You are on page 1of 51

FRACTURE TEETH AND JAW

By
Indah Pratiwi (151610101027)
Reza Hesti A. (151610101029)
Retno Dewi A. (151610101031)
Anindya Wahyu (151610101032)
Ahmad Masrury (151610101034)
• TRAUMA PADA GIGI DAN STRUKTUR PENDUKUNGNYA
1. Frakture pada gigi:
Coronal fractures (fraktur mahkota)
Root fractures (fraktur akar)
Coronal-root fractures (fraktur mahkota-akar)
2. Luxation
Conccusion
Subluxation
Avulsion
3. Fracture pada tulang alveolar
Fracture pada socket
Fracture prosesus alveolar
Fractures melibatkan rahang
• GAMBARAN RADIOGRAFI;
1. Garis radiolusen jika diantara fragmen tulang terpisah
2. Garis radiopak  jika fragmen-fragmen saling menutupi
3. Perubahan outline tulang  jika fragmen tulang displaced,
menghasilkan step deformity dari lower border atau occlusal plane
1. FRAKTUR PADA GIGI
Klasifikasi Fraktur Mahkota
(Honsik, 2004)

• Tipe 1: Fraktur hanya


mengenai enamel
• Tipe 2: Fraktur
mengenai enamel dan
dentin
• Tipe 3: Fraktur
mengenai enamel,
dentin dan pulpa
• Tipe 4: Fraktur
mengenai akar
1. Enamel infraction
Yaitu fraktur tidak sempurna berupa retakan pd email tanpa adanya
substansi gigi dan penampakan mikroskop, tampak seperti garis gelap
yang parallel terhadap prisma email dan berhenti pada
dentinoenamel junction.
2. Fraktur email : hilangnya substansi gigi berupa email saja
3. Fraktur email-dentin (Uncomplicated crown fracture)
Fraktur yg mengenai email & dentin tetapi pulpanya tidak terbuka
4. Fraktur mahkota kompleks (Complicated crown fracture)
Fraktur email dentin yg melibatkan pulpa. Biasanya ditandai dengan
adanya perdarahan pada bagian pulpa yg terlibat serta adanya
sensitivitas thd perubahan suhu
Gigi akan sensitif dengan perubahan suhu, dehidrasi dan tekanan karena
tubulus dentinalis terbuka.
Fraktur mahkota kompleks :
a. Fraktur mahkota dg pulpa terbuka (vital)
b. Fraktur mahkota dg pulpa terbuka (non vital)
5. Fraktur mahkota-akar tidak kompleks (uncomplicated crown-root
fracture)
Fraktur enamel dentin sementum tapi tidak melibatkan pulpa

6. Fraktur mahkota-akar kompleks (complicated crown-root fracture)


Fraktur enamel dentin sementum dg pulpa terpapar
Fraktur mahkota-akar tidak kompleks
(uncomplicated crown-root fracture)
Fraktur mahkota-akar kompleks (complicated
crown-root fracture)
7. Fraktur akar
Fraktur yg melibatkan dentin sementum & pulpa
Dpt disubklasifikasikan menjadi apikal, tengah dan sepertiga koronal
(gingiva)
KLASIFIKASI ELLIS
• Kelas 1 : Fraktur mahkota sederhana yg hanya melibatkan jaringan
enamel
• Kelas 2 : Fraktur mahkota yang lebih luas dan telah melibatkan jaringan
dentin tetapi belum mencapai pulpa.
• Kelas 3 : Fraktur mahkota gigi yang melibatkan jaringan dentin dan telah
menyebabkan pulpa terbuka.
• Kelas 4 : Trauma pada gigi yang menyebabkan gigi menjadi non vital
dengan atau tanpa kehilangan struktur mahkota.

• Kelas 5 : Trauma pada gigi yang menyebabkan kehilangan gigi atau avulsi

• Kelas 6 : Fraktur akar dengan atau tanpa kehilangan struktur mahkota


• Kelas 7 : Perubahan posisi atau displacement gigi (Luksasi, Intrusi,
Ekstrusi)

• Kelas 8 : Trauma yg menyebabkan fraktur mahkota yg besar pada gigi


(total destruction) tetapi gigi tetap pada tempatnya dan akar gigi tidak
mengalami perubahan

• Kelas 9 : Semua kerusakan pada gigi sulung akibat trauma.


