You are on page 1of 27

DIVISI TUMBUH KEMBANG

KPSP
(KUESIONER PRA SKRINING
PERKEMBANGAN)
DEFENISI KPSP

 Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) adalah suatu alat untuk monitoring/ skrining
perkembangan secara rutin yang dapat mendeteksi adanya keterlambatan
perkembangan secara dini pada anak yang disusun oleh IDAI bersama DEPKES.

 KPSP dibuat untuk screening usia 3 bulan sampai usia 6 tahun, pemeriksaan dilakukan setiap
3 bulan untuk di umur bawah 2 tahun dan setiap 6 bulan hingga anak usia 6 tahun. Bagi
tiap golongan umur terdapat 10 pertanyaan untuk orang tua atau pengasuh anak.
 Tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

 Pemeriksaan KPSP adalah penilian perkembangan anak dalam 4 sektor perkembangan


yaitu : motorik kasar, motorik halus, bicara/bahasa dan sosialisasi /kemandirian.
Instruman Yang Digunakan

a. Formulir KPSP menurut umur.

Formulir ini berisi 9–10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan


yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0–72 bulan.

b. Alat bantu pemeriksaan

Lonceng,pensil, kertas, bola, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6


buah, benang wol, kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0,5–1
cm, krayon
Cara menggunakan KPSP:
 Pada waktu pemeriksaan/skrining anak harus dibawa
 Tentukan umur kronologis anak

 Cth:Tgl pemeriksaan : 2016 - 03 - 15


Tgl lahir : 2015 - 06 - 07
Umur Anak : 0 -9 -8

Umur bayi : 9 bulan 8 hari


 Kemudian pilih KPSP sesuai dengan umur anak
 Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu menjawab, pastikan
ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan

 Tanyakan pertanyaan tersebut secara berturutan, satu persatu. Setiap


pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak.

 Catat pada lembar formulir pertanyaan.

 Ajukan pertanyaan berikutnya setelah ibu/pengasuh menjawab


pertanyaan terdahulu

 Teliti apakah semua pertanyaan sudah dijawab


Interpretasi
 Menghitung jumlah YA pada formulir KPSP
 Skor 9-10 : SESUAI
 Skor 7-8 : MERAGUKAN
 SKOR <6 : PENYIMPANGAN
Petugas Yang Dapat Melakukan Pemeriksaan Yaitu :
Tenaga kesehatan
Guru TK, dan
Petugas PADU terlatih
Jadwal Pemeriksaan
Jadwal pemeriksaan atau skrining KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36,
42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan, jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu
datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin.

Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah perkembangan
sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur
skrining terdekat yang lebih muda.
Laporan Kasus

 Nama : JA
 TTL : 13 – 01 -2015
 Alamat : Poso
 Umur Kronologis : 9 bulan 23 hari
 Keluhan utama :
anak tidak bisa duduk, berbicara, dan merangkak. Sebelumnya bisa
duduk, merangak, dan bicara mama, papa tapi tidak spesifik
 Riwayat penyakit sekarang : -
 Riwayat penyakit dahulu :
anak pernah kejang di usia 8 bulan dengan diagnose status epilepticus et
causa kronik epidural hematom. Proses persalinan normal
 Pem. Fisis : tanda vital dalam batas normal
 N = 81 x/mnt S : 37, 4
 P : 40 x/ mnt LK : 41

 BB/TB : terletak antara median (gizi baik)


 TB/U : terletak antara median dan -1 SD
 BB/U : terletak di median
 Kesan : gizi baik
 Diet sesuai kebutuhan kalori
 Riwayat prenatal :
 Kehamilan diinginkan, pemeriksaan kehamilan teratur, kebiasaaan minum vitamin saat hamil, tidak
ada masalah psikologis saat hamil
 Riwayat perinatal :
 Kehamilan 37 minggu, persalinan SC indikasi letak sungsang, ditolong dokter, bayi lahir segera
menangis , BBL : 280 gram
 Riwayat post natal :
 Bayi kuning tidak ada, tidak ada kejang, tidak ada trauma, tidak ada riwayat sakit
 Nutrisi : ASI +susu buatan + makan lumat 6 bulan
 Riwayat Imunisasi : Hepatitis B, BCG, Polio, DPT, Hib
 Riwayat perkembangan psikomotor :
kepala tegak : pernah
berteriak : pernah
kedua tangan bersentuhan : pernah
tersenyum spontan : pernah
berdiri sendiri : pernah
mama papa spesifik : pernah
Membentuk 2 kubus : pernah
Melambaikan tangan : pernah
 Assesment of parenting :
 semua keinginan anak dipenuhi dan tidak memberi batasan aturan
pada anak
 Identifikasi Masalah :
 pengetahuan orang tua masih kurang dalam membentuk pola asuh
pada anaknya.
 Ayah bekerja sehingga anak diasuh lebih banyak oleh ibu
 Psikoedukasi keluarga :
 Memberikan edukasi stimulasi untuk mengatasi keterlambatan anak
 Anak selalu dalam lingkungan aman dan menyenangkan
 Anak mendapatkan cukup waktu untuk diberi kasih saying dari kedua
orang tua
 Anak tidak mengalami stress baik fisikmaupun psikis
 Anak mendapatkan nutrisi otak demi menunjang perkembangan otak
Pembahasan
Pengaruh Status Epileptikus terhadap
Otak

Kejang merupakan manifestasi klinis khas


yang berlangsung secara intermitten dapat
berupa gangguan kesadaran, tingkah laku,
emosi, motorik, sensorik, dan atau otonom
yang disebabkan oleh lepasnya muatan
listrik yang berlebihan di neuron otak
Terjadinya peningkatan aktifitas listrik yang
berlebihan pada neuron-neuron dan mampu
secara berurutan merangsang sel neuron lain
secara bersama-sama melepaskan muatan
listriknya merupakan hal yang mendasari
terjadinya kejang
Hal tersebut diduga disebabkan oleh:
- kemampuan membran sel sebagai
pacemaker neuron untuk melepaskan
muatan listrik yang berlebihan
- berkurangnya inhibisi oleh
neurotransmitter asam gama amino
butirat [GABA]
- meningkatnya eksitasi sinaptik oleh
transmiter asam glutamat dan aspartat
melalui jalur eksitasi yang berulang
Area di otak dimana ditemukan sekelompok sel
neuron yang abnormal, bermuatan listrik
berlebihan dan hipersinkron dikenal sebagai
fokus epileptogenesis (fokus pembangkit
serangan kejang). Fokus epileptogenesis dari
sekelompok neuron akan mempengaruhi
neuron sekitarnya untuk bersama dan serentak
dalam waktu sesaat menimbulkan serangan
kejang.
Oleh karena itu status epileptikus terjadi oleh karena
proses eksitasi yang berlebihan berlangsung terus
menerus, di samping akibat inhibisi yang tidak sempurna
 Kebutuhan metabolik otak meningkat seiring bangkitan,
akan tetapi oksigenasi dan aliran darah otak tetap
terjaga bahkan meningkat saat awal serangan.
 bangkitan yang terus menerus menyebabkan
kehilangan/kerusakan neuron selektif pada area yang
rentan seperti hipokampus, korteks, dan thalamus
Pengaruh Status Epileptikus terhadap
Perkembangan Anak

Anak yang pernah mengalami kejang akan


memberikan gangguan pada fungsi intelegensi,
pemahaman bahasa, dan gangguan fungsi
kognitif sehigga akan memberikan perbedaan
yang cukup signifikan pada IQ

You might also like