Professional Documents
Culture Documents
K3 DAN PMKP
RSUD JATI PADANG
KONSEP DASAR MANAJEMEN
RISIKO
Setiap aktivitas mengandung risiko untuk berhasil atau
gagal. Risiko adalah kombinasi dari kemungkinan dan
keparahan dari suatu kejadian.
Semakin besar potensi terjadinya suatu kejadian dan
semakin besar dampak yang ditimbulkannya, maka
kejadian tersebut dinilai mengandung risiko tinggi.
Dalam aspek K3, risiko biasanya bersifat negative seperti
cedera, kerusakan atau gangguan operasi. Risiko yang
bersifat negative harus dihindarkan atau ditekan
seminimal mungkin.
APAKAH
RESIKO?
• RISIKO HUKUM
• RISIKO PROPERTY
• RISIKO KESEHATAN/JIWA
• Risiko Klinis :
– Semua isu yang dapat berdampak terhadap
pencapaian pelayanan pasien yang bermutu,
aman dan efektif.
Clinical Risk
Reputational Risk
Visitor Risk
Patient Risk
Property Risk
Worker Risk
Owner Risk
Other’s Risk
Hospital Risk Management
Categories of Risk
Patient Risks
•Clinical Risk Mgt
•Patient Safety
Hospital
Risk
Management
Property
Risks
Roberta Caroll, editor : Risk Management Handbook for Health Care Organizations, 4th edition, Jossey Bass, 2004
RISK
MANAGEMENT
Proses pembuatan dan pelaksanaan
keputusan yang akan membantu
mencegah konsekuensi yang
merugikan dan meminimalkan
dampak negatif dari kerugian disengaja
pada suatu organisasi
IDENTIFIKASI RISIKO :
-Apa yang bisa terjadi
-Bagaimana kejadiannya
-Mengapa hal itu bisa terjadi
-Kapan hal itu bisa terjadi
-Dimana hal itu bisa terjadi
-Siapa yang bisa tertimpa kejadian tersebut
Analisa risiko
-Dampak & probabilitas
- siapa yang terlibat
-Tingkat risiko
KOMUNIKASI -Kendali yang sudah ada dan yang diperlukan MONITOR
Risiko
Tdk diterima Risiko diterima
Pengelolaan risiko
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT UMUM KELAS B PENDIDIKAN
DIREKTUR
UTAMA
S
KOMITE
KOMITE DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT P
RM nKP
I
Instrumen :
1. Laporan Kejadian (KTD+KNC+ Kejadian Sentinel + dll)
2. Review Rekam Medik (Penyaringan Kejadian untuk
memeriksa RM untuk mencari penyimpangan pada
praktik dan prosedur)
3. Pengaduan (Complaint) pelanggan
4. Survey/ self assesment, dll
25
Identifikasi Risiko
Merupakan suatu proses menemukan, mengenal
dan mendeskripsikan risiko.
3
4
2.
2. RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TENAGA MEDIS (MEDICAL STAF RELATED RISK)
› Posisi Statis,
FISIK › Mengangkat,
› Radiasi Pengion › Membungkuk
› -Radiasi nonpengion › Mendorong
› -Suhupanas
Psikososial
› -Suhudingin › Kerja Shift
› -Pencahayaan › Stress
› -getaran › Kekerasan
› Lingkungan
4. RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PROPERTY (PROPERTY RELATED RISKS)
o Bad Debt
o Meningkatnya suku bunga,
o Krisis Moneter
o Keterlambatan pembayaran pasien/payer
6. RISIKO LAINNYA (Other risks)
RISK ASSESSMENT
Proses untuk membantu organisasi
menilai tentang luasnya risiko yg dihadapi
,kemampuan mengontrol frekuensi dan
dampak risiko.
Harus dilakukan oleh seluruh staf dan semua pihak
yg terlibat termasuk Pasien dan Publik dapat
terlibat bila memungkinkan.
