You are on page 1of 76

HAMA GUDANG DAN

PENGENDALIANNYA
iman_basriman@usahid.ac.id
HAMA PENYIMPANAN/PENGGUDANGAN

(SERANGGA)

3 ordo serangga hama utama gudang

Coleoptera (kumbang)
Sayap depan keras (elytra), metamorfosis sempurna

Lepidoptera (moth/ngengat)
Punya sayap depan dan belahan, metamorfosis sempurna

Psocoptera (psocid/kutu buku)


Sering tidak bersayap, antena panjang beruas banyak, ukuran
sangat kecil, transparan (sering salah identifikasi dianggap tungau,
tungau sendiri kelompok mana?), metamorfosis tidak sempurna
Ordo serangga lain
Hymenoptera (semut dan tawon)
Bersifat parasit, jika jarang disemprot pestisida, metamorfosis
sempurna
Diptera (lalat)
Terutama pada ikan (saat pengeringan) atau ada yang busuk,
metamorfosis sempurna
Hemiptera (kepik)
Metamorfosis sempurna, pada komoditi dengan kadar lemak tinggi,
penyebab peningkatan FFA
Isoptera (rayap)
Metamorfosis tidak sempurna, hidup berkoloni, tidak bersayap kecuali
akan membentuk koloni baru, tidak merusak komoditi tetapi merusak
bangunan kayu
Dictyoptera (kecoak)
Metamorfosis tidak sempurna, ada yang bersayap ada yang tidak, pada
penyimpanan kecil (RT) dengan sanitasi kurang baik
Serangga hama penyimpanan bijian tropis

COLEOPTERA: ANOBIIDAE Lasioderma serricorne (F)


(kumbang) BOSTRICHIDAE Rhyzopertha dominica (F)
BRUCHIDAE Prostephanus truncatus (Horn).
CUCUJIDAE Acanthoscelides obtectus (Say)
CURCULIONIDAE Callosobruchus spp.
DERMESTIDAE Zabrotes subfasciatus Boheman
SILVANIDAE Cryptolestes spp.
TENEBRIONIDAE Sitophilus oryzae (L)
S. zeamais Motschulsky
Trogoderma granarium Everts
Dermestes spp.
Oryzuephilus surinamensis (L)*
Tribolium castaneum (Herbs")

LEPIDOPTERA: GELECHIIDAE Sitotroga cerealella (Olivier)


(moth=ngengat) PYRALIDAE Ephestia cautella (Walker)
Plodia interpunctella (Hubner)
Corcyra cephalonica (Stainton)
Spesies Serangga pada bijian yang kurang kering

COLEOPTERA: ANTHRIBIDAE Araecerus fasciculatus Degeer


BOSTRICHIDAE Dinoderus spp.
BRUCHIDAE Bruchidius spp., Specularius spp.
CLERIDAE Necrobia rufipes Degeer
CRYPTOPHAGIDAE Thaneroclerus buqueti Lefevre
DERMESTIDAE Henoticus californicus (Mann)
LATHRIDIIDAE Cryptophagus spp
MYCETOPHAGIDAE Attagenus spp., Dermestes spp.
NITIDULIDAE Corticaria spp., Lathridius spp.
OSTOMIDAE Typhaea stercorea (L)
PTINIDAE Carpophilus spp.
SILVANIDAE Tenebroides mauritanicus (L)
TENEBRIONIDAE Ptinus spp.*, Trigonogenius spp.,
Gibbium spp.
Cathartus quadricollis (Guerin)
Alphitobius spp., Gnatocerus spp.
Palorus spp.
LEPIDOPIERA: OECOPHORIDAE Endrosis sarcitrella (L)
PSOCOPTERA: LIPOSCELIDAE Liposcelis spp.
(Psocid)

Note: Common only in cool upland tropics.


