You are on page 1of 50

AUDIT KLINIK

(Evaluasi CP)
Periode 3 bulan

RETINOBLASTOMA
(ICD 10 : C 69 . 2)

Di RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo


2017
DAFTAR ISI
1. Bentuk Tim Ad-HocTerintegrasi CLINICAL PATHWAY Retinoblastoma
2. Pemilihan Topik
3. Menentukan Latar Belakang ,Tujuan ,Sasaran audit klinik
4. Menyusun Kriteria
5. Pengumpulan Data
6. Memilih populasi dan sample audit klinik
7. Menganalisa data audit
8. Menetapkan perubahan/Plan of Action
9. Kesimpulan/saran
TIM AD-HOC terintegrasi CP Retinoblastoma
1. Penasehat:
Direktur Utama RS Dr Wahidin Sudirohusodo
2. Penanggung Jawab:
1. Direktur Medik dan Perawatan RS Dr Wahidin Sudirohusodo
2. Ketua Komite Medik RS Dr Wahidin Sudirohusodo
3. Ketua : Sub-Komite Mutu Profesi Komite Medik
4. Sekretaris Komite Medik
5. Anggota/Tim Kerja :
1. Wakil Komite Medik
2. Subkomite dan Anggota Komite Medik
3. Kabid Pelayanan Medik
4. Kasubag Evaluasi dan Pelaporan
5. Kasie Pelayanan Medik Rawat Inap
6. Kasie Pelayanan Medik Rawat Khusus
7. Kasie Pelayanan Medik Rawat Jalan
8. Case Manager
9. Komite Mutu dan keselamatan pasien
10. Rekam Medik
11. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
12. SIRS
TUPOKSI TIM AD-HOC

Direktur Utama
• Sebagai Pelindung & Penanggung Jawab

Direktur Medik dan Keperawatan


• Sebagai Koordinator Penyelenggaraan
• Pelayanan berjalan baik & terkoordinir

Komite Medik
• Sebagai Pengawas Kegiatan
• bertanggung jawab untuk melaksanakan monitoring, audit dan review
penyelenggaraan CP
TUPOKSI TIM AD-HOC

Dokter DPJP
• Memberikan pelayanan sec. langsung dgn prinsip pelayanan berbasis
pasien
• Bertanggung jawab mempersiapkan & melengkapi form CP

Kepala Instalasi
• Bertanggung jawab pelaksanaan CP di Unit/Instalasinya masing-
masing
TUPOKSI TIM AD-HOC

Case Manajer
• monitoring & pemantauan
• Bekerja sama dengan kepala ruangan  pengumpulan data hasil
monitoring CP

Perawat (Kepala Ruangan)


• Membantu pemantauan kinerja Dokter DPJP
• Bersama sama dengan case manajer  mengumpulkan form CP yang telah
terisi dan merekapitulasi kemudian diserahkan kepada Komite Medik
melalui Bidang pelayanan Medik
5. TIM PELAKSANA CP TERINTEGRASI RETINOBLASTOMA
• DPJP Mata : (penanggung jawab)
1. dr. Habibah, Sp.M
2. dr. Halimah Pagarra, Sp.M
3. dr. Marliyanti Nur Rahmah, Sp.M (K)
• DPJP Onkologi Anak :
1. Prof. Dr. dr. Dasril Daud, Sp.A (K)
2. dr. Nadira, Sp.A
• DPJP Instalasi Gizi :
1. Dr dr Aidah Juliaty SpA(K)
2. dr. Mardiana Sp.GK, Mkes
Dietisien
1. Asriaty, S.Gz, RD
2. Siti Fatimah, SST, RD
• Komite dan Bidang Keperawatan
1. DR Mahmuddin Asri SKM S.Kep. Ns
2. Rahmadaini S.Kep Ns
3. Muh Saleh S.Kep Ns
• Kepala Instalasi
1. Dr Ratna Dewi. SpA (K) Mars (KAINS)
2. B Idaliana S.Kep (KARU)
• DPJP Instalasi Farmasi :
1. Suwarti Wasugai Ssi, Msi, Apt
2. Sukarmi, SSi, Msi, Apt

• DPJP Instalasi Laboratorium :


