Professional Documents
Culture Documents
Fasilitator:
Dr. dr. Triawanti, M.Kes.
Anggota Kelompok
• Regina Philyria • Dody Indra Atmaja
• Gita Febriany • Thea Desideria Rambang
• Luth Lolly Rahim A.S. • Hennie Alvionita Jannet
• Dita Ayu Pertiwi • Filman Purwadinata
• Eky Aditya Prastama • Theresia Alvionita
Pemicu 1
Kata Kunci
• Ny. X, 65 tahun • Tahun 2015
• Penglihatan menurun sejak • Awalnya mata kanan, kemudian
nivember 2016 mata kiri mengalami hal yang
• Mata kanan susah digunakan sama
untuk melihat benda/tulisan • Demam (-), Mual (+), Muntah (-)
jauh/dekat dan mata merah • Adanya kotoran mata, tapi tidak
• Mengeluh sakit kepala dan mata gatal
jika melihat matahri dan juga
bila melihat cahaya sepeti
melihat ada lingkaran disekitar
cahaya serta jika air mata keluar,
pasien merasa matanya sakit
Identifikasi Masalah
• Ny. X, 65 tahun. Mengeluh penglihatan mata kanan semakin menurun
sejak november 2016
• Keluhan lainnya; mata merah, sakit kepala, sakit pada saat air mata
keluar, mual tanpa muntag, adanya kotoran mata otapi tidak gatal
• Mata kiri mulai buram
Analisi Masalah
Ny. X, 65
th
Anamnesis
Pemeriksaan
P. Fisik P. Penunjang
Status Status dd
General Oftalmologi - Glaukoma Sudut Terbuka
- Glaukoma Sudut Tertutup
Hipotesis
• Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan
oftalmologi, Ny. X, 65 tahun mengalami glaukoma sudut tertutup ODS
(ocule dextra et sinistra)
Pertanyaan Terjaring
1. Jelaskan tentang aspek anatomi mata!
2. Jelaskan tentang aspek histologi mata!
3. Jelaskan tentang aspek fisiologi mata!
4. Jelaskan tentang aspek biokimia mata!
5. Jelaskan tentang galukoma suudut terbuka!
6. Jelaskan tentang glaukoma sudut tertutup!
7. Jelaskan tentang katarak!
8. Jelaskan tentang patofisiologi halo!
9. Jelaskan bagaimana prosedur pemeriksaan fisik pada mata!
10.Jelaskan bagaimana cara pemeriksaan tonometri!
11.Jelaskan tentang interpretasi data pada pemicu!
12.Apa tatalaksana pada pemicu?
FISIOLOGI MATA
U. Sudharmono, Skep
MATA
Struktur Mata:
1. Internal
2. Eksternal
STRUKTUR INTERNAL
• Diameter bola mata : kurang lebih
2,5 cm.
• Terletak pada bagian anterior
orbit.
• Terdiri dari :
1. Lapisan Luar.
2. Lapisan Tengah.
3. Lapisan Dalam.
A. Lapisan Luar
• Merupakan laipsan fibrous yang
menyangga mata, terdiri dari : Sklera dan
Kornea.
• SKLERA
Jaringan padat, berwarna putih.
Menempati 5/6 bagian posterior dinding
bola mata.
Pada orang dewasa atau lansia, deposit
lemak dapat memberikan warna kuning
pada sklera.
KORNEA
Lapisan padat, avaskuler dan
transparan yang bersambung
dengan sklera.
Menempati 1/6 bagian
anterior dinding bola mata
dengan diameter kira-kira 11
mm.
Lanjutan…
Kornea lanjutan dari sklera, tetapi
lebih tebal.
1.Epitelium.
2.Membrana Bowman.
3.Stroma.
4.Membrana Descement.
5.Endotelium.
B. Lapisan Tengah
• Uvea, lapisan kedua dari bola mata,
merupakan lapisan bervaskuler dan
berpigmen.
• Lapisan ini berisi : Koroid, Badan
siliar dan Iris.
• KOROID
Membran coklat tua, terletak antara sklera dan retina.
Bagian terbesar dari lapisan tengah, dilapisi oleh sebagian besar sklera.
Berisi banyak pembuluh darah yang menyuplai nutrien ke retina dan badan
vitreus.
Mencegah refleksi internal cahaya.
• BADAN (KORPUS) SILIARE
Menghubungkan koroid dengan iris.
Pada permukaan dalam korpus siliare
terdapat prosesus siliaris yang
menghasilkan akueos humor melalui
proses dialisis dan sekresi.
Prosesus ini banyak mengandung
pembuluh darah dan serabut saraf.