EKOLOGI SERANGGA
yang RELEVAN DENGAN PENGENDALIAN
Ciri umum
Ukuran tubuh relatif kecil
Reproduksi sejak mulai dewasa
Tingkat perkembangbiakan sangat tinggi
Menghasilkan banyak telur setiap kali bertelur

Faktor biotik lingkungan Faktor fisik lingkungan


yang berpengaruh yang berpengaruh
kompetisi antar spesies
suhu
food web keberadaan oksigen
RH udara
kadar air komoditi
pengolahan awal
DETEKSI SERANGGA HAMA

curahkan bjian
dicari
dijebak secara fisik
analisis protein dengan ELISA
pengukuran karbondioksida (respirasi)
dijebak dengan jebakan sinar UV
dijebak dengan feromon
PENGENDALIAN SERANGGA HAMA

Sanitasi gudang dan komoditi (deteksi)


Pendinginan
Disinfestasi dengan panas
Rotasi stok
Impact, pneumatic augers
Residual insecticides
Fumigasi (metil bromida (CH3Br), Fosfin (PH3))
Karbondioksida
PENDINGINAN

PEMBALIKAN TUMPUKAN
AERASI
PENDINGINAN/CHILLING

Rusty grain beetle


- 5 oC selama 8 minggu
- 10 oC selama 6 minggu
- 15 oC selama 4 minggu
Acute mammalian toxicities (LD50 - mg/kg body weight)
for contact insecticides currently of use in stored-Brain insect control
Maximum residue limits (MRL) and acceptable daily intake Levels
(ADI) (mg/kg or ppm) recommended by FAD/WHO as at April 1992
FUMIGASI
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN FOSFIN DAN METIL BROMIDA
Phosphine Methyl bromide
Easy to transport Refillable cylinders are expensive to transport
Difficult to apply, requiring special equipment and
Easy to apply
skill
Good penetration and distribution Distribution rather poor

Taint, residues and loss of viability in treated Sorption occurs and may cause taint, bromide
seeds are generally negligible residues and loss of viability in treated seeds

Slow acting, particularly at low temperatures and Rapidly toxic and widely effective even at lower
humidities* temperatures
Flammable: spontaneously explosive ignition can
Non-flammable
occur in some circumstances
High acute mammalian toxicity but low chronic Dangerous acute and chronic poison with delayed
toxicity symptoms
Fairly easy to detect Very easy to detect
Rapidly lost by leakage unless fumigation space is
well sealed and gas tight soon after Needs very good seeing before application
application
* Not recommended for use at temperatures below 12C.
Source: Adapted from Pest Control for Food Security, FAO Plant Production and Protection Paper 63 (Prepared
for FAO by ODNRI), FAO, Rome (1985).
Average concentrations of phosphine (mg/l) required to give
100 per cent mortality of all developmental stages of insects
under experimental conditions
Pest control techniques: current options
Kerusakan bahan pangan ditentukan interaksi antara :
kondisi bahan pangan,
kondisi lingkungan dan
organisme perusak kualitas bahan pangan.

Kerugian yang ditimbulkan


kehilangan berat,
penurunan kualitas,
meningkatnya resiko terhadap kesehatan dan
kerugian ekonomis.
Bahan pangan secara umum tidak akan diserang
serangga pada suhu di bawah 17oC,
kutu dapat terjadi pada suhu <3 dan >30oC dan
kadar air < 12 persen.

Aktivitas metabolik serangga dan kutu menyebabkan


peningkatan kadar air dan suhu
Arthropoda bertindak sebagai pembawa spora jamur
dan kotorannya digunakan sebagai sumber makanan
oleh jamur.
Faktor fisik lingkungan mempengaruhi kehidupan
serangga.
Perkembangbiakan, aktivitas dan pertumbuhan
serangga dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
KADAR AIR (%) KERUSAKAN
<8 Tidak ada aktivitas, kecuali tikus
8-14 Gangguan serangga, tikus
14-28 Serangga, jamur, tikus
20-25 Serangga, jamur, bakteri, tikus
>25 Bakteri, tikus dan biji akan tumbuh

Hama diartikan sebagai hewan atau binatang perusak, dari


berukuran tubuh kecil hingga berukuran besar.
Patogen merupakan jasad renik (mikroorganisme) yang
merugikan.
Organisme yang paling sering menyebabkan kerusakan bahan
pangan, baik secara fisik maupun kimia adalah serangga,
rodentia dan mikroorganisme.
SERANGGA HAMA GUDANG
1. Spesifikasi Serangga
4 tanda spesifik yaitu:
tubuhnya terdiri dari 3 bagian (kepala, dada, perut);
tubuh tertutup kulit luar;
serangga dewasa mempunyai 3 pasang kaki dan
mengalami perubahan bentuk (metamorfosis).

