You are on page 1of 18

Orientasi konsumen

Padang, Oktober 2015


Orientasi Konsumen
1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan
dilayani dan dipenuhi.
2. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran
dalam penjualan.
3. Menentukan produk dan program pemasarannya.
4. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur,
menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah
laku mereka.
5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling
baik, apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi,
harga yang murah atau model yang menarik.
Koordinasi dan integrasi dalam
Lembaga / perusahaan
Untuk memberikan kepuasan secara optimal kepada konsumen,
semua elemen pemasaran yang ada harus diintegrasikan.
Hindari adanya pertentangan antara perusahaan/RS/Lembaga
lainnya dengan pasarnya/Pasien/Klien.

Salah satu cara penyelesaian untuk mengatasi masalah


Koordinasi dan Integrasi.
Dapat menggunakan satu orang yang mempunyai tanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan pemasaran, yaitu manajer pemasaran.

Setiap orang dan bagian dalam perusahaan turut serta dalam suatu
upaya yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen
sehingga tujuan perusahaan/Lembaga/Institusi Kesehatan dapat
tercapai.
Mendapatkan laba melalui pemuasan
konsumen

Salah satu tujuan dari perusahaan adalah untuk


mendapatkan profit atau laba.
Dengan laba, perusahaan bisa tumbuh dan berkembang
dengan kemampuan yang lebih besar.
Laba merupakan tujuan umum dari sebuah perusahaan.
Banyak perusahaan yang mempunyai tujuan lain
disamping laba. Dengan menggunakan konsep
pemasaran, hubungan antara perusahaan dan konsumen
akan dapat diperbaiki yang pada akhirnya akan
menguntungkan bagi perusahaan.
Pengertian dan Karakteristik Jasa (RS)
Definisi jasa belum digunakan secara luas oleh
pemasar. Ini berkaitan dengan sulitnya diketahui
batasan-batasan yang jelas antara organisasi
atau unit usaha yang menjadi bagian dari
penyaluran barang dengan organisasi yang
menawarkan jasa.

Jasa, khususnya yang menyangkut jasa


pertukaran dapat didefinisikan sebagai :
Jasa adalah barang yang tidak kentara (intangible
product) yang dibeli dan dijual di pasar melalui
transaksi pertukaran yang saling memuaskan
Produk jasa ini banyak macam dan jenisnya.
Secara umum ada perbedaan antara barang dan
jasa yang dapat dilihat, misalnya,

Pembelian jasa dipengaruhi oleh motif dan


emosi,
Jasa tidak berwujud, bersifat tidak tahan lama,
tidak dapat disimpan, mementingkan unsur
manusia, distribusi langsung, tidak memiliki standar
dan keseragaman serta jasa tidak terlalu
mementingkan adanya peramalan permintaan.
Konsep tidak berwujud pada jasa
mengandung dua arti yang keduanya
merupakan tantangan bagi pemasaran, yaitu
:
- Sesuatu yang tidak dapat disentuh, tidak
dapat dipahami.
- Sesuatu yang tidak dapat didefinisikan, tidak
mudah diformulasikan

Untuk pemasaran jasa ini diperlukan


pemikiran yang lebih jauh bagi para
pelaksana dibandingkan dengan pemasaran
barang.
Sifat Sifat Khusus Pemasaran Jasa

Dalam pelaksanaan pemasaran jasa oleh pemasar, ada sifat


khusus yang membedakan pemasaran jasa dengan
pemasaran barang. Sifat khusus tersebut menurut Alma (1992)
adalah sebagai berikut :
a.Menyesuaikan dengan selera konsumen
Gejala ini ditandai dengan pasar pembeli yang lebih
dominan dalam suasana pasaran jasa. Kualitas jasa yang
ditawarkan tidak dapat dipisahkan dari mutu yang
menyediakan jasa. Dalam industri dengan tingkat hubungan
yang tinggi, Direktur/pengusaha harus memperhatikan hal-hal
yang bersifat internal dengan cara memelihara tenaga
kerja/Kesehatan dan mempekerjakan tenaga sebaik mungkin.
Inilah yang sering disebut dengan internal marketing, yaitu
penerapan prinsip marketing terhadap pegawai dalam
perusahaan./Lembaga
b. Keberhasilan pemasaran jasa dipengaruhi oleh jumlah
pendapatan penduduk.

