You are on page 1of 41

Disampaikan pada :

Pertemuan Pelayanan Antenatal Terpadu


Bagi Tenaga Kesehatan Tahun 2013
Magelang, 7 April 2013
Human Immunodeficiency Virus
( HIV )
virus yang menyerang sel darah putih
manusia dan menyebabkan menurunnya
kekebalan/ daya tahan tubuh, sehingga
mudah terserang infeksi/penyakit.
HIV & AIDS
HIV (Human Immune Deficiency Virus)
= virus/ jasad renik yg menyerang sistim kekebalan
tubuh manusia

AIDS Aquired ( didapat)


Immuno - Deficiency ( kekurangan kekebalan)
Syndrom ( gejala dan tanda)

AIDS adalah kumpulan gejala dan tanda penyakit yang disebabkan


krn menurunnya kekebalan tbh, akibat infeksi virus (HIV)
Jadi AIDS bukan penyakit keturunan.
APA PERBEDAAN ODHA DAN PENDERITA AIDS
• ODHA
tidak ada gejala, masih dalam keadaan sehat dan tampak sehat
dalam waktu lama kira kira 2/5 sp 10 tahun ( tidak dapat
dibedakan dgn orang sehat) .

• Penderita AIDS
pengidap HIV yang telah menunjukkan gejala
penyakit infeksi ok daya tahan tubuh menurun yang disebabkan
rusaknya sel darah putih
BAGAIMANA INFEKSI HIV BISA TERJADI

Ada 3 faktor :
1. Penyebab / agent yaitu virus HIV atau kuman IMS
2. Tuan rumah/ manusia,
terutama umur seksual aktif (15-49 tahun) yg
berperilaku berisiko ( contoh : hub seks tidak aman).
Kelompok masyarakat beperilaku risiko tinggi :
WPSL, WPSTL, Waria, IDU, Narapidana,
3. Lingkungan
Lingkungan biologis, sosial, ekonomi, budaya, agama
PERJALANAN PENYAKIT DARI INFEKSI HIV AIDS

Sejak masuknya HIV seseorang telah menjadi pengidap HIV dan


dpt menularkan HIV sepanjang hidupnya

Gejala AIDS
- Radang paru
- Radang sal cerna
- Kanker kulit
Masuk HIV (+) - Radang krn jamur
HIV 3 bln Nampak sehat/ tanpa gejala
- TB
==== ====== ================ ===== ========= ====
Masa jendela 5-10 tahun - demam 2 th meninggal
- selera makan
turun
- diare
- BB turun
drastis
DIMANA SAJA HIV BERADA DALAM
TUBUH MANUSIA ?

• Jumlah besar virus terdapat dalam


darah, cairan vagina dan sperma

• Jumlah kecil terdapat dalam


ASI, air liur, air mata dan air kencing

• Terbukti menular melalui


darah, cairan vagina, sperma dan ASI
FAKTOR APA SAJA YG MEMPENGARUHI
PENULARAN HIV/AIDS ?

• Perubahan demografi ( peledakan jumlah penduduk/


pengungsi, mobilitas masyarakat)
• Perubahan sosial, ekonomi
• Kelalaian dalam memberikan pendidikan seks
• Kurangnya informasi tentang HIV/AIDS
• Perasaan aman krn kemudahan mendapat obat dan
alat kontrasepsi
• Banyak kasus tidak memberikan gejala
• SIAPA SAJA BISA TERINFEKSI HIV ?

Semua orang bisa terinfeksi HIV ( laki, perempuan , tua, muda,


kaya, miskin, berpendidikan atau tidak, apabila orang tersebut
berperilaku berisiko tertular HIV.
Jadi tidak perduli siapa anda, tetapi apa yg anda buat yg
menyebabkan anda berisiko.

• SIAPA YANG TERMASUK BERPERILAKU BERISIKO ?