1. dr. Asvin Nurlita, Sp.PK, Mkes
2. dr. Darwati Muhadi, Sp.PK (K)
• DPJP Radiologi :
1. dr. Enisandre, Sp.Rad
2. dr. Luthfi Atamimi, Sp. Rad (K)
• DPJP Instalasi Rehabilitasi Medik :
1. dr. Nila Mayasari, Mkes, Sp.KFR
2. dr. Asmaun Najamudin, Sp.KFR
• Instalasi Rekam Medik
1. dr. Sulfina
2. dr. Fransiska
• Instalasi SIRS :
1. Poentoro, S.Si
2. Ike Frenny Yurlianti, SKM
• Komite mutu :
1. dr. Hesti Arbie, MARS
2. dr. Isnaniah, Sp.Onk.Rad

• Bagian evaluasi & pelaporan:


1. Darwis SKM
2. Haris

• Case Manager
1. Dr. Fadilla
Latar belakang
• Retinoblastoma merupakan salah satu jenis tumor yang umumnya muncul pada anak-anak, tersering pada
usia di bawah 2 tahun
⁻ Definisi : Merupakan tumor neuroblastik yang secara biologis mirip dengan neuroblastoma dan
medulloblastoma
⁻ Etiologi : herediter (40%) maupun non-herediter (60%)
⁻ Insiden
⁻ Dunia dan indonesia : 1: 14.000 sampai 1: 20.000 per kelahiran hidup
⁻ Berhubungan dengan jenis kelamin : tidak ada perbedaan predileksi jenis kelamin
• Saat ini RS Dr. Wahidin Sudirohusodo telah mempunyai Panduan Praktik Klinik untuk penanganan kasus
ini. Namun penanganan kasus ini masih perlu dievaluasi, mengingat tingginya angka variasi.

1a. TUJUAN UMUM


• Meningkatkan mutu pelayanan penderita CHF di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo

1b. TUJUAN KHUSUS


• Untuk meningkatkan kepatuhan terhadap PPK dan CP dalam proses diagnosis, terapi dan outcome
• Untuk menurunkan angka variasi
PNPK / PPK Retinoblastoma
• PENDAHULUAN
• Retinoblastoma merupakan salah satu jenis tumor yang umumnya
muncul pada anak-anak, tersering pada usia di bawah 2 tahun.
Sejumlah kira-kira 95% kasus didiagnosis sebelum pasien berusia 5
tahun. Sementara bila muncul pada usia >5 tahun, umumnya memiliki
prognosis yang lebih buruk.
• Retinoblastoma dapat herediter (40%) maupun non-herediter (60%).
Dikatakan herediter apabila terdapat riwayat retinoblastoma dalam
keluarga (10%) maupun tidak terdapat riwayat keluarga, namun
sebenarnya telah membawa mutasi gen yang diturunkan pada saat
konsepsi (30%).
PPK Retinoblastoma
• Manifestasi Klinis
Terdapat gambaran bintik putih pada mata (leukokoria) (60 %
penderita). Selain itu, dapat pula muncul gambaran strabismus
(esotropia/eksotropia), proptosis, ataupun uveitis, endoftalmitis,
glaukoma, panoftalmitis, selulitis orbita, dan hifema.
PPK Retinoblastoma
KRITERIA DIAGNOSIS
• Ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
Anamnesis
• Terdapat bintik putih pada mata, yang tampak seperti mata kucing.
Benjolan pada mata, mata menonjol keluar, mata merah, dan gangguan
penglihatan. Riwayat retinoblastoma pada keluarga juga harus ditanyakan.
Pemeriksaan Fisik
• Leukoria, proptosis, pertumbuhan massa tumor pada mata, strabismus,
ataupun dapat ditemukan uveitis, endoftalmitis, glaukoma, panoftalmitis,
selulitis orbita, dan hifema. Pada oftalmoskopi, lesi tumor tampak
berwarna putih/putih kekuningan.
PPK Retinoblastoma
Pemeriksaan Penunjang
• DPL
Terutama untuk melihat keadaan umum pasien dan kesiapannya untuk terapi
yang akan dijalani (bedah, radiasi, ataupun kemoterapi).
• USG Orbita
• CT Scan/MRI Orbita
CT Scan atau MRI mata untuk melihat perluasan tumor dan keterlibatan
jaringan di sekitar mata. Pada CT Scan tampak lesi padat heterogen dengan
fokus densitas tinggi yang sesuai dengan kalsifikasi Pada MRI tampak
gambaran hiperintense (T1, densitas proton), hipointense (T2). Kalsifikasi
fokus hipointense CT Scan atau MRI kepala, terutama pada kasus yang
dicurigai herediter, untuk melihat adanya massa intrakranial.
PPK Retinoblastoma
• BMP/LP
Biopsi sumsum tulang atau pungsi lumbal. Pemeriksaan ini tidak rutin,
dikerjakan bila terdapat indikasi perluasan tumor keluar dari bola mata.
• CT Scan/ MRI Kepala
Untuk melihat apakah ada penyebaran ke intrakranial/ trilateral retinoblastoma
• Foto toraks
• Bone Scan
Untuk menunjukkan bila retinoblastoma telah menyebar ke tulang tengkorak
atau tulang lainnya. Pemeriksaan ini tidak rutin dan dilakukan hanya bila ada
indikasi kuat kecurigaan penyebaran ekstraokuler
PPK Retinoblastoma
• Pemeriksaan Histopatologi (PA)
Histopatologi 8 , berperan dalam :
• Menentukan prognosis
• Menentukan resiko terjadinya kekambuhan :
1. Faktor resiko rendah
Sel tumor menginvasi retina, koroid minor (hanya 1 fokus dan , 3mm) dan nervus
optikus prelaminer
2. Faktor resiko menengah
Sel tumor telah menginvasi koroid mayor (invasi koroid minor multiple atau invasi >
3 mm), intrasklera, segmen anterior dan nervus optikus post laminar
3. Faktor resiko tinggi
Sel tumor telah menginvasi transklera dan batas sayatan nervus optikus positif
PPK Retinoblastoma
KASIFIKASI STADIUM
• Terdapat beberapa cara pembagian penyakit, terpraktis untuk kepentingan
terapi, retinoblastoma dibagi menjadi: intraokular dan ekstraokular.
• Intraokular : retinoblastoma terlokalisir di dalam mata, dapat terbatas pada
retina saja atau melibatkan bola mata; namun demikian tidak berekstensi
