You are on page 1of 117

MANAJEMEN RISIKO

K3 DAN PMKP
RSUD JATI PADANG
KONSEP DASAR MANAJEMEN
RISIKO
Setiap aktivitas mengandung risiko untuk berhasil atau
gagal. Risiko adalah kombinasi dari kemungkinan dan
keparahan dari suatu kejadian.
Semakin besar potensi terjadinya suatu kejadian dan
semakin besar dampak yang ditimbulkannya, maka
kejadian tersebut dinilai mengandung risiko tinggi.
Dalam aspek K3, risiko biasanya bersifat negative seperti
cedera, kerusakan atau gangguan operasi. Risiko yang
bersifat negative harus dihindarkan atau ditekan
seminimal mungkin.
APAKAH
RESIKO?
• RISIKO HUKUM
• RISIKO PROPERTY
• RISIKO KESEHATAN/JIWA

potensi kehilangan sesuatu yang bernilai


interaksi yang disengaja dengan ketidakpastian
Persepsi risiko adalah penilaian subjektif
“RISK”
Resiko adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang akan timbul dari sumber
bahaya (hazard) tertentu yang terjadi.

The chance of loss or gain


Untuk menentukan resiko membutuhkan
perhitungan antara konsekuensi/ dampak
yang mungkin timbul dan probabilitas,
yang biasanya disebut sebagai
tingkat resiko (level of risk).
JENIS RISIKO
Risiko dalam organisasi sangat
beragam sesuai dengan sifat,
lingkup, skala dan jenis kegiatannya
diantaranya sebagai berikut:
Risiko Finansial
Risiko Pasar
Risiko Alam
Risiko Operasional
RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN DALAM BISNIS

RISIKO USAHA RISIKO PURE


ILMU MANAJEMEN MANAJEMEN RISIKO

TECHNICAL SOCIAL ECONOMIC POLITICAL SOCIAL DEVIATIONS PERSONAL


FROM EXPECTED
STAN DARDS OF
CONDUCT

-Unforeseen snags in -Changes in - Changes in - Nasionalisasi - pencurian - kematian


new processes consumer level of econo - kerusuhan politik - penipuan - penyakit
-Lack of knowledge tastes mic activity - perang - kerusuhan - cidera
-Labour unrest -Inflation - Trade restrictions - kelalaian
-Monetary and
-fiscal policy

PRODUCTION MARKETING FINANCIAL PHISICAL EFFECTS TECHNICAL


OF NATURE

-Interruption of - Errors in forcas - Bad debts - angin topan - Breakdown of plant


production ting total demand - Change in - gempa - failure of safety
-Change of expected - Loss of markets availability - banjir devices
costs to competitors or cost of credit - Hazardous processes
- Restriction on supply of raw materials
BEDA HAZARD AND
RISK

• Hazard (bahaya) adalah sesuatu yang dapat menyebabkan


cedera pada manusia atau kerusakan pada alat atau
lingkungan.
• Risk (resiko) didefinisikan sebagai peluang terpaparnya
seseorang atau alat pada suatu hazard (bahaya).
Contoh
• Lantai RS yang licin adalah bahaya
• Jka seorang pasien memakai tripod berjalan di lantai yang
licin maka dia mempunyai risiko jatuh
 Risiko di Rumah Sakit

• Risiko Klinis :
– Semua isu yang dapat berdampak terhadap
pencapaian pelayanan pasien yang bermutu,
aman dan efektif.

•Risiko Nonklinis / Corporate Risk :


– Semua isu yang dapat berdampak terhadap
tercapainya tugas pokok dan kewajiban hukum
dari RS sebagai korporasi
HOSPITAL RISK

Clinical Risk

Non Clinical Risk


Finacial Risk
Legal Risk

Reputational Risk

Hazardous Material Risk


CATEGORIES OF HOSPITAL RISK

Visitor Risk

Patient Risk
Property Risk

Worker Risk
Owner Risk
Other’s Risk
 Hospital Risk Management
Categories of Risk
Patient Risks
•Clinical Risk Mgt
•Patient Safety

Hospital
Risk
Management

Property
Risks

Roberta Caroll, editor : Risk Management Handbook for Health Care Organizations, 4th edition, Jossey Bass, 2004
RISK
MANAGEMENT
Proses pembuatan dan pelaksanaan
keputusan yang akan membantu
mencegah konsekuensi yang
merugikan dan meminimalkan
dampak negatif dari kerugian disengaja
pada suatu organisasi

(Carroll, RL, Nakamura, P, Rose, RV :


Enterprise Risk Management Handbook
for Healthcare Entities. American Health
Lawyers Association, 2013)
RISK
MANAGEMENT
 Pendekatan terstruktur untuk mengelola ketidak
pastian melalui:
 risk assessment
 mengembangkan strategi untuk mengelolanya, dan
mengurangi risiko dengan menggunakan sumberdaya
manajerial

 Strategi diatas termasuk,


 mentransfer risiko kepada pihak lain,
 menghindari risiko,
 mengurangi efek negatif dari risiko,
 dan menerima beberapa atau seluruh konsekuensi dari
risiko tertentu
Hospital Risk Management :

