You are on page 1of 28

Departemen Kardiologi FK USU

RSUP. H. Adam Malik


Medan

1
PENDAHULUAN
• Tingginya tekanan darah berhubungan secara
linier dgn morbiditas dan mortalitas penyakit
kardiovaskuler

• Hipertensi menimbulkan resiko 2 x lebih besar


terhadap penyakit jantung koroner dan
menimbulkan resiko 3 x lebih besar terhadap
gagal jantung dan stroke

2
The Cardiovascular disease
continuum Sudden death
Myocardial infraction

Coronary thrombosis Arrhytmia &


loss of muscle

Myocardial ischaemia
Remodelling

Coronary artery disease


Ventricular dilation

Atherosclerosis, left
Ventricular hypertrophy
Heart failure

Risk factors (hypertension,


low-density lipoprotein, Endstage heart
diabetes mellitus, etc) disease
3
Penyakit jantung hipertensi adalah suatu komplikasi lanjut
pada keadaaan hipertensi dimana terdapat keterlibatan
jantung yang ditandai dengan berbagai perubahan dalam
struktur miokard, vaskularisasi koroner dan sistem
konduksi jantung

Prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar antara 5-10%


sedangkan tercatat tahun 1978 proporsi penyakit jantung
hipertensi sekitar 14,3% dan meningkat menjadi sekitar 39%
pada tahun 1985 sebagai penyebab penyakit jantung di
Indonesia
4
• Dapat disebabkan secara langsung oleh derajat tingginya
tekanan darah dan proses aterosklerosis yang dipercepat

• Ditandai dengan hipertrofi ventrikel kiri dan penyakit


jantung iskemik

5
• Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa hipertrofi
ventrikel kiri berhubungan dengan peningkatan mortalitas
dan morbiditas terhadap infark miokard, gagal jantung
dan stroke

• Hipertrofi ventrikel kiri didefinisikan sebagai peningkatan


dari massa ventrikel kiri yang disebabkan oleh respon dari
miosit sampai berbagai stimulus yang menyertai
peningkatan tekanan darah

6
• Stimulus mekanis dan neurohormonal yang menyertai
hipertensi  aktivasi pertumbuhan sel miokard dan
hipertrofi ventrikel kiri

• Aktivasi dari RAAS melalui aksi reseptor angiotensin I


dan II  pertumbuhan interstitium dan komponen2 sel
matriks  hipertrofi ventrikel kiri

7
• Hipertrofi ventrikel kiri eksentrik
Tidak proporsionalnya (pada bagian dinding posterior)
penebalan dari septum intraventrikuler

• Hipertrofi ventrikel kiri konsentrik


Penebalan dinding ventrikel kiri pada bagian dalam

9
• Hipertensi merupakan suatu kelainan yang ditandai
dengan peningkatan tahanan perifer  penambahan
beban jantung (afterload)  hipertrofi ventrikel kiri
sebagai proses kompensasi /adaptasi
• Hipertrofi ventrikel kiri yang terjadi pada hipertensi
mula-mula merupakan proses adaptasi akan tetapi dengan
penambahan beban yang berlangsung terus, hipertrofi
ventrikel kiri akan merupakan suatu proses patologis.
• Hipertrofi ventrikel kiri merupakan remodelling struktur
jantung untuk menormalisasikan regangan dinding 
akan menurunkan regangan dinding agar fungsi jantung
tetap normal.
10
ARTI KLINIS HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI

Disritmia Kordis
Sering terjadi karena adanya fibrosis dan peninggian
iritabilitas miokardium  mempermudah terjadinya
proses re-entry  disritmia kordis.

Atrial fibrilasi paling sering terjadi pada pasien dengan


hipertensi

11
Iskemia Miokardium

Pasien hipertrofi ventrikel kiri sering didapatkan iskemik


miokardium secara klinis/EKG  pengurangan cadangan
koroner atau kelainan mikrosirkulasi.

Disebabkan oleh dua hal :


- Hipertensi  Peningkatan afterload  peningkatan
tekanan dinding ventrikel kiri dan tekanan transmural
- Hipertensi  disfungsi pembuluh-pembuluh darah kecil
dibalik arteri koroner epikardial  meningkatkan
metabolisme dan kebutuhan oksigen
12
Gagal jantung
Paling sering terjadi pada peningkatan tekanan darah
yang kronis.

Biasanya tidak terdeteksi  saat gagal jantung ditegakkan


disfungsi ventrikel kiri  tidak dapat meningkatkan
tekanan darah lagi  menyamarkan etiologi gagal
jantung.