• IRIS
Perpanjangan korpus siliare ke
anterior dan merupakan bagian
mata yang berwarna serta
menampakkan karakteristik biru,
hijau, hazel, abu-abu atau cokelat.
Pupil→Terletak didepan lensa, di
belakang kornea, dan membentuk
lingkaran terbuka
Saat individu terjaga, ukuran pupil
bervariasi sesuai jumlah cahaya
yang masuk.
Iris membagi secara parsial ruang yang berisi akueous humor antara kornea
dan lensa menjadi 2 bagian yaitu: Kamera Anterior dan Kamera Posterior.
Bagian akar iris melekat pada permukaan badan silier.
Pada titik perlekatan ini iris relatif tipis sehingga dapat robek karena trauma
pada mata.
Fungsi iris: mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata.
C. Lapisan Dalam
• RETINA
Struktur tipis, halus dan bening
tempat serat-serat saraf optik
didistribusikan.
Melapisi bagian dalam 2/3 posterior
dinding bola mata.
Secara eksternal dibatasi oleh
koroid dan sklera.
Secara internal dibatasi
oleh membran hialoidea
dari badan vitreus.
Berisi pembuluh darah
yang menyuplai nutrisi
ke jaringan retina dan
dua kelas fotoreseptor
yang disebut rhod
(batang) dan cones
(kerucut).
RHOD :
1. Berfungsi mengurangi derajat iluminasi (terang) dan bertanggung jawab
terhadap pandangan perifer.
2. Digunakan apabila intensitas cahaya rendah dan memberikan gambaran
abu-abu.
3. Sangat banyak di bagian depan retina.
4.Mengubah rangsang cahaya menjadi impuls listrik yang berjalan sepanjang
serabut saraf sensoris menuju daerah penglihatan di otak.
Untuk fungsi ini diperlukan rodopsin (suatu senyawa yang tersusun atas
protein dan pigmen karotena).
Bila terpapar cahaya, senyawa ini akan pecah dan pigmen diubah menjadi
vitamin A.
Pada keadaan gelap, rodopsin diresintesis dari vitamin A dan protein,
menyebabkan kepekaan rhod meningkat dan disertai adanya pelebaran pupil
(memungkinkan lebih banyak cahaya yang masuk ke dalam mata)
menyebabkan seseorang dapat beradaptasi pada keadaan gelap.
Adaptasi terhadap cahaya terang disebabkan oleh pemecahan rodopsin yang
menyebabkan pengurangan kepekaan rhod disertai dengan pengecilan pupil
yang membatasi banyaknya cahaya yang memasuki mata.
CONE :
1. Berfungsi meningkatkan derajat iluminasi dan bertanggung jawab terhadap
penglihatan sentral dan penglihatan warna.
Terdapat kurang lebih 110 – 125 juta rhod dan kurang lebih 6,5 juta cone
pada satu retina.
• FUNDUS OPTIK
Terletak pada bagian posterior
mata.
Didalamnya terdapat diskus optikus
yang merupakan daerah berwarna
putih merah muda-krem pada retina.
Diskus optik kadang-kadang disebut
sebagai titik buta (blind spot) karena
hanya mengandung serabut saraf
tanpa sel-sel fotoreseptor dan tidak
sensitif terhadap sinar.
Pada bagian lateral dan temporal
diskus optik terdapat area kecil,
oval, merah muda kekuningan yang
disebut makula lutea (bintik kuning)
berdiameter 1 mm, merupakan
daerah yang paling jelas untuk
melihat.
Bagian sentral makula yang agak ke
dalam disebut fovea sentralis tempat
terjadi pandangan akut terbesar.
Jika bagian ini rusak, tajam
penglihatan (acuity) berkurang dan
dapat terjadi kebutaan sentral.
MEDIA REFRAKTIF
Jalannya gelombang cahaya ke retina akan melalui struktur dengan
kepadatan yang bervariasi, meliputi: Kornea, Akueos humor, Lensa dan
Vitreus Humour.
Badan gelatinosa mengisi 4/5 bagian dari volume bola mata dan menjalarkan
sinar serta memberikan bentuk pada mata posterior.
Berisi 99% air dan 1% komponen kolagen dan asam hialuronat yang
memberikan bentuk dan konsistensi mirip jel pada vitreus karena
kemampuannya mengikat banyak air.
Menjadi lebih cair dengan bertambahnya umur dan juga dapat terjadi
pengerutan.
STRUKTUR EKSTERNAL
• ORBITA
Struktur tulang yang mengelilingi mata dan memberikan proteksi paling besar
pada mata terutama untuk segmen posterior.
Digambarkan sebagai piramid
berdinding empat yang
berkonvergensi ke arah
belakang.
