You are on page 1of 52

LAPORAN KASUS

SEORANG PEREMPUAN USIA 45 TAHUN DENGAN


STRUMA

Disusun Oleh:
dr. Ina Rahmawati

Pembimbing:
Dr. Eko Purnanto, Sp. B

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
RSUD PRINGSEWU
2017
STATUS
PASIEN
IDENTITAS

Nama : Ny. S
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Banyu Mas
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Masuk Tanggal : 04 September 2017, pukul 10.00 WIB
No. RM : 70-03-XX
ANAMNESIS

Keluhan Utama :
Pasien mengeluhkan adanya benjolan di leher sudah 3 tahun.
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :
Pasien mengeluhkan adanya benjolan di leher sejak kira-kira 3 tahun
yang lalu, awalnya benjolan berukuran kecil, namun benjolan semakin
lama semakin membesar. Pasien tidak mengeluhkan jantung berdebar-
debar, tidak berkeringat banyak, nafsu makan tidak menurun, pasien
hanya mengeluhkan tidak nyaman pada lehernya dan merasa takut jika
benjolannya semakin membesar.
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :
Pasien menyatakan belum pernah mengalami gejala yang
sama sebelumnya. Riwayat penyakit jantung, darah tinggi,
dan penyakit gula disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga (RPK) :
Pasien menyatakan bahwa tidak ada anggota keluarga
yang mengalami penyakit yang sama. Pasien menyangkal
adanya riwayat DM, hipertensi, dan penyakit jantung.
Riwayat Kehamilan dan Pemakaian Kontrasepsi :
Pasien adalah seorang perempuan sudah menikah. Mempunyai tiga
orang anak, melahirkan secara normal. Pasien menggunakan
kontrasepsi hormonal (Implant)

Riwayat Pribadi dan Sosial Ekonomi (RSE) :


Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Pasien mempunyai
status ekonomi menengah ke atas.

Riwayat Makan :
Pasien makan 3x/hari, gemar mengkonsumsi sayuran seperti sawi, kol
dan kacang-kacangan, mengkonsumsi daging 1x/minggu, telur
3x/minggu, ikan 3x/minggu, tahu dan tempe 3x/minggu, minum susu
jarang
PEMERIKSAAN
FISIK
Keadan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign :
Tekanan Darah : 110/70mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,5° C
Kepala • Normochepali
• Tidak tampak adanya deformitas

• Tidak terdapat ptosis pada palpebra dan tidak

Mata
terdapat oedem
• Conjunctiva tidak anemis
• Sklera tidak tampak ikterik
• Pupil: isokor

• Bagian luar : Normal, tidak terdapat deformitas

Hidung • Septum : Terletak ditengah dan simetris


• Mukosa hidung : Tidak hiperemis
• Cavum nasi : Tidak ada tanda perdarahan
• Daun telinga : Normal
• Liang telinga : Lapang
Telinga •

Membrana timpani
Nyeri tekan mastoid
: Intake
: Tidak nyeri tekan
• Sekret : Tidak ada

• Bibir : Tidak pucat dan tidak sianosis


Mulut dan •

Gigi geligi
Lidah
: Lengkap, tidak ada karies
: Normoglosia
tenggorokan •

Tonsil
Faring
: T1/T1 tenang
: Tidak hiperemis

Leher • Kelenjar tiroid


• Trakea
: Teraba membesar
: Letak di tengah
Inspeksi : Retraksi dinding dada (-)
Palpasi : Vocal fremitus sama
pada kedua paru
Perkusi : Sonor pada seluruh
lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler di
kedua paru, ronkhi -/-, whezing -/-

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat


Palpasi : Ictus cordis teraba 1 jari linea midclavicularis
sinistra, ICS 5
Perkusi : Batas atas : ICS 2 linea parasternalis sinistra
Batas kanan : ICS 3-4 linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS 5, 1 cm lateral linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Inspeksi :
Datar, tidak terdapat pelebaran vena
Auskultasi :
Bising usus (+)
Perkusi :
Timpani, nyeri ketok (-), shifting dullnes (-)
Palpasi :
Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-), Benjolan (-)

Ekstremitas atas :
akral hangat +/+, odema -/-
Ekstremitas Bawah :
akral hangat +/+, odema -/-
STATUS
LOKALIS

Regio : Colli anterior


Inspeksi :
Tampak massa ukuran diameter ± 4 cm, warna sama
dengan sekitarnya, ikut bergerak waktu menelan
Palpasi :
Massa ikut bergerak waktu menelan, konsistensi kenyal,
mobil, nyeri tekan (-), pembesaran KGB (-)
Auskultasi :
Bruit (-)
Pemeriksaan
Penunjang

