You are on page 1of 31

Mekanisme persalinan normal

Definisi
Persalinan
• suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina
ke dunia luar (Kapita selekta)

• Suatu periode dari mulai nya kontraksi uterus


yang regular hingga keluarnya plasenta
(william obstetri)
• 3 faktor penting dalam proses Persalinan :
– Power
Kekuatan HIS dan mengejan
– Passanger
Posisi janin, besar janin
– Passage
Posisi janin penting di ketahui pada saat
persalinan :
• Fetal Lie/ letak janin
• Fetal Presentation / presentasi janin
• Fetal Attitude or Posture / Posture janin
• Fetal Position / posisi janin

Williams obstetri
Letak Janin
• Letak janin dapat longitudinal, tranverse,
maupun oblique (ketika poros ibu dan bayi
mencapai 45o)
• Letak janin pada persalinan 99% adalah
longitudinal
• Faktor predisposisi untuk letak transverse :
multipara, placenta previa,hydramion,
kelainan uterus.
Williams obstetri
Presentasi Janin
• Presentasi janin berupa letak janin yang berada atau
terletak paling dekat dengan jalan lahir.
• Dapat berupa presentasi kepala (cephalic)
atau pun bokong (breech)
• Bila letak janin transverse maka presentasi
dapat berupa presentasi bahu

Williams obstetri
Posture janin
• Pada masa kehamilan yang lanjut, posture
janin akan membentuk sebuah massa oval
seperti bentuk uterus.
• Janin akan melipatkan tubuh sehingga
punggung ny terlihat sangat convex
• Kepala akan difleksikan hingga menyentuh
dada. Paha dan kaki di fleksikan ke arah
abdomen.
Williams obstetri
Posisi janin
• Posisi janin menunjukkan bagian dari
janin,oksiput pada presentasi ubun ubun;
mentum pada presentasi wajah; sacrum pada
presentasi bokong, di jalan lahir
• Posisi dapat berupa kiri kanan, anterior
posterior, tranverse
• Sekitar 2/3 dari presentasi ubun ubun adalah
oksiput kiri.
Williams obstetri
Williams obstetri
Menentukan letak bayi dapat dilakukan
dengan
• Leopold manuver
• Pemeriksaan dalam (vaginal examination)
• Auskultasi
• Radiologi
• Ultrasonography

Williams obstetri
Cardinal movement pada persalinan
• Engagement
• Descent
• Flexion
• Internal rotation
• Extension
• External rotation
• Expulsion
Williams obstetri
At glance
Engagement
• pada beberapa minggu terakhir kehamilan,
Kepala bayi akan masuk ke dalam pelvic inlet
secara transvere atau pun oblique
• Dimana biparietal janin akan memasuki pelvic
inlet
• Kepala yang masih diatas pelvic inlet dan masih
dapat bergerak dengan bebas disebut dengan
floating

Williams obstetri
Asynclitism
• Meskipun kepala masuk secara
transverse, tetapi tidak tepat berada di
tengah pintu atas panggul
• Adanya defleksi kepala ke arah
anterior maupun posteior disebut
dengan asinklitimus
• Bila asinklitimus parah, maka dapat
terjadi cephalopelvic disporpotion
meskipun ukuran pelvis normal. Williams
obstetri
DESCENT
• Pada nullipara, terjadi engagement
terlebih dahulu kemudian descent nya
terjadi pada saat mulai nya persalinan.
• Descent terjadi karena :
1. Tekanan dari cairan amnion
2. Tekanan langsung dari fundus dengan
kontraksi
3. Upaya dari otot abdomen
4. Ekstensi dan pelurusan dari tubuh janin
Williams obstetri
FLEXION
• Setelah kepala turun, kepala akan
mengalami penahanan dari cervix, dinding
pelvis, otot dasar panggul
• Hal ini menyebabkan kepala akan flexi
hingga menyentuh dada Williams
obstetri
• Dengan fleksi, kepala janin memasuki
ruang panggul dengan ukuran paling kecil,
diameter suboksipitobregmatikus(9,5cm)
dan sirkumferensia
suboksipitobregmatikus (32cm).
Sarwono
Internal rotation
• kepala yang turun akan menemui
diafragma pelvis.
• Kombinasi elastisitas diafragma pelvis
dan tekanan intra uterine
menyebabkan kepala mengadakan
rotasi disebut putaran paksi dalam.
• Setelah terjadi putaran paksi dalam,
kepala, ubun ubun kecil berada di
bawah simfisis.
saworno
Extension

