You are on page 1of 39

STRUKTUR TROFIK DAN

PIRAMIDA EKOLOGI
KULIAH 2, HAMA
• Fenomena interaksi rantai makanan dan hubungan antara
ukuran organisme dengan metabolisme menghasilkan suatu
struktur trofik yang khas untuk setiap ekosistem.
• Semakin kecil ukuran suatu organisme maka semakin besar
metabolismenya per gram biomasanya, dan sebaliknya
semakin besar ukuran tubuh suatu organisme semakin kecil
metabolismenya per gram berat tubuhnya
• Struktur trofik dapat digambarkan dalam bentuk diagram
yang kemudian dikenal sebagai piramida ekologi.
• Aras trofik I (produsen) diletakkan sebagai dasar piramida,
kemudian diatasnya adalah aras-aras trofik yang berikutnya
(herbivora, karnivora) sebagai konsumen primer, sekunder,
tersier dan seterusnya sampai ke tingkat yang tertinggi
• Piramida ekologi, ada tiga macam yaitu :
• 1. Piramida jumlah: yang menggambarkan jumlah individu
pada masing-masing aras trofik
• 2. Piramida biomasa: yang menggambarkan besarnya
biomasa pada masing-masing aras trofik. Biomasa dapat
dinyatakan dalam satuan berat kering atau berat abu.
• 3. Piramida energi: yang menggambarkan laju aliran energi
atau produktivitas pada setiap aras trofik, energi dapat
dinyatakan dalam satuan kalori
• Piramida ekologi memberikan gambaran kasar hubungan antara
rantai makanan dengan komponen-komponen biotik dalam suatu
ekosistem.
• Apabila dibandingkan dengan piramida ekologi yang lain, maka
piramida jumlah kurang memberikan gambaran hubungan
fungsional antara komponen-komponen biotik ekosistem dengan
peranan mereka.
• Hal ini dapat terjadi karena jumlah individu tidak berbanding
lurus dengan peranan mereka secara fungsional dalam ekosistem.
• Piramida biomasa lebih memberikan gambaran yang signifikan terhadap
suatu struktur trofik, karena mampu memberikan gambaran secara
kasar tentang pengaruh menyeluruh dari rantai makanan dan pengaruh
peranan masing-masing aras trofik
Piramida energi adalah suatu piramida yang dianggap paling baik dalam
meggambarkan peranan masing-masing komponen ekosistem
dibandingkan dengan piramida ekologi, piramida jumlah dan piramida
biomasa.
• Dengan menggunakan piramida energi maka peranan komunitas atau
masing-masing aras trofik dalam suatu ekosistem dapat diketahui
secara jelas.
• Hal ini disebabkan oleh karena piramida energi dapat menggambarkan
besarnya aliran energi pada tiap-tiap aras trofik.
 Dalam urutan teratas diduduki oleh pemakan daging atau
Dengan demikian dapat dijelaskan :
karnivora.
 Rumput bertindak sebagai produsen
 Jadi kesimpulannya, manusia tidak menduduki posisi
 Belalang sebagai konsumen I (herbivora)
teratas dalam rantai makanan karena manusia tidak hanya
 Katak sebagai konsimen tingkat II (Karnovora)
memakan daging saja, tapi manusia juga mengonsumsi
 Ular dan burung sebagai konsumen III arau konsumen
tumbuhan (pemakan segala/omnivora).
puncak (karnivora)
 Jamur sebagai dekomposer
Efisiensi Ekologi
• Efisiensi ekologi adalah rasio atau perbandingan antara laju aliran
energi pada berbagai mata rantai dalam rantai makanan (pada berbagai
aras trofik).
• Piramida energi dapat digunakan untuk menghitung efisiensi ekologi
tersebut, namun akan lebih jelas apabila efisiensi energi ini dapat
diberikan dalam bentuk diagram aliran energi.
• Penilaian efisiensi ekologi akan lebih akurat apabila mata rantai
makanan memiliki dimensi yang sama, artinya apabila membandingkan
aliran energi antara dua aras trofik tersebut harus dalam satuan
energi yang sama.
• Jadi apabila pada aras trofik I menggunakan satuan kalori, maka pada
aras trofik II juga harus menggunakan satuan kalori.
• Aras trofik yang lebih tinggi pada umumnya mempunyai efisiensi
ekologi juga lebih tinggi.
• Hal ini menunjukkan bahwa organisme yang menempati aras
trofik lebih tinggi, juga lebih efisien dalam menangkap energi.