Kegiatan klinis dan administratif yang Dilakukan


Untuk Mengidentifikasi, Evaluasi, Dan
Mengurangi Risiko Cedera pada Pasien, Staf,
Pengunjung, dan Risiko Kerugian Untuk
Organisasi itu sendiri
Tujuan Manajemen Risiko :
4. Mendorong setiap insan untuk
1. Melindungi dari risiko
signifikan yang dapat bertindak hati hati dalam
menghambat pencapaian menghadapi risiko dan sebagai
tujuan . upaya untuk memaksimalkan
2. Memberikan kerangka kerja nilai dari instansi
manajemen risiko yang 5. Membangun kemampuan
konsisten atas risiko yang mensosialisasikan pemahaman
ada pada proses bisnis dan mengenai risiko dan pentingnya
fungsi – fungsinya. pengelolaan risiko.
3. Mendorong manajemen untuk 6. Meningkatkan kinerja instansi
bertindak proaktif mengurangi melalui penyediaan informasi tingkat
risiko kerugian, menjadikan risiko yang dituangkan dalam peta
pengelolaan risiko sebagai risiko yang berguna bagi manajemen
sumber dalam mengembangkan strategi dan
keunggulan perbaikan proses manajemen risiko
bersaing dan secara terus menerus dan ber -
keunggulan kinerja. kesinambungan.
MEMBANGUN KONTEKS :
- FAKTOR YANG MENDUKUNG DAN YANG MENGHAMBAT
- TENTUKAN TUJUAN DAN SASARAN
- STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN RISIKO

IDENTIFIKASI RISIKO :
-Apa yang bisa terjadi
-Bagaimana kejadiannya
-Mengapa hal itu bisa terjadi
-Kapan hal itu bisa terjadi
-Dimana hal itu bisa terjadi
-Siapa yang bisa tertimpa kejadian tersebut

Analisa risiko
-Dampak & probabilitas
- siapa yang terlibat
-Tingkat risiko
KOMUNIKASI -Kendali yang sudah ada dan yang diperlukan MONITOR

DAN ASESMEN RISIKO AUDIT


Evaluasi risiko
-Bandingkan tingkat risiko dg ktriteria
KONSULTASI REVIEW
-analisa untung rugi
-Risiko diterima atau tidak

Risiko
Tdk diterima Risiko diterima

Pengelolaan risiko

- Tetapkan alternatif / pilihan


- analisa untung rugi
- pilih tindakan yeng paling sesuai
- perencanaan tindakan & implementasi
1. MEMBANGUN KONTEKS :

- FAKTOR YANG MENDUKUNG DAN YANG MENGHAMBAT


- TENTUKAN TUJUAN DAN SASARAN
- STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN RISIKO
Lampiran A :
contoh Struktur organisasi Manajemen Risiko
( TIM KESELAMATAN PASIEN & MANAJEMEN RISIKO)

STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT UMUM KELAS B PENDIDIKAN

DIREKTUR
UTAMA

S
KOMITE
KOMITE DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT P
RM nKP
I

BIDANG BIDANG BIDANG BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN

SEKSI SEKSI SEKSI SUB SUB SUB SUB SUB SUB


BAG BAG BAG BAG BAG BAG

SEKSI SEKSI SEKSI SUB SUB SUB SUB SUB SUB


BAG BAG BAG BAG BAG BAG

SEKSI SEKSI SEKSI SUB SUB SUB SUB SUB SUB


BAG BAGi BAGi BAG BAG BAG

INSTAL INSTAL INSTAL


UPF
ASI KJF ASI KJF ASI KJF
IDENTIFIKASI RISIKO :

1. Apa yang bisa terjadi


2. Bagaimana kejadiannya
3. Mengapa hal itu bisa terjadi
4. Kapan hal itu bisa terjadi
5. Dimana hal itu bisa terjadi
6. Siapa yang bisa tertimpa kejadian
tersebut
IDENTIFIKASI
RISIKO
• Adalah usaha mengidentifikasi situasi yang dapat menyebabkan cedera,
tuntutan atau kerugian secara finansial.

Instrumen :
1. Laporan Kejadian (KTD+KNC+ Kejadian Sentinel + dll)
2. Review Rekam Medik (Penyaringan Kejadian untuk
memeriksa RM untuk mencari penyimpangan pada
praktik dan prosedur)
3. Pengaduan (Complaint) pelanggan
4. Survey/ self assesment, dll

25
Identifikasi Risiko
Merupakan suatu proses menemukan, mengenal
dan mendeskripsikan risiko.

Identifikasi terbagi 2 yaitu :


1. Identifikasi Proaktip
Mencari risiko yang berpotensi dari Rumah Sakit untuk
mencapai tujuannya, dikarenakan risikonya belum
muncul dan bermanifestasi nyata.

Metode yang dapat dilakukan al :

Audit, inspeksi, brainstorming, pendapat ahli dan belajar


dari pengalaman rumah sakit lain,FMEA
2. Identifikasi Reaktif

Dilakukan setelah risiko muncul dan bermanifestasi


dalam bentuk insiden/ gangguan, metode yang
dilakukan adalah melalui pelaporan insiden.

Bagi rumah sakit cara yang paling mudah dan


terstruktur untuk melakukan identifikasi adalah lewat
setiap unit. Dimana setiap unit diminta untuk
mengidentifikasi risikonya masing – masing.
1. RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERAWATAN PASIEN (PATIENT CARE RELATED
RISKS)

• Akibat melakukan Pelayanan medis yang kurang tepat atau


salah
• Akibat pelepasan rahasia pasien oleh RS atau Staf
• Akibat kurangnya perlindungan keamanan (misal bayi
diculik) penelantaran dan kekerasan terhadap pasien
• Akibat kurangnya pemberitahuan risiko kepada pasien
• Akibat pemberian pengobatan yang diskriminatif
• Akibat Triase yang tidak tepat dan transfer pasien dari ER
• Tidak dimintanya informed consent tindakan/penelitian
klinis
• Pemulangan pasien yang tidak tepat
1

3
4
2.
2. RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TENAGA MEDIS (MEDICAL STAF RELATED RISK)

1. Credential terhadap staf medis yang tidak tepat


2. Tindakan medis yang tidak sesuai kompetensi dan
prosedur
3. Manajemen pasien yang tidak tepat
4. Training staf yang tidak adekuat
5. Tuduhan malpraktik
3. RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KARYAWAN
(EMPLOYEE RELATED RISKS)

