AERASI DAN AGITASI

Ardhea Mustika Sari, S.T.P., M.Sc

Kuliah Teknologi Fermentasi
Ilmu Dan Teknologi Pangan
Fakultas Pertanian, UNS
 KEBUTUHAN OKSIGEN
PADA INDUSTRI FERMENTASI

 Sebagian besar proses fermentasi merupakan

reaksi aerob  membutuhkan oksigen
C6H12O6 + 6O2 6H2O + 6CO2
 Kebutuhan oksigen yang besar tidak dapat
disupply seketika  media fermentasi jenuh
oksigen mengandung sekitar 7,6 mg/dm3
 Kebutuhan oksigen di supply selama
pertumbuhan mikroorganisme dengan kecepatan
aliran sesuai yang dibutuhkan tiap
mikroorganisme
 Supply oksigen selama fermentasi dilakukan
dengan AERASI DAN AGITASI
TUJUAN AERASI DAN AGITASI

o Aerasi  proses memasukkan udarauntuk meningkatkan

konsentrasi oksigen dalam larutan
o Aeration may be performed by bubbling air through the
liquid, spraying the liquid into the air or agitation of
the liquid to increase surface absorption
 Aerasi bertujuan untuk memberikan oksigen
pada mikroorganisme selama fermentasi
 Agitasi bertujuan memastikan suspensi
mikroorganisme merata dalam media yang
homogen
 TIPIKAL BIOPROSES
Stock Culture Raw Materials

Shake Flasks Medium Formulation

4
Seed Sterilization
Fermenter

Air Agitator

Recovery

Purification Products
FERMENTOR
STRUKTUR KOMPONEN AERASI DAN
AGITASI PADA FERMENTOR

 Agitator (impeller)

 Stirrer

 Baffles

 Sistem aerasi (Sparger)

AGITATOR (IMPELLER)
Achieve mixing objectives –
bulk fluid and gas-phase
mixing, air dispersion, oxygen
transfer, heat transfer,
suspension of solid particles
and maintaining uniform
environment throughout
vessel contents.
BAFFLES

Four baffles incorporated

into agitated vessels of all
sizes to prevent vortex
and to improve aeration
efficiency

Metal strips roughly one-

tenth of vessel diameter
and attached radially to
the wall

Minimizes microbial
growth on baffles and
fermenter walls.
 AERATION SYSTEM (SPARGER)
Introduces air into liquid of
fermenter

Three basic types – porous

sparger
1. Orifice sparger – a
perforated pipe
2. Nozzle sparger – an open
or partially closed pipe
3. Combined sparger-
agitator
MEMPERKIRAKAN KEBUTUHAN OKSIGEN
 Produktivitas proses fermentasi sangat
tergantung ketersediaan oksigen  efisiensi
fermentor dalam supply oksigen
 Kebutuhan oksigen selama fermentasi dapat
diperkirakan menggunakan stoikiometri
 Kebutuhan oksigen  sumber C dan sumber N

 Makin sedikit sumber C kebutuhan oksigen

makin besar (lihat tabel 9.1, persamaan
Darlington)
KEBUTUHAN OKSIGEN
 Metabolisme produk
sangat bergantung
oksigen terlarut
dalam media
 Sebaiknya
perhitungan tidak
berdasar pada
kebutuhan
mikroorganisme 
kebutuhan untuk
menghasilkan
metabolit  metabolit
primer atau tersier
KEBUTUHAN OKSIGEN
 Produksi asam amino
memiliki kebutuhan
oksigen yang berbeda
 Misal, produksi leusin
membutuhkan
oksigen terlarut
sekitar 0,85
SUPPLY OKSIGEN
• Oksigen disupply ke kultur mikrobia pada
umumnya dalam bentuk udara  lebih murah
• Metode untuk memasukkan udara pada kultur
atau media fermentasi tergantung pada skala
proses fermentasi, yaitu:
i. Skala laboratorium  aerasi menggunakan
alat shaker (waterbath shaker)  kultur
mikrobia (50-100 cm3) ditumbuhkan pada
erlenmeyer (250 - 500 cm3) dilakukan
penggoyangan pada kondisi tertentu
ii. Fermentasi skala pilot plant dan industri
umumnya aerasi dilakukan dalam fermentor
 SUPPLY OKSIGEN

Bartholomew et al. (1950) menyatakan transfer

oksigen dari gelembung udara ke sel selama
fermentasi meliputi beberapa tahapan, yaitu:
i. Transfer oksigen dari gelembung udara ke
media
ii. Transfer oksigenterlarut dari media
fermentasi ke sel mikrobia
iii. Pengambilan oksigen terlarut oleh sel
mikrobia
The rate of oxygen transfer from air bubble to the liquid
phase may be described by the equation:

Where
CL : is the concentration of dissolved oxygen in the
fermentation broth(mmoles dm3 ),
t : is time (hours)
dCL/dt : the change in oxygen concentration over a time
period, i.e. the oxygen-transfer rate (mmoles O2 dm-3 h-1 ),
KL : the mass transfer coefficient (cm h-1)
a : the gas/liquid interface area per liquid volume (cm2 cm-
3),

C* is the saturated dissolved oxygen concentration (mmoles

dm-3 )
NILAI KLA DAN A
 KL  kecepatan transfer oksigen dari gas ke cairan
 (C* - CL)  dianggap sebagai 'driving force‘

 Dalam proses fermentasi akan susah menghitung KL

dan a  dijadikan satu menjadi Kla (koefisien transfer
massa) (h-1).
 semakin besar Kla  semakin tinggi kapasitas sistem
aerasi fermentor
 nilai Kla bergantung pada desain dan kondisi operasi
fermentor  dipengaruhi kecepatan aerasi dan agitasi
serta desain impeler
 konsentrasi oksigen terlarut menyatakan
keseimbangan antara supply oksigen dan kebutuhan
oksigen
 jika nilai Kla fermenter tidak sesuai dengan
kebutuhan oksigen mikrobia  konsentrasi oksigen
terlarut akan turun hingga dibwah critical level (Ccrit).
 jika Kla sesuai dengan kebutuhan organisme maka
kinsentrasi oksigen terlarut akan lebih besar (di atas
(Ccrit --> 70-80% level saturasi
Kla fermenter sebaiknya sesuai dengan konsentrasi
optimum oksigen Thus, the KLa of the fermenter must
be such that the optimum oxygen concentration for
product formation can be maintained in solution
throughout the fermentation