Dalam kenyataan, makin maju suatu negara akan semakin


banyak permintaan akan jasa. Ini ada hubungannya
dengan hirarki kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan akan
jasa. Masyarakat yang belum banyak menggunakan jasa
dapat dikatakan bahwa pendapatan masyarakat tersebut
belum merata.
Dalam Pelayanan Kesehatan , Masyarakat menengah
keatas sudah memilih RS/sarana Pelayanan Kesehatan
yg berkualitas.
Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang


yang dengan berbagai alasan berhasrat untuk mempengaruhi
atau mengubah perilaku tersebut, termasuk orang yang
kepentingan utamanya adalah pemasaran. Tidak
mengherankan jika studi tentang perilaku konsumen ini
memiliki akar utama dalam bidang ekonomi dan terlebih lagi
dalam pemasaran.

Perilaku konsumen adalah sebagai berikut :

Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung


terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan
yang mendahului tindakan ini.
CONTOH
KEPEMIMPINAN YANG KUAT DALAM MEMBANGUN
SISTEM KESEHATAN DAERAH

Studi Kasus Reformasi Sistem Pelayanan Kesehatan


melalui Program JK (Jaminan Kesehatan ), dan revitalisasi
Posyandu

Paradigma kepemimpinan adalah sesuatu yang


sangat dinamis dan memiliki kompleksitas yang tinggi.
c. Pada pemasaran jasa tidak ada pelaksanaan fungsi
penyimpanan.
Tidak ada jasa yang dapat disimpan. Jasa diproduksi
bersamaan waktunya dengan mengkonsumsi jasa tersebut.

d. Mutu jasa dipengaruhi oleh benda berwujud sebagai


pelengkapnya.
Karena jasa adalah suatu produk yang tidak berwujud
maka konsumen akan memperhatikan benda berwujud yang
memberikan pelayanan sebagai patokan terhadap kualitas
jasa yang ditawarkan.
e. Saluran distribusi dalam pemasaran jasa tidak terlalu
penting.
Ini disebabkan dalam pemasaran jasa perantara
tidak digunakan. Akan tetapi ada type pemasaran tertentu
yang menggunakan agen sebagai perantara.
Setiap permasalahan kepemimpinan selalu meliputi 3 (tiga)
unsur yang terdiri dari :
a. Unsur manusia : yaitu manusia yang melaksanakan
kegiatan memimpin atas sejumlah manusia lain atau manusia
yang memimpin dan manusia yang dipimpin.

b. Unsur sarana: yaitu Prinsip danTeknik Kepemimpinan yang


digunakan dalam pelaksanaan Kepemimpinan, termasuk
bakat dan pengetahuan serta pengalaman pemimpin tersebut.