– Risiko keselamatan dan kecelakaan kerja


• Risiko akibat lingkungan kerja yang tidak/kurang
aman/risiko tinggi tertular penyakit
• Kebijakan pelayanan kesehatan untuk karyawan dengan
meminimalisasi risiko penyakit akibat kerja dan
kecelakaan serta menyediakan pengobatan dan
kompensasi kepada karyawan yang terkena penyakit
akibat kerja
Potensi Bahaya Kerja di RS
BIOLOGI  KIMIA
› Virus: ›Ethylene Oxide
 Hepatitis B,C ›Formaldehyde
 HIV/AIDS ›Glutaraldehyde
 SARS
›Obat Kemoterapi
› Bakteri: ›Gas Anestesi
› TBC ›Mercury, Chlorine
› Jamur, Parasit
 ERGONOMIK

› Posisi Statis,
FISIK › Mengangkat,
› Radiasi Pengion › Membungkuk
› -Radiasi nonpengion › Mendorong
› -Suhupanas
 Psikososial
› -Suhudingin › Kerja Shift
› -Pencahayaan › Stress
› -getaran › Kekerasan
› Lingkungan
4. RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PROPERTY (PROPERTY RELATED RISKS)

• Melindungi aset dari kerugian akibat kebakaran, banjir, dll


• Perlindungan dokumen Kertas/elektronik dan rekam medis
pasien kerusakan/kehancuran/kerahasiaan  pemeliharaan
file
• Prosedur penjagaan keamanan penanganan uang tunai dan
barang berharga
• Asuransi untuk melindungi fasilitas dari kerugian
5.Risiko keuangan (Financial risks)

o Bad Debt
o Meningkatnya suku bunga,
o Krisis Moneter
o Keterlambatan pembayaran pasien/payer
6. RISIKO LAINNYA (Other risks)

• Manajemen B3: Kimia, radioaktif,


limbah infeksius.
• Tuntutan hukum & perubahan
peraturan
• Risk Penurunan reputasi 
Reputational risk/Citra
ANALISA RISIKO

RISK ASSESSMENT
 Proses untuk membantu organisasi
menilai tentang luasnya risiko yg dihadapi
,kemampuan mengontrol frekuensi dan
dampak risiko.
 Harus dilakukan oleh seluruh staf dan semua pihak
yg terlibat termasuk Pasien dan Publik dapat
terlibat bila memungkinkan.
RISK ASSESSMENT TOOLS

 Risk Matrix Grading


 Root Cause Analysis
 Failure Mode and Effect Analysis

4
RISK MATRIX

 Sering digunakan
 Untuk memetakan risiko terhadap
Probabilitas dan Dampak

Risk Matrix efektif :


 Mudah digunakan dan dimengerti
 Mempunyai deskripsi detil dan definitif
 Menerangkan bagaimana risiko dapat di mitigasi pada tingkat
yang bisa ditolerir
5
Risk Matrix

• “Risiko sebagai suatu fungsi dari Probabilitas


(Chance, Likelihood) dari suatu Kejadian yang
tidak diinginkan, dan Tingkat Keparahan /
Besarnya Dampak dari kejadian tsb.”

• Risk =
• Probability (of the Event) X Consequence
RISK = LOSS / UNIT OF TIME

DALAM KEGIATAN USAHA (BUSINESS) RISIKO TIDAK HANYA


DIPENGARUHI OLEH KONDISI USAHA AKAN TETAPI JUGA OLEH
ADANYA UNSUR KETIDAKPASTIAN (RISK AND UNCERTAINTY IN
BUSINESS)

SALAH SATU BENTUK RISIKO DIMAKSUD BERKAITAN DENGAN


KECELAKAAN (DEF. KEC)

KECELAKAAN :
ADALAH SUATU KEJADIAN DATANG SECARA TIBA-TIBA TIDAK
DIKEHENDAKI DAPAT MENIMBULKAN AKIBAT CIDERA, PENYAKIT
AKIBAT KERJA, KEBAKARAN, PELEDAKAN, PELEPASAN RACUN,
KERUSAKAN HARTA BENDA, KERUSAKAN LINGKUNGAN DAN
BENTUK KERUGIAN LAINNYA
KEBERADAAN RISIKO :
 Dapat di kualifikasikan :
 Tinggi
Menengah
 Rendah
 Dapat dikuantifikasikan :
 Satu Juta Rp
 Sepuluh Juta Rp
 Satu Milyar Rp
 Dst
 Memiliki kriteria batas penerimaan risiko
(risk acceptable) mengacu pada tingkat
risiko yang ditetapkan perusahaan
 Memilki target dan sasaran :
 Manusia
Harta Benda
Lingkungan
Reputasi
Dll
 Harapan suatu kerugian sesuai target dan
sasaran hasil penilaian
PROBABILITY / LIKELIHOOD
1 2 3 4 5
INSGNIFICANT MINOR MODERATE MAJOR CATASTROPHIC

CEDERA Tidak ada cedera Dapat diatasi  Berkurangnya  Cedera luas Kematian
PASIEN dengan fungsi motorik /  Kehilangan
sensorik
pertolongan fungsi utama
Setiap kasus yang
pertama memperpanjang permanent
perawatan
PELAYANAN/ TERHENTI LEBIH TERHENTI LEBIH TERHENTI TERHENTI LEBIH TERHENTI
OPERASIO DARI 1 JAM DARI 8 JAM LEBIH DARI 1 DARI 1 MINGGU PERMANEN
NAL HARI

BIAYA / KERUGIAN KECIL KERUGIAN LEBIH KERUGIAN LEBIH KERUGIAN LEBIH KERUGIAN LEBIH
KEUANGAN DARI 0,1% DARI 0,25 % DARI 0,5% DARI 1%
ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN

PUBLIKASI RUMOR -MEDIA LOKAL - MEDIA LOKAL MEDIA NASIONAL MEDIA NASIONAL
-WAKTU - WAKTU LAMA KURANG DARI 3 LEBIH DARI 3 HARI
SINGKAT HARI

REPUTASI RUMOR DAMPAK KECIL DAMPAK DAMPAK SERIUS MENJADI


THD MORIL BERMAKNA THD THD MORIL MASALAH
KARYAWAN DAN MORIL KARYAWAN KARYAWAN DAN
BERAT BAGI PR
KEPERCAYAAN DAN KEPERCAYAAN
MASYARAKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT
MASYARAKAT
MATRIX ASSESSMENT

ACTION :
Can be Clinical Manager / Lead Detailed review & Immediate review
manage by Clinician should urgent treatment & action required
procedure assess the should be at Board level.
consequences againts undertaken by Director must be
Accept risk cost of treating the risk senior management informed
CONTOH MERAH
NO IDENTIFIKASI RISIKO
Kebakaran karena penyimpanan gas LPG,Konsleting Listrik,AC
1
Bocor, penyimpanan bahan mudah terbakar
2 Berkas RM rusak karena tempat penyimpanan bocor
4 Terjadi inos
5 Pasien / keluarga terkena aliran listrik
Tertusuk benda tajam /terkena cairan tubuh pasien karena prosedur
6 APD atau penempatan sampah medis tidak pada tempatnya

7 Tuntutan hukum
CONTOH KUNING
Kehilangan barang/rusak karena ruangan yang mudah dimasuki/bocor
1 12

2 Pasien, keluarga & pengantar jatuh 12


3 Risiko pasien jatuh 12
4 Gagal / tujuan tindakan tak tercapai di IGD, PKMRS dan Ranap 12
Hasil tertunda/ lama & komplain dari pelanggan karena alat
5 pemeriksaan error 10

6 Gagal / tujuan tindakan tak tercapai di IGD, PKMRS dan Ranap 10


7 Salah pasien, salah sisi, salah prosedur oprasi 10
Salah transkribing (obat, harga, dosis dll) karena Prescribing error
8 10
CONTOH HIJAU

Infeksi luka operasi


Salah transkribing (obat, harga, dosis dll) karena Prescribing error

Pelayanan lama di Lab, Inventaris, RM, Kasir,Farmasi


Timbul antrian dan informasi yang diterima pasien kurang nyaman
loket penerimaan dan pengambilan hasil menyatu di Lab

Petugas tidak fokus / optimal karena lingkungan yang ramai


Root Cause Analysis
(RCA)
LANGKAH - LANGKAH ANALISIS AKAR MASALAH ( AAM
/ RCA )

1 Identifikasi Insiden yang akan di


. investigasi Tentukan Tim Investigator
2 Kumpulkan data & informasi
. • Observasi
3 • Dokumenta
. • si Interview
4 Petakan Kronologi
. • Narrative
kejadian
• Chronology, Time Person
• Timeline, Grid.
• Tabular Timeline,
5 Identifikasi CMP ( Care Management
. •
Problem )
( Brainstorming,
6 Brainwriting)
. Analisis
• 5 Informasi
Why’s,
• Analisis
• Perubahan
Analisis
7 Penghalang
. • FishBone / Analisis Tulang Ikan
Rekomendasi dan Rencana Kerja untuk
RCA : Root Cause Improvement
Analysis
LANGKAH 1 & 2 IDENTIFIKASI INSIDEN
DAN TENTUKAN TIM
INSIDEN :

TIM :

Ketua :

Anggota 1. 4.

:
2. 5.

3. 6.

Apakah semua area yang terkait sudah YA TIDA


terwakili ? K
Apakah macam-macam & tingkat pengetahuan yang berbeda,
sudah diwakili didalam Tim tersebut? YA TIDA
K
Siapa yang menjadi Notulen?

Tanggal dimulai Tanggal dilengkapi

RCA : Root Cause


Analysis
LANGKAH 3 KUMPULKAN DATA &
INFORMASI
- Observasi Langsung :

- Dokumentasi : 1.
…………………………………………………….

2.
…………………………………………………
….

3.
…………………………………………………
….

4.
…………………………………………………

5.
…………………………………………………

- Interview ( Dokter/Staf yang terlibat) :

1. ………………………………………………………
LANGKAH PETAKAN KRONOLOGI
4 KEJADIAN
FORM TABULAR
WAKTU /
TIMELI
KEJADIAN NE

KEJADIAN

INFORMA
SI
TAMBAHA
N

Good Practice

MASALAH
PELAYANAN
WAKTU /
FORM TABULAR TIMELINE
KEJADIAN

KEJADIAN

INFORMA
SI
TAMBAHA
N

Good Practice

MASALAH
PELAYANAN
WAKTU /
FORM TABULAR TIMELINE
KEJADIAN

KEJADIAN

INFORMA
SI
TAMBAHA
N

Good Practice

MASALAH
PELAYANAN
WAKTU/
FORM TIMEPERSON GRID
STAF
YANG
TERLIBAT
LANGKAH 5 IDENTIFIKASI
CMP
FORM MASALAH / CARE MANAGEMENT PROBLEM (CMP)
Masala Instrumen /
h1 Tools