Serangga tidak mempunyai tulang, bagian dalam dari badannya dilindungi oleh
bagian badan yang keras yang disebut exoskeleton yang ditutup dengan lapisan
lilin agar dapat mecegah terlalu banyak air ke luar (menguap) dari badannya.
Pernafasan terjadi melalui series dari spiracles yang terbuka melalui bagian
samping dari badan ke dalam pipa-pipa trachea yang menghubungkan ke seluruh
tubuhnya. Dengan rahangnya yang kuat serangga dapat menggigit, mengerat
maupun mengunyah bahan makanan.
ukuran serangga: 2-20 mm sampai sepanjang 25 cm.

Siklus hidup serangga melalui


Proses perubahan bentuk (metamorfosis) sempurna melalui
tahapan: telur menetas menjadi ulat (larva) kemudian menjadi
kepompong (PUPA) dan serangga dewasa (imago).
Proses metamorfosis tidak sempurna (gradual) terjadi jika telur
yang menetas menyerupai bentuk serangga dewasa dan tumbuh
tanpa melalui tahap pupa (kepompong).

Kutu
Nimfa
Lebih tua Telur

Nimfa

Metamorfosis sempurna Metamorfosis tidak sempurna


2. Serangan (Infestasi) Serangga
a. infestasi serangga pra-panen.
b. infestasi serangga lepas panen, yaitu waktu bahan
dikeringkan atau sewaktu bahan disimpan dalam
pedaringan, lumbung atau gudang.
c. berpindah tempat dengan terbang dari lapangan ke
gudang atau sebaliknya.
d. Sumber infestasi serangga :
Wadah berupa karung goni maupun plastik,
Lumbung dengan dinding dan lantai yang kotor
Beberapa alat pengangkut yang kotor seperti
gerobak dan kereta.
e. suhu 5oC serangga mati, 10oC - 26oC jadi makin aktif,
35oC semakin sulit hidup dan 60oC akan mati.
Jenis Serangga
3 ordo yaitu Coleoptera (kumbang), Lepidoptera (ngengat)
dan Psocoptera (Psocid).
Coleoptera (kumbang)
sayap depan mengalami pengerasan seperti tanduk
siklus hidup metamorfosis sempurna.
Lepidoptera (ngengat)
sayap depan dan belahan
Siklus hidup metamorfosis sempurna.
Psocoptera
sering tidak bersayap,
antena panjang dengan ruas yang banyak,
ukuran badan sangat kecil dan transparan.
Ordo lain : Hymenoptera (golongan semut dan tawon),
Diptera (golongan lalat), Hemiptera (golongan kepik) dan
Dictyoptera (kelompok kecoa).
a. Kumbang padi karatan (Rusty Grain Beetle)
Cryptolestes ferrugineus
merusak gabah, beras, jagung dan biji lain.
Kumbang dan larva biasa memakan lembaga dan merusak
bagian tengah biji
berwarna coklat kemerahan
panjang 2-3 mm.
Metamorfosis sempurna 21 hari, 31oC dan kadar air
14.5%.
b. Kumbang Tepung Merah (Red-Flour Beetle), Tribolium castaneum
merusak bahan berbentuk tepung, biji kakao, kopi dan kacang-
kacangan, tetapi tidak dapat memakan bahan Ka<12%.
Kumbang dewasa dan larva bersifat kanibal yang memakan telur
dan pupa spesies sendiri.
berwarna coklat merah, panjang tubuh 2,3-4,4 mm dan bentuk
agak pipih.
Siklus hidup metamorfosis sempurna.
Kumbang betina bertelur sebanyak 11 butir per hari pada suhu
32,50C.

6 mm

3 mm
c. Kumbang Penggerek Jagung (Maize Weevil)
Sitophillus zeamais
menyerang jagung yang disimpan.
menyerang bahan lain seperti kopra, gandum, beras, sorgum
dan biji-bijian lainnya.
Siklus hidup metamorfosis sempurna.