• Padahal telah ketahui bahwa organisme yang menempati aras
trofik lebih tinggi memiliki jumlah ketersediaan energi makanan
yang lebih kecil dibanding organisme yang menempati aras trofik
rendah.
• Berarti hewan karnivora misalnya singa.
• Singa lebih efisien menangkap energi dibandingkan dengan hewan
herbivore, seperti kambing.
• Herbivora mempunyai efisiensi penangkapan energi yang lebih rendah dibandingkan
dengan karnivora.
• Hal ini dapat ditunjukkan pada perilaku makan, yaitu mereka mempunyai perilaku
makan yang berbeda.
• Sebagai contohnya adalah kambing.
• Kambing selalu akan berusaha memakan rumput hijau bila mereka bertemu dengan
rumput.
• Hal tersebut akan berbeda dengan harimau.
• Harimau tidak akan mencari mangsa bilamana tidak lapar, dan bila tidak lapar mereka
tidak akan menyerang meskipun bertemu mangsa.
• Bahkan mereka dapat bertahan berhari-hari atau beberapa minggu bilamana telah
memakan mangsanya dengan puas.
• Contoh lain adalah ular Piton.
• Ular ini akan tidur selama 1-2 bulan setelah menelan seekor kambing.
• Gambaran di atas memperlihatkan dengan jelas bahwa organisme yang efisien dalam
menangkap energi juga efisien dalam menggunakan energi.
• Karnivora (Harimau misalnya) tidak akan membuang-buang tenaga atau energi untuk
mencari, menyerang dan menangkap mangsanya bilamana mereka belum lapar benar
atau belum perlu masukan energi.
• Sedangkan organisme yang tidak efisien dalam menangkap energi selalu berusaha
untuk memakan makanan yang ditemuinya (contohnya adalah kambing yang selalu tidak
diam memakan rumput dan deaunan), bilamana mereka tidak demikian maka kambing
tidak dapat mencukupi keperluan energi untuk hidup mereka.
• Hal ini membuktikan bahwa kambing memakan rumput hanya menerima masukan energi
yang relatif sedikit pada setiap kali makan rumput.
• Hal tersebut juga membuktikan bahwa kambing memiliki efisiensi yang rendah dalam
menangkap energi dari rumput.
KULIAH 4
KESEIMBANGAN POPULASI HAMA
HERBIVORA SEBAGAI HAMA
Herbivora atau pemakan tanama menempati aras trofi kedua atau
sebagai konsumen pertama.
Berbeda dengan herbivora lainnya, keberadaan herbivora yang mem
akan tanaman yang dibudidayakan yang umumnya tidak dikehendaki
karena dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan atau kerugian
bagi manusia.
Herbivora yag merugikan dikelompokan sebagai hama.
Karena itu istilah hama merupakan istilah yang berorientasi pada
kepentinganmanusia atau istilah yang atntropogenik, bukan istilah
ekologik.
Dari pengertian tersebutdapat dipahami bahwa tidak semua
herbivora di agroekosistem merupakan hama.
• Binatang atau serangga karivora yanag memakan hama
menempati aras ketiga atau predator atau parasitoid.
• Pemangsa atau predator memangsa
herbivora, tetapi karnivora yang hidupnya didalam atau diluar
tubuh inang untuk kurun waktu tertentu dinamakan
parasitoid.
• Pada kenyataannya hama merupakan kumpulan organisme
yang hidup di ekosistem bersama manusia dan melaksanakan
fungsi kehidupannya, antara lain makan dan berkembang biak
• Sebagai bagian ekosistem hama juga berperan dalam
menjaga stabiitas ekosistem
• Populasi hama meningkat dan menjadi sangat tinggi karena
ketersedian makanan hamayang sesuai sebagai akibat
kegiatan manusia membudidayakan tanaman tertentu pada
arealluas dan dilakukan secara terus-menerus.
• Tujuan pengelolaan hama adalah mengelola ekosistem
sedemikian rupa sehingga keberadaan hama di pertanaman
tidak memberikan dampak yang merugikan
PENGELOMPOKAN HAMA
• Pada ekosistem pertanian dijumpai komunitas serangga yang terdiri
atas banyak jenis serangga, dan masing-masing jenis memperlihatkan
sifat populasi yang khas.
• Tidak semua jenis serangga dalam agroekosistem merupakan hama.