RISK ASSESSMENT TOOLS
4
RISK MATRIX
Sering digunakan
Untuk memetakan risiko terhadap
Probabilitas dan Dampak
• Risk =
• Probability (of the Event) X Consequence
RISK = LOSS / UNIT OF TIME
KECELAKAAN :
ADALAH SUATU KEJADIAN DATANG SECARA TIBA-TIBA TIDAK
DIKEHENDAKI DAPAT MENIMBULKAN AKIBAT CIDERA, PENYAKIT
AKIBAT KERJA, KEBAKARAN, PELEDAKAN, PELEPASAN RACUN,
KERUSAKAN HARTA BENDA, KERUSAKAN LINGKUNGAN DAN
BENTUK KERUGIAN LAINNYA
KEBERADAAN RISIKO :
Dapat di kualifikasikan :
Tinggi
Menengah
Rendah
Dapat dikuantifikasikan :
Satu Juta Rp
Sepuluh Juta Rp
Satu Milyar Rp
Dst
Memiliki kriteria batas penerimaan risiko
(risk acceptable) mengacu pada tingkat
risiko yang ditetapkan perusahaan
Memilki target dan sasaran :
Manusia
Harta Benda
Lingkungan
Reputasi
Dll
Harapan suatu kerugian sesuai target dan
sasaran hasil penilaian
PROBABILITY / LIKELIHOOD
1 2 3 4 5
INSGNIFICANT MINOR MODERATE MAJOR CATASTROPHIC
CEDERA Tidak ada cedera Dapat diatasi Berkurangnya Cedera luas Kematian
PASIEN dengan fungsi motorik / Kehilangan
sensorik
pertolongan fungsi utama
Setiap kasus yang
pertama memperpanjang permanent
perawatan
PELAYANAN/ TERHENTI LEBIH TERHENTI LEBIH TERHENTI TERHENTI LEBIH TERHENTI
OPERASIO DARI 1 JAM DARI 8 JAM LEBIH DARI 1 DARI 1 MINGGU PERMANEN
NAL HARI
BIAYA / KERUGIAN KECIL KERUGIAN LEBIH KERUGIAN LEBIH KERUGIAN LEBIH KERUGIAN LEBIH
KEUANGAN DARI 0,1% DARI 0,25 % DARI 0,5% DARI 1%
ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN
PUBLIKASI RUMOR -MEDIA LOKAL - MEDIA LOKAL MEDIA NASIONAL MEDIA NASIONAL
-WAKTU - WAKTU LAMA KURANG DARI 3 LEBIH DARI 3 HARI
SINGKAT HARI
ACTION :
Can be Clinical Manager / Lead Detailed review & Immediate review
manage by Clinician should urgent treatment & action required
procedure assess the should be at Board level.
consequences againts undertaken by Director must be
Accept risk cost of treating the risk senior management informed
CONTOH MERAH
NO IDENTIFIKASI RISIKO
Kebakaran karena penyimpanan gas LPG,Konsleting Listrik,AC
1
Bocor, penyimpanan bahan mudah terbakar
2 Berkas RM rusak karena tempat penyimpanan bocor
4 Terjadi inos
5 Pasien / keluarga terkena aliran listrik
Tertusuk benda tajam /terkena cairan tubuh pasien karena prosedur
6 APD atau penempatan sampah medis tidak pada tempatnya
7 Tuntutan hukum
CONTOH KUNING
Kehilangan barang/rusak karena ruangan yang mudah dimasuki/bocor
1 12
TIM :
Ketua :
Anggota 1. 4.
:
2. 5.
3. 6.
- Dokumentasi : 1.
…………………………………………………….
2.
…………………………………………………
….
3.
…………………………………………………
….
4.
…………………………………………………
…
5.
…………………………………………………
…
1. ………………………………………………………
LANGKAH PETAKAN KRONOLOGI
4 KEJADIAN
FORM TABULAR
WAKTU /
TIMELI
KEJADIAN NE
KEJADIAN
INFORMA
SI
TAMBAHA
N
Good Practice
MASALAH
PELAYANAN
WAKTU /
FORM TABULAR TIMELINE
KEJADIAN
KEJADIAN
INFORMA
SI
TAMBAHA
N
Good Practice
MASALAH
PELAYANAN
WAKTU /
FORM TABULAR TIMELINE
KEJADIAN
KEJADIAN
INFORMA
SI
TAMBAHA
N
Good Practice
MASALAH
PELAYANAN
WAKTU/
FORM TIMEPERSON GRID
STAF
YANG
TERLIBAT
LANGKAH 5 IDENTIFIKASI
CMP
FORM MASALAH / CARE MANAGEMENT PROBLEM (CMP)
Masala Instrumen /
h1 Tools
5
LANGKAH ANALISIS FORM TEHNIK (5)
6 INFORMASI MENGAPA
MASALAH
Mengapa
Mengapa
Mengapa
Mengapa
Mengapa
FORM ANALISIS PERUBAHAN
PROSEDUR YG PROSEDUR YG DILAKUKAN APAKAH TERDAPAT BUKTI
Faktor
Faktor Organisa
Faktor Lingkunga
si &
Komunika n Kerja
Manajem
KET: si
Untuk pengisian lihat Faktor
e n
Kontributor
FAKTOR KONTRIBUTOR, KOMPONEN & SUBKOMPONEN DALAM INVESTIGASI INSIDEN
KLINIS
1. FAKTOR KONTRIBUTOR EKSTERNAL
DILUAR RS Komponen
a. Regulator dan Ekonomi
b. Peraturan & Kebijakan Depkes c.
