You are on page 1of 27

The Human Menstrual Cycle:

Neuroendokrine and Regulation


NamaKelompok II:
Endang Sari
Mekar Zenni Radhia
Miskah Indah Syahid
Nadiah Fadhilah
Titin Dewi Silaban
Tita Oktya
Yen Risa Saputri
Dosen Pembimbing: Dr.dr. Joserizal Serudji, SpOG (K)
OUTLINE

D. Faktor yang
A. Definisi
mempengaruhi siklus
Mesntruasi
menstruasi

E. Feedback ovarium
B. Gambaran Klinis
pada Hipotalamus
Mestruasi
dan Hipofisis

C. Regulasi F. Pengaturan
Neuroendokrin Hormonal Siklus
Mestruasi Mesntruasi
A.Definisi
Perdarahan vagina secara berkala akibat
terlepasnya lapisan endometrium
uterus.

Fungsi menstruasi normal


Menstruasi

interaksi antara hipotalamus,


hipofisis dan ovarium.
B. Gambaran Klinis
Menstruasi

perdarahan menstruasi terjadi setiap


25-35 hari.

median panjang siklus adalah 28 hari.

(wanita usia reprodukstif)


Gambaran Siklus Menstruasi pada Saluran Reproduksi
Gambaran Siklus Menstruasi pada Saluran Reproduksi
C. Regulasi Neuroendokrin
Sewaktu Menstruasi
 Daerah interaksi neuroendokrin : hipotalamus dan hipofisis.
 Hipotalamus  Nuklei sel-sel neuronal, didalam nuklei ini
terdapat kelompok2 sel khusus yang melepaskan suatu hormon
atau hormon-hormon tertentu.
 Aktifitas saraf  pelepasan GnRH (gonadotropin releasing hormone)
dengan cara pulsatil terutama terjadi di dalam mediobasal
hipotalamus khususnya di nukleus arkuatus.
 Sifat siklik siklus menstruasi pada primata diatur oleh ovarium
dan bukan oleh otak.
D. Pengaturan Hormonal pada Siklus
Menstruasi

Siklus Siklus
Ovarium Uterus
Siklus Ovarium

Kontrol
Korpus
Kontrol Luteum
Ovulasi
Kontrol
Fungsi
Folikel
Kontrol Fungsi Folikel

Fase folikular :
 Hormon  pembentukan antrum, perkembangan Folikel,
dan sekresi estrogen.
 FSH : menginduksi pembentukan antrum.
 FSH & estrogen : merangsang proliferasi sel2 granulosa.
 FSH & LH : sintesis & sekresi estrogen oleh folikel.
 Estrogen  di produksi di sel granulosa & sel teka
Produksi estrogen oleh folikel ovarium (sherwood, 2010).
 Kadar basal FSH <<  sudah mulai
memadai u/ mendorong konversi.
 Seiring dengan semakin tumbuhnya
folikel  estrogen lebih banyak
diproduksi.

 Sekresi LH terus meningkat  fase


folikuler.
(karna estrogen saja tidak dapat
secara penuh menekan sekresi
tonik LH)

Kontrol umpan balik sekresi FSH & LH tonik


selama fase folikular (sherwood, 2010).
Kontrol Ovulasi

Ovulasi & Luteinisasi

Dipicu peningkatan sekresi LH


yang mendadak & besar.

Folikel matang

Kontrol Lonjakan LH saat Ovulasi


(sherwood, 2010)
Lonjakan LH :
 Menghentikan sintesis estrogen oleh sel folikel.
 Memulai kembali meiosis di oosit folikel yang sedang
berkembang.
 Memicu pembentukan prostaglandin kerja lokal (mendorong
perubahan vaskuler dinding folikel).
 Diferensiasi sel folikel menjadi sel luteal.
Kontrol Korpus Luteum

LH  korpus luteum
mengeluarkan
progesteron & estrogen
(progesteron paling
banyak).

Pertengahan luteal :
estrogen turun sesaat.

Kontrol umpan balik selama fase luteal


(Sherwood, 2010).
Siklus Uterus

Fase Haid

Fase
Proliferasi

Fase
Sekretorik
Fase Haid

 Pengeluaran darah & sisa endometrium dari vagina.


 Bersamaan dengan pengakhiran fase luteal ovarium &
dimulainya fase Folikular.
 Progesteron & estrogen  turun tajam  lap. Dalam
uterus yang kaya vaskular & nutrien kehilangan hormon
penunjang.
 Sebagian besar lap. Dalam uterus terlepas selama haid
kecuali lap. Dalam yang tipis berupa sel epitel & kelenjer
(asal regenerasi endometrium)
Prostaglandin  merangsang kontraksi
ritmik ringan miometrium  membantu
mengeluarkan darah & sisa endometrium.
Haid : 5-7 hari pasca degenerasi korpus
luteum.
Sekresi FSH & LH  folikel baru
berkembang.
Fase Proliferatif

Dimulai bersamaan dg bagian terakhir fase folikular


ovarium.
Endometrium mulai memperbaiki diri &
berproliferasi (sel epitel, kelenjer, pemb. Darah) 
estrogen.
Berlangsung dari akhir haid – Ovulasi.
Fase Sekretorik

Bersamaan dengan fase luteal.