Dinding medial orbita kiri dan
kanan terletak paralel dan
dipisahkan oleh hidung.
Volume orbita dewasa kira-kira
30 cc dan bola mata hanya
menempati sekitar 1/5 bagian
ruangannya. Lemak dan otot
menempati bagian terbesarnya.
Satu lapis fasia yang dikenal
dengan kapsula tenon mengelilingi
bola mata dari kornea sampai
segmen posterior dan memisahkan
mata dari lemak orbita.
Orbita berhubungan dengan sinus
frontalis di atas, sinus maksiliaris di
bawah serta sinus etmoidalis dan
sfenoidalis di medial.
• KONJUNGTIVA
Membran mukosa tipis dan
transparan yang melapisi bagian
posterior kelopak mata dan melipat
ke bola mata untuk melapisi bagian
anterior bola mata sampai limbus
tempat konjungtiva berbatasan
dengan kornea.
Konjungtiva palpebra: terbentang pada permukaan posterior masing-masing
kelopak mata.
Konjungtiva bulbi: Konjungtiva yang terletak di anterior sklera.
Konjungtiva palpebra lebih tebal daripada konjungtiva bulbi.
Tempat bertemunya kedua konjungtiva ini disebut fornix/sakus konjungtiva.
Konjungtiva memberikan proteksi pada sklera dan pelumasan pada bola
mata yang dilakukan oleh kelenjar mukosa dan serosa.
Secara normal pembuluh darah pada konjungtiva mengalami konstriksi dan
sulit dilihat. Dilatasi pembuluh-pembuluh darah dapat terjadi oleh berbagai
keadaan.
• KELOPAK MATA
Susunan kulit yang halus,
tipis dan mudah digerakkan.
Pada saat menutup
melindungi mata dari
masuknya benda asing,
melindungi cahaya selama
tidur dan membantu
pergerakan air mata untuk
menjaga kelembapan
kornea.
• BULU MATA
Rambut tipis yang terbentuk dari 2
atau 3 baris rambut ireguler pada
batas kelopak mata.
Bulu mata atas lebih panjang dan
lebih banyak dari yang dibawah dan
melengkung ke atas, bulu mata
bawah melengkung ke bawah.
Bulu mata sangat sensitif terhadap sentuhan dan melindungi bola mata dari
debu atau partikel kecil.
• ALIS MATA
Lipatan kulit yang menebal pada
bagian atas orbita yang ditutupi
rambut berbentuk garis.
Melindungi mata dari perspirasi
(keringat) dahi dan menangkap
partikel organik dan anorganik.
• APARATUS LAKRIMALIS
Terdiri atas glandula lakrimalis
dengan duktus-duktusnya, kanalikuli
lakrimal, sakus lakrimalis dan duktus
nasolakrimalis.
Air mata diproduksi oleh kelenjar
lakrimal yang terletak pada bagian
temporal atas masing-masing orbit.
Terdapat 8-12 duktus lakrimalis
yang mengalirkan air mata ke
bagian atas dan lateral forniks
konjungtiva.
Dari forniks superior air mata
mengalir ke dalam lacrimal lake
pada kantus bawah, kemudian
punctum (yang terdapat pada
masing-masing kantus), kanalikuli
lakrimalis, ke dalam sakus lakrimalis
dan kemudian masuk hidung melalui
duktus nasolakrimalis.
Air mata terdiri dari 98% air, 1,5% NaCl (memberikan rasa asin pada air
mata) dan lisozim (mempunyai efek anti bakteri).
Sekresi dari kelenjar lakrimal utama dipicu oleh emosi atau iritasi fisik dan
menyebabkan airmata mengalir berlimpah melewati tepian palpebra.
• OTOT
Terdapat 7 otot voluter dari orbit, 6 diantaranya dapat memutar bola mata
pada beberapa perintah dan mengoordinasi pergerakan mata.
4 dari otot-otot ekstraokuler tersebut
adalah otot rektus (lurus).
2 otot ekstraokuler yang lain adalah
otot oblik.
Kontraksi otot ekstraokuler akan
memutar mata dan otot-otot rektus
akan mengembalikan ke posisi
semula, saat mata bergerak secara
temporal.
Otot–otot oblik mempunyai
aksi terbesar saat mata
bergerak secara nasal (menuju
hidung).
3. Obat Hiperosmotik
• Glycerin 50 % 3 x 100 - 150 cc (sesuai dengan berat badan)
oral/hari.
TONOMETRI
SCHIOTZ
TONOMETRI
GOLDMANN
TONOMETRI
DIGITAL
TONOMETRI SCHIOTZ