Neuritis optik adalah radang nervus optikus; penyakit ini dapat diklasifikasikan ke dalam bentuk : • intraokular, yang mengenai bagian saraf bola mata (papillitis) • retrobulbar, yang mengenai bagian saraf di belakang bola mata Etiologi • Demielinatif1 • Idiopatik • Sklerosis multiple • Neuromielitis optika (penyakit Delvic) • Diperantarai imun1 • Neuritis optik pascainfeksi virus (morbili, mumps, cacar air, influenza, mononukleosis infeksiosa) • Neuritis optik pascaimunisasi • Ensefalomielitis diseminata akut • Polineuropati idiopatik akut (sindrom Guillain-Barre) • Lupus eritematosus sistemik • Penyakit leber • Infeksi langsung1 • Herpes zoster, sifilis, tuberkulosis, crytococcosis, cytomegalovirus • Neuropati optik granulomatosa1 • Sarkoidosis • Idiopatik • Penyakit peradangan sekitar1 • Peradangan intraocular • Penyakit orbita • Penyakit sinus, termasuk mukormikosis • Penyakit intracranial: meningitis, ensefalitis • Intoksikasi racun eksogen3 • tobacco, etil alkohol, metil alkohol • penyakit metabolic7 • diabetes, anemia, kehamilan, avitaminosis Gejala dan Tanda Keluhan utama pada neutiris optikus adalah sama, baik pada papilitis, dimana saraf yang terkena terletak intraokular, maupun pada neuritis retrobulbar yang mengenai saraf ekstra okular. • Gejala neuritis optik biasanya monokular, namun dapat mengenai kedua mata terutama pada anak-anak. 2, 6 • Hilangnya penglihatan tiba-tiba selama beberapa jam sampai beberapa hari • Nyeri pada mata • Nyeri ringan di dalam atau sekitar mata terdapat pada lebih dari 90% pasien. Nyeri tersebut dapat terjadi sebelum atau bersama-sama dengan hilangnya penglihatan dan berlangsung selama beberapa hari. Rasa sakit akan bertambah bila bola mata ditekan dan disertai sakit kepala. Pergerakan okular terutama gerakan ke atas dan ke bawah juga dapat memperberat nyeri ini karena perlekatan sejumlah serat otot rektus superior dengan duramater. • Defek pupil aferen (afferent pupillary defect) Adanya defek pupil aferen ini ditunjukkan dengan pemeriksaan swinging light test (Marcus-Gunn pupil). Marcus-Gunn positif ialah apabila pada mata yang sehat diberi cahaya, maka terjadi miosis pada kedua mata. Namun bila cahaya dipindahkan pada mata yang sakit, maka kedua pupil akan melebar. • Defek lapang pandang Pada neuritis optik, lapang penglihatan perifer menyempit secara konsentris, terdapat skotoma sentral dengan bermacam tebal dan besarnya. Dapat pula berbentuk sekosentral atau para sentral. 2, 6 • Buta warna pada mata yang terkena, terjadi pada 88% pasien Diagnosis Anamnesis • Penglihatan yang kabur (visus turun) mendadak • Adanya bintik buta • Perbedaan subjektif pada terangnya cahaya • Persepsi warna yang terganggu • Kekaburan penglihatan ketika beraktivitas dan meningkatnya suhu dan berkurang jika beristirahat. • Rasa sakit pada mata yang mengganggu dan lebih sering pada tipe neuritis retrobulbar daripada tipe papilitis. • Gejala berlangsung sementara pada salah satu mata (pada pasien dewasa). Sedangkan pada pasien anak, biasanya mengenai kedua mata. Terdapat riwayat demam atau imunisasi sebelumnya pada anak akan mendukung diagnosis. Pemeriksaan Fisik • Pemeriksaan visus. Hilangnya visus dapat ringan (20/30), sedang (20/60), maupun berat (20/70). • Pemeriksaan lapang pandang, biasanya berupa skotoma sentral atau sentrosekal. Namun setelah 7 bulan, 51 % kasus memiliki lapangan pandang yang normal. • Refleks pupil. Defek aferen pupil terlihat dengan refleks cahaya langsung yang menurun atau hilang. • Penglihatan warna berkurang. • Adaptasi gelap mungkin menurun Pemeriksaan penunjang 1, 6, 7, 8 • Funduskopi Pemeriksaan funduskopi pada papilitis terlihat gambaran hiperemia dan edema diskus optik sehingga membuat batas diskus tidak jelas. Pada papil terlihat perdarahan, eksudat star figure yang menyebar dari papil ke makula, dengan perubahan pada pembuluh darah retina dan arteri menciut dengan vena yang melebar. Kadang- kadang terlihat edema papil yang besar yang menyebar ke retina. Edema papil tidak melebihi 2-3 dioptri. 60% pasien dengan neuritis retrobulbar memiliki gambaran funduskopi yang normal. Hal ini menyebabkan adanya suatu istilah “The patient sees nothing and the doctor sees nothing”. Namun apabila prosesnya sangat destruktif, dapat berakhir sebagai optik atrofi dan papil menjadi pucat, tak berbatas tegas, dan matanya buta. Perdarahan peripapil, jarang pada neuritis optik tetapi sering menyertai papilitis karena neuropati optik iskemik anterior. Tanda lain adanya inflamasi pada mata yang terdeteksi pada pemeriksaan funduskopi yaitu: perivenous sheathing. • MRI (magnetic resonance imaging) MRI diperlukan untuk melihat nervus optikus dan korteks serebri. Hal ini dilakukan terutama pada kasus-kasus yang diduga terdapat sklerosis multipel. • Pungsi lumbal dan pemeriksaan darah Dilakukan untuk melihat adanya proses infeksi atau inflamasi. • Slit lamp Adanya sel radang pada vitreous • Visually evoked response (VER) terganggu dan menunjukan penurunan amplitude dan perlambatan waktu transmisi Tatalaksana kortikosteroid Komplikasi Kehilangan penglihatan pada neuritis optik dapat terjadi permanen. Neurits optik yang disebabkan oleh sklerosis multipel memiliki ciri khas kekambuhan dan remisi. Disabilitas yang menetap cenderung meningkat pada setiap kekambuhan. Peningkatan suhu tubuh dapat memperparah disabilitas (fenomena Uhthoff) khususnya gangguan penglihatan. Prognosis Penyembuhan pada neuritis optik berjalan secara bertahap. Pada banyak pasien neuritis optik, fungsi visual mulai membaik 1 minggu sampai 3 minggu setelah onset penyakit walau tanpa pengobatan. Namun sisa defisit dalam penglihatan warna, kontras, serta sensitivitas adalah hal yang umum