Moncong
fase telur
4-6 hari

fase larva
Sayap kemerah-merahan
25-30 hari

fase pupa
4-5 hari
Serangga dewasa
Kumbang Penggerek Padi (Lesser Grain Borer)
Rhizopertha dominica dan Prostephanus truncatus) famili
Bostrichidae.
perusak padi-padian dan gaplek, serangga primer
Tubuh kumbang dewasa berwarna coklat gelap sampai
kehitaman, ramping dan agak silindris.
Ukuran tubuh Rhizopertha dominica 2-3 mm,
Prostephanus truncatus 3-4,5 mm
Kedua spesies dapat beradaptasi pada suhu > dan kadar
air < spesies Sitophillus sp.
hidup secara berkelompok dan metamorfosis sempurna.
e. Ngengat Beras (Rice moth)
Corcyra cephalonica
menyerang beras giling, kopra, kacang-kacangan,
kakao, tepung dan bungkil.
Jagung yang digerek sering bergandengan/saling
menempel karena air liurnya.
Ngengat dewasa (kupu-kupu) mempunyai 2 pasang
sayap berwarna coklat kotor atau kelabu agak pucat.
Panjang tubuh 11-12 mm.
Ulat berwarna kelabu, berbulu jarang dan berkaki.
Siklus hidup metamorfosis sempurna.
Ulat yang telah menetas aktif makan dan merusak
bahan.
Faktor Yang Mempengaruhi Serangan
1. asal serangga, makanan tersedia, suhu, air, udara, kondisi bahan
pangan, kehadiran organisme lain dan upaya untuk membasmi
hama.
2. Faktor-faktor pertumbuhan populasi: suhu, kelembaban relatif
dan kadar air bahan pangan.
3. Kandungan nutrisi dan sifat fisik bahan pangan
4. Kandungan air yang tinggi (di atas 16%)
5. Sebagian besar spesies serangga hama tropis mempunyai suhu
optimum sekitar 28oC.
6. Kelembaban relatif, Kadar air yang rendah beriringan dengan
kelembaban relatif yang rendah memberikan proteksi terhadap
serangan serangga.
Kerusakan Akibat Serangan Serangga
Kerusakan fisik terjadi akibat kontaminasi bahan pangan
oleh kotoran, jaring, bagian tubuh dan bau kotoran.
Serangga memakan dan merusak struktur fisik bahan
pangan, seperti berlubang, hancur dan memicu
pertumbuhan mikroorganisme lain. Aktivitas makan yang
dilakukan oleh serangga menyebabkan bahan pangan
kehilangan berat.
Kerusakan secara kimiawi menyebabkan penurunan
kualitas bahan,merubah rasa dan nilai nutrisi. Sekresi
enzim lipase oleh serangga mampu meningkatkan proses
kerusakan secara kimiawi.
Serangan serangga dapat meningkatkan panas bahan
pangan. Kerapatan populasi yang sangat tinggi dapat
meningkatkan suhu hingga mencapai 45oC dan bila diikuti
dengan kehadiran mikroorganisme, seperti jamur, suhu
dapat mendekati 75oC.
PENGENDALIAN SERANGGA HAMA
PASCA PANEN

5/1/10 53 YHA_ITP
ALASAN ATAU LATAR BELAKANG PERLUNYA
PENGENDALIAN SERANGGA
Penyimpanan merupakan salah satu tahap
yang sangat penting dalam rangkaian kegiatan
penanganan pasca panen.
Kerusakan dan kehilangan bahan pangan
disebabkan terutama oleh agen-agen perusak
seperti serangga, rodenta, dan mikroorganisme
(terutama kapang).
Serangga merupakan hama yang paling
destruktif dan paling merugikan.

5/1/10 54 YHA_ITP
METODE PENGENDALIAN :

Metode Preventif

Metode Kuratif

Prinsip Pengendalian :
1. Tindakan preventif jauh lebih baik dari tindakan kuratif.
Alasan :
Biaya pengendalian yang harus dikeluarkan dan kerugian akibat
kerusakan/kehilangan akan jauh lebih rendah.

