You are on page 1of 33

A.

PRODUKSI BENIH NON HIBRIDA

• Produksi benih non hibrida meliputi :


 inbrida untuk tanaman menyerbuk sendiri
 bersari bebas/open pollinated (OP) untuk
tanaman yang menyerbuk silang
• Proses produksi sederhana, karena hampir
sama dengan budidaya untuk konsumsi
Harus memenuhi:
• PRINSIP GENETIK
 pengendalian mutu internal agar tidak terjadi
kemunduran genetis

• PRINSIP AGRONOMIK
 praktek budidaya tanaman untuk
produksi benih
PRINSIP GENETIK

1. Menggunakan lahan yang diketahui sejarah


penggunaan sebelumnya
• bebas voluntir (benih asing) dari pertanaman
sebelumnya
Pencegahan :  pengolahan lahan benar
 periode penanaman sebelumnya
cukup lama
PRINSIP GENETIK
• Menumbuhkan tanaman untuk benih pada
lahan yang sama dalam dua musim berturut-
turut diizinkan asal kultivar sama.
• Kepastian sejarah penggunaan lahan
sebelumnya dapat dipelajari pada saat
pemeriksaan pendahuluan
PRINSIP GENETIK
2. Menggunakan sumber benih yang tepat kelas,
diketahui asal-usulnya, bebas dari benih lain

Benih Penjenis

Benih Dasar

Benih Pokok

Benih Sebar
PRINSIP GENETIK
• Dilakukan dengan tujuan  menghindari
persilangan dengan serbuk sari lain
• Kontaminasi dapat disebabkan oleh :
– Persilangan alamiah dengan tanaman di
sekitarnya
– Pencampuran mekanis saat di persemaian,
panen, pengolahan dan penanganan benih
– Penyakit terbawa benih yang berasal dari lahan
di dekatnya
PRINSIP GENETIK
3. Menggunakan isolasi yang sesuai
- isolasi waktu
- isolasi jarak

• Isolasi yang baik dapat mencegah:


 Tercampurnya benih dari varietas berbeda
 Penyerbukan silang antar pertanaman yang
berbeda
 Penyebaran hama dan penyakit dari
tanaman inang
• Isolasi waktu
 Memberikan selang waktu tanam yang
berbeda antara dua varietas yang berbeda
sehingga saat berbunga berbeda
o padi, jagung : 30 hari
o kentang : 35 hari
o kedelai, kc hijau, kc panjang : 15 hari
• Isolasi jarak

 Dilakukan dengan cara:


o mengosongkan tanah antar dua blok;
o menanami dengan tanaman lain;
o tanpa isolasi, namun tanaman di antara
dua batas pada jarak untuk persyaratan
isolasi dikeluarkan dari calon benih
• Pertimbangan utama dalam menentukan jarak
adalah apakah tanaman menyerbuk sendiri
atau menyerbuk silang
• Jarak aktualnya apakah serbuk sari terbawa
angin atau serangga.
• Jika ada barier, jarak isolasi dapat dikurangi
• Isolasi jarak dipengaruhi oleh kelas benih yang
diproduksi.
• Arah angin menentukan jarak isolasi
• Agar isolasi efektif :
 penetapan arah petakan (tegak lurus arah
angin),
 penetapan bentuk petakan (mendekati bujur
sangkar),
 pembuangan tanaman pinggir,
 penetapan ukuran kebun dan petakan
(menyatu dan luas),
penanaman tanaman penghalang (rimbun
dan tinggi).
• Teknik isolasi lain rumah kasa

• Contoh isolasi jarak


o padi, kc hijau, kc tanah: 3 m,
o kedelai : 8 m,
o jagung : 200 m,
o kentang: 350 m,
o terong: 250 m.
PRINSIP GENETIK
4. Melakukan roguing (mencabut tanaman
asing/rogues)
 Menjaga kemurnian benih
 Kehadiran rogues tdk dapat ditoleransi
 Rogues berupa: gulma, tanaman spesies lain,
kultivar lain atau tipe simpang (tanaman yang
memiliki morfologi berbeda/berasal dari
persilangan)
• Pelaksana roguing harus mengetahui:
Deskripsi varietas yang diusahakan
Karakteristik tipe simpang
Penyakit terbawa benih
Gulma berbahaya, kurang berbahaya dan lazim
tumbuh
• Efektivitas roguing tergantung pada
perbedaan rogues dan ketrampilan
pembuangannya.
• Roguing harus dilakukan beberapa kali pada
tahap pertumbuhan yang berbeda.
• Waktu terbaik adalah saat pembungaan
penuh.
• Pada tanaman menyerbuk silang roguing
dilakukan sebelum bunga mekar
• Peningkatkan efisiensi roguing :
 Ditanam sedemikian rupa sehingga tanaman
dapat dilihat/diamati per individu
 Berjalan secara sistematik melalui
pertanaman yang ada, sehingga setiap
tanaman dapat terlihat
 Seluruh bagian tanaman rogue dicabut dan
dibuang
 Pemeriksaan membelakangi matahari dan
dilakukan sepagi mungkin
 Tidak boleh ditunda
PRINSIP GENETIK
5. Menghindari kontaminasi mekanis
• Menghindari tercampurnya benih asing pada
semua proses produksi
• Semua alat dan wadah harus dibersihkan antar
operasi yang berbeda (traktor, alat pengolahan
tanah, mesin tanam, mesin potong, perontok,
lori, pengering, wadah simpan).
• Setelah panen kelompok benih harus dijaga
terpisah satu sama lain
PRINSIP GENETIK
6. Penanaman di wilayah adaptasi
• Menghindari kemunduran varietas

