Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Ayu Nurul H. 150510150068
Choirunnisa 150510150
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
2017
PENDAHULUAN
Upaya peningkatan produksi kubis masih mengalami kendala
akibat serangan hama dan penyakit.
Penyakit akar gada di Indonesia menyebabkan kerusakan pada
tanaman kubis-kubisan sekitar 88,60% dan pada tanaman
caisin sekitar 5,4264,81% (Cicu, 2006).
Kehilangan hasil kubis akibat serangan hama cukup tinggi
yakni dapat mencapai 100% oleh Pluttela xylostella (Rukmana,
1994).
Upaya pengendalian secara konvensional sering dilakukan
oleh kebanyakan petani Indonesia yang lebih menekankan
penggunaan insektisida kimiawi dengan frekuensi
penyemprotan yang tinggi (Setiawati, 1996)
Jenis Hama/Penyakit
pada Kubis
Tabel 1. Jenis Hama dan Penyakit pada Kubis (Brassica oleraceae)
Berdasarkan Fase Pertumbuhan
Fase Nama umum dan nama ilmiah
Pertumbuhan (umur
tanaman) Hama Penyakit
Penyakit tular tanah :
1. Peronospora brassicae
(Pers.) Fr.*
2. Busuk lunak,
1. Ulat daun kubis, Erwinia carotovora
Di persemaian/ P. xylostella (L.)* Holland.
sebelum tanam 2. Kumbang daun, 3. Rebah kecambah :
(Phyllotreta vittata F.) Rhizoctonia solani Kuhn,
Pythium
spp., Fusarium spp.
4. Tepung berbulu,
P. parasitica (Pers.) Fr.*
Tabel 1. Jenis Hama dan Penyakit pada Kubis (Brassica oleraceae)
Berdasarkan Fase Pertumbuhan (lanjutan)
Fase
Pertumbuhan (umur Hama Penyakit
tanaman)
1. Ulat tanah, 1. Akar bengkak
Agrotis ipsilon Hufn.* Plasmodiophora brassicae
2. Ulat daun kubis, Wor.*
P. xylostella * 2. Busuk lunak,
3. Ulat krop kubis, E. carotovora *
Tanaman muda
Crocidolomia binotalis 3. Busuk hitam
(umur 1-7 minggu)
Zell.* Xanthomonas campestris
4. Ulat krop bergaris, Downs.**
Hellula undalis (F.)** 4. Rebah kecambah,
5. Ulat jengkal kubis, R. solani Kuhn, Pythium
Chrysodeixis orichalcea L. spp.
Tabel 1. Jenis Hama dan Penyakit pada Kubis (Brassica oleraceae)
Berdasarkan Fase Pertumbuhan (lanjutan)
Fase
Pertumbuhan Hama Penyakit
(umur tanaman)
6. Ulat bawang,
Spodoptera exigua Hbn.
7. Ulat grayak,
Tanaman muda Spodoptera litura F.
(umur 1-7 minggu) 8. Kutudaun persik,
Myzus persicae Sulz.
9.Ulat buah tomat,
Helicoverpa armigera Hbn.
1. Ulat daun kubis,
1. Akar bengkak,
P. xylostella *
P. brasiccae *
2. Ulat krop kubis,
2. Busuk lunak,
Tanaman tua (umur C. binotalis *
E. carotovora *
8 minggu sampai 3. Ulat grayak, S. litura
3. Busuk hitam,
panen) 4. Ulat buah tomat,
X. campestris **
H. armigera
4. Bercak daun Alternaria,
5. Ulat berbulu,
Alternaria spp.
Deychira inclusa Wlk.
1. Plasmodiophora brassicae
Gejala penyakit : Pembesaran akar halus dan akar sekunder
yang membentuk seperti gada.
Penyebaran : Lewat tanah berupa spora (bertahan
hingga 10th), aliran air, pada gulma, sisa tanaman
Ekologi : pH tanah 5,7 (cenderung basa),
temperature optimum 17,8-25 derajat celcius.
Pengendalian : Pengapuran (karena akan berkurang
drastic pada pH 5,8-6,2. akan gagal berkembang pada pH 7,8).
Penggunaan benih yang bebas penyakit. Rotasi tanaman.
Penyiraman fungisida profemon 250EC. Penggunaan tanaman
perangkap. Solarisasi tanah.
Penyakit Akar Gada
Penyulaman
Penyulaman dilakukan sampai kubis berumur dua minggu
Penyiraman
Perbaikan drainase tanah dapat mengurangi kehilangan hasil
tetapi tidak memberikan pengendalian yang diandalkan,
khususnya selama periode curah hujan yang berlebihan ( Colhoun
1958; Rowe dan Farley 1979).
Pengendalian Terpadu
Penggunaan Mikrob Antagonis
Penggunaan mikrob antagonis dapat menekan serangan
P.brassicae tetapi tidak menunjukkan pengaruh yang nyata
terhadap bobot basah tanaman ( Widodo et al. 1993).
Pestisida
Menurut Horiuchi et al. ( 1982) penggunaan pestisida sulit
diterapkan pada lahan yang ditanami dengan famili Brassicaceae
secara terus-menerus.
Pengendalian Terpadu
HAMA
Kultur Teknis
Musim Tanam
Lebih baik menanam kubis dan brasika lain pada musim hujan,
karena populasi hama tersebut dapat dihambat oleh curah hujan.