5/1/10 55 YHA_ITP
2. Dalam tindakan kuratif pengendalian serangan lebih baik
daripada tindakan pemberantasan total.
Alasan :
Biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian harus jauh lebih
kecil dari harga atau nilai jual produk yang ingin dilindungi.
Artinya upaya pengendalian dipertahankan sampai tingkat
serangan di bawah ambang ekonomi, tanpa harus membasmi
secara total serangan tersebut.
3. Pengendalian hama secara terpadu (Integrated Pest
Management IPM) merupakan tindakan yang bijaksana.
Alasan :
IPM adalah tindakan pengendalian hama secara terpadu dan
terkendali. Setiap metode pengendalian memiliki kelebihan
dan kekurangan dari segi biaya, kelayakan teknis, dan
keamanan bagi manusia dan makhluk hidup lain non-target.

5/1/10 56 YHA_ITP
METODE PREVENTIF

5/1/10 YHA_ITP 57
METODE PREVENTIF

1.CARA FISIK DAN MEKANIK


a. Suhu Rendah (di bawah 15 C)
1. Refrigerasi Statik (contoh : GRANIFRIGOR)
2. Refrigerasi Mobile
b. Menurunkan Kadar Air Bahan
Misal : Sitophilus sp. KA 10,5 %
R. dominica KA 8,0 %
c. Penyimpanan Kedap Udara (hermetic/airtight
storage)
Prinsip : Respirasi : Kadar O2 turun
Kadar CO2 naik
Kadar O2 < 5% Sitophilus oryzae
Kadar CO2 > 30 % akan mati
5/1/10 YHA_ITP 58
METODE PREVENTIF (lanjutan)
d. Kemasan Anti Seranga
> tahan gigitan serangga
> tidak ada celah pada kemasan
Contoh :
> Kantong plastik fleksibel lebih baik daripada kantong
plastik yang terbuat datri anyaman.
> Penutupan kantong plastik secara heat sealing lebih
baik daripada penutupan secara dijahit.

Contoh kemasan anti-serangga:


- aluminium foil
- laminat poliester-polikarbonat, dengan ketebalan > 40 m
e. Modifikasi sifat fisik bahan pangan
Contoh : beras pra-tanak (parboiled rice)

5/1/10 YHA_ITP 59
METODE PREVENTIF (lanjutan)
2. CARA KIMIA

a. Attractant
Bahan kimia yang dapat menarik/membujuk seranga untuk
datang. Attractant biasanya digabungkan dengan tindakan
trapping. Dalam trap itu ditempatkan insektisida untuk
membunuh serangga yang datang ke perangkap itu. Contoh
attractant adalah sex pheromone.

b. Repellent
Bahan kimia yang dapat mencegah datangnya serangga atau
mencegah serangga yang sudah menyerang untuk
melanjutkan serangan. Dengan pengertian itu serangga
berbalik menjauhi tempat penyimpanan atau serangga betina
induk menunda peletakkan telur, atau larva tidak mau makan.

5/1/10 YHA_ITP 60
METODE PREVENTIF (lanjutan)

c. Chemosterilant
Bahan kimia yang dapat menyebabkan serangga menjadi
mandul sehingga tidak dapat melanjutkan proses reproduksi.
Akibatnya populasi serangga tidak bertambah secara
eksponensial lagi. Contoh chemosterilant adalah apholate.

d. Grain Protectant
Bahan kimia yang dapat melindungi bahan pangan yang
disimpan. Pada prinsipnya grain protectant adalah insektisida.
Jenis dan macam insektisida sangat banyak, termasuk
diantaranya yang tidak bersifat racun bagi manusia. Bahan
kimia seperti itu disebut non-toxic grain protectant (NTP),
contohnya tri calcium phosphate (TCP).

5/1/10 YHA_ITP 61
METODE PREVENTIF (lanjutan)

3. MENJAGA KONDISI SISTEM PENYIMPANAN YANG


HIGIENIS

Gudang penyimpanan yang bersih akan terhindar dari serangan


serangga. Sebaliknya jika di gudang terdapat sisa-sisa bahan
lama yang pernah terserang serangga (secara residual), bahan
pangan yang baru datang atau baru disimpan, akan terserang
serangga juga.

Demikian juga wadah yang tidak bebas hama akan


menyebabkan timbulnya serangan baru terhadap bahan pangan
yang baru diwadahi atau dikemas dengan wadah atau kemasan
tersebut.