• Dengan suboksiput sebagai


hipomiklon, kepala mengadakan
gerakan defleksi atau extension untuk
dapat dilahirkan.
• Segera setelah dilahirkan kepala akan
jatuh sehingga dagu menyentuh
bagian anal dari ibu
saworno
External rotation
• Segera setelah kepala dilahirkan, kepala segera
melakukan rotasi ke posisi sebelumnya.
• Jika oksiput awalnya diarahkan ke kiri, berputar
ke arah tuberositas iskia kiri; jika awalnya
diarahkan ke kanan, oksiput berputar ke kanan
• Gerakan ini untuk menyesuaikan posisi
punggung dengan kepala bayi.
Williams
obstetri
saworno
Expulsion
• Segera setelah external rotation, bahu
anterior berada di bawah simfisis pubis
dan bahu posterior membuat
perineum distensi
• Setelah bahu dilahirkan, anggota
badan lain dapat dengan mudah
dilahirkan.
Williams
obstetri
Persalinan normal
• Karakterisktik dari mulai ny persalinan adalah
adanya kontraksi uterus dan salah satu tanda :
– Pecahnya ketuban
– Bloody “show”
– Complete cervical effacement
• Proses persalinan dibagi menjadi 4 kala :
– Kala I : Kala pembukaan serviks
– Kala II : Kala pengeluaran
– Kala III : Kala Uri
– Kala IV : 1jam setelah plasenta lahir
Kapita selekta
Identifikasi persalinan
True Labor False Labor
• Kontraksi terjadi pada interval • Kontraksi terjadi pada
yang teratur interval yang tidak teratur
• Interval memendek secara • Interval tetap panjang
bertahap
• Intensitas tetap sama
• Intensitas bertambah secara
bertahap • Rasa tidak nyaman/sakit
• Rasa tidak nyaman/sakit hanya diperut bagian bawah
dipunggung dan perut • Serviks tidak dilatasi
• Serviks dilatasi • Rasa sakit biasanya
• Rasa sakit tidak berkurang berkurang dengan obat
dengan obat sedasi sedasi
Williams obstetri
Kala I
• Mulai ketika tercapai kontraksi uterus dengan
frekuensi, intensitas, dan durasi yang cukup
untuk menghasilkan effacement dan dilatasi
serviks progresif
• Berakhir pada saat pembukaan serviks
lengkap (10cm)

Williams obstetri
• Terbagi menjadi 2 fase :
– Fase laten : hingga pembukaan 3-5cm
prolonged laten phase  lebih dari 20jam pada
nullipara dan 14 jam pada multipara
williams obstetri

– Fase aktif : terbagi lagi menjadi 3 fase yaitu


• Fase Akselerasi
• Fase dilatasi maksimal
• Fase deselerasi (sarwono)
Kapita selekta
Monitoring
keadaan Analgesia
janin
Monitoring
kontraksi
uterus Monitoring
kondisi ibu

Management
Pemeriksaan Amniotomy
Kala I
dalam

Intravenous
fluids
Posisi ibu Urinary
Oral
bladder
intake
function

Williams obstetri
Kala II
• Kala ini dimulai pada saat serviks telah dilatasi
maksimal dan berakhir pada saat janin telah
dilahirkan.
• Durasi dari kala II pada nullipara sekitar
50menit dan 20 menit untuk multipara.
Williams obstetri
Mengamati tanda dan gejala
persalinan kala 2

Menyiapkan perlengkapan,
bahan dan obat obat essensial

Memastikan pembukaan
lengkap dan keadaan janin

Melahirkan kepala

Membersihkan jalan nafas

Melahirkan bahu

Menjepit dan memotong tali saworno


pusat
Tanda dan gejala kala II
• Ibu mempunyai keinginan untuk mengeran
• Merasa tekanan yang semakin meningkat
pada rektum dan/atau vaginanya
• Perineum menonjol
• Vulva-vagina dan sfingter anal membuka

saworno
Kala III
• Segera setelah bayi lahir, periksa tinggi fundus
uteri dan konsistensi nya.
• Kemudian pemberian suntikan oksitoksin 10
unit IM
• Penegangan tali pusat terkendali

saworno
• Tanda terjadi nya pelepasan plasenta
– Uterus menjadi bundar dan lebih keras
– Keluar nya pancaran darah secara tiba tiba
– Tali pusat memanjang
– Uterus menjadi lebih rendah

Williams obstetri
Kala IV
• Setelah plasenta lahir, harus diperhatikan
kontraksi uterus dan lakukan massase uterus,
tidak ada perdarahan, plasenta dan selaput
ketubah lengkap, kantung kemih kosong, luka
perineum terawat.
• Pemberian obat oxytocic

You might also like