Professional Documents
Culture Documents
MEP-MSG
Muhammad Desfrianda Pane, MD
Coronary Artery Disease (CAD) :
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Oxygen Content
(Hb, SpO2) Ketidakseimbangan
DISFUNGSI ENDOTEL
APS
ACS
ANGINA PRINZMETAL
APS vs APTS
1. Feature : discomfort , pain, burns, heaviness, sharp,
pressure. Location : Central chest (substernal),
precordial, epigastric. Radiation : Back, neck, jaw,
left arm. Duration : 1 – 5 minutes.
2. Elicited : physical activity, emotional stress.
3. Relieved : rest, nitrate sublingual.
Gejala Sindroma Koroner Akut
Soal No 1, 2, 3, 5
Acute Myocardial infarction
(WHO)
1 Clinical symptom : angina pain > 20 minutes
(typical infarct pain), sweating, nausea, vomit.
Myocardial Infarction
Ischemia
Anteroseptal : V1-V4
Anterior ekstensif : V1-V6, I dan aVL
Anterolateral : V4-V6, I dan aVL
Anterior terbatas : V3-V5
Inferior : II, III dan aVF
Lateral tinggi : I dan aVL
Posterior murni : bayangan cermin V1,
V2, V3 pada garis horisontal
Ventrikel kanan : V3R, V4R
16
Enzim Jantung
Troponin I/T memiliki sensitifitas dan spesifisitas lebih baik dari CK-MB.
Pada keadaan disfungsi ginjal troponin I memiliki spesifisitas lebih tinggi.
Checkpoint
Soal No 8
Definisi Gagal Jantung
Gejala Tanda
NYHA Fc
Pendekatan Klasifikasi
KELAINAN KATUP
Steno Aorta/Pulm
sis onal
MISAS Sistoli
k
Mitral/tricu Insufisien
spid si
Aorta/Pulm Insufisien
onal si
MSAID Diast
olik
Mitral/tricu Steno
spid sis
Checkpoint
Disfungsi Sistolik
Penurunan Mekanisme
CO Kompensasi
Disfungsi Diastolik
Gagal
Jantung
Gangguan Hambatan
Relaksasi Ventrikel Pengisian Ventrikel
ECHOKARDIOGRAFI
• Fungsi dan struktur jantung (LVEF, LV Size, ketebalan
dinding, katup) dan perikardium.
• Fraksi ejeksi yang rendah 35-40%, kelainan katup
(stenosis mitral, regurgitasi mitral, stenosis triskupid,
regurgitasi triskupid) hipertropi ventrikel kiri, dilatasi
atrium kiri, efusi perikardium.
Checkpoint
Soal no 21, 28
Penatalaksanaan
Tujuan Pengobatan
– Identifikasi dan koreksi penyakit dasar : penyakit
jantung koroner, hipertensi, kelainan katup.
– Cegah dan tatalaksana faktor presipitasi
– Pengobatan terhadap gejala/simptomatik
kongesti (diuretik) maupun hipoperfusi (inotropik
positif, vasodilator).
– Modulasi Neurohumoral : ACEi/ARB, BB, MRA
(obat wajib/jangka panjang)
– Meningkatkan survival rate
Evaluasi Pasien Gagal Jantung Akut
Diuretik
Vasodilator
Inotropik
Cairan
ACEi/ARB
• Untuk pasien gagal jantung dengan EF ≤ 40%
• Terapi, selain BB, untuk menurunkan risiko hospitalisasi dan
mortalitas (evidence I A)
• Memulai terapi ACEi :
• Periksa fungsi ginjal & elektrolit
• Dosis dititrasi setelah 2-4 minggu hingga dosis target
(evaluasi klinis dan efek samping)
• Cr 3-3.5 mg/dl (setengah dosis), Cr > 3.5 mg/dl (stop)
• K >5.5 (setengah dosis), K >6 (stop)
• Hipotensi simtomatik : kurangi dosis diuretik
• Batuk : ganti dengan ARB
Beta-blocker
• Untuk pasien gagal jantung dengan EF ≤ 40%
• Terapi, selain ACEi/ARB, untuk menurunkan risiko
hospitalisasi dan mortalitas (evidence I A)
• Pasien harus dalam kondisi stabil (tidak ada
penambahan dosis diuretik)
• Diberikan kepada pasien gagal jantung sebelum
pulang (outpatient) setelah dirawat karena
dekompensasi gagal jantung
• Dosis dititrasi setelah 2-4 minggu hingga dosis
maksimal, jangan dinaikan jika terjadi
dekompensasi, hipotensi, bradikardia (<50x/i)
Mineralocorticoid Receptor Antagonist
(MRA)
• Untuk pasien gagal jantung dengan EF ≤ 35%
• Terapi, selain ACEi/ARB dan BB, untuk menurunkan
risiko hospitalisasi dan mortalitas (evidence I A)
• Memulai pemberian MRA :
• Periksa fungsi ginjal & elektrolit
• Dosis dititrasi setelah 4-8 minggu. Jangan tingkatkan jika
terjadi penurunan fungsi ginjal atau hiperkalemia
• Hiperkalemia : >5.5 (setengah dosis), >6 (stop)
• Cr 2.5 (setengah dosis), 3.5 (stop)
• Breast tenderness/enlargement : ganti dengan eplerenone
• Ivabradine
• Efek memperlambat HR pada pasien dengan irama sinus
• Indikasi sebagai tambahan setelah pemberian ACEi/ARB, BB, dan MRA
dengan EF < 35% dan SR dengan rate >70x/I (level evidence IIa B)
• Digoxin
• Merupakan terapi utama pasien dengan penyerta AF RVR untuk rate
control
• SR dan EF < 40% diindikasikan setelah pemberian dosis maksimal
ACEi/ARB, BB, dan MRA yang masih bergejala
CKD ACE-I/ARB