n. Legalitas
Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemerintah yang
terkait dengan penelitian.
o. Rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik
Bila penelitian memerlukan hewan percobaan, maka percobaan harus
dirancang sebaik mungkin, tidak dengan gegabah melakukan sembarang
perlakuan pada hewan percobaan.
p. Mengutamakan keselamatan Manusia
Bila harus menggunakan manusia untuk sampel penelitian, maka penelitian
harus dirancang dengan teliti, efek negatif harus diminimalkan, manfaat
dimaksimalkan; hormati harkat kemanusiaan, privasi dan hak obyek
penelitian tersebut; siapkan pencegahan dan pengobatan bila sampel
menderita efek negatif penelitian.
Langkah-langkah metode ilmiah (Suriasumantri,
1991) :
1. Perumusan Masalah: berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai
obyek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan
faktor-faktor yang terkait di dalamnya,
2. Kerangka berfikir : (1) argumentasi yang menjelaskan hubungan
yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengkait
dan membentuk konstelasi permasalahan.(2) disusun secara rasional
berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya
dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan
permasalahan
3. Perumusan hipotesis : jawaban sementara atau dugaan terhadap
pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan
dari kerangka berfikir yang dikembangkan
4. Pengujian hipotesis : pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan
hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-
fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak
5. Penarikan kesimpulan : penilaian apakah sebuah hipotesis yang
diajukan itu ditolak atau diterima.
Pengertian masalah penelitian yang
dapat diangkat untuk diteliti secara
ilmiah memiliki unsur-unsur sebagai
berikut:
1. Masalah penelitian harus tampak dan
dirasakan sebagai suatu tantangan
bagi peneliti untuk dipecahkan
dengan mempergunakan keahlian
atau kemampuan profesionalnya
2. Masalah penelitian merupakan
kondisi yang menunjukkan
kesenjangan (gap) antara peristiwa
atau keadaan nyata (das sain) dengan
tolok ukur tertentu (das sollen)
sebagai kondisi ideal atau seharusnya
bagi peristiwa atau keadaan tertentu.
3. Masalah penelitian adalah keraguan
yang timbul terhadap suatu peristiwa
atau keadaan tertentu berupa
kesangsian tentang tingkat kebe-
narannya suatu peristiwa atau
keadaan
Untuk membantu peneliti dalam usaha
menyeleksi dan merumuskan masalah
dan sub-masalah yang patut dibahas
secara ilmiah ada beberapa kriteria
yang perlu mendapat perhatian :
1. Masalah penelitian harus dipilih yang
berguna untuk diungkapkan.
2. Masalah yang dipilih harus relevan
dengan kemampuan atau keahlian
peneliti.
3. Masalah penelitian harus menarik
perhatian untuk diungkapkan.
4. Masalah penelitian sedapat mungkin
menghasilkan sesuatu yang baru.
5. Masalah penelitian harus dipilih yang
dapat dihimpun datanya secara
lengkap dan obyektif.
6. Masalah penelitian tidak boleh
terlalu luas, tetapi juga tidak boleh
terlalu sempit
Proses Berpikir Ilmiah

Manusia mampu mengembangkan ilmu


pengetahuan karena mempunyai kemampuan
berfikir menurut suatu alur kerangka berfikir
tertentu.
Cara berfikir seperti itu disebut penalaran
(reasoning).
Ciri-ciri penalaran, yaitu logis dan analitis
(Suriasumantri, 1996).
Berfikir secara logis dan analitis ini merupakan
proses berfikir ilmiah.
Penalaran ilmiah adalah gabungan dari dua cara
penalaran, yaitu:
1. Deduksi.
Terkait dengan rasionalisme, yaitu faham bahwa rasio atau pemikiran
adalah sumber kebenaran.
Deduksi adalah cara berfikir dengan menarik kesimpulan khusus dari
pernyataan-pernyaatan yang bersifat umum; atau dari umum ke khusus.
Pernyataan umum merupakan alasan atau premis yang dijadikan dasar
untuk menarik kesimpulan khusus. Alasan atau premis tersebut
merupakan ilmu atau teori sebelumnya yang sudah diakui kebenarannya.
Dalam metode ilmiah.
Hipotesis disusun secara deduktif dari teori-teori yang disusun secara
jelas, logis, dan sistematis sehingga menjadi kerangka pemikiran. Salah
satu cara berfikir deduktif adalah silogisme, yaitu dengan contoh berikut:
Premis Mayor : Perusahaan perbankan di Indonesia mempunyai
tingkat suku bunga tinggi [ misal, dari teori sebelumnya yang dijadikan
landasan teori ]
Premis Minor : PT ABC adalah perusahaan perbankan di Indonesia
[misal, PT ABC ini sebagai tempat penelitian]
Kesimpulan : PT ABC mempunyai tingkat suku bunga tinggi
[kesimpulan yang akan dibuktikan setelah observasi ke perusahaan]
2. Induksi.

