You are on page 1of 35

Helminth

Dr. Fadrian, SpPD

Amatullah Fauziyyah
PARASITOLOGI

Helminth Protozoa Arthropoda

- Rhizopoda
- Mastigophora = Flagellata
Nemathelminthes Platyhelminthes
- Ciliophora = Ciliata
- Sporozoa

Nematoda Usus Nematoda Jaringan

Trematoda Cestoda
Helmintologi

Nemathelminthes Platyhelminthes

Nematoda Usus Nematoda Jaringan Trematoda Cestoda

STH Non STH


Soil Transmitted Helminth

 A.lumbricoides
 T.trichiura
 Cacing tambang
 S.stercoralis
Epidemiologi STH

Pola penyebaran hampir sama antara :


 A. lumbricoides dan T. trichiura
 Cacing tambang dan S. stercoralis
Prevalensi :
 A. lumbricoides : 70-90%
 T. trichiura : 83 – 91%
 C. tambang : 30 – 50%
 S. stercoralis : ?
 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi

 Usia :
 Golongan rawan : anak balita
 Termuda :
 Infeksi Ascaris : 16 minggu
 Infeksi Trichuris : 41 minggu

 Lingkungan :
 A. lumbricoides dan Trichuris tanah liat
 C. tambang dan S.stercoralis  tanah gembur berpasir.
A.lumbricoides
Hospes: Manusia
Penyakit : askariasis

Distribusi geografis : Kosmopolit


Di Indonesia prevalensinya 60 – 90 %
Siklus Hidup Ascaris lumbricoides
Patologi dan gejala klinis

Larva pada paru-paru sindroma Loeffler.

Cacing dewasa: Gangguan usus ringan

Infeksi berat : malabsorbsi yang memperberat malnutrisi

Ileus

Infeksi ektopik ke empedu, appendix atau bronkus.


Diagnosis
Menemukan telur dalam tinja

 Pada pemeriksaan langsung

 Pada pemeriksaan konsentrasi


Pengobatan
Perorangan atau masal pada masyarakat

Obat-obat :

 Piperasin

 Pirantel pamoat

 Mebendazol

 Albendazol
T.trichiura
Hospes : Manusia
Penyakit : trikuriasis

 Distribusi Geografis: kosmopolit


Siklus hidup T. trichiura
Patologi dan gejala klinis

Infeksi ringan : tanpa gejala

Infeksi berat, terutama pada anak

Ditemukan cacing di seluruh colon dan rektum

Prolapsus rekti

Sindroma disentri anemia.


Diagnosis
Menemukan telur dalam tinja
Pengobatan
Mebendazol

Albendazol

Oksantel pamoat
Cacing tambang
Hospes : Manusia
Penyakit : nekatoriasis dan ankilostomiasis

Distribusi Geografis: Daerah katulistiwa, pertambangan


dan perkebunan.
Prevalensi di Indonesia sekitar 40%
Siklus Hidup Cacing Tambang
Patologi dan gejala klinis

Stadium larva : Pada kulit  ground itch

Pada paru  pneumonitis ringan

Stadium dewasa: Tergantung:

a) spesies dan jumlah cacing

b) keadaan gizi (Fe dan protein).

Anemia hipokrom mikrositer

N. americanus  0,005 – 0,1 cc / hari

A. duodenale  0,08 – 0,34 cc/hari


Diagnosis
Menemukan telur dalam tinja segar

Diagnosa spesies  biakan tinja Harada –Mori


Pengobatan
Pirantel pamoat

Mebendazol
S.stercoralis
Hospes :Manusia

Hospes reservoir : anjing dan primata.


Siklus hidup Strongiloides sercoralis
Patologi dan gejala klinis
• Larva menembus kulit  creeping urticarial eruption, serpiginous
yang disebut larva currens

• Cacing dewasa Ringan tanpa gejala

Sedang  gejala gastrointestinal.

• Pada hyperinfeksi cacing dewasa dapat ditemukan di seluruh


traktus digestivus dan larvanya dapat ditemukan di berbagai alat
dalam (paru, hati, ktg. empedu)--- disseminata
(imunocompromise)

• Pada pemeriksaan darah  eosinofilia/ hipereosinofilia.

• Infeksi berat  kematian


Diagnosis
 Menemukan larva rhabditiform dalam tinja segar, teknik
sedimentasi atau dalam biakan atau dalam aspirasi
duodenum.

 Biakan tinja selama sekurang-kurangnya 2x24 jam


menghasilkan larva filariform dan cacing dewasa hidup
bebas.
Pengobatan
Albendazol 400 mg 1-2 kali sehari selama 3 hari.

Mebendazol 100 mg 3 x sehari selama 2-4 minggu.


Pencegahan dan Pemberantasan

1. Memutuskan rantai daur hidup dengan cara:


• Berdefekasi di kakus
• Menjaga kebersihan
• Pengobatan masal
2. Penyuluhan kepada masyarakat tentang sanitasi
lingkungan.
Non soil transmitted helminth
 Enterobius(Oxyuris) vermicularis
(cacing keremi)
 Hospes : Manusia
 Penyakit : Enterobiasis
 Penyebaran Geografik :
 kosmopolit,
 daerah dingin > daerah panas.
 Ditunjang oleh hubungan erat antar manusia satu dengan yang lain.
Morfologi dan Daur Hidup

 Cacing dewasa:
 Pada ujung anterior ada
cephalic alae
 Cacing betina : 8-13 mm x 0,4
mm
 Ekor panjang dan runcing
 Uterus penuh dengan telur
 yg gravid mengandung 11.000-
15.000 telur
 Migrasi ke daerah perianal untuk
bertelur, lalu mati.
 Cacing jantan : 2-5 mm
Ekor melingkar

 Mati setelah kopulasi
 Cara infeksi :
 tertelan telur matang
 retroinfeksi
 autoinfeksi
 Waktu untuk daur hidup kira-kira 2 minggu sampai 2
bulan
Epidemiologi
 Penyebaran lebih luas daripada cacing lain
 Penularan terjadi antar keluarga dan kelompok dalam satu
lingkungan yang sama
 Penularan dipengaruhi oleh :
 Penularan dari tangan ke mulut
 Debu
 Retrofeksi melalui anus
Daur hidup
E. vermicularis
Patologi dan gejala klinis
 Gejala klinis utama : pruritus ani/vagina

Diagnosis
 Menemukan telur dengan anal swab
 Menemukan cacing dewasa yang keluar anus.
Pengobatan dan prognosis
 Piperazin
 Pirvinium pamoat
 Mebendazol dan pirvinium pamoat efektif thd semua
stadium
 Pirantel dan piperazin dosis tunggal tidak efektif thd
stadium muda.
 Tiabendazol
 Prognosis baik

You might also like