Professional Documents
Culture Documents
Kep,Ns
PENGERTIAN
suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh virus influenza yang menyerang
burung/unggas dan manusia.
Yang sangat di waspadai adalah
Haemagglutinin, Neuramidase (H5N1)
Kategori menurut MOPH Thailand, 2005
1. Derajat 1 : penderita tanpa pneumonia
2. Derajat II: Penderita dengan pneumonia
derajat sedang dan tanpa gagal nafas
3. Derajat III. Penderita dengan
pneumonia berat dan dengan gagal
nafas
Derajat IV. Pasien dengan pneumonia
berat dan akut Respiratory Distress
Syndrome atau dengan multiple organ
failure.
Etiologi
Virus influenza tipe A
Penyebaran melalui udara
Tahan pada air sampai 4 hari pada suhu
220 C dan lebih dari 30 hari pada 00 C.
Virus iniakan mati pada pemanasan 600
C, selama 30 menit
Tidak tahan pada deinfektan formalin
cairan yang mengandung iodine
(Sudoyo Aru)
Manifestasi klinik
Masa inkubasi 3 hari dengan rentang 2-
4 hari
Batuk, pilek, demam> 38 0 C,
Sefalgia, nyeri tenggorokan, mialgia,
dan malaise
Diare, konjungtivitas
Flu ringan, banyak berkeringat dengan
ARDS
Peningkatan ureum dan kreatinin
Manifestasi klinik
Nafas terengah-enggah
Kulit menjadi kehitaman/keabuan
Malas minum
Muntah-muntah
Tidak bisa bangun dan berinteraksi
denan baik
Tidak mau disentuh
Terkadang gejala hilang tetapi demam
dan batuk masih ada
Melalui udara, air,
makanan, yg Unggas terinfeksi Hambatan mobilitas
terinfeksi influensa A H5N! fisik
-Kontak dengan
kotoran unggas Infeksi epitel saluran
- Menyentuh produk nafas Kelemahan
unggas yag terinfeksi
Flu burung
Malaise
Pembentukan
proinfalmasi cytocine
Hipertermia IL -1, Il-6, dan Tn α,
Nyeri
RR N >N
Ronkhi Tidak ada Ada
Leukopenia Tidak ada Ada
Kontak Tidak ada Ada
Skor :
6-7 = evaluasi ketat, apabila meningkat
>7 diberikan oseltamivir
Batas ferekuenzi nafas :
< 2 bln = 60 kali/mnt
2bl- < 12 bln = >50 kali/mnt
> 1 thn- < 5 Thn = > 40 kali/mnt
5 thn – 12 thn = > 30 kali/mnt
13 thn = > 20 kali/mnt
Pada fasilitas yang tidak ada pemeiksaan
leukosit maka pasien dianggap sebagai
leukopenia (skor 2)
Pelayanan di RS Rujukan
- Rawat isolasi
- Petugas triase memakai APD dan
melakukan kewaspadaan standar
- melakukan pemeriksaan fisik dan
anamnesa
- Foto thoraks, pemeiksaan kimia darah,
ulangi setiap hari, pemeriksaan PCR hari ke
1,2 dan 3 perawatan.
- Pemeriksaan serologi hari 1 dan diulang hari
5
Rawat inap
- Perhatikan kondisi Umum, kesadaran
TTV, Pantau saturasi O2
- Terapi suporatif : pasang Oksigen dan
terapi cairan dll
-
Profilaksis menggunakan
oseltamivir
perlu diwaspadai adanya penularan
Sebelum terpajan tidak dianjurkan, tetapi para
petugas yang terpapar dengan jarak , 1 meter
tanpa penggunaan APD perlu diberikan
bagi mereka yang terpajan > 7 hari yang lalu
tidak dianjurkan
Kelompok risiko : petugasnyang melakukan
intubasi, nebulisasi, yang menangani cairan
tanpa APD
Anggota keluarga yang kontak erat
Antiviral diberikan 48 jam pertama
Profilaksis diberikan pada kelompok
risiko tinggi 7-10 hari selama 6-8 minggu
Antibiotik spektrum luas
Methilprednison
Vitamin, TKTP
Rawat ICU sesuai indikasi.