5
LANGKAH ANALISIS FORM TEHNIK (5)
6 INFORMASI MENGAPA

MASALAH

Mengapa

Mengapa

Mengapa

Mengapa

Mengapa
FORM ANALISIS PERUBAHAN
PROSEDUR YG PROSEDUR YG DILAKUKAN APAKAH TERDAPAT BUKTI

NORMAL (SOP) SAAT INSIDEN PERUBAHAN DLM PROSES


FORM ANALISIS PENGHALANG
APA PENGHALANG APAKAH PENGHALANG MENGAPA PENGHALANG
PADA MASALAH INI ? DILAKUKAN ? GAGAL ? APA DAMPAKNYA?
Fish Bone / Analisis Tulang Ikan
Faktor
Ekstern
Faktor Staf Faktor Tugas al diluar Faktor Tim
Faktor Pasien RS

Faktor
Faktor Organisa
Faktor Lingkunga
si &
Komunika n Kerja
Manajem
KET: si
Untuk pengisian lihat Faktor
e n
Kontributor
FAKTOR KONTRIBUTOR, KOMPONEN & SUBKOMPONEN DALAM INVESTIGASI INSIDEN
KLINIS
1. FAKTOR KONTRIBUTOR EKSTERNAL
DILUAR RS Komponen
a. Regulator dan Ekonomi
b. Peraturan & Kebijakan Depkes c.
Peraturan Nasional
d. Hubungan dengan Organisasi lain

2. FAKTOR KONTRIBUTOR ORGANISASI &


MANAJEMEN
Komponen SubKomponen
Organisasi & Manajemen a. Struktur Organisasi
b. Pengawasan
c. Jenjang Pengambilan Keputusan
Kebijakan, Standar & Tujuan a. Tujuan & Misi
b. Penyusunan Fungsi Manajemen
c. Kontrak Service
d. Sumber Keuangan
e. Pelayanan Informasi
f. Kebijakan diklat
g. Prosedur & Kebijakan
h. Fasilitas & Perlengkapan
i. Manajemen Risiko
j. Manajemen K3
k. Quality Improvement
Administrasi Sistem Administrasi
Budaya Keselamatan a. Attitude Kerja
b. Dukungan manajemen oleh seluruh staf
SDM a. Ketersediaan
b. Tingkat Pendidikan & Keterampilan Staf yang Berbeda
c. Beban Kerja yang optimal
Diklat Manajemen Training/Pelatihan/Refreshing
3. FAKTOR LINGKUNGAN
KERJA Komponen SubKomponen
Desain dan Bangunan a. Manajemen Pemeliharaan
b. Penilaian Ergonomik
c. Fungsionalitas
Lingkungan a. Housekeeping
b. Pengawasan Lingkungan Fisik
c. Perpindahan Pasien antar Ruangan
Perlengkapan a. Malfungsi Alat
b. Ketidaktersediaan
c. Manajemen Pemeliharaan
d. Fungsionalitas
e. Desain, Penggunaan & Maintenanace Peralatan

4. FAKTOR KONTRIBUTOR :
TIM
Komponen SubKomponen
Supervisi & Konsultasi a. Adanya kemauan staf junior berkomunikasi b. Cepat Tanggap

Konsistensi a. Kesamaan tugas antar profesi


b. Kesamaan tugas antar staf yang setingkat
Kepemimpinan & Tanggung Jawab a. Kepemimpinan Efektif
b. Job Desc Jelas
Respon terhadap Insiden Dukungan per group setelah insiden

5. FAKTOR KONTRIBUTOR :
STAF
Komponen SubKomponen

Kompetensi a. Verifikasi Kualifikasi


b. Verifikasi Pengetahuan & Keterampilan
Stressor Fisik dan Mental a. Motivasi

b. Stresor Mental: efek beban kerja beban mental


c. Stresor Fisik: Efek beban kerja = Gangguan Fisik
6. FAKTOR KONTRIBUTOR :
TUGAS Komponen SubKomponen
Ketersediaan SOP a. Prosedur Peninjauan & Revisi SOP
b. Ketersediaan SOP
c. Kualitas Informasi
d. Prosedur Investigasi
Ketersediaan & akurasi hasil test a. Test Tidak Dilakukan
b. Ketidaksesuaian antara interpretasi hasil test
Faktor Penunjang dalam validasi alat medis a. Ketersediaan, penggunaan, reliabilitas
b. Kalibrasi
Desain Tugas Penyelesaian tugas tepat waktu dan sesuai SOP

7. FAKTOR KONTRIBUTOR :
PASIEN Komponen SubKomponen
Kondisi Penyakit yang kompleks, berat, multikomplikasi

Personal a. Kepribadian b. Bahasa


c. Kondisi Sosial d. Keluarga

Pengobatan Mengetahui risiko yang berubungan dengan pengobatan

Riwayat a. Riwayat Medis


b. Riwayat Kepribadian
c. Riwayat Emosi
Hubungan Staf dan Pasien Hubungan yang baik

8. FAKTOR KONTRIBUTOR
KOMUNIKASI Komponen SubKomponen
Komunikasi Verbal a. Komunikasi antar staf junior dan senior
b. Komunikasi antar Profesi
c. Komunikasi antar Staf dan Pasien
d. Komunikasi antar Unit Departemen
Komunikasi Tertulis Ketidaklengkapan Informasi
LANGKAH 7
FORM REKOMENDASI & RENCANA
TINDAKAN
TINGKAT
REKOMENDA
AKAR TINDAKAN PENANGGUN WAKTU SUMBER DAYA BUKTI PARAF
SI
MASALA (Individu, Tim, G JAWAB YG PENYELESAIA
H DIBUTUHKAN N
Direktorat, RS

