Professional Documents
Culture Documents
DEFINISI
Kasus TB pada anak terjadi sekitar 1,3 juta setiap tahun dan 450.000 di
antaranya meninggal dunia
Berbentuk batang
Gejala sistemik:
Demam dirasakan malam hari disertai keringat malam.
Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan
bersifat hilang timbul.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai
dengan darah).
Sesak napas
Nyeri dada
Tes Mantoux/Tuberkulin
Setelah 48–72 jam tuberkulin disuntikkan maka diukur diameter
dari pembengkakan (indurasi) yang terjadi:
Pemeriksaan bakteriologi
pewarnaan Ziehl-Neelsen. biakan aspirasi pleura/biopsi, contoh urin pagi
hari, usapan laring, aspirasi lambung, LCS, biopsy hepar atau aspirasi
sumsum tulang
Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan
diawasi langsung untuk mencegah terjadinya resistensi terhadap semua
Obat Anti TB (OAT), terutama rifampisin. Bila pengobatan tahap intensif
diberikan secara tepat, penderita menular menjadi tidak menular dalam
kurun waktu 2 minggu.
Sebagian besar penderita TB BTA positif menjadi BTA negatif pada akhir
pengobatan intensif.
Medikamentosa
Program Nasional Penanggulangan TB di Indonesia
menggunakan paduan OAT, yaitu :
Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan
etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya
minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap
lanjutan).
Diberikan kepada:
Penderita baru TBC paru BTA positif.
Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.
Kategori 2 : 2 HRZES / HRZE/ 5 H3R3E3 dan paduan obat sisipan
(HRZE)
Diberikan kepada:
Penderita kambuh
Penderita gagal terapi
Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat
Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada:
Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif
Obat sisipan
Obat ini diberikan apabila pada akhir tahap intensif dari
pengobatan dengan kategori 1 atau kategori 2, hasil
pemeriksaan sputum masih BTA positif
Imunisasi BCG
Kemoprofilaksis
Penyuluhan
KOMPLIKASI