• GBR FRAKTUR kelas I & II Ellis
2. LUXATION
Conccusion
Injury pada struktur pendukung gigi tanpa menyebabkan
peningkatan mobilitas gigi atau perpindahan gigi, tapi pada tes perkusi
terasa sakit.
Subluxation
Injury pada struktur pendukung gigi yang mengakibatkan
peningkatan mobilitas gigi tetapi tanpa adanya perpindahan gigi.
Pendarahan pada sulkus gingiva menegaskan dari diagnosa ini.
Avulsion
Gigi sudah keluar dari soketnya. Soket gigi ini sudah kosong dan terisi oleh
koagulum
3. Klasifikasi Fraktur Prosesus Alveolaris
(Clark, 2005)

• Klas 1 : Fraktur alveolar pada daerah


edentulous

• Klas 2 : Fraktur yang melibatkan regio bergigi


dengan perubahan letak ringan

• Klas 3: Fraktur yang melibatkan regio bergigi


dengan perubahan letak sedang hingga berat

• Klas 4: Fraktur prosesus alveolaris dimana satu


atau beberapa garis fraktur bergabung dengan
fraktur tulang fasial
Alveolar fracture in anterior maxilla

Alveolar fracture combined with fracture through


symphysis
Andreasen mengklasifikasikan injury dari tulang pendukung menjadi 4
yaitu:
1. Soket alveolar: hancurnya soket alveolar terkait dengan gigi
2. Fraktur dinding soket alveolar: fraktur biasanya terbatas pada tulang
kortikal wajah atau lingual.
3. Fraktur proses alveolar: fraktur melibatkan kedua tulang kortikal labial
dan lingual, yang mungkin atau mungkin tidak melibatkan soket gigi.
4. Fraktur mandibula atau maksila: fraktur melibatkan dasar mandibula
atau maksila dan proses alveolar. fraktur ini mungkin atau mungkin
tidak melibatkan soket alveolar.
• A, pecahnya dari soket alveolar. B dan C, Fraktur dinding soket alveolar. D dan
E, Fraktur proses alveolar. F dan G, Fraktur mandibula dan maksila.
FRAKTUR MANDIBULA
MAIN FRACTURE SITE
• Condylar neck
• Coronoid process
• Ramus
• Angle
• Body
• Canine region
• Symphysis
Condylaris Fracture
Coronoid Fracture
Ramus Fracture
Angle Fracture
Body Mandibular
Fracture
Symphisis Mandibular
Fracture
FRAKTUR 1/3 FACIAL SKELETON
1. Dento-alveolar fractures / proc.alveolaris maksila

fraktur alveolar maksila


pada bidang oklusal

RADHIKA. CHIGURUPATI, KENNETH H. DAWSON. ALVEOLAR FRACTURES CHAPTER 7


• 2. Central middle third fractures; terdiri dari:
a. Le Fort I
b. Le Fort II
c. Le Fort III
LE FORT I
Garis fraktur : sebagian dinding sinus maksilaris(SM), palatum, bagian bawah
proc.pterygoideus, bawah proc. Zygomatikus Klinis : maloklusi, RA seperti lepas
Disebut juga dengan fraktur guerin.
LE FORT II
Garis fraktur : bagian bawah os. Nasi, dinding orbita medial dan inferior, dinding
lateral SM dan septum nasi. Klinis : wajah bengkak (month face), perdarahan hidung
LE FORT III
Garis fraktur : os.nasi,dinding medial dan leteral cavum orbita, arkus zigomatikus, septum
nasi. Klinis : edeme 1/3 tengah wajah (month face), edem konjuntiva, kerusakan
orbita(bleeding, penglihatan menurun), bleeding hidung
3. Fractures of zygomatic
5. Fractures af the orbitale
Fraktur tulang dasar orbita diakibatkan oleh suatu trauma pada bola
mata dan kelopak mata bagian atas. Obyek pada umumnya merupakan
benda tumpul dengan ukuran cukup besar, lebih besar dari rongga
orbita, yang tidak menyebabkan perforasi bola mata dan cukup kecil
sehingga tidak mengakibatkan fraktur pada rima orbita. Biasanya
disebabkan oleh bola, tinjuan atau dashboard (pada kecelakaan lalu
lintas) yang mengenai mata. Sering diakibatkan oleh trauma akibat
olahraga.
4. Fractures of the naso-ethmoidal complex
• Nasoorbitoethmoid (NOE) fraktur disebabkan oleh kekuatan
berdampak tinggi (high impact force) mengenai anterior hidung dan
ditransmisikan sampai ke posterior melalui tulang ethmoid.
• Pada gambaran radiografi, Kominusi (pecah/hancur) kedua rahang
atas medial dalam pola fraktur yang melibatkan tulang hidung dan
septum, sinus ethmoid, dan dinding orbital medial.

You might also like