• Sebagian besar jenis hama bukan hama yang
merugikan tetapi merupakan
musuh alami (predator, parasitoid), serangga penyerbuk bunga dan
serangga penghancur sisa-sisa bahan organik yang sangant bermanfaat.
• Banyak jenis serangga yang tertangkap pada suatu tempat kebetulan
berada dipertanamantersebut untuk beristirahat atau akan pindah ke
tempat lain.
• Mungkin ada serangga-serangga yang menetap sementara di suatu
tempat untuk memasuki dan melampaui fase pupa
• Pengelompokan hama yang sering digunakan adalah membagi jenis-
jenis hama menurutkisaran bahaya yang di akibatkanya,
pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut :
• Hama Utama atau Hama Kunci
• Merupakan satu atau beberapa jenis hama yang dalam kurun
waktu lama (sekitar 5 tahun)selalu merusak pertanaman di suatu
daerah yang luas dengan intesitas serangan berat.
• Tanpausaha pengendalian hama utama dapat mendatangkan
kerugian ekonomi besar bagi petani.
• Biasanya pada suatu agroekosistem ada satu atau dua jenis hama
yang termasuk dalamkategori hama yang lain.
• Penerapan dan pengembagan PHT lebih dahulu ditujukan padaham-
hama utama pada suatu daerah.
• Jenis hama utama pada suatu daerah tidak selalu tetap,dapat
berubah tergantung pada perubahan agroekosistem yang terjadi.
2.Hama Minor atau Kadangkala
• Merupakan hama-hama yang relatif kurang penting karena kerusakn yang
diakibatkanmasih dapat ditoleransikan baik oleh tanaman maupun oleh petani.
• Kadang-kadang populasihama monir pada suatu saat meningkat melebihi aras
toleransi ekonomi tanaman.
• Peningkatan populasi ini mungkin disebabkan karena ganguan pada proses
pengendalianalami, keadaan ikli yang tidak menetu, atau kesalahan pengelolaan
oleh manusia.
• Hama minor disebut juga hama kadang-kadang, atau hama kadangkal
(occasional pests).
• Kelompok hama ini seringkali peka terhadap perlakuan pengendalian yang
ditujuka pada hama utama,oleh karena itu mereka juga perlu diawasi agar
tidak menimbulkan apa yang disebut letusanhama kedua.
• Banyak faktor yang memungkinkan hama minor dapat berubah statusnya
menjadi ham utama atau sebaliknya
3.Hama Potensial
• Merupakan sebagian besar jenis serangga herbivora yang
berada di ekosistem yang saling berkompetisi dalam
memperoleh makanan dan tempat hidup.
• Organisme-organisme tersebutyang tidak pernah
mendatangkan kerugian bearti dalam kondisi pengelolaan
agroekosistemyang normal.
• Namun, karena kedudukannya tertentu dalam rantai
makanan, merekamempunyai potensi menjadi hama yang
membahayakan karena terjadinya perubahan
cara pengelolaan ekosistem tertentu oleh manusia
4. Hama Migran
• Merupakan jenis hama tertentu yang tidak berasal
agroekosistem setempat, tetapi merekadatang dari luar
karena sifatnya yang berpindah-pindah (migran) misalnya
belalang kembara,ulat grayak, dan burung. Hama ini apabila
mendatangi pada suatu tempat dapat menimbulkankerusakan
yang bearti. Tetapi kerusakan pertanaman hanya terjadi
dalam jangka waktu pendek karena mereka kemudian segera
pindah ke daerah lainnya.
• Kecuali pembagian dalam 4 kelompok tersebut, ada pakar
yang menambah satukelompok hama yaitu kelompok hama
sekunder atau hama sporadis. Kelompok hama inidalam
keadaan normal selalu dapt dikendalikan oleh musuh alaminya
sehingga tidak membahayakan. Kelompok ini baru menjadi
masalah bila populasi musuh alami berkurangkarena sebab-
sebab tertentu. Kelompok hama sekunder dapat juga kita
masukan dalamkelompok minor
C.PERKEMBANGAN POPULASI HAMA
• Pertumbuhan populasi organisme terbagi menjadi 5 tingkat (I sampai V)
yang rinciannya sebagai berikut:1.

• Tingkat I merupakan periode peningkatan populasi yang tumbuh secara


sigmoid.
• Tingkat ini terdiri atas 3 tahap yaitu
• A. pembentukan populasi,
• B.perumbuhan cepat secara eksponensional,
• C. serta pertumbuhan menuju ke keseimbangan
• Tingkat II merupakan periode pencapaian aras atau letak
keseimbangan populasi yangmerupaka garis asimtot kurve sigmoid.