1. Sering ganti pasangan seksual / multi partner (contoh WTS,


Pelanggan) tanpa menggunakan kondom
2. Pasien IMS
3. Menggunakan jarum suntik atau alat tusuk bergantian ( tidak steril)
BAGAIMANA HIV DAPAT DITULARKAN ?
Ada 3 cara penularan :

1. Hubungan seksual tidak aman


- Hubungan seks tidak aman melalui vagina/dubur antara laki & wanita
- Hubungan seksual tidak aman melalui dubur antara laki
- Hubungan seks melalui mulut/oral ( risiko lebih rendah)
- hubungan seks antara wanita ( risiko rendah)

2. Suntikan atau transfusi darah yang terinfeksi/tercemar HIV


- Menggunakan jarum suntik bersama
- Menggunakan alat cukur kumis bersama
- menggunakan jarum /alat tusuk tercemar HIV

3. Penularan dari ibu kepada bayinya


Selama hamil, selama melahirkan dan selama menyusui
HIV/AIDS TIDAK DITULARKAN MELALUI
 Berhubungan sehari hari dgn pengidap HIV, asal tidak
berhubungan seksual
 Menggunakan peralatan makan/minum bersama pengidap
HIV
 Menggunakan public telephon secara bersama
 Menggunakan toilet atau peralatan kamar kecil secara
bersama
 Berpelukan, bersentuhan atau berciuman atau jabat tangan
 Gigitan nyamuk atau serangga
 Berenang dan hubungan sosial lainnya*
SITUASI HIV – AIDS
DI KOTA MAGELANG
JUMLAH KASUS HIV – AIDS – MATI DI KOTA MAGELANG
TAHUN 2004 - 2012
JUMLAH KUMULATIF HIV – AIDS – MATI DI KOTA MAGELANG
TAHUN 2004-2012
KASUS HIV-AIDS DITEMUKAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
TAHUN 2009 - 2012

4 4 4
4

3 3
3

2 2 2
2

0
2009 2010 2011 2012
Laki-laki Perempuan
KASUS HIV-AIDS DITEMUKAN BERDASARKAN
KELOMPOK UMUR (2009 – 2012)
PENCEGAHAN PENULARAN HIV
DARI IBU KE BAYI
(PPIA / PMTCT)
Mengapa Harus Dicegah
• Penularan HIV pada anak :

- 90 % krn MTCT

- 10 % krn transfusi

• Infeksi HIV dari ibu ke anak mengganggu kesehatan


anak

• Penularan dapat ditekan sampai 50% melalui intervensi


feasible, affordable

• Memungkinkan dilakukannya pencegahan primer


kepada pasangan, perawatan dan pengobatan keluarga
Dampak HIV pada ibu dan anak
ANAK
– Gangguan tumbuh kembang
– Kematian meningkat
– Penyakit seumur hidup, isu kepatuhan berobat
– Stigma sosial
– Yatim piatu

IBU
– Stigma sosial
– Kematian meningkat
Mekanisme Penularan HIV dari
Ibu ke Anak / Bayi
• Infeksi melewati plasenta
• Persalinan
• ASI

Sumber Infeksi Rute Infeksi


• Darah Ibu • Sirkulasi Umbilical
• Placenta • Kulit
• Cairan Amnion • Mukosa membran
• Sekresi Cervicovaginal – Sal. Pencernaan
• ASI – Sal. Pernapasan

Simonds RJ, 2000


Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi

Periode transmisi Risiko


•Kehamilan 5 - 10 %
•Persalinan 10 - 20 %
•Menyusui 10 - 15 %
Total 25 - 45 %

Risiko tertinggi

Sumber: de Cock dkk, 2000


Strategi Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Ke Bayi dan
Kegiatan Pendukungnya
- Penyuluhan HIV/AIDS ;
Perempuan Usia Reproduktif Cegah Penularan HIV - Pelatihan Perubahan
Perilaku ;
- Penyebar luasa n Materi
Cetak tentang
HIV Positif HIV Negatif Pencegahan HIV ;
- La yanan VCT; dll.

Perempuan HIV Positif Cegah Kehamilan - Konseling;


- Sarana Kontrasepsi

Hamil Tidak Hamil


- Pemberian ARV;
- Konseling Kesehatan
Ibu Hamil
Perempuan Hamil HIV (+) Cegah Penularan ke Bayi - Konseling Pemberian
Makanan Bayi ;
- Pe rsalinan yang Aman