RCA : Root Cause


Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA)
What is FMEA
• Alat untuk mengetahui potensi kegagalan
proses,mengevaluasi prioritas resiko dan membantu
menentukan tindakan perbaikan untuk menghindari masalah
yang teridentifikasi
• FMEA merupakan tool brainsrtorming kelompok yang
mengidentifikasi dan memprioritaskan potensi kegagalan
dalam proses resiko tinggi
• Metode sistematik untuk identifikasi dan mencegah masalah
dalam produk dan proses sebelum masalah terjadi
 Metode perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi dan
mencegah potensi kegagalan sebelum terjadi.Hal tersebut di
desain untuk meningkatkan keselamatan pasien
 Mengantisipasi kesalahan akan meminimalkan dampak buruk
8 Langkah FMEA
1. Menentukan proses yang mempunyai resiko tinggi dan
membentuk tim
2. Menyusun diagram proses
3. Brainstorming potential failure modes dan akibat-akibat
yang ditimbulkan
4. Menentukan prioritas failure modes
5. Identifikasi akar penyebab masalah dari failure modes
6. Membuat rancangan ulang proses
7. Analisa dan pengujian proses baru
8. Implementasi dan monitoring rancangan ulang proses
Langkah 1
Menentukan proses yang mempunyai
• resiko tinggi dan membentuk tim

 Memilih proses yang berisiko tinggi


 Menetapkan proses yang berisiko tinggi.
• Proses yang dipilih berdasarkan hasil identifikasi proses
beresiko tinggi
• Proses baru,misalnya : proses mengoperasikan alat infus baru
untuk pasien rawat jalan
• Proses yang sedang berjalan ,misalnya proses pengadaan dan
penyimpanan gas medis di rumah sakit
• Proses dalam klinis,misalnya : proses pemeriksaan darah di
laboratorium
• Proses non klinis ,misalnya : proses mengkomunikasikan hasil
pemeriksaan (lab) kepada dokter atau proses identifikasi
pasien yang beresiko jatuh
Membentuk Tim
• Multidisiplin
• Tidak lebih dari 10 orang
• Memiliki pengetahuan tentang proses yang akan dianalisis dan
komitmen pada performance improvement
• Mewakili bidang yang akan dianalisis dan unit yang akan
terkena perubahan
• Mengikuti orang yang tidak terlibat dalam proses tapi
memiliki :analytical skill”
• Setidaknya ada satu pembuat keputusan
• Satu orang yang memiliki critical thinking saat perubahan
akan dilaksanakan
Langkah 2
 Membuat flow chart (diagram alur) yang rinci yaitu
menentukan titik awal dan akhir dari proses,dan menganalisa
flow chart .
 Langkah ini dapat dilakukan melalui workshop dengan tim
FMEA atau melihat dokumentasi flow chart bila sudah ada
Mulai A/1

Apoteker/Asisten Apoteker Asisten Apoteker


Terima resep Meracik obat

Apoteker/Asisten Apoteker
Asisten Apoteker
Validasi resep
Memberi etiket

T
Apoteker/Asisten Apoteker
sesuai Konfirmasi ke dokter Apoteker/Asisten Apoteker
Menyerahkan obat
Y kebagian
Penyerahan obat
Apoteker/Asisten Apoteker
Validasi resep

Apoteker/Asisten Apoteker
Y Validasi resep
Proses
Sesuai Penerimaa
n rerelasi
T Y
Sesuai
Prose T
Bon bon/piutang
Obat karyawan Apoteker/Asisten Apoteker
Koreksi

Apoteker/Asisten Apoteker
Menyerahkan resep Apoteker/Asisten Apoteker
Ke bagian peracikan Menyerahkan obat

A/2 selesai
Langkah 3
 Mengidentifikasi kemungkinan kegagalan proses dan efek
yang ditimbulkan ke pasien.
 Langkah ini dilakukan dengan melakukan workshop dengan tim
FMEA.
Mulai A/1

Apoteker/Asisten Apoteker Asisten Apoteker


Terima resep Meracik obat

Apoteker/Asisten Apoteker
Asisten Apoteker
Validasi resep
Memberi etiket

T
Apoteker/Asisten Apoteker
sesuai Konfirmasi ke dokter Apoteker/Asisten Apoteker
Menyerahkan obat
Y kebagian
Penyerahan obat
Apoteker/Asisten Apoteker
Validasi resep

Apoteker/Asisten Apoteker
Y Validasi resep
Proses
Sesuai Penerimaa
n rerelasi
T Y
Sesuai
Prose T
Bon bon/piutang
Obat karyawan Apoteker/Asisten Apoteker
Koreksi

Apoteker/Asisten Apoteker
Menyerahkan resep Apoteker/Asisten Apoteker
Ke bagian peracikan Menyerahkan obat

A/2 selesai
LANGKAH 3A GAMBARKAN ALUR PROSES
Tahapan Proses
:Jelaskan proses setiap kegiatan sesuai kebijakan dan prosedur yang berlaku
Jika proses terlalu kompleks,anda dapat memilih satu proses atau sub proses untuk ditindak lanjuti
1 2 3 4 5 6

Cantumkan beberapa sub proses untuk setiap tahapan


proses
Tahapan Sub Proses Tahapan Sub Proses Tahapan Sub Proses Tahapan Sub Tahapan Sub Tahapan Sub
Proses Proses Proses
A. A. A. A. A. A.