5/1/10 YHA_ITP 62
METODE KURATIF

5/1/10 YHA_ITP 63
METODE KURATIF
1. CARA FISIK

a. Pemanasan

Pada metode ini dilakukan pemanasan bahan pangan yang


sudah terserang pada suhu di atas 60 C selama 2 jam.
Energi panas diperoleh dengan berbagai cara, antara lain :
(i) sinar infra-merah di atas ban berjalan, (ii) gelombang
elektromagnetik, dan (iii) oven microwave.

b. Radiasi

(i) Metode Langsung


Menggunakan sinar gamma atau sinar beta, seperti
dengan Cobalt-60 pada pusat reaktor nuklir milik BATAN,
atau milik perusahaan swasta.
5/1/10 YHA_ITP 64
METODE KURATIF (lanjutan)
Keuntungan Metode Radiasi Langsung :
- tidak ada residu
- daya penetrasi tinggi
- tidak terpengaruh oleh struktur gudang, jenis
bahan pangan, dan suhu.

Kekurangan Metode Radiasi Langsung :


- biaya tinggi, sehinga proses baru layak secara
ekonomi, jika bahan pangan yang diproses lebih
dari 200 ribu ton/tahun.
- tidak dapat dilakukan di sembarang tempat.
Harus dilakukan di lokasi yang memiliki unit reaktor
nuklir.
5/1/10 YHA_ITP 65
METODE KURATIF (lanjutan)
(ii) Metode Tidak Langsung

Pada metode ini, serangga diberi perlakuan radiasi


dengan dosis rendah dan tidak mematikan. Dengan
perlakuan tersebut, serangga jantan akan menjadi
steril. Setelah itu seranggga-serangga jantan mandul
tersebut dilepaskan dengan sengaja. Akhirnya proses
reproduksi terhambat dan populasi akan ditekan.

c. MA dan CA Storage

Modified Atmosphere Storage (MAS) atau Controlled


Atmosphere Storage (CAS) adalah teknik pengendalian
serangga hama pasca panen sekaligus juga merupakan
teknik penyimpanan. Prinsip dari sistem ini adalah
mengatur komposisi atmosfir di dalam sistem
penyimpanan. Dalam hal ini komposisi O2 dikurangi,
sedangkan konsentrasi CO2 dinaikkan.
5/1/10 YHA_ITP 66
METODE KURATIF (lanjutan)
(i) MA Storage

Pada Modified Atmosphere Stotage (MAS) pemberian CO2


dilakukan sekali pada awal penyimpanan, dan tidak ada
penambahan CO2 selama penyimpanan. Agar perlakuan MAS
efektif, konsentrasi CO2 harus bertahan di atas 35 % selama
seminggu pertama. Perlakuan akan lebih efeltif jika
konsentrasi CO2 di atas 50 % selama 4 minggu pertama. Pada
kondisi tersebut semua stadia serangga akan mati. Pada saat
yang sama, konsentrasi O2 dipertahankan di bawah 0,1%.

(ii) CA Storage
Pada Controlled Atmosphere Storage (CAS), konsentrasi CO2
dikontrol selama penyimpanan. Bila konsentrasi CO2 turun di
bawah 50 %, CO2 baru ditambahkan ke dalam sistem
penyimpanan.

5/1/10 YHA_ITP 67
METODE KURATIF (lanjutan)
2. CARA MEKANIK

Salah satu cara mekanis yang dapat digunakan adalah


dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. Bahan terserang,
khususnya tepung-tepungan atau grits, dilemparkan oleh
gaya sentrifugal (dengan kecepatan 2.000 rpm) ke
permukaan sebuah piringan/pelat.

3. CARA KIMIA

a. Insektisida
Insektisida adalah bahan kimia yang sangat efektif dalam
membasmi serangga hama pasca panen. Namun demikian
banyak kekurangan insektisida.