keluar dari mata kearah jaringan lunak sekitar mata atau bagian lain dari
tubuh. Angka bebas penyakit (DFS) selama 5 tahun : >90%
• Ekstraokular : retinoblastoma telah melakukan ekstensi keluar dari mata.
Dapat terbatas pada jaringan lunak di sekitar mata, atau telah menyebar,
umumnya ke sistem saraf pusat, sumsum tulang, atau kelenjar getah
bening. Angka bebas penyakit selama 5 tahun : <10%.
PPK Retinoblastoma
Klasifikasi menurut Reese-Ellsworth untuk Tumor Intraokular
• Grup I: penglihatan sangat memungkinkan untuk dipertahankan
1. Tumor soliter, ukuran lebih kecil dari 4 diameter disk (DD), pada atau
di belakang ekuator bola mata.
2. Tumor multipel, tidak ada yang lebih besar dari 4 DD, seluruhnya
pada atau di belakang ekuator.
Grup II: penglihatan memungkinkan untuk dipertahankan
1. Tumor soliter, 4-10 DD pada atau di belakang ekuator.
2. Tumor multipel, 4-10 DD di belakang ekuator.
PPK Retinoblastoma
• Grup III: penglihatan mungkin dapat dipertahankan
1. Setiap lesi yang terletak di depan ekuator.
2. Tumor soliter, >10 DD di belakang ekuator.
• Grup IV: penglihatan sulit untuk dipertahankan
1. Tumor multipel, beberapa >10 DD.
2. Setiap lesi yang meluas ke anterior kepada ora serrata
• Grup V: penglihatan tidak mungkin untuk dipertahankan
1. Tumor massif meliputi lebih dari setengah retina.
2. Terdapat penyebaran kearah vitreus.
PPK Retinoblastoma
Klasifikasi retinoblastoma lainnya yang lebih baru adalah The International
Classification for Intraocular Retinoblastoma:
• Grup A: Tumor intraretina kecil, terletak jauh dari fovea dan diskus.
Seluruh tumor berukuran < 3 mm, terbatas pada retina
Seluruh tumor berlokasi = 3 mm dari fovea =1.5 mm dari diskus optikus
• Grup B: Seluruh tumor lainnya yang berukuran kecil dan terbatas pada
retina
Seluruh tumor yang terbatas di retina dan tidak memenuhi kategori grup A.
Tumor berkaitan dengan cairan subretina berukuran = 3mm dari tumor
tanpa penyebaran sub retina.
PPK Retinoblastoma
• Group C: Tumor local dengan penyebaran minimal pada sub retina atau vitreus.
• Group D: Penyakit difus dengan penyebaran signifikan pada sub retina atau
vitreus.
Tumor dapat bersifat masif atau difus.
Terdapat cairan sub retina, saat ini atau masa lampau, tanpa penyebaran, yang
maksimal dapat meliputi hingga
• seluruh retina.
Tumor pada vitreus bersifat difus atau masif yang dapat mencakup manifestasi
“greasy” atau massa tumor avaskular
Tumor diskrit
Terdapat cairan sub retina, saat ini atau lampau, tanpa penyebaran, yang meliputi
maksimal hingga seperempat retina.
Terdapat penyebaran lokal pada vitreus yang terletak dekat pada tumor diskrit.
Penyebaran lokal sub retina < 3 mm (2 DD) dari tumor.
Penyebaran difus subretina dapat mencakup bentuk plak sub retina atau nodul
tumor.
PPK Retinoblastoma
• Grup E: Terdapat satu atau lebih dari prognosis buruk dibawah ini:
Tumor mencapai lensa.
Tumor mencapai permukaan anterior vitreus mencakup badan siliar
atau segmen anterior mata
• Diffuse infiltrating retinoblastoma
• Glukoma neovaskular
• Media opak dikarenakan perdarahan.
• Tumor nekrosis dengan selulitis orbital aseptik.
• Phthisis bulbi.
PPK Retinoblastoma
• Sistem klasifikasi stadium lain yang memperhitungkan penyebaran
ekstraokuler digunakan khususnya di negara dimana kanker lebih sering
ditemukan saat sudah terjadi penyebaran, yaitu dengan klasifikasi dari
American Joint Commission on Cancer (AJCC) edisi ke 7 tahun 2009.
• T : Ukuran tumor primer dengan ekstensinya
• T1 : Tidak lebih dari 2/3 volume mata, tanpa penyebaran subretinal atau
vitreus
• T2 :Tidak lebih dari 2/3 volume mata disertai penyebaran subretinal atau