B. B. B. B. B. B.

C. C. C. C. C. C.

D. D. D. D. D. D.

E. E. E. E. E. E.
Contoh Kegagalan & Efeknya
Proses Failure mode Cause failure Effect failure S O D
(langkah)

1.Menerima Apoteker Tidak dilakukan Pasien mendapatkan


resep gagal skrining identitas obat yang, waktu tunggu
mendeteksi pasien, pasien lama
kesalahan
identitas Resep langsung di Proses lain tidak
pasien (salah letakkan dikotak,tidak berjalan
nama pasien, ada tatap muka,tidak
tertukar resep ada komunikasi
pasien)
Tidak ada petugas
jaga yang di loket
penerimaan.
Langkah 4:
 Menetapkan kemungkinan tingkat keparahan dari efek
tersebut ke pasien dengan metode workshop.
 Penetapan ini berdasarkan hasil dari kesepakatan tim FMEA
pada workshop tingkat keparahan.
 Untuk setiap efek tim harus memperkirakan:
 Besarnya kemungkinan terjadinya kegagalan
 Tingkat keparahan
 Kesulitan men-deteksi adanya kegagalan
 Selanjutnya menghitung Risk Priority Number (RPN) dengan
tujuan untuk menentukan prioritas tindakan.
Keparahan
Nilai Severity
1 Slight annoyance
2-3 Moderate system problem
4-5 Major system problem
6 Minor injury
7 Major injury
8-9-10 Terminal injury or death
Keseringan
Nilai Occurrence Probability
1 Tidak diketahui 1 dalam 10.000
kemungkinannya
2-3-4 Mungkin tapi belum diketahui 1 dalam 5.000
datanya
5-6 Terjadi, tetapi jarang 1 dalam 200
7-8 Terjadi dan sering 1 dalam 100
9-10 Terjadi, sangat sering/pasti 1 dalam 10
Deteksi
Like lihood Detectable Probability
Very high (1) Error selalu terdeteksi 9 out off 10
High (2,3) Error sangat mungkin 7 out off 10
Terdeksi
Moderate Mungkin terdeteksi 5 out off 10
(4,5,6)
Low (7,8) Kemungkinan kecil terdeteksi 2 out off 10
Remote (9) Tidak mungkin terdeteksi 0 out off 10
Mulai A/1
RPN 5

Apoteker/Asisten Apoteker Asisten Apoteker


Terima resep RPN 2 Meracik obat

Apoteker/Asisten Apoteker RPN 1 Asisten Apoteker


Validasi resep
Memberi etiket

T
Apoteker/Asisten Apoteker
sesuai Konfirmasi ke dokter Apoteker/Asisten Apoteker
Menyerahkan obat
Y kebagian
Penyerahan obat
Apoteker/Asisten Apoteker RPN 4
Validasi resep

Apoteker/Asisten Apoteker
Y Validasi resep
Proses
Sesuai Penerimaa
n rerelasi
T Y
Sesuai
Prose T
Bon bon/piutang
Obat karyawan Apoteker/Asisten Apoteker
Koreksi

Apoteker/Asisten Apoteker RPN 3


Menyerahkan resep Apoteker/Asisten Apoteker
Ke bagian peracikan Menyerahkan obat

A/2 selesai
Tentukan
tindakan

Severity
Tinggi

Jenis
Occurance RPN RPN
kegagalan
dan akibat
Rendah

Detection Biarkan
Langkah FMEA 5:
 Tim FMEA melakukan workshop untuk mengidentifikasi
masalah dengan alat bantu fish bone.
 Identifiasi tersebut dilakukan dari failure mode dengan RPN
tertinggi.
 Tujuannya adalah menemukan akar penyebab dan hubungannya.
Contoh Fishbone
Langkah 6:
 Desain ulang dengan cara melakukan curah pendapat untuk
menentukan dan menetapkan desain baru.
 Hasil dari workshop ini menetapkan desain baru yang akan
diutamakan untuk diujicobakan dan diukur apakah desain baru
dapat meminimalkan risiko kejadian medication error.
DESAIN LAMA REDESIGN/DESAIN BARU

ten apoteker pada saat membaca resep Membuat SOP komunikasi dengan dokter penulis resep
galami kesulitan langsung menelpon dan SOP bagaimana melakukan konfirmasi resep yang
tidak terbaca kemudian tidakan yang dilakukan apabila
ter, tanpa konsultasi ke Apoteker jaga. terjadi kegagalan dokter tidak dapat dihubungi. Adapun
produk SOP yang dibuat adalah Prosedur Komunikasi
farmasis ke dokter penulis resep,Konfirmasi ke dokter untuk
resep non cito,dan pelaksanaan supervisi pelayanan
farmasi rawat jalan.

Membuat SOP konfirmasi ke dokter untuk resep cito

Melakukan sosialisasi SOP Komunikasi dan melakukan


pelatihan langsung berkomunikasi dengan dokter sesuai
dengan langkah-langkah dalam SOP komunikasi

Tabel berlanjut...
Langkah 7:
 Melakukan ujicoba desain baru: diawali dengan melakukan
sosialisasi desain baru kepada petugas terkait
 Melakukan implementasi desain baru, serta melaksanakan
pelatihan bila perlu
Langkah 8:
• Evaluasi desain baru dengan cara mengukur efektifitas hasil
desain ulang dengan parameter sesuai hasil pengukuran risiko
tahap sebelumnya.
• Selanjutnya akan dilakukan skoring untuk melihat nilai RPN
(Risk Priority Number) yaitu apakah ada penurunan tingkat:
– Severity
– Occurance
– Detectable
Contoh hasil evaluasi desai baru

Tahapanproses Kegagalan Nilai RPNsebelumdesain baru Nilai RPNsetelah desainbaru


OCC SEV DET RPN OCC SEV DET RPN
rmasikedokter Kegagalankomunikasi 7 7 6 294 7 7 4 196
lis resep dengandokter

asi resep Kegagalandalam 6 6 6 216 6 6 4 144


Membacanamaobat
EVALUASI RESIKO
Evaluasi Risiko
Evaluasi Risiko adalah membandingkan tingkat risiko yang telah
dihitung pada tahapan analisis risiko dengan kriteria standar
yang digunakan.
• Hasil Evaluasi risiko diantaranya adalah:
 Gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada.
 Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu
ditanggulangi.
Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi
baik
• dalam parameter biaya ataupun parameter lainnya.
 Masukan informasi untuk pertimbangan
tahapan pengendalian.
Evaluasi Risiko