Peraturan Nasional
d. Hubungan dengan Organisasi lain
4. FAKTOR KONTRIBUTOR :
TIM
Komponen SubKomponen
Supervisi & Konsultasi a. Adanya kemauan staf junior berkomunikasi b. Cepat Tanggap
5. FAKTOR KONTRIBUTOR :
STAF
Komponen SubKomponen
7. FAKTOR KONTRIBUTOR :
PASIEN Komponen SubKomponen
Kondisi Penyakit yang kompleks, berat, multikomplikasi
8. FAKTOR KONTRIBUTOR
KOMUNIKASI Komponen SubKomponen
Komunikasi Verbal a. Komunikasi antar staf junior dan senior
b. Komunikasi antar Profesi
c. Komunikasi antar Staf dan Pasien
d. Komunikasi antar Unit Departemen
Komunikasi Tertulis Ketidaklengkapan Informasi
LANGKAH 7
FORM REKOMENDASI & RENCANA
TINDAKAN
TINGKAT
REKOMENDA
AKAR TINDAKAN PENANGGUN WAKTU SUMBER DAYA BUKTI PARAF
SI
MASALA (Individu, Tim, G JAWAB YG PENYELESAIA
H DIBUTUHKAN N
Direktorat, RS
Apoteker/Asisten Apoteker
Asisten Apoteker
Validasi resep
Memberi etiket
T
Apoteker/Asisten Apoteker
sesuai Konfirmasi ke dokter Apoteker/Asisten Apoteker
Menyerahkan obat
Y kebagian
Penyerahan obat
Apoteker/Asisten Apoteker
Validasi resep
Apoteker/Asisten Apoteker
Y Validasi resep
Proses
Sesuai Penerimaa
n rerelasi
T Y
Sesuai
Prose T
Bon bon/piutang
Obat karyawan Apoteker/Asisten Apoteker
Koreksi
Apoteker/Asisten Apoteker
Menyerahkan resep Apoteker/Asisten Apoteker
Ke bagian peracikan Menyerahkan obat
A/2 selesai
Langkah 3
Mengidentifikasi kemungkinan kegagalan proses dan efek
yang ditimbulkan ke pasien.
Langkah ini dilakukan dengan melakukan workshop dengan tim
FMEA.
Mulai A/1
Apoteker/Asisten Apoteker
Asisten Apoteker
Validasi resep
Memberi etiket
T
Apoteker/Asisten Apoteker
sesuai Konfirmasi ke dokter Apoteker/Asisten Apoteker
Menyerahkan obat
Y kebagian
Penyerahan obat
Apoteker/Asisten Apoteker
Validasi resep
Apoteker/Asisten Apoteker
Y Validasi resep
Proses
Sesuai Penerimaa
n rerelasi
T Y
Sesuai
Prose T
Bon bon/piutang
Obat karyawan Apoteker/Asisten Apoteker
Koreksi
Apoteker/Asisten Apoteker
Menyerahkan resep Apoteker/Asisten Apoteker
Ke bagian peracikan Menyerahkan obat
A/2 selesai
LANGKAH 3A GAMBARKAN ALUR PROSES
Tahapan Proses
:Jelaskan proses setiap kegiatan sesuai kebijakan dan prosedur yang berlaku
Jika proses terlalu kompleks,anda dapat memilih satu proses atau sub proses untuk ditindak lanjuti
1 2 3 4 5 6
B. B. B. B. B. B.
C. C. C. C. C. C.
D. D. D. D. D. D.
E. E. E. E. E. E.
Contoh Kegagalan & Efeknya
Proses Failure mode Cause failure Effect failure S O D
(langkah)
T
Apoteker/Asisten Apoteker
sesuai Konfirmasi ke dokter Apoteker/Asisten Apoteker
Menyerahkan obat
Y kebagian
Penyerahan obat
Apoteker/Asisten Apoteker RPN 4
Validasi resep
Apoteker/Asisten Apoteker
Y Validasi resep
Proses
Sesuai Penerimaa
n rerelasi
T Y
Sesuai
Prose T
Bon bon/piutang
Obat karyawan Apoteker/Asisten Apoteker
Koreksi
A/2 selesai
Tentukan
tindakan
Severity
Tinggi
Jenis
Occurance RPN RPN
kegagalan
dan akibat
Rendah
Detection Biarkan
Langkah FMEA 5:
Tim FMEA melakukan workshop untuk mengidentifikasi
masalah dengan alat bantu fish bone.