vitreus dan ablasi retina
• T3 : Penyakit intraokuler berat
• T4 : Penyebaran ekstraokuler (invasi ke nervus opticus, chiasma opticus,
orbita)
• N : Keterlibatan Kelenjar Getah Bening regional atau jauh
• M1 : Penyebaransistemik
PPK Retinoblastoma
• Klasifikasi berdasarkan International Staging System for Retinoblastoma
(ISSRB):
• Stadium 0 : Pasien diterapi secara konservatif (klasifikasi preoperatif);
• Stadium I : Enukleasi mata, reseksi komplit secara histopatologik;
• Stadium II : Enukleasi mata, terdapat residu tumor mikroskopik;
• Stadium III : Ekstensi regional
(a) melebih iorbita
(b) terdapat pembesaran KGB preaurikular atau KGB servikal;
• Stadium IV : Terdapat metastasis
(a) metastasis hematogen : (1) lesitunggal, (2) lesimultipel
(b)perl uasanke SSP: (1) l esi prechi asma, (2) massa intracranial/SSP, (3)
tumor mencapai leptomeningeal
PPK Retinoblastoma
Penatalaksanaan
• Retinoblastoma intraokular
Pada retinoblastoma grup A-C, unilateral atau bilateral, dimana penglihatan masih
mungkin untuk dipertahankan karena ukuran tumor sangat kecil, maka dapat
diberikan terapi kemoreduksi, yang dilanjutkan dengan terapi fokal, dan/atau
brakhiterapi / radiasi eksterna.
Pada retinoblastoma grup D, modalitas pilihan terapi hampir sama dengan grup A-
C, yaitu dengan kemoreduksi terlebih dahulu, namun terapi fokal dilakukan lebih
agresif. Pada kasus unilateral, di mana pada umumnya sudah massif dan
penglihatan tidak mungkin dipertahankan, maka pilihannya adalah enukleasi,
yaitu mengangkat seluruh bola mata yang terkena. Pada pasien dengan
retinoblastoma intraokular lanjut/Grup E, unilateral ataupun bilateraldengan
neovaskularisasi iris, invasi ke segmen anterior, infiltrasi iris, terdapat nekrosis
dengan inflamasi orbital dan tidak memiliki potensi penglihatan, pilihan terapi
adalah enukleasi primer, dengan kemudian dilakukan evaluasi faktor risiko
histopatologi.
PPK Retinoblastoma
• Retinoblastoma Ekstraokular
Ekstraokular dapat meliputi jaringan lunak di sekitar mata atau
perluasan ke arah nervus optikus hingga melebihi margin yang
direseksi. Perluasan lebih jauh dapat ke arah otak dan meningen
dengan penyebukan lebih lanjut ke cairan spinal, ataupun metastasis
jauh ke paru, tulang, dan sumsum tulang. Belum terdapat standar
terapi yang jelas untuk penyakit ekstraokular, pada umumnya meliputi
kemoterapi dan/atau radiasi.
PPK Retinoblastoma
• REFERENSI
1. National Cancer Institute. Retinoblastoma Treatment. May 2008. Available at www.cancer.gov.
2. Chantada G, Doz F, Antoneli BG, Grundy R, et al. A propsal for an international retinoblastoma
staging system. Pediatric blood & cancer. 2006/11;47(6):801-5.
3. Melamud A, Palekar R, Singh A. Retinoblastoma. Journal of the American Academy of Family
Physician. 2006;73(6):1039-1044.
4. Banavali S. Evidence based management for retinoblastoma. Indian J of Medical and Paediatric
Oncology. 2004;25(2):35-45
5. American Cancer Society. Retinoblastoma. December 2013. Available at
www.cancer.org/retinoblastoma-pdf
6. National Retinoblastoma Strategy Canadian Guidelines for Care. Canadian Journal of
Opthalmology. December 2009. Vol 44, Suppl. 22
7. Chao KSC, Perez CA, Brady LW. Retinoblastoma. In: Radiation Oncology Management Decisions.
Chapter 12. p.195-8
8. Children’s Oncology Group. Retinoblastoma. July 2011. Available at
www.childrensoncologygroup.org/index.php/retinoblastoma
9. Chantada GL, Dunker IJ, Abramson DH, Management of high risk retinoblastoma. Expert Rev.
Opthalmol. 2012 ; 7 : 61-67
Audit Klinik CP
I. Evaluasi kepatuhan penggunaan clinical pathways