Profil tiroid

T3 (Total) : 2,13 mmol/L Hematologi


FT4 : 1,01 ng/dl
TSH : <0,05 uIU/mL
Hb : 12,3 mg%
Hct : 37,6 %
Leukosit : 9.260 /mm3
Kimia darah Trombosit : 340.000 μ/L
Eritrosit : 4,18 jt/mm3
Ureum : 25,5 mg/dL GDS : 107 mg/dL
Kreatinin : 0,75 mg/dL
•Struma
Diagnosis uninodosa
kerja nontoksika

•Tiroiditis
Diagnosis •Karsinoma
Banding
tiroid
• Operatif
Penatalaksanaan

• Ad vitam : dubia ad bonam

• Ad sanationam: dubia ad bonam


Prognosis
• Ad fungsionam: dubia ad bonam
Hari Tanggal 05/09/2017

Subyektif Benjolan di leher

Obyektif Kesadaran : Compos Mentis


Tekanan Darah : 120/80mmHg
Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 18x/menit
Suhu : 36,7° C

Pada Regio Colli anterior


Tampak massa ukuran diameter ± 4 cm, warna sama dengan
sekitarnya. Massa ikut bergerak waktu menelan, konsistensi
kenyal, mobil, nyeri tekan (-), pembesaran KGB (-), Bruit (-)

Assesment Struma Uninodusa Nontoksika

Planning • Pro OP
• Konsul Spesialis Penyakit Dalam
• Konsul Spesialis Anastesi
Teraphy Perbaikan thyroid
• Propylthiuracil 2 x 100 mg
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI
Embriologi
Kelenjar Tiroid
ANATOMI Kelenjar Tiroid
HISTOLOGI Kelenjar Tiroid

 Sel-sel sekretorik utama tiroid yang

dikenal sebagai sel folikular,


tersusun membentuk bola-bola
berongga yang masing-masing
membentuk satu unit fungsional
yang disebut folikel.

 Sel folikel menghasilkan dua hormon

yaitu tetraiodotironin (T4) dan


triiodotironin (T3). Kedua hormon
ini disebut hormon tiroid.
Fisiologi
Kelenjar Tiroid

Thyrotropin-releasing-
hormone (TRH) berasal
dari hipotalamus yang
berfungsi merangsang
sekresi TSH Thyroid-stimulating-hormone
(TSH) meningkatkan sekresi
hormon tiroid dan juga
mempertahankan integritas
struktural kelenjar tiroid. Tanpa
adanya TSH, tiroid mengalami
atrofi dan mengeluarkan hormon
tiroid yang sangat rendah.
DEFINISI

Struma disebut juga goiter adalah suatu


pembengkakan pada leher oleh karena
pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan
glandula tiroid dapat berupa gangguan
fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan
morfologinya.
KLASIFIKASI

STRUMA NODOSA TOKSIK


• Pembesaran kelenjar tiroid yang memiliki
suatu keadaan hipertiroidisme
STRUMA NODOSA NON TOKSIK
• Pembesaran kelenjar tiroid yang secara
klinis teraba satu atau lebih tanpa
disertai tanda-tanda hipertiroidisme
EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan Medscape 2014, goiter diderita 200juta dari


Berdasarkan
800juta penduduk Medscape
di dunia. 2014, goiter diderita
200juta dari 800juta penduduk di dunia.
Di Indonesia, menurut Jurnal GAKY 2006 “Goiter in Coastal
Area” memaparkan bahwa terjadi peningkatan kasus yang
signifikan sejak tahun 1995 hingga 2006.
Di Indonesia, menurut Jurnal GAKY 2006
“Goiter in Coastal Area” memaparkan bahwa
terjadi peningkatan kasus yang signifikan sejak
tahun 1995 hingga 2006.
Endemik Sporadik

Defisiensi Yodium Genetik

Makanan
Goitrogenik
• Brokoli Sindrom Tiroiditis
• Kembang kol
• Kedelai

Enviromental Akromegali
goitrogens
Terhambatnya
Sintesis
Tiroksin (T4)

Pembesaran
Kelenjar
Tyroid
DEFISIENSI YODIUM

Tahap Awal
Merupakan respon fisiologis def. Yodium
(folikel-folikel tiroid membesar)

Perkembangannya
Kebutuhan berfluktuasi & asupan yodium cenderung
(folikel-folikel heterogen/multinoduler)

