Professional Documents
Culture Documents
1 ANESTESI PADA
LAPORAN SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI
KASUS PREEKLAMPSIA BERAT DAN
BEKAS SECTIO CAESAREA
Pembimbing:
dr. Duma S. Siahaan, Sp.An KIC
2
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
3
TINJAUAN PUSTAKA
PREEKLAMPSIA BERAT
9
Definisi:
Preeklampsia berat ialah hipertensi dengan TD sistolik
160 mmHg dan TD diastolik 110 mmHg pada usia
kehamilan > 20 minggu yang tadinya normotensif, disertai
proteinuria 2 gram dalam 24 jam dari urine sewaktu.
Patofisiologi:
PREEKLAMPSIA BERAT
11
Kriteria Diagnosis:
1. Tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah
diastolik 110 mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun
meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit dan
sudah menjalani tirah baring;
2. Proteinuria 2 gram dalam 24 jam atau 2+ dipstick
urine sewaktu;
PREEKLAMPSIA BERAT
12
Penatalaksanaan:
Penatalaksanaan konservatif dan aktif
Ibu hamil dengan TD 140/90 mmHg rawat inap:
evaluasi klinis pasien, laboratorik dan ukuran janin serta
volume cairan amnion
Terapi cairan: Ringer Laktat 60 cc - 125 cc/jam, evaluasi
input dan output cairan
PREEKLAMPSIA BERAT
15
Penatalaksanaan :
Belfort: TD 160/110 mmHg memulai terapi
antihipertensi
Antihipertensi: Nifedipin 10-20 mg (PO);
Metildopa 2 x 250-500 mg (PO)
PREEKLAMPSIA BERAT
16
Penatalaksanaan :
Usia kehamilan 37 minggu; timbul tanda dan gejala seperti
nyeri kepala, penglihatan kabur, nyeri ulu hati; gagal terapi
konservatif yaitu keadaan klinik memburuk (peningkatan
tekanan darah dalam 6 jam sejak terapi medisinal dimulai
dan gagal perbaikan setelah 24 jam sejak terapi medisinal
dimulai) dan laboratorik memburuk melahirkan janin
PREEKLAMPSIA BERAT
17
Penatalaksanaan :
Persalinan pada PEB: pervaginam atau Sectio Caesarea
Preeklampsia Berat disertai adanya Bekas Sectio Caesarea +
perlunya mengkoordinasikan perawatan neonatal dengan
dokter anak dokter kebidanan lebih menganjurkan untuk
melahirkan janin dengan cara Sectio Caesarea
SECTIO CAESAREA
18
Definisi:
Anestesi blok subarachnoid (Anestesi spinal) merupakan
tindakan penyuntikan obat anestetik lokal ke dalam cairan
serebrospinalis di dalam ruang subarachnoid melalui
tindakan pungsi lumbal (antara vertebra L2-L3 atau L3-L4
atau L4-L5) untuk menimbulkan hilangnya sensasi dan blok
motorik setinggi dermatom tertentu.
ANESTESI BLOK SUBARACHNOID
PADA SECTIO
20
CAESAREA
Indikasi:
Tindakan bedah daerah tubuh yang dipersarafi cabang T4 ke
bawah (daerah papilla mammae ke bawah): abdomen
bawah, inguinal, bedah panggul, tindakan di sekitar rektum-
perineum, bedah obstetrik-ginekologi, bedah urologi, bedah
ekstremitas bawah.
Obat-Obat Anestesi:
Dua jenis golongan obat anestesi regional yaitu: ester dan
amide
Hidrolisa golongan ester berjalan cepat sehingga daya
kerjanya singkat, sedangkan hidrolisa golongan amide
berjalan lebih lambat dan memiliki waktu paruh 1,6-8 jam
ANESTESI BLOK SUBARACHNOID
PADA SECTIO
27
CAESAREA
Obat-Obat Anestesi :
Obat golongan amide dengan durasi kerja paling panjang
dan potensi tinggi adalah obat Bupivacaine.
Obat anestesi spinal yang sering dipergunakan ialah
Bupivacaine 0,5% dengan dosis 10-20 mg.
Bupivacaine berikatan dengan protein plasma lebih besar,
sehingga pemberian jumlah kecil pengaruhnya terhadap
bayi sangat kecil sekali
ANESTESI BLOK SUBARACHNOID
PADA SECTIO
28
CAESAREA
Komplikasi:
Hipotensi: cegah dan atasi dengan cairan preopratif, tetesan
cairan dipercepat selama operasi dan injeksi efedrin 5-10 mg
intravena, diulang 3-5 menit hingga TD kembali normal
Bradikardi: diatasi dengan atropin 0,5 mg intravena dapat
diulangi sampai 2 mg.