II. Evaluasi variasi proses dan outcome


pelayanan klinis
I. Kepatuhan Penggunaan CP
Tahun Jumlah Pasien Penggunaan Persentase pemakaian
(denumerator) CP CP
(numerator) (%)

2017
2. Kriteria Audit Klinik
Evaluasi Variasi Proses & Outcome
Kriteria audit disusun berdasarkan hasil diskusi antar anggota kelompok :

1. Kriteria 1 : Asesment Awal Medis


Terdapat bintik putih pada mata, yang tampak seperti mata kucing. Benjolan pad mata, mata menonjol keluar, mata
merah, dan gangguan penglihatan. Riwayat retinoblastoma pada keluarga juga harus ditanyakan.
Leukoria, proptosis, pertumbuhan massa tumor pada mata, strabismus, ataupun dapat ditemukan uveitis,
endoftalmitis, glaukoma, panoftalmitis, selulitis orbita, dan hifema. Pada oftalmoskopi, lesi tumor tampak berwarna
putih/putih kekuningan.

2. Kriteria 2 : Pemeriksan Penunjang


• DPL
• USG Orbita
• CT Scan/MRI Orbita
• BMP/LP
• CT Scan/ MRI Kepala
• Foto toraks
• Bone Scan
• Pemeriksaan Histopatologi (PA)
2. Kriteria Audit Klinik
Evaluasi Variasi Proses & Outcome
Kriteria 3 : Terapi
2. Kriteria Audit Klinik
Evaluasi Variasi Proses & Outcome
Kriteria audit disusun berdasarkan hasil diskusi antar anggota kelompok :

6. Kriteria 4 : Asuhan Keperawatan

7. Kriteria 5 : Asuhan Gizi

6. Kriteria 6 : LoS
4 hingga 5 hari

7. Kriteria 7: Perbaikan Gejala


- Tumor mengecil atau menghilang dengan terapi
- Tidak terdapat tanda-tanda metastasis
- Tidak terjadi relaps
Kode Hasil Audit
Kode 1: Sesuai kriteria

Kode 2: Tidak sesuai kriteria tapi memenuhi perkecualian (ada


alasan/justifikasi)

Kode 3: Tidak sesuai kriteria tidak memenuhi perkecualian


TINGKAT KESESUAIAN PENATALAKSANAAN RETINOBLASTOMA
C L I N I C A L PAT H WAY T
o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 t
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 a
l
KRITERIA

1. Asesment Awal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Medis 0
0
2. Pemeriksan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Penunjang 0
0
3. Terapi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 9
6
.
5
4. Asuhan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Keperawatan 0
0

5. Asuhan Gizi 1 1 1 1 1 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 3 1 1 1 1 3 1 3 7
2
.
4
6. LoS 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 8
6
.
2

7. Perbaikan Gejala 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0
0
TINGKAT KESESUAIAN PENATALAKSANAAN RETINOBLASTOMA
N Kriteria
o Assesment Awal Pemeriksaan Terapi Asuhan Asuhan LOS Perbaikan Gejala
Medis Penunjang Keperawatan Gizi
1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 2 1
5 1 1 1 1 1 1 2
6 1 1 1 1 1 2 1
7 1 1 1 1 1 2 1
8 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 2 1
11 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1
TINGKAT KESESUAIAN PENATALAKSANAAN RETINOBLASTOMA
N 25Kriteria
o Assesment Awal Pemeriksaan Terapi Asuhan Asuhan LOS Perbaikan Gejala
Medis Penunjang Keperawatan Gizi
13 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1
21 1 1 1 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1
24 1 1 1 1 1 2 1
TINGKAT KESESUAIAN PENATALAKSANAAN RETINOBLASTOMA
N Kriteria
o Assesment Awal Pemeriksaan Terapi Asuhan Asuhan LOS Perbaikan Gejala
Medis Penunjang Keperawatan Gizi
25 1 1 1 1 1 1 1
26 1 1 1 1 1 1 1
27 1 1 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 1 1 2
29 1 1 1 1 1 1 1
30 1 1 1 1 1 2 1
31 1 1 1 1 1 1 1
32 1 1 1 1 1 1 1
33 1 1 1 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1
TINGKAT KESESUAIAN PENATALAKSANAAN RETINOBLASTOMA
N Kriteria
o Assesment Awal Pemeriksaan Terapi Asuhan Asuhan LOS Perbaikan Gejala
Medis Penunjang Keperawatan Gizi
37 1 1 1 1 1 1 1
38 1 1 1 1 1 2 1
39 1 1 1 1 1 1 1
40 1 1 1 1 1 1 1
41 1 1 1 1 1 1 1
42 1 1 1 1 1 1 1
43 1 1 1 1 1 1 1
44 1 1 1 1 1 1 1
45 1 1 1 1 1 2 1
46 1 1 1 1 1 2 1
47 1 1 1 1 1 1 1
48 1 1 1 1 1 1 1
TINGKAT KESESUAIAN PENATALAKSANAAN RETINOBLASTOMA
N Kriteria
o Assesment Awal Pemeriksaan Terapi Asuhan Asuhan LOS Perbaikan Gejala
Medis Penunjang Keperawatan Gizi
49 1 1 2 1 1 1 1
50 1 1 1 1 1 1 1
51 1 1 1 1 1 2 1
52 1 1 1 1 1 1 1
53 1 1 1 1 1 1 1
54 1 1 1 1 1 2 1
55 1 1 1 1 1 2 1
56 1 1 1 1 1 1 1
57 1 1 1 1 1 1 1
58 1 1 1 1 1 1 1
59 1 1 1 1 1 2 1
60 1 1 1 1 1 1 1
TINGKAT KESESUAIAN PENATALAKSANAAN RETINOBLASTOMA
N Kriteria
o Assesment Awal Pemeriksaan Terapi Asuhan Asuhan LOS Perbaikan Gejala
Medis Penunjang Keperawatan Gizi
61 1 2 1 1 1 2 1
62 1 1 1 1 1 2 1
63 1 1 1 1 1 1 1
64 1 1 1 1 1 1 1
65 1 1 1 1 1 2 1
66 1 1 1 1 1 1 1
67 1 1 1 1 1 2 1
68 1 1 1 1 1 2 1
69 1 1 1 1 1 1 1
70 1 1 1 1 1 1 1
71
72
Tingkat kesesuaian CP Retinoblastoma
KRITERIA % KESESUAIAN
1. Asesment Awal Medis 100 %
2. Pemeriksan Penunjang 100 %
3. Terapi 96.5 %
4. Asuhan Keperawatan 100 %
5. Asuhan Gizi 72.4%
6. LoS 86,2 %
7. Perbaikan Gejala 100%