Tahap lanjut
Rangsangan TSH berkepanjangan akibat def. Hormon T3/T4
Kebutuhan metabolisme &pertumbuhan yang meningkat

Memicu degenasi maligna


MANIFESTASI KLINIS
- Biasanya, penderita struma nodosa tidak mengeluhkan apa-
apa karena tidak terjadi hipo- atau hiper-.
- Nodul dapat tunggal namun pada kebanyakan kasus akan
berkembang menjadi multinoduler.
- Karena pertumbuhan terjadi secara perlahan, struma dapat
membesar tanpa adanya tanda klinis kecuali kosmetik.
- Keluhan yang sering timbul adalah
- Rasa berat di leher
- Disfagia
- Suara serak
- Dispnea, stridor
- Benjolan yang bergerak naik turun saat menelan
- Alasan kosmetik
PEMERIKSAAN
FISIK
Inspeksi

Inspeksi dilakukan oleh pemeriksa yang berada di


depan penderita yang berada pada posisi duduk
dengan kepala sedikit fleksi atau leher sedikit
terbuka. Jika terdapat pembengkakan atau nodul,
perlu diperhatikan beberapa komponen yaitu lokasi,
ukuran, jumlah nodul, bentuk (diffus atau noduler
kecil), gerakan pada saat pasien diminta untuk
menelan dan pulpasi pada permukaan
pembengkakan.
Palpasi

Pemeriksaan dengan metode palpasi


dimana pasien diminta untuk duduk, leher
dalam posisi fleksi. Pemeriksa berdiri di belakang
pasien dan meraba tiroid dengan menggunakan
ibu jari kedua tangan pada tengkuk penderita.
WHO grading:
 Grade 0 : Tidak ada goiter
 Grade 1A : Goiter terpalpasi tetapi tidak terlihat pada posisi ekstensi penuh
 Grade 1B : Goiter terpalpasi dan terlihat pada posisi ekstensi penuh
 Grade 2 : Goiter terlihat pada posisi primer
 Grade 3 : Goiter terlihat dari kejauhan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM

TSH
T3 NORMAL T4 NORMAL MENINGKAT
0.2-0.3ml/dl 6-12ml/dl 0.50-4.00
mlU/ml
USG

 USG untuk menilai kelenjar tiroid


beserta jaringan sekitarnya.
 Dapat menilai apakah kistik, solid, dan
mengukur besarnya.
Foto Rontgen Leher

Untuk melihat adakah penekanan ke organ sekitar


FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy)

Kapan dilakukan???

1. Jika pemeriksaan lain tidak cukup untuk


mendiagnosis struma
2. Curiga keganasan
TERAPI

FARMAKOLOGI PEMBEDAHAN
FARMAKOLOGI

 Pemberian Suplementasi Iodium 400ug atau,


 Pemberian Levotiroksin 100ug
PEMBEDAHAN

INDIKASI

Kosmetik Tiroidektomi Subtotal

Struma Multinodular yang berat

Struma yang menyebabkan kompresi


laring atau struktur leher lain

Struma Retrosternal yang menyebabkan


kompresi trakhea atau struktur lain
DIAGNOSIS BANDING

 1. TIROIDITIS
 2. KARSINOMA TIROID
Komplikasi Tiroidektomi

 Perdarahan.
 Masalah terbukanya vena besar dan menyebabkan
embolisme udara.
 Trauma pada nervus laryngeus recurrens.

 Memaksa sekresi glandula ini dalam jumlah abnormal ke


dalam sirkulasi dengan tekanan.
 Sepsis yang meluas ke mediastinum.

 Hipotiroidisme pasca bedah akibat terangkatnya kelenjar


para tiroid.
 Trakeumalasia (melunaknya trakea). Trakea mempunyai
rangka tulang rawan. Bila tiroid demikian besar dan
menekan trakea, tulang-tulang rawan akan melunak dan
tiroid tersebut menjadi kerangka bagian trakea.
PROGNOSIS

 Pada ibu hamil dengan goiter dapat menyebabkan


kreatinisme pada anak.
 Prognosis apabila tidak dioperasi dan di terapi
farmakologi :
 Pada beberapa kasus terjadi multinodular goiter dan
pertambahan ukuran nodul apabila tinggal di daerah endemis.
 Prognosis baik apabila segera ditangani : ad bonam
 Prognosis juga dapat dinilai berdasarkan ukuran
kelenjar tiroid.
Terima Kasih

You might also like