Progesteron : mengubah endometrium tebal
(yang telah dipersiapkan estrogen) menjadi kaya
vaskular & glikogen.
Jika fertilisasi tidak terjadi  korpus luteum
berdegenerasi & fase folikur dan fase haid baru
dimulai.
E. Feedback Ovarium pada Hipotalamus dan
Hipofisis
1. Feedback Negatif
a) Estrogen
Mekanisme yang mendasari feedback negative estrogen umumnya
telah diselidiki pada wanita pascamenopause atau wanita yang
diovariektomi.

b) Progesteron
Progesteron memiliki efek pada sekresi gonadotropin yang bekerja
pada tingkat hipotalamus dengan memperlambat frekuensi sekresi denyut
GnRH Pada wanita pasca menopause yang menerima dosis rendah
estradiol, penambahan progesteron menekan frekuensi denyut GnRH
baik menggunakan LH atau FAS sebagai penanda sekresi GnRH.
c) Inhibin
Bukti untuk faktor gonad nonsteroid dengan efek umpan
balik pada pituitari ditemukanawal 1900-an, tapi tidak sampai
pertengahan 1980 inhibin diisolasi dan kemudian ditemukan
menjadi bagian dari keluarga peptida yang mencakup inhibin A,
B inhibin, aktivin, dan fungsi terkait protein follistatin.

2. Feedback positif
Selain penghambatan sekresi gonadotropin, estrogen
memberi sebuah efek stimulasi untuk menghasilkan lonjakan
LH praovulasi. Efek umpan balik positif terlihat pada beberapa
species hewan dan pada wanita, dan itu tergantung pada tingkat
paparan dan tingkat durasi estrogen.
F. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Siklus

 Produksi FSH dan LH berada di bawah pengaruh releasing hormone


(FSH-RH dan LH-RH) melalui rangsangan hipotalamus ke
hipofisis. Penyaluran RH ini sangat dipengaruhi oleh mekanisme
umpan balik estrogen terhadap hipotalamus.

Dasar-dasar Biologi Menstruasi


Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi
menurut Wolfenden (2010) :

 Ketidakseimbangan Hormon
Menstruasi iregular dapat disebabkan terlalu banyak atau sedikit
hormon, yang dapat disebabkan oleh masalah tiroid, sindrom polikistik
ovarium, obat-obatan, perimenopause, sakit, gaya hidup, olah raga
berlebihan, dan stres.
 Stres
Beban pikiran sangat berpengaruh terhadap kondisi tubuh, termasuk
periode menstruasi. Kondisi pikiran yang tidak stabil dapat
menyebabkan kelenjar adrenal mengeluarkan kortisol. Hal ini berefek
pada estrogen, progesteron dan menurunkan produksi Gonadotropin-
releasing hormone (GnRH) sehingga menghambat terjadinya ovulasi atau
menstruasi.
 Penyakit
Siklus menstruasi yang tidak teratur dalam waktu lama merupakan tanda-tanda
adanya penyakit pada saluran reproduksi. Misalnya, fibroid, kistas, endometriosis,
polip, sindrom polikistik ovarium, infeksi pada saluran reproduksi maupun
kelainan genetik.

 Perubahan rutinitas
Perubahan rutinitas dalam hidup dapat berpengaruh pada kondisi fisik. Misalnya,
mereka yang harus berganti jam kerja dari pagi menjadi malam. Hal ini biasa
terjadi hingga tubuh menyesuaikan dengan pola atau rutinitas baru.

 Gaya hidup dan berat badan


Pilihan gaya hidup termasuk pola makan, mengkonsumsi alkohol, atau pemakai
narkoba mempengaruhi metabolisme progesteron dan estrogen. Terlalu banyak
mengkonsumsi kafein dan rokok serta kelebihan dan kekurangan berat badan juga
berpengaruh pada kadar hormonal di tubuh.
REFERENSI
Greenstein B, Wood DF. 2010. At a Glance : Sistem Endokrin. Edisi
Kedua. Penerbit Erlangga. Jakarta
Heffner, LJ dan Schust, DJ. 2010. At a Glance : Sistem Reproduksi.
Edisi 2. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Speroff, L, Robert H. Glass, Nathan G. Kase. 1999. Clinical
Gynecologic Endocrinology and Infertility 6th ed: Lippincott
Williams & Wilkins
Sherwood, L. 2012. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Edisi 6.
EGC, Jakarta.
Grenspan S Francis dan Baxter D Jhon. Endokrinologi Dasar dan
Klinik. Edisi ke Empat. Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta

You might also like