You are on page 1of 21

AFASIA

Disusun oleh:
Ramadilla
15360471

Pembimbing:
dr. H. Denny Raharjono, Sp.S

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


RSUD Ciamis
Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
2017
Bahasa
Bahasa adalah simbolisasi dari ide
Satu satunya cara untuk mengemukakan pikiran

Ada 5 parameter :

Bicara Mengulang Membaca Menulis


• Fungsi Bicara di urus oleh hemisfer serebri,
khususnya hemisfer dominan
• 9 dari 10 orang  righ handed  90%
orang mempunyai hemisfer dominan di
sebelah kiri.
• Sisanya 10%  handedness
• 3 dari 10 ini  hemisfer dominan di
kanan
• Jadi hanya 3% dari semua orang yang
hemisfer dominannya di sebelah kanan dan
sisanya 97%  disebelah kiri.
• Bicara adalah pengucapan yang
menunjukkan ketrampilan seseorang
mengucapkan suara dalam suatu kata
• Bahasa reseptif adalah kemampuan
untuk mengerti apa yang dilihat dan apa
yang didengar.
• Bahasa ekspresif adalah kemampuan
untuk berkomunikasi secara simbolis
baik visual (menulis, memberi tanda)
atau auditorik.
Afasia
Kelainan yang terjadi karena kerusakan dari
bagian otak yang mengurus bahasa, yaitu
kehilangan kemampuan untuk membentuk
kata-kata atau kehilangan kemampuan
untuk menangkap arti kata-kata sehingga
pembicaraan tidak dapat berlangsung
dengan baik.
• Afasia menimbulkan problem dalam
bahasa lisan (bicara dan pengertian)
dan bahasa tulisan (membaca dan
menulis). Biasanya membaca dan
menulis lebih terganggu dari pada
bicara dan pengertian.
• Afasia bisa ringan atau berat. Beratnya
gangguan tergantung besar dan lokasi
kerusakan di otak.
Etiologi :
• Cedera otak atau proses patologik
• Kerusakan Otak
• Efek samping opioid
Pembagian Afasia :
1 Afasia Motorik (Broca)

2 Afasia Sensorik (Wernicke)

3 Afasia Global
Afasia Motorik
• Terjadi karena rusaknya area Broca di gyrus
frontalis inferior.
• Mengerti isi pembicaraan, namun tidak bisa
menjawab atau mengemukakan pendapat
• Disebut juga Afasia Expressif atau Afasia
Broca
• Bisa mengeluarkan 1 – 2 kata (nonfluent)
Area Broca
Patofisiologi

Lesi

Area 44 dan 45 Broadmann

Afasia Broca
Gejala Klinis
• Pemahaman auditif dan membaca tidak
terganggu.
• Sulit mengungkapkan isi pikiran.
• Afasia non-fluent.
Afasia Sensorik
• Terjadi karena rusaknya area Wernicke
di girus temporal superior.
• Tidak mengerti isi pembicaraan, tapi
bisa mengeluarkan kata-kata (fluent).
• Disebut juga Afasia reseptif atau
Afasia Wernicke.
Area Wernicke
Patofisiologi

Lesi

Area 41 dan 42 Broadmann

Afasia Wernicke
Gejala Klinis
• Pada kelainan ini pemahaman bahasa
terganggu.
• Penderita tidak mampu memahami
bahasa lisan dan tulisan.
• Afasia fluent.
Afasia Global
• Mengenai area Broca dan Wernicke
• Tidak mengerti dan tidak bisa
mengeluarkan kata kata
Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan afasia terlebih dahulu
didasarkan pada penyebabnya, misalnya
stroke, perdarahan akut, tumor otak, dan
sebagainya.
2. Terapi Afasia
Bentuk Terapi Afasia
1. Terapi kognitif linguistik
2. Program stimulus
3. Stimulation-Fascilitation Therapy
4. Terapi kelompok (group therapy)
5. PACE (Promoting Aphasic’s
Communicative Effectiveness)
6. Transcranial Magnetic Stimulation (TMS)
Prognosa
Tergantung penyebab afasia:
1.Tumor otak -> Angka harapan hidup kecil
2.Stroke minor -> Sangat baik

Prognosis kemampuan berbahasa, tergantung:


3.Ukuran lesi
4.Umur
5.Keadaan umum pasien

Afasia broca lebih baik daripada afasia wernicke


TERIMAKASIH

You might also like