Professional Documents
Culture Documents
Skabies
Oleh : Fahrenheit
Pembimbing : dr. Hj. Raodah
Puskesmas Simpang Kawat Jambi
Status Pasien
Identitas Pasien
• Nama : An AB
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 18 tahun
• Pekerjaan : Pelajar
• Alamat : RT. 7 Lebak Bandung
• Tanggal Periksa : 27 Agustus 2016
Latar belakang sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga
• Status Perkawinan : Belum Menikah
• Status Ekonomi Keluarga : Sosial ekonomi menengah
• 1 ruang tamu-ruang keluarga
• 2 kamar tidur memiliki 2 jendela, selalu dibuka,
• 1 kamar mandi kloset leher angsa,
• lantai kamar mandi semen, selalu lembab kadang basah,
• Dinding rumah dari beton dan sebagian kayu,
• Lantai dari semen, ventilasi cukup.
• Sumber air bersih dari PDAM, kebersihan rumah kurang terjaga.
• dalam 1 rumah di tempati oleh 5 orang (ibu, ayah,dan kedua adik korban).
• Kondisi Lingkungan Keluarga : Pasien tinggal di wilayah yang tidak
begitu padat, kondisi lingkungan kurang bersih.
Aspek Psikologis Dalam Keluarga :
• Kehidupan keluarga harmonis, pasien bersekolah di sekitar rumah.
Riwayat Penyakit Dahulu/Keluarga :
• Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama sebelumnya (-)
• Riwayat alergi disangkal
• Riwayat penyakit kencing manis disangkal
• Riwayat penyakit menahun disangkal
• Sedang konsumsi obat disangkal
• Riwayat keluarga memiliki penyakit dengan keluhan yang sama (+),
adik pasien dan ibu pasien.
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama :
• Pasien datang dengan keluhan bintil-bintil merah dan terasa gatal
pada perut, selangkangan kanan dan kiri, punggung kanan, lengan
kanan dan kiri, ketiak kanan dan kiri, dan telapak tangan kiri sejak ± 3
minggu yang lalu.
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Diagnosis Banding
• Prurigo
• Insect bite
• Dermatitis atopik
• Dermatitis kontak
Manajemen
Promotif :
• Edukasi
Preventif :
• Pengobatan seluruh keluarga dan tuntas
• Tidak menggarukkan lesi
• Menjaga kebersihan baju, celana, handuk, seprai yang direndem dengan air panas lalu
dicuci dan dikeringkan dan disetrika agar tungau skabies mati dan penyakit tidak
berulang
Kuratif :
• Non farmakologi :
• Higienitas diri, mencuci baju, seprai, celana, handuk dengan air panas, atau
mendiamkannya didalam pelastik selama satu minggu agar tungau mati. Makan-
makanan yang bergizi. Mandi dengan sabun belerang (sulfur)
Rehabilitasi
• Menyarankan kepada pasien untuk menggunakan obat secara teratur,
sesuai petunjuk dokter dan tidak menghentikan pengobatan tanpa
seizin dokter. Jika obat habis pasien harus segera datang lagi ke
Puskesmas, jangan sampai pengobatan terputus dan tidak tuntas
TINJAUAN PUSTAKA
• DEFINISI
adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabei
varian hominis, yang penularannya terjadi secara kontak langsung
The itch, gudik, budukan, atau gatal agogo
• ETIOLOGI
• Tungau Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda Sarcoptes
scabiei var.hominis
Cara Penularan
• Kontak Langsung
• Kontak Tidak Langsung
Gejala Klinis
• 4 Tanda kardinal
• Pruritus nokturna,
• Kelompok
• Terowongan (kunikulus)
• Menemukan tungau
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal
tersebut.
Pengobatan
• Non-Farmakologi
• Edukasi
• Higienitas
• Farmakologi
• Permetrin 5%
• Malathion
• Emulsi Benzil-benzoas
• Sulfur
• Monosulfiran
• Gama Benzena Heksa Klorida
• Krotamiton
Analisis Kasus
Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan
sekitar
• Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
tungau Sarcoptes Scabiei varian hominis dan produknya pada tubuh.
Penyakit kulit skabies merupakan penyakit yang mudah menular. Penyakit
ini dapat ditularkan secara langsung (kontak kulit dengan kulit) misalnya
berjabat tangan, tidur bersama, dan melalui hubungan seksual. Penularan
secara tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei,
bantal, dan selimut
• Terdapat hubungan diagnosis dengan keadaan lingkungan rumah dan
lingkungan sekitar pasien dimana terdapat anggota keluarga yang serumah
menderita penyakit yang sama dengan pasien, dan pasien terkena penyakit
ini dari temannya dimana sebelumnya pasien menginap di rumah
temannya, selanjutnya pasien menularkan ke ibunya dan kedua adiknya.
Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan
hubungan keluarga
• Diagnosis scabies tidak disebabkan oleh faktor emosi ataupun psikis,
tidak ada masalah dalam keluarga, hubungan antar keluarga pasien
dan tetangga baik. Pasien berkomunikasi dan berinteraksi dengan
keluarganya sangat harmonis. Sehingga tidak terdapat hubungan
antara diagnosis pada pasien ini dengan keadaan keluarga dan
hubungan keluarga.
Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam
keluarga dan lingkungan sekitar.
• Handoko, R. 2007. Skabies, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima Cetakan
Kedua Hal. 122-125. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
• Hunter J., Savin J., Dahl M. Clinical Dermatology. Third Edition. Blackwell Science.
USA : 2002
• Wiederkehr, M., Schwart, R. A. 2006. Skabies. Available at:
http://www.emedicine.com/DERM/topic471.htm. (Accessed: 10 Februari 2016)
• Djuanda Adhi . Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Ed. 3. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta : 2002.
• Bag./SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Atlas penyakit kulit dan kelamin. FK.
Unair/RSU Dr. Soetomo. Surabaya : 2007.
• Mansyur, M, dkk. 2007. Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Penatalaksanaan
Skabies Anak Usia Pra-Sekolah. Diunduh dari: (10 Februari 2016):
• indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/.../488/489
TERIMA KASIH