Induksi merupakan cara berfikir di mana ditarik suatu kesimpulan yang


bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual; atau dari khusus
ke umum. Memang tidak ada keterkaitan erat antara alasan dan kesimpulan
yang kuat seperti dalam deduksi.
Penalaran induktif terkait dengan empirisme, yaitu faham bahwa
pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran. Dalam metode ilmiah
berfikir induktif ini digunakan dalam pembuktian hipotesis.
Berdasarkan satu atau lebih fakta atau kejadian yang ditemukan, maka
ditarik kesimpulan bahwa fakta atau kejadian tersebut juga berlaku umum.
Sebagai ilustrasi, jika ditemukan satu atau beberapa barang yang dijual
sebuah toko ternyata rusak maka disimpulkan bahwa seluruh barang di toko
tersebut yang diproduksi sebuah perusahaan sudah kadaluarsa.
Proses penarikan secara induktif ini dalam prakteknya menggunakan
analisis statistik melalui berbagai teknik analisis yang termasuk statistika
inferensial.
Dua pendekatan untuk memperoleh
kebenaran :
a. Pendekatan non ilmiah
b. Pendekatan ilmiah
Pendekatan non ilmiah
akal sehat
prasangka
intuisi
penemuan kebetulan dan coba-coba
pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis
Pendekatan ilmiah
Dengan pendekatan ilmiah orang berusaha untuk
memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan
benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh
siapa saja yang berkehendak untuk mengujinya
Metode Dasar dan Macam Penelitian
Penelitian Historis,
bertujuan membuat rekonstruksi masa lampau secara
sistematis dan obyektif, dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, memverifikasikan, serta
mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta
dan memperoleh kesimpulan yang kuat.
Penelitian Deskriptif, bertujuan
membuat pencandraan (deskripsi)
secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
populasi atau daerah tertentu.
Penelitian Perkembangan, bertujuan
menyelidiki pola dan perurutan
pertumbuhan dan/atau perubahan
sebagai fungsi waktu
Penelitian Kasus dan Penelitian
Lapangan, bertujuan mempelajari
secara intensif latar belakang dan
keadaan sekarang (termasuk
interaksinya) suatu unit sosial
Penelitian Korelasional, bertujuan
mendeteksi sejauh mana variasi-
varisasi pada suatu faktor berkaitan
dengan variasi-variasi pada satu atau
lebih faktor lain berdasarkan koefisien
korelasi
Penelitian Kausal Komparatif,
bertujuan menyelidiki kemungkinan
hubungan sebab-akibat dengan cara :
berdasar atas pengamatan terhadap
akibat yang ada, mencari kembali
faktor yang mungkin menjadi
penyebab melalui data tertentu.
Penelitian Eksperimental Sungguhan, bertujuan
menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab-
akibat dengan cara mengenakan satu atau lebih
kondisi perlakuan kepada satu atau lebih
eksperimental dan memperbandingkan hasilnya
dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak
dikenai kondisi perlakuan itu.
Penelitian Eksperimental Semu, bertujuan
memperoleh informasi yang merupakan perkiraan
bagi informasi yang dapat diperoleh dengan
eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang
tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau
memanipulasikan semua variabel yang relevan
Penelitian Tindakan, bertujuan
mengembangkan keterampilan-
keterampilan baru atau cara
pendekatan baru dan untuk
memecahkan masalah dengan
penerapan langsung di dunia kerja
atau dunia aktual lain.

You might also like