Bayi HIV Positif Bayi HIV Negatif

- P engobatan ARV;
- Pengobatan Infeksi
Perempuan Post- Partum Dukungan Psikologis, Oportunistik;
HIV Positif Sosial & Perawatan - Bantuan Pemeriksaan
Kesehatan;
- Layanan Support Group
- Perawatan Anak,
Imunisasi;
- Bantuan Finansial; dll
STRATEGI I
(Pencegahan penularan usia produktif/
primary prevention)
A  Abstinence
Absen seks / tidak melakukan hubungan seks
B  Be faithful
Bersikap setia kepada pasangan seks
C  Condom
Cegah HIV dengan memakai kondom
D  Drug No

Kegiatan bisa : penyuluhan, life skill training, konseling bagi


masy, remaja, pasangan
STRATEGI II
(pencegahan kehamilan pada ibu HIV +)

MEMBUTUHKAN :
• Layanan konseling & tes HIV sukarela
• Sarana kontrasepsi yang aman & efektif
(kondom, kontrasepsi oral /implant/KB
suntik, sterilisasi)
• IUD tidak dianjurkan  infeksi, perdarahan
 risiko penularan HIV pada bayi
STRATEGI III
(Pencegahan penularan HIV dari ibu hamil
HIV + ke bayi)

3.1. Layanan kesehatan ibu & anak yg


komprehensif
3.2. Layanan konseling & tes HIV sukarela
3.3. Pemberian ARV selama kehamilan,
persalinan & setelah melahirkan
3.4. Konseling & pemberian makanan bayi
3.5. Layanan persalinan yang optimal
Strategi IV: MTCT Plus
Menyediakan Perawatan dan Dukungan kepada
Wanita terinfeksi HIV dan keluarganya

Perawatan Medis Dukungan Psikososial


• VCT • Konseling
• Terapi profilaksis • Dukungan spiritual
• HAART • Konseling lanjutan
• Perawatan paliatif • Dukungan masyarakat
• Terapi Infeksi DEWASA, ANAK-
Opportunistik ANAK DAN
KELUARGA YG
MENGALAMI
DAMPAK HIV
Dukungan HAM dan Dukungan sosioekonomis
Hukum: • Dukungan material
• Partisipasi ODHA • Dukungan nutrisi
• Mengurangi stigma /
diskriminasi
IMPLEMENTASI PROGRAM
Ibu Hamil Mobilisasi Masyarakat - P emerintah
- Tenaga Kader
- Tenaga LSM
Partisipasi
Pria
Layanan ANC untuk Ibu Hamil Penyuluhan Kesehatan - Petugas Kesh.
di Klinik ANC, Puskesmas & PMTCT di Masyarakat - Tenaga LSM
- Tenaga Kader

- Petugas Kesh.
Informasi Konseling & Tes HIV Sukarela (VCT) - Tenaga LSM
- Tenaga Kader

Tak Bersedia Dikonseling Bersedia di Konseling Konselor VCT


Pre - Test Pre - Test

Tak Bersedia Bersedia Bidan


di Test HIV di Test HIV

Pemeriksaan Laboratorium * Petugas Lab.

Konseling Post - Test Konselor VCT

- Konselor VCT
Hasil Test Hasil Test - Relawan
HIV Negatif HIV Positif - Odha

Pemberian ARV - Dokter


- Relawan

Konseling Pemberian - Konselor


Makanan Bayi - Relawan

Layanan Persalinan yg Aman - Dokter


- Bidan

Dukungan Psikososial & Perawatan - Konselor


bagi Ibu HIV Positif dan Bayinya - Rela wan
- Dokter
- Bidan
MOBILISASI MASYARAKAT
KEGIATAN :
• Penyuluhan pada ibu hamil & pasangannya
agar mau memeriksakan kehamilannya ke
layanan ANC
• Menyebarluaskan pesan tentang HIV/AIDS
untuk meningkatkan kepedulian masyarakat &
mengurangi stigma & diskriminasi thd ODHA
• Memanfaatkan kader (Ibu PKK, tokoh
masyarakat) utk memotivasi ibu hamil
menghadiri penyuluhan kesehatan
PARTISIPASI PRIA
• Mendukung ibu hamil datang ke layanan
ANC
• Membantu ibu hamil pd saat2 penting :
ikut tes HIV, mengambil hasil tes,
menggunakan obat ARV, memilih
makanan bayi
LAYANAN ANC UNTUK IBU
HAMIL
• Diintegrasikan dg paket pelayanan ANC
di seluruh jenjang sarana layanan
kesehatan
• Petugas kesehatan juga memberi
informasi tentang arti penting konseling &
tes HIV sukarela
Penatalaksanaan Antenatal
Asuhan Antenatal seperti biasanya
Ukur Tinggi Badan, Berat Badan, Tinggi Fundus
Uteri, Tekanan Darah, Status Tetanus Toksoid
Laboratorium Hemoglobin, Proteinurin, GD puasa,
Golongan darah