! Suatu ketika perlu dilakukan produksi benih di


luar adaptasi untuk memelihara ketersediaan
pasokan benih atau untuk menghindari daerah
epidemi penyakit
PRINSIP AGRONOMIK
• Praktek budidaya tanaman untuk benih dan
konsumsi pada dasarnya sama
• Produksi benih memerlukan perhatian khusus
 menentukan kualitas generasi berikutnya
PRINSIP AGRONOMIK
Kegiatan:
1) Pemilihan dan penyiapan lahan produksi
2) Penumbuhan tanaman
3) Pemanenan tanaman
4) Penanganan benih agar siap salur
PRINSIP AGRONOMIK
1) Pemilihan dan penyiapan lahan produksi

Perlu diperhatikan :
 Adaptasi tanaman terhadap lingkungan
produksi (sesuai komoditi dan jenis)
 Sejarah pertanaman sebelumnya
 Rotasi tanaman
 Kemudahan tempat bagi jaringan
transportasi antar wilayah
PRINSIP AGRONOMIK
Persiapan lahan:
 Pembersihan
 Perataan
 Irigasi dan drainase
 Pemberian bahan organik
 Pemberian unsur hara
PRINSIP AGRONOMIK
2) Penumbuhan Tanaman
a. Penanaman
• Tanaman yang tidak memerlukan persemaian
 Benih dalam satu lubang tidak terlalu banyak
 Kedalaman tanam tergantung ukuran benih
dan waktu tanam (musim hujan lebih dalam)
 Disarankan cara tanam berbaris
 Semua petakan diberi tanda dengan jelas dan
dicatat tata letaknya
PRINSIP AGRONOMIK
2) Penumbuhan Tanaman
a. Penanaman
• Tanaman yang memerlukan persemaian
 Persiapan bedengan persemaian
 Lokasi persemaian mudah dijangkau
sehingga memudahkan pengairan,
penaungan
Penyesuaian tanaman
Pemindahan tanaman
PRINSIP AGRONOMIK
2) Penumbuhan Tanaman
a. Pemeliharaan
Penjarangan
Pendangiran
Pengendalian gulma
Irigasi
Pemupukan
Pengendalian OPT
Perlindungan tanaman dari kontaminasi serbuk
sari asing
PRINSIP AGRONOMIK
3) Pemanenan
• Panen dilakukan saat tanaman menghasilkan
benih bermutu tinggi dalam jumlah maksimal
• Agar produksi dapat dicapai maksimal maka :
– Tegakan tanaman yang tumbuh baik dan
seragam
– Proses pematangan berlangsung dalam waktu
yang tidak terlalu lama atau pendek
– Tingkat keberhasilan penyerbukan dan
pembuahan tinggi
PRINSIP AGRONOMIK
3) Pemanenan
• Penentuan saat panen
– Dipanen saat masak fisiologis, penundaan
sesaat untuk mengurangi kadar air
– Penundaan terlalu lama dapat meningkatkan
kehilangan benih, benih terlalu kering mudah
pecah saat perontokan, vigor menurun
PRINSIP AGRONOMIK
3) Pemanenan
• Sistem panen
– Ada dua operasi yaitu pemotongan dan
perontokan
– Mesin yang mampu melaksanakan dua operasi
sekaligus disebut combine harvested
– Beberapa spesies panen dilakukan dengan
pemetikan oleh tangan  untuk benih
yang matangnya tidak seragam
– Saat pemotongan, kadar air masih terlalu
tinggi, sehingga dibiarkan sementara agar
kadar air turun
PRINSIP AGRONOMIK
3) Pemanenan
• Hal-hal berkaitan dengan panen
• Kondisi benih ketika dipanen berpengaruh
terhadap daya simpan benih
• Cuaca saat panen sangat berpengaruh terhadap
kualitas benih
PRINSIP AGRONOMIK
3) Pemanenan
• Hilangnya viabilitas selama penyimpanan
umumnya karena kerusakan mekanis saat panen
dan pengolahan
• Keberhasilan penyimpanan tergantung terutama
pada kadar air benih ketika akan disimpan.
• Pengeringan merupakan bagian penting
dalam proses pemanenan
PRINSIP AGRONOMIK
4) Penanganan benih siap salur
• Teknik penyiapan benih siap salur harus
sesuai dengan sifat daya simpan benih yang
diproduksi.
• Sebelum disimpan, benih harus dibersihkan,
dikeringkan, dikemas
• Ada dua tipe benih berdasarkan daya
simpannya yaitu ortodoks dan rekalsitran.
• Tipe ortodoks memerlukan kadar air dan
kelembaban rendah untuk peyimpanannya
sebaliknya untuk rekalsitran
THANK YOU

You might also like