Identifiasi tersebut dilakukan dari failure mode dengan RPN
tertinggi.
Tujuannya adalah menemukan akar penyebab dan hubungannya.
Contoh Fishbone
Langkah 6:
Desain ulang dengan cara melakukan curah pendapat untuk
menentukan dan menetapkan desain baru.
Hasil dari workshop ini menetapkan desain baru yang akan
diutamakan untuk diujicobakan dan diukur apakah desain baru
dapat meminimalkan risiko kejadian medication error.
DESAIN LAMA REDESIGN/DESAIN BARU
ten apoteker pada saat membaca resep Membuat SOP komunikasi dengan dokter penulis resep
galami kesulitan langsung menelpon dan SOP bagaimana melakukan konfirmasi resep yang
tidak terbaca kemudian tidakan yang dilakukan apabila
ter, tanpa konsultasi ke Apoteker jaga. terjadi kegagalan dokter tidak dapat dihubungi. Adapun
produk SOP yang dibuat adalah Prosedur Komunikasi
farmasis ke dokter penulis resep,Konfirmasi ke dokter untuk
resep non cito,dan pelaksanaan supervisi pelayanan
farmasi rawat jalan.
Tabel berlanjut...
Langkah 7:
Melakukan ujicoba desain baru: diawali dengan melakukan
sosialisasi desain baru kepada petugas terkait
Melakukan implementasi desain baru, serta melaksanakan
pelatihan bila perlu
Langkah 8:
• Evaluasi desain baru dengan cara mengukur efektifitas hasil
desain ulang dengan parameter sesuai hasil pengukuran risiko
tahap sebelumnya.
• Selanjutnya akan dilakukan skoring untuk melihat nilai RPN
(Risk Priority Number) yaitu apakah ada penurunan tingkat:
– Severity
– Occurance
– Detectable
Contoh hasil evaluasi desai baru
1. Risk Ranking
2. Prioritas Risiko
3. Cost Benefit Analysis (setelah diranking, biaya untuk
mengurangi risiko dibandingkan dengan biaya kalau
terjadi risiko)
4. Tetapkan, risiko diterima atau tidak
Kriteria Evaluasi Risiko
RISK AVOIDANCE
RISK REDUCTION
RISK TRANSFER
RISK DEFERRAL
RISK RETENTION
Yaitu memutuskan untuk tidak
melakukan aktivitas yang
AVOIDANC mengandung risiko sama sekali.
RISK
Optimalitas
Akseptabilitas
Legitimasi
Mengidentifikasi, menganalisa dan merencanakan
suatu risiko merupakan bagian penting dalam
perencanaan suatu proyek. Namun, manajemen risiko
tidaklah berhenti sampai disana saja. Praktek,
pengalaman dan terjadinya kerugian akan
membutuhkan suatu perubahan dalam rencana dan
keputusan mengenai penanganan suatu risiko.
Sangatlah penting untuk selalu memonitor proses dari
awal mulai dari identifikasi risiko dan pengukuran
risiko untuk mengetahui keefektifan respon yang telah
dipilih dan untuk mengidentifikasi adanya risiko yang
baru maupun berubah. Sehingga, ketika suatu risiko
terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai dan
diimplementasikan secara efektif.
Dilakukan secara eksternal dan internal
Merupakan dialog dua arah antara pihak yang
berperan dalam pengembangan manajemen resiko
dirumah sakit
Persepsi risiko dapat bervariasi karena adanya
perbedaan dalam asumsi dan konsep, isu-isu, dan
fokus perhatian kontributor dalam hal hubungan
risiko dan isu yang dibicarakan.
Kontributor membuat keputusan tentang risiko
yang dapat diterima berdasarkan pada persepsi
mereka terhadap risiko.
Karena kontributor sangat berpengaruh pada
pengambilan keputusan maka sangat penting
bagaimana persepsi mereka tentang risiko
sama halnya dengan persepsi keuntungan-
keuntungan yang bisa didapat dengan
pelaksanaan manajemen risiko.
MANUSIA
ALAT
BAHAN
LINGKUNGAN
AMAN
TERIMA KASIH