• Pada tahap ini populasi telah mencapai statibilitas numerik.
• Tingkat III merupakan tahap oskilasi dan fluktuasi populasi.
• Oskilasi populasi adalah penyimpangan populasi sekitar aras
keseimbangan yang tidak simetris.
• Tingkat III berjalan dalam waktu lama tergantung pada berfungsi
nya mekanisme umpan balik negatif yang berkerja.
• Apabila mekanisme umpan balik oleh sebab-sebab tertentu
menjadi tidak berfungsi,terjadilah tingkat IV yang merupakan
periode penurunan populasi atau pertumbuhannegatif.
• Apabila periode IV terus berlanjut akan menjadi tingkat terakhir
pertumbuan populasiyaitu tingkat V yang merupakan periode
akhir populasi
• Tingkat IA, IB, IC dapat terjadi pada masa tanam sampai
masa pertumbuhan tananamanvegetatif muda.
• Tingkat II (menuju ke garis keseimbangan) dan tingkat III
(fluktuasi danoskilasi populasi) terjadi pada periode tumbuh
tanaman vegetatif tua dan generatif.
• Sedangkan tingkat IV (penurunan) dan tingkat V (kepunahan)
terjadi sewaktu tanamansedang dan sudah dipanen
• Untuk menghitung jumlah pertumbuhan populasi pada suatu periode
waktu dan tempattertentu dapat digunakan rumus sederhana sebagai
berikut:
• P2 : P1 + N – M + I – E

• P2 : populasi akhir
• P1 : populasi permulaan
• N : natalitas atau jumlah kelahiran
• M : mortalitas atau jumlah kematian
• I : jumlah individu yang masuk/melakukan imigrasi
• E : jumlah individu yang keluar/melakukan emigrasi(I-E) :
• D atau dispersal, merupakan ukuran penyebaran individu (KELAS IV A)
• Pertumbuhan populasi positif terjadi apabila jumlah
kelahiran dan jumlah imigrasi lebih besar dari pada
jumlah kematian dan jumlah emigrasi, serta sebaliknya
pertumbuhan negatif terjadi apabila jumlah kelahiran dan
jumlah imigrasi lebih kecil dari pada jumlah kematian
ditambah jumlah emigrasi
E.MEKANISME KESEIMBANGAN ALAMI
• Kemampuan serangga mempertahankan kedudukan keseimbangan
karena berkerja mekanisme umpan balik negatif di ekosistem.
• 1. Mekanisme Umpan Balik Negatif
• Mekanisme umpan balik yang hasilnya membawa sistem menuju
keadaan ideal adalahmekanisme umpan balik negatif, sedangkan
mekanisme yang membawa sistem semakinmenjauh dari keadaan
ideal adalah mekanisme umpan balik yang positif. Jadi
mekanismeumpan balik negatif membawa sistem selalu dalam
keadaan yang stabil dan ideal, sedangkanumpan balik positif
membawa sistem menuju ke kerusakan atau kematian.
• 2.Mekanisme Pengendalian Populasi dalam Ekosistem
• Naik turunya populasi ornganisme ditentukan oleh dua kekuatan
di ekosistem yaitu kemampuan hayati atau potensi biotik dan
hambatan lingkungan. Potensi hayati merupakan kemampuan
organisme untuk berkembang biak dalam kondisi yang optimal.
• Secarateoritik populasi suatu organisme tanpa adanya hambatan
dapat meningkat secara cepat sehingga dalam waktu singkat
populasi tersebut dapat menutupi seluruh muka bumi ini.
• Tetapi kenyataannya di alam tidak terjadi demikian sebab ada
berbagai bentuk dan faktor penghambat yang disebut
hambatan lingkungan.
• Hambatan lingkungan adalah berbagai faktor biotik dan abiotik di
ekosistem yang cenderung menurunkan fertilitas dan
kelangsungan hidup individu-individu dalam populasi organisme.
• Dilihat dari asalnya hambatan lingkungan dapat
dikelompokkan menjadi dua faktor yaitu faktor yang berasal
dari luar populasi atau faktor ekstrinsik dan faktor yang
berasal dari dalam populasi atau faktor intrinsik.
• Faktorfaktor ekstrinsik dapat terdiri dari faktor biotik
seperti makanan, predasi, kompetisi, dll, dan faktor abiotik
seperti iklim, tanah, air, dll.