1. Risk Ranking
2. Prioritas Risiko
3. Cost Benefit Analysis (setelah diranking, biaya untuk
mengurangi risiko dibandingkan dengan biaya kalau
terjadi risiko)
4. Tetapkan, risiko diterima atau tidak
 Kriteria Evaluasi Risiko

 Keputusan untuk menerima risiko dan pengelolaannya


berdasarkan pertimbangan :
o kriteria klinis, operasional, teknis, kemanusian
o kebijakan, tujuan ,
o sasaran dan kepentingan stakeholder.
o keuangan, hukum, sosial
KELOLA RESIKO
PENGELOLAAN RISIKO

RISK AVOIDANCE
RISK REDUCTION
RISK TRANSFER
RISK DEFERRAL
RISK RETENTION
Yaitu memutuskan untuk tidak
melakukan aktivitas yang
AVOIDANC mengandung risiko sama sekali.
RISK

Dalam memutuskan untuk


melakukannya, maka harus
dipertimbangkan potensial
E

keuntungan dan potensial kerugian


yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
Risk reduction atau disebut juga risk
mitigation yaitu merupakan metode
REDUCTIO

yang mengurangi kemungkinan


RISK

terjadinya suatu risiko ataupun


mengurangi dampak kerusakan yang
dihasilkan oleh suatu risiko
N
RISK Yatu memindahkan risiko kepada pihak
TRANSFER lain, umumnya melalui suatu kontrak
(asuransi) maupun hedging

Dampak suatu risiko tidak selalu konstan.


RISK Risk deferral meliputi menunda aspek
DEFERRAL
suatu proyek hingga saat dimana
probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.

Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan


dengan cara mengurnagi maupun
RISK
RETENTION mentransfernya, namun beberapa risiko
harus tetap diterima sebagai bagian
penting dari aktivitas
PENANGANAN RISIKO
High probability - high impact

• risiko jenis ini umumnya dihindari


ataupun ditransfer.

Low probability - high impact

• respon paling tepat untuk tipe risiko ini


adalah dihindari. Dan jika masih terjadi,
maka lakukan mitigasi risiko serta
kembangkan contingency plan.
High probability - low impact

• mitigasi risiko dan kembangkan


contingency plan

Low probability - low impact

• efek dari risiko ini dapat dikurangi,


namun biayanya dapat saja melebihi
dampak yang dihasilkan. Dalam
kasus ini mungkin lebih baik untuk
menerima efek dari risiko tersebut.
Contingency plan
Untuk risiko yang mungkin terjadi maka perlu dipersiapkan
contingency plan seandainya benar-benar terjadi.

Contingency plan haruslah sesuai dan proporsional terhadap dampak


risiko tersebut.

Dalam banyak kasus seringkali lebih efisien untuk mengalokasikan


sejumlah sumber daya untuk mengurangi risiko dibandingkan
mengembangkan contingency plan yang jika diimplementasikan
akan lebih mahal.

Namun beberapa scenario memang membutuhkan full contingency


plan, tergantung pada proyeknya.

Namun jangan sampai tertukar antara contingency planning dengan


re-planning normal yang memang dibutuhkan karena adanya
perubahan dalam proyek yang berjalan.
IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO

Setelah memilih respon


yang akan digunakan
untuk menangani risiko,
maka saatnya untuk
mengimplementasikan
metode yang telah
direncanakan tersebut
PENGELOLAAN RISIKO

1. Tetapkan alternatif / pilihan


2. analisa untung rugi
3. pilih tindakan yeng paling sesuai
4. perencanaan tindakan & implementasi
MONITORING MANAJEMEN
RESIKO &
KOMUNIKASI
 Mendapatkan data kinerja.
 Analisis pola; sebuah aktivitas yang pada
dasarnya bersifat epidemiologis.
 Interpretasi; yang berarti memajukan hipotesis
yang mungkin menjelaskan pola yang diamati.
 Mengambil tindakan preventif, korektif, atau
promotif berdasarkan hipotesis kausal yang
telah maju.
 Mendapatkan data kinerja selanjutnya untuk
mengetahui konsekuensi dari tindakan yang
dilakukan.
 Efektifitas
 Efisiensi

 Optimalitas
 Akseptabilitas
 Legitimasi
Mengidentifikasi, menganalisa dan merencanakan
suatu risiko merupakan bagian penting dalam
perencanaan suatu proyek. Namun, manajemen risiko
tidaklah berhenti sampai disana saja. Praktek,
pengalaman dan terjadinya kerugian akan
membutuhkan suatu perubahan dalam rencana dan
keputusan mengenai penanganan suatu risiko.
Sangatlah penting untuk selalu memonitor proses dari
awal mulai dari identifikasi risiko dan pengukuran
risiko untuk mengetahui keefektifan respon yang telah
dipilih dan untuk mengidentifikasi adanya risiko yang
baru maupun berubah. Sehingga, ketika suatu risiko
terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai dan
diimplementasikan secara efektif.
 Dilakukan secara eksternal dan internal
 Merupakan dialog dua arah antara pihak yang
berperan dalam pengembangan manajemen resiko
dirumah sakit
 Persepsi risiko dapat bervariasi karena adanya
perbedaan dalam asumsi dan konsep, isu-isu, dan
fokus perhatian kontributor dalam hal hubungan
risiko dan isu yang dibicarakan.
 Kontributor membuat keputusan tentang risiko
yang dapat diterima berdasarkan pada persepsi
mereka terhadap risiko.
 Karena kontributor sangat berpengaruh pada
pengambilan keputusan maka sangat penting
bagaimana persepsi mereka tentang risiko
sama halnya dengan persepsi keuntungan-
keuntungan yang bisa didapat dengan
pelaksanaan manajemen risiko.
MANUSIA
ALAT

BAHAN
LINGKUNGAN

AMAN
TERIMA KASIH

You might also like