You are on page 1of 18

Kelompok 1

Nama anggota :
1. Adrian
2. Ika
3. Ibel
4. Else
5. Sovian
6. Leo
7. Yeyen
8. Irvan
9. David
10. Azario
Skenario
Seorang laki-laki 54 tahun dibawa ke dokter
praktek swasta karena tiba-tiba mengalami
lemah separuh badan kiri dengan mulut
mencong ke kanan 2 (dua) hari yang lalu. Ia
juga menderita nyeri kepala dan muntah-
muntah. Beberapa saat setelah mengalami
lemah separuh badan, penderita sulit diajak
komunikasi dan kelihatan mengantuk.
Kata Sulit
Mulut mencong ke kanan
Pertanyaan
1. Apa saja penyebab hemiparese?
2. Bagaimana hubungan antar gejala pada
skenario?
3. Bagaimana differential diagnosis (DD) untuk
penyakit pada skenario?
4. Apa saja pemeriksaan penunjang yang
diperlukan untuk keperluan diagnostik?
5. Bagaimana penatalaksanaan untuk penyakit
pada skenario?
6. Bagaimana prognosis penyakit tersebut?
Penyebab hemiparese
• Stroke
• Tumor otak
• Trauma mekanis
DD
Stroke Hemorrhage
Stroke Iskemik
Diagnosis Neurologis
• Diagnosis Klinis
– Hemiparase Sinistra Typica + Sefalgia + Vomitting
• Diagnosis Topis
• Hemisfer Dextra
• Diagnosis Etiologis
• Stroke Hemorrage Intra Serebral
Stroke Hemorrage Intra Serebral
• Perdarahan spontan pada parenkim otak atau
ventrikel karena pecahnya arteri, vena, dan
struktur vaskular lainnya.
Faktor-faktor Pencetus
• Hypertensi
• Amiloid Angiopathy
• Drugs
– Iogenic cth heparin atau coumadin
– Penyalahgunaa obat seperti Cocaine
• Malformasi Vaskular
• Trombosis Vena Cerebral
• Tumor
• Trauma
Patomekanisme ICH
patofisiologi
Pemeriksaan Penunjang
1. CT scan untuk membedakan infark dengan perdarahan
2. MRI untuk mendeteksi infark serebri dini dan infark batang otak
3. Pungsi lumbal dilakukan untuk mengetahui kausa stroke, terutama apabila pasien
dtang dalam keadaan tidak sadarkan diri. Selain itu pemeriksaan ini dilakukan
untuk mengetahui peningkatan TIK
4. Ultrasonografi karotis untuk mendeteksi gangguan aliran darah karotis dan
kemungkinan memperbaiki kausa stroke,
5. Angiografi serebrum dilakukan untuk mengetahui kausa dan lokasi stroke. Resiko
utama pemeriksaan ini adalah dapat menyebabkan robeknya aorta dan embolisasi
pembuluh darah besar.
6. Doppler transkranium dapat menilai aliran darah kemungkinan stenosis pada
arteri.
7. Pertimbangkan pemeriksaan darah untuk kasus stroke dengan etiologi tidak
lazim (tidak berlaku untuk pasien dalam scenario), terutama untuk stroke di
usia muda, seperti:
a. Kultur darah untuk mendeteksi endokarditis
b. Pemeriksaan prokoagulan untuk mendeteksi aktivitas protein C
Penatalaksanaan
• Stroke akut di UGD
1. Stabilisasi dengan tindakan ABC (Airway, Blood, Cerebral Function)
2. Miringkan kepala 10-20 derajat
3. Pasang infus jalur intravena dengan larutan normal saline 0,9% dengan
kecepatan 20ml/jam
4. Jangan berikan dextrosa karena akan memperhebat edema otak
5. Berikan oksigen 2-4 liter/menit melalui kanul hidung
6. Jangan berikan makanan atau minuman lewat mulut
7. Buat rekaman EKG
8. Ambil sampel darah lengkap dan jika ada indikasi, lakukan tes-tes kadar alkohol,
fungsi hati, gas darah arteri, dan skrinning toksikologi
9. Tegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Penatalaksanaan
Menurunkan Hipertensi
1. Labetalol 20mg intravena dalam 2 menit,
ulangi 40-80mg intravena dalam interval 10
menit sampai tekanan yang diinginkan
2. Penghambat ACE (misalnya Captopril)
3. Antagonis Kalsium (misalnya Nifedipin 4 kali
10mg)
Penatalaksanaan
• Tekanan Intra Kranial yang tinggi
1. Manitol bolus 1gr/kgBB (antiedema serebri)
2. Gliserol 50% oral (antiedema serebri)
3. Furosemid 1mg/kgBB intravena
4. Intubasi dan hiperventilasi terkontrol
5. Kraniotomi dekompresif
Prognosis
Terima Kasih

You might also like