You are on page 1of 25

Disusun Oleh :

Kelompok 3
1. Dian Naeli Sa’adah
2. Ketut Martintiransih
3. Nurul Afifah
4. Sri wahono
PENGERTIAN ASMA
Asma ialah suatu kelainan berupa inflamasi
(peradangan) kronik saluran napas yang menyebabkan
hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan
yang di tandai dengan gejala episodik berulang berupa
mengi, batuk, sesak napas dan terasa berat di dada
terutama pada malam hari atau dini hari yang umumnya
bersifat refersible baik dengan atau tanpa pengobatan
(Depkes RI, 2009)
KLASIFIKASI
Derajat penyakit asma menurut Global Iniciative
for Asthma (GINA):
1. Intermiten
Gejala <1x/minggu
Serangan singkat
Gejala nocturnal tidak lebih dari dua kali/bulan (<2
kali)
2. Persisten ringan
 Gejala lebih dari 1 kali/minggu tapi kurang dari 1
kali/hari
 Serangan dapat mengganggu aktivitas dan tidur
 Gejala nocturnal lebih dari 2 kali/bulan
3. Persisten sedang
 Gejala terjadi setiap hari
 Serangan dapat mengganggu aktivitas dan tidur
 Gejala nocturnal >1x/minggu
4. Persisten berat
 Gejala terjadi setiap hari
 Serangan sering terjadi
 Gejala asma nocturnal sering terjadi
ETIOLOGI
Menurut berbagai penelitian patologi dan etiologi asma
belum di ketahui dengan pasti penyebabnya, pemicu
timbulnya serangan-serangan asma antara lain:
1. inspeksi (insfeksi virus RSV)
2. iklim (perubahan mendadak suhu, tekanan udara)
3. inhalasi (debu, kapuk, tungau, sisa-sisa serangga mati,
bulu binatang, serbuk sari, bau asap, uap cat)
4. makanan (putih telur, susu sapi, kacang tanah, coklat, biji-
bijian, tomat)
5. obat (aspirin)
6. kegiatan fisik(olah raga berat, kecapaian, tertawa
berbahak-bahak)
7. dan emosi.
MANIFESTASI KLINIK
Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
(PDPI), 2006 Manifestasi klinis pada penyakit Asma
yaitu:
1. Bersifat episodic, seringkali reversible dengan atau
tanpa pengobatan
2. Gejala berupa batuk, sesak nafas, rasa berat di dada
dan berdahak
3. Gejala timbul / memburuk terutama malam / dini
hari
4. Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
5. Respon terhadap pemberian bronkodilator
pathway
KOMPLIKASI
1. Mengancam pada gangguan keseimbangan asam
basa dan gagal nafas
2. Chronik persistent bronchitis
3. Bronchiolitis
4. Pneumonia
5. Emphysema.
6. Meskipun serangan asma jarang ada yang fatal,
kadang terjadi reaksi kontinu yang lebih berat, yang
di sebut “status asmatikus”, kondisi ini mengancam
hidup.
PENATALAKSANAAN