Indikasi Rawat ICU
RR > 30 kali/mnt
PaO2/FiO2 <300
Foto thoraks menunjukkanadanya
kelainan bilateral
TD < 90/60 mmHg
Membutuhkan ventilasi mekanik
Septik syok
Serum kreatinin . 2 mg/dl
Perawatan.
Pasien yang sudah pulang wajib kontrol
dipoliklinik paru,
Kontrol 1 minggu setelah pulang yaitu
foto thoraks dan laboratorium dan uji
lain ketika pulang abnormal.
Kriteria pulang : Tidak demam selama 7
hari, hasil radiologi menujukkan
perbaikan, terbukti bukan kasus flu
burung, pada anak < 12 thn dengan
PCR + , 21 hari setelah awita penyakit
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d
obstruksi jalan nafas
- Auskultasi suara nafas sebelum dan
sesuadh section
- Minta pasien nafas dalam sebelum
section
- Anjurkan pasien nafas dalam dan istirahat
setelah section
- Monitor status oksigen
- Berikan O2 dengan menggunakan nasal
- Berikan brokhodilakor bila perlu
2. Hipertermia b/d reaksi inflamasi
Intervensi :
- Monitor suhu sesering mungkin
- Monitor IWL
- Monitor warna dan suhu kulit
- Monitor Wbc, Hb dan Hct
- Berikan antipiretik
- Monitor intake dan output
- Monitor TTV
- Ajarkan pasien mencegah keletihan akibat
panas
- Tingkatkan intake dan nutrisi
3. Ketidakefektifan pola nafas b/d hiperventilasi
Intervensi :
- Posisikan kepala pasien untuk
memaksimalkan pernafasan
- Monitor suara paru
- Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat
jalan nafas buatan
- Pasang mayo bila perlu
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
- monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
- identifikasi penyebab dan perubahan TTV
4. Gang. Pertukaran gas b/d perubahan membran
kapiler alveoli.
intervensi :
- Memonitor rata-rata, kedalaman, irama dan
usaha respirasi
- Monitor pola nafas
- auskultasi suara nafas, catat adanya suara
tambahan
- Monitor kelelahan otot diafragma
- Monitor respirasi dan status 02
- catat oergerakan dada, amati kesimetrisan,
penggunaan otot tambahan, retraksi dinding
dada
5. Nyeri akut B/d agen cedera biologi.
Intervensi :
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Observasi reksi nonverbal dan ketidaknyamanan
- kurangi faktor presipitasi nyeri
- ajarkan tetang tehnik non farmakologis
- monitor penerimaaan pasien tentang manajemen
nyeri
- pilih analgetik yang diperlukan
- Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri
- kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu ruangan.
6. Kekurangan volume cairan
Intervensi:
- Monitor status hidrasi jika di perlukan
- Monitor TTV
- Kolaborasi pemberian IVL
- Monitor BB
- Monitor adannya tanda-tanda gagal ginjal
- Monitor tingkat Hb dan Ht
- Anjurkan pasien untuk mempertahankan hidrasi.
- monitor respon pasien terhadap penambahan
cairan
- monitor status nutrisi
- berikan pengganti nasogastrik sesuai output.
7. Hambatan mobilitas fisik b/d stadium penyakit.
Intervensi :
- kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
- ajarkan pasien tentang tehnik ambulasi
-monitor TTV sebelum dan sesuad melakukan
aktivitas
- dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi
dan bantu penuhi kebutuhan pasien
- Berikan alat bantu jika pasien membutuhkan
- ajarkan pasien bagaimana merubah posisi
- kolaborasi dengan terapi fisik tentang rencana
ambulasi yang akan dilakukan.
Discharge Planning
Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air
mengalir
Menjaga adaya tahan tubuh dengan mengkonsumsi
makanan bergizi dan istirahat yang cukup
Mengelolah unggas dengan benar
Pemusnahan unggas tang terinfeksi flu burung
Vaksinasi unggas yg sehat
Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja
Membersihkan kotoran unggas setiap hari
Menggunakan alat pelindung diri
Menghindari kontak dengan unggas yang terinfeksi