Mual dan muntah: ondansentron dan ranitidin
31
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
32
Nama : Ny. N. A. M. N.
Umur : 37 tahun (17 April 1979)
Alamat : Jl. Etnabay, Abepura
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : 150 cm
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : S1
IDENTITAS PASIEN
33
Keluhan Utama:
Pasien dirujuk dengan hamil 9 bulan dan tekanan darah
tinggi
Riwayat Obstetri:
PEMERIKSAAN FISIK
39
Status Generalis:
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis, GCS: E4V5M6
Berat badan : 60 Kg; Tinggi badan : 150 cm
IMT : 26,6 Kg/m2
Tekanan darah : 170/110 mmHg
Nadi : 86 x/menit, reguler, kuat angkat,
terisi penuh
Respirasi : 20 x/menit; Suhu Badan : 36,7 0C
PEMERIKSAAN FISIK
40
B1 : Airway:
Look : Jalan napas bebas, terpasang O2 nasal 2-3 lpm,
Mallampati score : 1.
Feel : Terasa hembusan nafas pasien di pipi
pemeriksa
Listen : Terdengar hembusan napas pasien,
Pasien bicara dengan spontan
PERSIAPAN ANESTESI
51
B1 Breathing:
Inspeksi : Gerak dinding dada simetris,
retraksi sela iga (-), frekuensi napas: 20 x/m
Palpasi : Vocal fremitus dextra = sinistra.
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru.
Auskultasi : Suara nafas vesikuler (+/+),
suara rhonki (-/-), suara wheezing (-/-).
PERSIAPAN ANESTESI
52
B2 : Perfusi:
Akral: teraba hangat dan kering, warna merah muda,
Capillary Refill Time < 2, TD: 180/92 mmHg,
Nadi: 86 x/m, reguler, kuat angkat, terisi penuh.
PERSIAPAN ANESTESI
B2 : Jantung: 53
Laporan Anestesi:
Ahli Anestesiologi : dr. D.S., Sp.An KIC
Ahli bedah : dr. D.H.U., Sp.OG
Jenis Pembedahan : Sectio Caesarea
Lama operasi : 08.42 - 09.17 WIT (35 menit)
Jenis anestesi : Blok subarachnoid (blok spinal)
Anestesi dengan : Bupivacaine HCl 0,5 % 10 mg
LAPORAN DURANTE OPERASI
58
Laporan Anestesi:
Teknik Anestesi:
Pasien duduk tegak di meja operasi dan kepala menunduk,
dilakukan desinfeksi di daerah lumbal dengan betadine
lalu alkohol, identifikasi vertebra lumbal 3-4, kemudian
jarum spinocain No. 27 ditusukkan diantara L3-L4, cairan
serebrospinal (+), darah (-), kemudian dilakukan blok
subarachnoid (injeksi Bupivacaine HCL 0,5% 10 mg),
kemudian pasien dibaringkan.
LAPORAN DURANTE OPERASI
59
Laporan Anestesi:
Pernafasan : Spontan respirasi dengan O2 nasal 2-3 lpm
Posisi : Tidur terlentang (Supine)
Infus : Pada tangan kanan terpasang IV line
abocath 18 G dengan cairan RL 500 cc
Penyulit Pembedahan : (-)
LAPORAN DURANTE OPERASI
60
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
75
Cara melahirkan janin pada pasien ini ialah dengan cara Sectio
Caesarea, karena pasien dengan preeklampsia berat ini memiliki
riwayat Sectio Caesarea
PEMBAHASAN
78
Kebutuhan cairan pengganti puasa 8 jam pada pasien ini ialah 800 cc -
1000 cc. Dan cairan pre operatif pada pasien ini sebanyak 500 cc. Hal
ini karena pasien dengan PEB beresiko mengalami edema paru
sehingga dengan cairan preoperatif 500 cc menurut suatu penelitian
oleh Lukas dkk tidak menimbulkan edema paru.
PENUTUP
Kesimpulan
86
4. Pasien pada laporan kasus ini, dengan diagnosa PEB pada G2P1A0
dan Bekas Sectio Caesarea dilakukan tindakan anestesi blok
subarachnoid dengan menggunakan Bupivacaine HCl 0,5% dengan
dosis 10 mg.
TERIMA KASIH