1. Edukasi
2. Menilai dan monitor berat asma secara berkala
3. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus
4. Merencanakan dan memberikan pengobatan
jangaka panjang
5. Menetapkan pengobatan pada serangan akut
6. Kontrol secara teratur
7. Pola hidup sehat
Diagnosa keperawatan ansietas
NOC
 Anxiety self-control
 Anxiety level
 Coping
Kriteria hasil
 Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala
cemas
 Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan teknik
untuk mengontrol cemas
 Vital sign dalam batas normal
 Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat
aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan.
NIC
 Anxiety reduction (penurunan kecemasan)
Activity
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
4. Pahami prespektif pasien terhadap situasi stres
5. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
6. Dorong keluarga untuk menemani anak
7. Lakukan back/neck rub
8. Dengarkan dengan penuh perhatian
9. Identifikasi tingkat kecemasan
10. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
11. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
12. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
13. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN GANGGUAN
PERTUKARAN GAS
NOC:
1. respiratory status: gas exchange
2. respiratory status: ventilation
3. vital sign status
Kriteria hasil:
1. mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi
yang adekuat
2. memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda-tanda
distres pernafasan
3. mendemonstrasikan batuk efektif dansuara nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan
sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
4. tanda-tanda vital dalam rentang normal
NIC
 Airway management
Activity
1. buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift, atau jaw thrust bila perlu
2. posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
4. pasang mayo bila perlu
5. lakukan fisioterapi dada jika perlu
6. keluarkan secret dengan batuk atau suction
7. auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
8. lskuksn suction pada mayo
9. berikan bronkodilator bila perlu
10. berikan pelem udara kassa basah NaCL lembab
11. atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
12. monitor respirasi dan status O2.
NIC
 Respiratory Monitoring
Activity
1. monitor rata-rata kedalaman, irama, dan uusaha respirasi
2. catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot
tambahan,retraksi otot supraclavicular dan intercostal
3. monitor suara napas, seperti dengkur
4. monitor pola nafas: bradipena, takipenia,
kussmaul,hiperventilasi, cheyne stokes,biot
5. catat lokasi trakea
6. monitor kelelahan otot diafragma (gerakan paradoksis)
7. auskultasi suara nafas, catat suara penurunan / tidak adanya
ventilasi dan suara tambahan
8. tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles
dan ronchi pada jalan nafas utama
9. auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui
hasilnya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN PENURUNAN
CURAH JANTUNG
NOC
 cardiac pump effectiveness
 circulation stutus
 vital sighn status
Kriteria Hasil
1. tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah,
nadi, respirasi)
2. dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
3. tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
4. tidak ada penurunan kesadaran.
NIC
 Cardiac Care
Activity
1. evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi)
2. catat adanya disritmia jantung
3. catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput
4. monitor status kardiovaskuler
5. monitor status pernapasan yang menandakan gagal jantung
6. monitor abdomen sebagai indikator penurunan perfusi
7. monitor balance cairan
8. monitor adanya perubahan tekanan darah
9. monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
10. atur periode latihan dan istirahat untu menghindari kelelahan
11. monitor toleransi aktivitas pasien
12. monitor adanya dipsneu, fatigue, takipnew, dan ortopneu
13. anjurkan untuk menurunkan stres.
NIC
Vital sign monitoring
Activity
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3. Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
4. Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
5. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
6. Monitor kualitas dari nadi
7. Monitor adanya pulsus paradoksus
8. Monitor adanya pulsus alterans
9. Monitor jumlah dan irama jantung
10. Monitor bunyi jantung
11. Monitor frekuensi dan irama pernapasan
12. Monitor suara paru
13. Monitor pola pernapasan abnormal
14. Monitor suhu, warna, kelembapan kulit
15. Monitor sianosis perifer
16. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
17. Identifikasi penyebab dan perubahan vital sign.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTOLERANSI AKTIVITAS
NOC
 Energy conservation
 Activity tolerance
 Self care: ADLs
Kriteria Hasil
 Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan
tekanan darah, nadi dan RR
 Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri
 Tanda-tanda vital normal
 Energy psikomotor
 Level kelemahan
 Mampu berpindah: dengan atau tanpa bantuan alat
 Status kardiopulmonari adekuat
 Sirkulasi status baik
 Status respirasi: pertukaran gas dan ventilasi adekuat
NIC
 Activity therapy
activity
1. Kolaborasi dengan tenaga rehabilitas medik dalam merencanakan
program terapi yang tepat
2. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
3. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan
fisik, psikologi dan sosial
4. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan
5. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
6. Bantu untuk mengidentifikasi aktifitas yang di sukai
7. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan di waktu luang
8. Bantu pasien/ keluarga untuk mengidentifikasi kekuranagan dalam
beraktivitas
9. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
10. Monitor respon fisik, emosi, sosial, dan spiritual.
DIAGNOSA KEPERAWATAN KETIDAK
SEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH
NOC
 Nutrisional status:
 Nutrisional status: food and fluid intake
 Nutrisional status: nutrient intake
 Weight control
Kriteria Hasil
 Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
 Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
 Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
 Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
 Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
 Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
NIC
 Nutrition management
Ativity
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang di butuhkan pasien
3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake fe
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
5. Berikan substansi gula
6. Yakinkan diet yang di makan mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
7. Berikan makanan yang terpilih (sudah di konsultasikan dengan ahli
gizi)
8. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
9. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
10. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
11. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan.
NIC
 Nutrition monitoring
Activity
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa di lakukan
4. Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan
5. Monitor lingkungan selama makan
6. Jadwal pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
7. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan, rambuat kusam dan mudah patah
10. Monitor mual dan muntah
11. Monitor kadar albumin, total protein, hb, dan kadar Ht
12. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
13. Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan jaringan konjungtiva
14. Monitor kalori dan intake nutrisi
15. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papilalidah dan cavitas oral
16. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
DIAGNOSA KETIDAK EFEKTIFAN POLA
NAPASA
NOC:
 respiratory status: ventilation
 respiratori status: airway patency
 vital sign status
Kriteria hasil:
 mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
 menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa
tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentan
normal, tidak ada suara nafasabnormal)
 tand-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi,
pernapasan)
NIC
 Airway management
Activity
1. buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift, atau jaw thrust bila
perlu
2. posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
buatan
4. pasang mayo bila perlu
5. lakukan fisioterapi dada jika perlu
6. keluarkan secret dengan batuk atau suction
7. auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
8. lskuksn suction pada mayo
9. berikan bronkodilator bila perlu
10. berikan pelem udara kassa basah NaCL lembab
11. atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
12. monitor respirasi dan status O2.
TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKUM WR.WB

You might also like