Sedangkanfaktor intrinsik misalkan berupa persaingan
interspesifik dalam bentuk teritorialitas dan tekanan sosial.
FAKTOR TERGANTUNG KEPADATAN DAN
FAKTOR BEBAS KEPADATAN
• Dilihat dari proses pengendalian dan pengaturan populasi
organisme, maka berbagaifaktor hambatan lingkungan dapat
dikelompokan menjadi faktor tergantung
kepadatanpopulasi (FTK) atau “Density Dependent Factors”
dan Faktor Bebas Kepadatan Populasi (FBK) atau “Density
Independent Factor”.
1.Faktor Tergantung Kepadatan
• Faktor tergantung kepadatan adalah faktor pengendali alami
yang mempunyai sifat penekanan terhadap populasi
organisme yang semakin meningkat pada waktu populasi
semakin tinggi, dan sebaliknya penekan lebih longgar pada
waktu populasi semakin rendah FTK yang timbal balik
terutama adalah musuh alami hama seperti predator,
parasitoid,dan patogen.
• Timbal balik di sini berarti bahwa hubungan antara populasi
dan mortalitas oleh FTK dapat berjalan dari kedua arah
• PTK yang tidak timbal balik misalkan makanan dan ruangan,
jumlahnya terbatas yangditempati oleh populasi organisme
yang saling berkompetisi untuk makan dan ruang yangsama.
• Proses FTK di sini dapat dijelaskan sebagai berikut: bila
populasi A semakin tinggi,
persaingan antar individu untuk memproleh
makanan dan ruang semakin kuat sehinggamortalitas A
menjadi meningkat, dan demikian juga sebaliknya.
• Tetapi hal ini tidak berarti bahwa apabila populasi A
meningkat kemudian jumlah makanan menjadi meningkat, atau
jumlah populasi A menurun dan jumlah makanan menurun.
• Berbeda denga kelompok musuhalami, hambatan lingkungan
berupa makanan, ruangan, dan teritolialitas termasuk
dalamFTK yang tidak timbal balik.
.

Faktor Bebas Kepadatan


• Faktor bebas kepadatan (FBK) atau “destity Independent
Fakctor” merupakan faktor motalitas yang daya penekannya
terhada populasi organisme tidak terganung pada
kepadatan populasi organisme tersebut.
• Faktor abiotik seperti suhu, kebahsahn, angin, dan lain-
lainnyamerupakan FBK penting.
• Dalam proses pengaturan populasi secara alami FTK yang paling
berperan dalammempertahankan populasi untuk tetap berada
disekitar aras keseimbangan populasi.
• Dalam kondisi tertentu FBK dapat membawa populasi menjauh
(lebih atau kurang) dari aras keseimbangan
• Misal bila keadaan suhu tidak sesuai bagi kehidupan serangga
dapat mengakibatkan populasi serangga menurun menjauhi garis
keseimbangan.
• Setelah hal itu terjadi faktor FBK akan bekerja mengangkat
kembali populasi ke aras keseimbangan.
• Bila keadaan cuaca sangatmenguntungkan bagi kehisupan dan
perkembang biakan suatu hama, dapat mendorong populasi
hama tersebut meningkat cepat menjauhi aras keseimbangannya.
• Namun, peningkatan populasi tersebut juga tidak akan berjalan
terus, karena FTK seperti musuh alami akan mengencangkan
penekannya sehingga populasi kembali lagi ke aras
keseimbangannya
• Aras keseimbanagan populasi hama dapat meningkat
antara laindengan penggunaan pestisida yang berlebihan dan
kurang tepat, sehingga dapat membunuh musuh alami.
• Penggunaan pestisida secara terus-menerus dapat
menakibatkan aras keseimbangan hamatersebut meningkat
melebihi aras keseimbanagan sebelumnya
• Peningkatan aras keseimbangan populasi hama dapat juga terjadi
sebagai akibattersediannya makanan hama secara luas dan terus-
menerus.
• Demikian juga jika varietastanaman yang ditanam adalah varietas
peka, lambat laun aras keseimbangan populasi hamaakan
meningkat.
• Aras keseimbangan populasi hama dapat juga diturunkan apabila
dilakukan peningkatandan konservasi musuh alami.
• Tindakan demikian ini akan mendorong berkerjanya
proses pengendalian alami di daerah tersebut, yang dalam jangka
panjang dapat menurunkan aras keseimbangan populasi hama
sehingga berada di bawah ambang pengendalian.
SEKIAN
Kelas A

You might also like