Pelihara kesehatan secara umum


Pola hidup sehat (diit seimbang, tidak merokok,
tidak minum alkohol, olahraga teratur, istirahat
cukup)

Mazami Enterprise © 2009


Penatalaksanaan Antenatal
Kurangi kadar virus (Viral Load)
Minum ARV profilaksis secara teratur
Dianjurkan untuk pemeriksaan VL pada usia
kehamilan 36 minggu ke atas

Deteksi dini dan terapi faktor penyulit


Infeksi Menular Seksual (Sifilis, Gonore, Kondiloma
akuminata, dll),
Malaria
Tuberkulosis

Mazami Enterprise © 2009


KONSELING & TES HIV
SUKARELA

• Ibu hamil dg kesadaran sendiri


menentukan sikap untuk menjalani / tidak
menjalani konseling & tes HIV
• Tidak boleh ada paksaan
• Perlu ruang khusus utk menjamin
kerahasiaan klien
• Pre tes konseling & post tes konseling
PEMBERIAN ARV

• Di bawah pengawasan dokter


• Jelaskan efek samping yg dapat terjadi
• Post partum, ARV dilanjutkan utk
meningkatkan kualitas hidup ibu
• Sebaiknya ada pendamping minum ARV,
krn tingkat kepatuhan sangat menentukan
efektivitas hasil penggunaan ARV
KONSELING PEMBERIAN
MAKANAN BAYI
• Ibu hamil dg HIV(+) perlu dikonseling agar
mampu memberi keputusan tentang makanan
yang akan diberikan pd bayinya.
• Pilihan I : susu formula selama 1 th
• Pilihan II : ASI eksklusif selama 4-6 bln bila
susu formula tidak memungkinkan & tidak
memenuhi AFASS (Acceptable, Feasible,
Affordable, Sustainable, Safe)
• Tidak boleh memberikan ASI dicampur susu
formula
LAYANAN PERSALINAN YANG
AMAN

• Ibu hamil perlu dikonseling agar memiliki


informasi yg cukup utk memberi keputusan
sendiri tentang cara persalinan yg akan
dijalaninya
• Utk mengurangi risiko penularan HIV, ibu
dapat menjalani CS, walaupun tindakan
persalinan per vaginam dapat juga dijalani.
• Tenaga kesehatan perlu menerapkan KU
Operasi seksio sesarea berencana
sebelum saat persalinan tiba (atas
dasar pilihan, bukan karena tindakan
emergensi) akan menghindari bayi
terkena kontak dengan darah dan
lendir ibu.

Operasi seksio sesarea akan


mengurangi risiko penularan HIV dari
ibu ke bayi sebesar 50% hingga 66%.
Sebagian besar penularan HIV dari ibu
ke bayi terjadi pada saat persalinan :
 Tekanan pada plasenta meningkat
 terjadinya sedikit percampuran antara
darah ibu dan darah bayi.
 Lebih sering terjadi jika plasenta meradang
atau terinfeksi.
 Bayi terpapar darah dan lendir ibu di jalan
lahir.
 Bayi mungkin juga terinfeksi karena menelan
darah ataupun lendir ibu.
Informasi saat konseling
Metode Keuntungan Kerugian
Seksio Risiko penularan Lama perawatan ibu
sesarea rendah Perlu fasilitas &
elektif Terencana sarana pendukung
Biaya mahal
Per Mudah dilakukan di Risiko penularan
vaginam sarana kesehatan tinggi
terbatas (kecuali bila ibu minum ARV
teratur & VL tidak terdeteksi)
Biaya murah
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL &
PERAWATAN

• Ibu hamil perlu terus mendapat dukungan


psikologis & sosial stl melahirkan, apalagi
ia membutuhkan ARV jangka panjang
• Perlu ada hubungan kerja yg baik antara
RS dg LSM dalam memberikan layanan
rujukan medis & psikososial
TERIMA KASIH

You might also like