13
GEJALA

Disritmia Kordis

Palpitasi, hampir sinkope, angina, kematian mendadak


dan timbulnya gejala gagal jantung terutama atrial fibrilasi
dalam disfungsi diastolik

14
Gagal jantung

•Dispnoe exersional dan nonexersional


•Orthopnoe
•Paroxysmal nocturnla dispnoe
•Fatigue (biasanya pada disfungsi sistolik)
•Edema tungkai
•Liver kongesti

Edema paru akut  dekompensasi tiba-tiba pada disfungsi


sistolik atau diastolik ventrikel kiri

15
Iskhemik Miokard
Nyeri dada substernal yang berlangsung < 20 menit. Nyeri
dada digambarkan sebagai berikut :
•Berat, menekan, meremas
•Menjalar ke leher, dagu, punggung belakang atau lengan kiri
•Diprovokasi oleh emosional atau kegiatan fisik
•Berkurang dengan istirahat atau nitrogliserin sublingual

Gejala akut koroner dapat dipicu oleh rupturnya plak


aterosklerotik atau peningkatan tekanan darah akut 
peningkatan tekanan transmural tanpa perubahan stabilitas
plak
16
PEMERIKSAAN FISIK

Tekanan darah
• Tekanan darah sistolik dan diastolik meningkat
(>140/90 mmHg).
• MAP dan tekanan nadi juga meningkat.
• Tekanan darah dapat normal jika pasien mendapatkan
terapi anti hipertensi yang adekuat
• Disfungsi ventrikel kiri yang lanjut  ventrikel kiri
tidak dapat menghasilkan cukup stroke volume dan
cardiac output  tekanan darah normal

17
a. Apeks :
Impuls apikal menetap pada pasien tanpa disfungsi
sistolik venrikel kiri yang signifikan tapi dengan
hipertrofi ventrikel kiri tidak

b. Bunyi jantung :
S1 : normal, S2 : pada sternal atas kanan mengeras, S3
: biasanya tidak terdengar, namun pada gagal jantung
terdengar, S4 : teraba dan terdengar karena adanya
hipertrofi ventrikel kiri

18
Paru

Pemeriksaan paru dapat normal atau dapat terlihat tanda-


tanda kongesti paru seperti ronkhi, penurunan suara
pernafasan dan perkusi yang peka jika terjadi efusi pleura

19
PEMERIKSAAN PENDUKUNG
1. Foto thoraks : kardiomegali
2. Echocardiografi
- peningkatan massa ventrikel
kiri atau LVMI
- pada m-mode dijumpai
penebalan IVS (>1,1 cm)
- dijumpai disfungsi diastolik
ventrikel kiri
- dijumpai disfungsi sistolik
ventrikel kiri
- dijumpai dilatasi atrium kiri
- dijumpai kelainan katup
3. Elektrokardiografi
a. Kriteria Sokolow dan Lyon :
- S di V1 + R di V5 atau V6 ≥ 35 mm
- R di AVL ≥ 11 mm
b. Kriteria Cornell :
- S di V3 + R di AVL > 28 mm (laki-laki)
- S di V3 + R di AVL > 20 mm (wanita)
c. Kriteria Gubner-Ungerleider :
R di lead I + S di lead III > 2,5 mV
d. Kriteria lain-lain :
- Lead I : R > 14 mm
- Lead AVR : S > 15 mm
- Lead AVL : R > 12 mm
- Lead AVF : R > 21 mm
- Lead V5 : R > 26 mm
- Lead V6 : R > 20 mm
PENATALAKSANAAN
Dibagi 2 kategori, yaitu penatalaksanaan
terhadap peningkatan tekanan darah dan
pencegahan dan terapi penyakit hipertensi

1. Modifikasi diet
- Berbagai penelitian  diet dan gaya hidup sehat sendiri
maupun dikombinasi dengan farmakologi 
menurunkan TD, gejala gagal jantung dan hipertrofi
ventrikel kiri
- Rendah natrium, tinggi kalium (fungsi ginjal normal),
kaya buah dan sayuran segar, rendah kolesterol dan
alkohol (-)
2. Latihan fisik teratur
- Berjalan, berlari atau bersepeda
- 3-4 x seminggu selama 30 mnt

3. Penurunan Berat badan


- Penelitian  obesitas berhubungan erat dengan hipertensi
dan hipertrofi ventrikel kiri
- Setiap penurunan BB sebesar 10 kg  menurunkan TDS 5-
20 mmHg
4. Farmakoterapi
Mencakup beberapa kelas obat-obat antihipertensi,
yaitu :
- diuretik thiazid
- beta bloker
- CCB
- ACE-I
- ARB

Kebanyakan pasien menggunakan 2 atau lebih obat


antihipertensi untuk mencapai target TD dan
tergantung penyakit penyertanya
PROGNOSIS
• Angka mortalitas dan morbiditas penyakit jantung
hipertensi lebih tinggi dibandingkan dgn populasi biasa

• Peningkatan mortalitas dan morbiditas berhubungan


dengan tekanan nadi dan tekanan darah sistolik dan
diastolik, namun semuanya sangatlah penting
28

You might also like