Professional Documents
Culture Documents
SESSION)
APENDISITIS
OLEH :
KAMAL FARUQ
ANATOMI APPENDIKS
Terletak dipuncak caecum,
pertemuan tinea coli
Bentuk tabung, mengandung
banyak jaringan limfoid.
Panjang 3-5 inci (8-13 cm)
Dipangkal terdapat valvula
appendicularis (Gerlachi)
Posisi Ujung Appendiks Yang
Umum
Vascularisasi
Arteri : Arteri appendicularis merupakan cabang arteri caecalis
posterior. arteri ini berjalan menuju appendiks.
Venae : Vena appendikularis mengalirkan darahnya kevena caecalis
posterior.
Apendisitis
peradangan dari apendiks vermiformis.
Etiologi
Sumbatan lumen appendiks
Hyperplasia jaringan limf
Fekalit
Tumor apendiks,
cacing ascaris,
penyebab lainnya adalah erosi mukosa apendiks
karena parasit (E.histolytica).
konstipasi
PATOGENESIS DAN
MANIFESTASI KLINIS
Adanya fekalit, dll obstruksi lumen
pembengkakan, infeksi dan ulserasi ↑ tekanan
intraluminal kolaps vena drainase dan oklusi
arteri terminalis apendikularisnekrosis
jaringanabsesperforasinyeri difus abdomen
obstruksi lumennya fekalit ( lainnya: hipertrofi jaringan
limfoid appendiks, sisa barium, biji buah atau sayuran, atau cacing
askaris)
Tanda Vital
Tanda vital tidak terjadi perubahan jika komplikasi (-).
Suhu tubuh naik sedikit, nadi normal atau sedikit naik
Inspeksi
Berbarng dengan paha kanan difleksikan dan akan
menghindari perubahan posisi karena sakit.
Palpasi
• Nyeri tekan dan nyeri lepas pada pada titik McBurney
• Nyeri tekan didaerah flank (appendiks yang letaknya
retrocaecal)
• Abdomen tidak didapatkan nyeri (appendiks yang
letaknya pelvic) dari rectal toucher terdapat nyeri
tekan pada daerah cul-de-sac douglas.
Defance Muskuler : jika telah terjadi rupture appendiks nyeri
semakin bertambah dan menjadi difus.
Rousing’s sign
Psoas sign
Obturator Sign
Pemeriksaan lain
Laboratorium; leukositoasis,
Radiologi :
Foto polos abdomen, dilatasi caecum
Barium enema,
USG,
CT Scan
Diagnosis : Alvarado score
Yang dinilai skor
laboratorium Leukositosis 2
Netrofil bergeser kekiri 1
Skor total 10
Penilaian
Skor 1-4 : tidak dipertimbangkan mengalami apendisitis
akut
Skor 5-6 : dipertimbangkan apendisitis akut, tapi tidak
perlu operasi segera
Skor 7-8 : dipertimbangkan mengalami apendistis akut
Skor 9-10 : hampir definitif mengalami apendisitis akut
dan dibutuhkan tindakan bedah
Diagnosis Banding
1. Gasteroenteritis
2. KET
3. Infeksi saluran kemih
4. Batu ureter
5. peritonitis primer
6. pelvic inflamatory disease
TATALAKSANA
Terapi Konservatif:
Rawat, Bed rest dengan posisi Fowler (posisi
terlentang, kepala ditinggikan, akki diberi bantal
dan lutu ditekuk)
- Appendektomi cito App. Akut, abses dan perforasi
- Appendektomi elektif App. Kronik
- Konservatif kemudian operasi elektif App. Infiltrat
Pra Bedah :
Pemasangan pipa nasogastrik (NGT)
Infus NaCl atau Ringer laktat
Memberikan analgetik bisa mengaburkan keadaan apendisitis
akut, terutama yg obstruktif
Pemberian antibiotika kalau diagnosa sudah jelas
Di Rujuk ke bagian Bedah
Macam tindakan
operasi
Simple apendiktomi
Pada apendisitis akut yg belum mengalami nyeri
difuse
Pada apendisitis kronis
Laparatomi
Peritonitis difuse
Diduga disertai penyakit lain
Laparaskopi
STATUS PASIEN
Nama : Tn. S Anamnesis
Umur : 21Tahun Keluhan Utama : Os
Jenis Kelamin : Laki-laki datang dengan nyeri perut
Alamat : RT.09 Telanai bagian kanan bawah sejak ±
3 jam yang lalu SMRS.
MRS : 11 September 2015,
Pukul 16:00
RPS
Sejak 1 minggu yang lalu os merasakan nyeri perut yang
hilang timbul di ulu hati, mual (+), muntah (-), BAK dan
BAB tidak ada keluhan dan os berobat dipuskesmas, os diberi
obat sehingga keluhan os berkurang.
Sejak satu hari SMRS os demam, mual (+), muntah (-).
±3 jam SMRS os tiba-tiba mengeluh nyeri perut yang tak
tertahan di bagian perut kanan bawah, demam (+), mual (+) dan
muntah sebanyak 3 kali, BAK dan BAB tidak ada keluhan.
Akhirnya os memutuskan ke IGD RS Raden Mattaher.
Pemeriksaan Fisik Thoraks:
Keadaan Umum: Tampak sakit Cor : BJ1 dan BJ II regular,
sedang murmur (-), gallop (-)
Kesadaran : CM Pulmo : Vesikuler +/+,
Wheezing (-), Ronkhi (-)
TD : 120 / 80 mmhg
Nadi : 85 x/menit
Abdomen : Soepel, Bu (+),
Suhu : 37,50 c
NT (+), NL (+), Psoas sign (+),
RR : 20 x/menit Defans muscular (+)
Ekstremitas : Akral hangat,
Kepala : Edema (-)
Normocephal
Mata : Ca -/-, Si -/-,
Refleks cahaya (+/+)
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin Kimia Darah Lengkap
Bilirubin Total: 1,0 mg/dl
WBC: 17,0 H 103/mm3
Bilirubin Direk: 0,5 mg/dl
RBC : 4,57 106/mm3
Bilirubin Indirek: 0,5
HB : 13,4 g/dl
mg/dl
HCT: 40,5 %
Protein Total: 7,4 g/dl
PLT : 234 103/mm3
Albumin : 3,6 g/dl
GDS : 111 mg/dl
Globulin : 3,8 g/dl
SGOT : 21 U/L Diagnosa Kerja
SGPT : 12 U/L Suspect Appendisitis Akut
Ureum : 16,1 mg/dl
Kreatinin : 0,8 mg/dl Tatalaksana
IVFD RL 20 gtt/menit
Inj. Ceftriaxone 1x 2 gr
Inj. Ranitidine 2x1 amp
Paracetamol 3x500 mg
Mucogard syrup 1x1
KESIMPULAN
Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks.
Tanda awal nyeri mulai di epigastrium atau region umbilikalis
disertai mual dan anoreksia.
NT (+), NL (+) dan defans muskuler (+)
Nyeri perut kanan bawah pada saat dilakukan penekanan
disebelah kiri (Rovsing Sign)
Bila diagnose klinis sudah jelas, tindakan paling tepat dan
merupakan satu-satunya pilihan yang baik adalah
apendiktomi.