Tingkat kesesuaian penatalaksanaan


(standart ≥ 80 % )
KETERANGAN KODING PADA KRITERIA AUDIT

• Koding 2 pada kriteria 3 (Terapi) yaitu : pemberian terapi ditunda


sampai keadaan umum membaik
• Koding 2 pada kriteria 6 (LOS) yaitu : jika pasien dirawat lebih dari 5
hari dengan alasan perbaikan umum terlebih dahulu
• Koding 2 pada kriteria 7 (Perbaikan Gejala) yaitu : bila pasien
meninggal dunia
Analisa data
1. Menghitung tingkat kepatuhan secara umum (pengisian
CP)

2. Mengidentifikasi pola penyimpangan


(Masalahnya)

3. Mengidentifikasi penyebab penyimpangan / masalah


(Fish Bone)
ANALISA DATA AUDIT

5. ASUHAN GIZI

Kepatuhan
pada CP masih
kurang
Alasan koding 3 pada masalah 5
ASUHAN GIZI

Pemberian asuhan gizi pada pasien tidak sesuai dengan jadwal


Rencana tindak lanjut
Kegiatan tujuan Indikator keberhasilan pelaksana Jangka Biaya
waktu
1. Asuhan Gizi Kepatuhan Asuhan gizi terpenuhi Dietician dan 3 bulan Operasional
pemberian dokter Ahli Gizi
asuhan gizi Klinik
pada pasien
Kesimpulan
• Efektifitas CP terhadap mutu pelayanan belum tercapai maksimal.
Terutama pada asuhan gizi.
• Efektifitas yg sudah tercapai adalah pada indikator lainnya
Rekomendasi
• Membuat komitmen bersama seluruh pihak terkait untuk adakan
perubahan untuk mengurangi varian

• Audit medik rutin dilakukan setiap 3 bulan

• Dari managemen rumah sakit menambah kamar operasi onkologi

• Perbaikan sistem pengadaan obat


• BPJS memperpanjang pengobatan analgetik sesuai kasus.
Reaudit
 Lakukan audit medik ulang setelah selesai melakukan
intervensi
 Audit terhdp pasien yg datang setelah intervensi
 Jumlah rekam medis yg hampir sama
 Kriteria & Perkecualian yg sama
 Evaluasi apakah telah ada perbaikan, bila tidak maka perlu
dirumuskan tindak lanjut yang baru
Merci Syukron
Trimokaseh
Grazie
Danke Matur nuwun
Bedankt Nuhun pisan
Gracias
Hvala
Siesie
Kiitos
Tack Thank You
Obrigado ありがとう ごうざいます
Ευχαριστω СПАСІБO
Köszönöm Kamsa Hamnida
Teşekkür ederim

You might also like