c. Unsur tujuan.
Secara normatif, keberhasilan kepemimpinan akan sangat
tergantung kepada tiga unsur tersebut yang meliputi : syarat,
watak,ciri, gaya, sifat, prinsip, teknik, asas dan jenis
kepemimpinan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan
kepemimpinan.
salah satunya adalah reformasi sistem pelayanan kesehatan melalui
Program JK (Jaminan Kesehatan), dengan pengalihan subsidi kepada
Rumah Sakit dan Puskesmas sebagai premi asuransi kesehatan kepada
masyarakat.
Program ini bermula dari kajian yang diprakarsai oleh Bupati Jembrana,
Prof. Dr. I Gede Winasa yang difokuskan pada mutu dan biaya pelayanan
kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Jembrana.
Dari suvey dan kajian yang dilakukan ditemukan adanya inefisiensi pada
pengelolaan dana kesehatan oleh instansi pemerintah pada Puskesmas
dan Rumah Sakit. Dari 11 Puskesmas yang ada sehingga apabila
dibandingkan dengan jumlah penduduk Jembrana maka dieroleh rasio 1 :
20.000, anggka ini berada setengah angka rata-rata nasional yaitu 1 :
40.000.
Pemanfaatan Rumah Sakit Negara tidak begitu optimal ratarata BOR
dibawah 60 % di Puskesmas kunjungan tidak begitu banyak sekitar 30
40 orang sehari.
Dalam pemanfaatan APBD subsidi obat untuk Rumah Sakit dan
Puskesmas dari tahun ke tahun cukup besar (3,5 Milyar Rupiah setahun)
sementara pendapatan dari sektor kesehatan, tercatat subsidi selalu lebih
besar dari pendapatan.
Pengamatan dari tahun ketahun seberapa besarpun
subsisdi yang diberikan tidak mampu mendongkrak
pemasukan dari sector Kesehatan .
Hal ini mengidentifikasi bahwa dengan kondisi yang
demikian berarti terjadi pemborosan pada operasional
untuk pelayananan kesehatan sangat tinggi (tidak efisien).
Kabupaten Jembrana juga mengevaluasi program
kesehatan puskesmas dan rumah sakit terutama dari segi
kualitas pelayanan dan biaya pelayanan kesehatan.
Evaluasi dilaksanakan untuk menindak lanjuti keluhan
masyarakat yang menyatakan bahwa pelayanan kesehatan
di Puskesmas dan Rumah sakit Negara kurang diminati
oleh masyarakat karena kualitas pelayanannya
mengecewakan.
Masyarakat menilai pelayanan swasta lebih meyakinkan,
kualitasnya lebih baik, obatnya lebih baik, petugasnya
ramah serta gedungnya lebih baik dan bersih.
Dari hasil pengamatan tersebut maka pemerintah
mengambil langkah yaitu mengalihkan subsidi yang semula
diberikan untuk biaya obat-obatan RSUD dan Puskesmas
dan diberikan kepada masyarakat melalui satu lembaga
asuransi yang dibangun Pemerintah Kabupaten Jembrana,
yaitu Lembaga Jaminan Kesehatan Jembrana (JKJ)
dengan keputusan Bupati.
Subsidi ini diberikan kepada seluruh masyarakat Jembrana
dalam bentuk premi untuk biaya rawat jalan tingkat pertama
di unit pelayanan kesehatan yang mengikat kontrak kerja
dengan Bapel/Badan Penyelenggara JKJ.
Pada saat yang bersamaan Puskesmas dan Rumah Sakit
diwajibkan untuk mencari dana sendiri untuk kebutuhan
rutin termasuk obat-obatan, hanya obat-obatan
khusus/program khusus yang dibantu oleh Pemerintah
(Program imunisasi, Malaria, TBC, Demam Berdarah Diare
dan kusta serta program Gizi).
Disinilah diuji kepemimpinan seorang pemimpin
dalam merubah system lama, dengan system baru
yang tidak jarang akan mendatangkan perlawanan
dari pihak-pihak yang merasa dirugikan. Tetapi
terbukti bahwa dengan komitmen yang kuat
dilandasi dengan kejujuran memperjuangkan
kepentingan masyarakat, sehingga program
Jaminan Kesehatan dapat berjalan.
Disamping Program JK (Jamin Kesehatan ), Bupati
Jembrana juga melakukan tobosan baru dengan
merevitalisasi Posyandu menjadi Posdayandu (Pos
Pemberdayaan dan pelayananTerpadu). Sebelumnya
Posyandu hanya kita lihat fokus kegiatannya pada bidang
kesehatan saja, seperti penimbangan bayi, pemberian
makanan tambahan dan imunisasi, kegiatannya pun
hanya sebulan sekali dalam satu desa. Di Kabupaten
Jembrana posyandu telah direvitalisasi menjadi
Posdayandu sebagai pusat informasi pemberdayaan dan
pelayanan terpadu, dilaksanakan setiap hari kerja di
masing-masing banjar/dusun sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan.

You might also like