5/1/10 YHA_ITP 68
METODE KURATIF (lanjutan)
Contoh Insektisida yang digunakan dalam pengendalian
serangga hama pasca panen adalah :
Generasi Lama :
- Golongan Organoklorin :
BHC, Lindane

- Organofosfat :
Malathion, Dichlorvos

- Carbamate :
Carbaryl

Generasi baru :
Pirimifos metil, Klorfirifos-metil, S-bioalletrin,
Ciflutrin, Bifentrin

5/1/10 YHA_ITP 69
METODE KURATIF (lanjutan)
Kekurangan Insektisida Sintetis :
- dapat merupakan racun bagi manusia dan hewan
peliharaan.
- jika diberikan secara terus-menerus dalam dosos tertentu
yang lebih rendah dari dosis standar, dapat menimbulkan
resistensi serangga.
- menimbulkan efek residu yang berbahaya.
- dapat mencemari lingkungan.
- di negara berkembang tidak selalu tersedia dengan mudah.
- memerlukan keahlian khusus dalam aplikasinya.

Jalan keluar :
Dicari alternatif pengganti insektisida sintetis, misalnya
dengan mengembangkan insektisida alami (nabati, hewani,
mineral)

5/1/10 YHA_ITP 70
METODE KURATIF (lanjutan)
Contoh Insektisida Alami :

(1) Berbasis nabati :


Kencur, mindi, nimba, brotowali, nona, srikaya, sirsak
jahe, lada, cengkeh (bubuk dan ekstraknya), minyak
nabati.
Bagian tanaman yang digunakan : akar, buah, daun, kulit,
rimpang, bung.

(2) Berbasis hewani :


tepung tulang, abu cow dung.

(3) Berbasis mineral :


batu gamping, abu gosok, tanah diatomae (Diatomaceous
Earth DE)

5/1/10 YHA_ITP 71
METODE KURATIF (lanjutan)
Selain itu dikembangkan pula insektisida generasi baru, atau
disebut generasi ketiga. Insektisida generasi baru ini
membasmi serangga hama pasca panen dengan mekanisme
berbeda.

Insektisida terdahulu bekerja sebagai racun kontak, atau


racun yang mengganggu fungsi syaraf, fungsi metabolisme,
atau pernafasan.

Insektisida generasi ketiga bekerja mengacaukan sistem


fisiologis serangga, tegasnya mengganggu berlangsungnya
siklus hidup yang normal. Disebut juga Insect Growth
Regulator IGR)

Contoh insektisida generasi ketiga adalah :

(i) Juvenile Hormon Analog (JHA) : Fenoxycarb, Methoprene)


(ii) Chitin Synthesis Inhibitor (CSI) : Bufrofezin,Chlorfuazuron,
diflubenzuron)
5/1/10 YHA_ITP 72
METODE KURATIF (lanjutan)
b. Chemosterilant

Chemosterilant yang merupakan bahan kimia yang dapat


menimbulkan gangguan reproduksi pada serangga jantan,
disemprotkan atau dibuat seperti debu. Serangga jantan
yang terkontaminasi akan mandul. Jika serangga mandul
dilepaskan ke alam akan mengganggu perkembangan
populasi hama.

c. Fumigan

Fumigan adalah insektisida yang dalam keadaan suhu dan


tekanan ruang berbentuk gas. Fumigan sangat efektif
membasmi hampir semua stadia serangga, karena fumigan
dapat masuk ke celah-celah biji. Fumigan bahkan dapat
masuk ke dalam biji sehingga hidden infestation dapat
ditanggulangi.

5/1/10 YHA_ITP 73
METODE KURATIF (lanjutan)
4. CARA BIOLOGI
a. Musuh Alami
Di alam selalu ada musuh alami dari spesies tertentu. Di
dunia hama pasca panen pun ada musuh alami. Musuh
alami ini dapat dimanfaatkan dalm pengendalian serangga
hama pasca panen.

Sebagai contoh musuh alami Sitophilus sp. adalah


Anisopteromalus calandrae. Musuh alami Anagasta
kuehniella adalah Bracon hebetor.

b. Kontrol Mikrobial
Spora Bacillus thuringiensis Berliner diketahui sejak lama
dapat membunuh larva Lepidoptera. Sekarang sudah
dikembangkan strain baru yang juga efektif pada
Coleoptera.
5/1/10 YHA_ITP 74
PENGENDALIAN SECARA TERPADU

5/1/10 YHA_ITP 75
PENGENDALIAN HAMA SECARA TERPADU

Merupakan kombinasi dari metode-


metode kimia, fisik, dan biologi

Berkembang menjadi Pengelolaan


Hama Secara Terpadu
Aspek batas ambang ekonomi

5/1/10 YHA_ITP 76

You might also like