You are on page 1of 24

173.

Seorang wanita usia 25 tahun periksa ke


dokter umum. Pemeriksaan hematologi terdapat
penurunan Hb dan indeks eritrosit. Gambaran
darah tepi tampak eritrosit mikrositik
hipokromik. Pemeriksaan lain ditemukan
peningkatan kadar protoporfirin. Pada sumsum
tulang didapatkan gambaran seperti pada
gambar.
Anemia sideroblastik

Anemia penyakit kronik

Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi asam folat

Anemia defisiensi Vitamin B12


DEFINISI
• Anemia merupakan kelainan hematologi.
• Untuk mendapatkan pengertian tentang anemia
maka kita perlu menetapkan definisi anemia:
– Anemia adalah keadaan dimana masa eritrosit dan /
atau massa hemoglobin yang beredar tidak dapat
memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi
jaringan tubuh.
– Secara laboratorik dijabarkan sebagai penurunan
dibawah normal kadar hemoglobin, hitung eritrosit
dan hematokrit (packed red cell).
KRITERIA ANEMIA
• Parameter yang paling umum dipakai untuk
menunjukkan penurunan massa eritrosit adalah
kadar hemoglobin, disusul oleh hematokrit dan
hitung eritrosit.
KRITERIA ANEMIA MENURUT WHO

KELOMPOK KRITERIA ANEMIA (HB)


Laki – laki dewasa < 13 gr/ dl
Wanita dewasa tidak hamil < 12 gr/dl
Wanita hamil < 11 gr/dl
KLASIFIKASI ANEMIA

Anemia

Hapusan darah tepi dan indeks eritrosit


(MCV, MCH, MCHC)

Anemia Anemia
Anemia
hipokromik normokromik
makrositer
mikrositer normositer
KLASIFIKASI ANEMIA BERDASARKAN
MORFOLOGI DAN ETIOLOGI
ANEMIA HIPOKROMIK ANEMIA NORMOKROMIK
ANEMIA MAKROSITER
MIKROSITER NOMOSITER
• Anemia defisiensi besi • Anemia pasca perdarahan • Bentuk megaloblastik
• Thalasemia mayor akut • Anemia defisiensi asam
• Anemia akibat penyakit • Anemia aplastik folat
kronik • Anemia hemolitik • Anemia defisiensi B12,
• Anemia sideroblastik • Anemia akibat penyakit termasuk anemia
kronik pernisiosa
• Anemia pada gagal ginjal • Bentuk non-
kronik megaloblastik
• Anemia pada sindrom • Anemia pada penyakit
mielodisplastik hati kronik
• Anemia pada keganasan • Anemia pada
hematologik hipotiroidisme
• Anemia pada sindrom
mielodiplastik

MCV 80 – 95 fl MCV > 95 fl


MCV < 80 fl; MCH < 27 pg
MCH 27 – 34 pg
HIPOKROMIK – MIKROSITIK
NORMOKROMIK – NORMOSITIK
MAKROSITIK
 Makrosit – oval
(Anemia megaloblastik ditandai oleh makrosit oval ini)
PENDEKATAN DIAGNOSIS
• Tahap – tahap dalam diagnosis anemia adalah:
 Menentukan adanya anemia
 Menentukan jenis anemia
 Menetukan etiologi atau penyakit dasar anemia
 Menentukan ada atau tidaknya penyakit penyerta yang
akan mempengaruhi hasil pengobatan
PENDEKATAN TERAPI

Terapi
untuk Terapi
keadaan suportif
darurat

Terapi Terapi
khas untuk untuk
masing – mengobati
masing penyakit
anemia dasar
Anemia sideroblastik
Anemia sideroblastik adalah anemia hipokromik-mikrositik
yang ditandai dengan adanya sel-sel darah imatur
(sideroblast) dalam sirkulasi dan sumsum tulang. Anemia
sideroblastik primer dapat terjadi akibat cacat genetik pada
kromosom X yang jarang ditemukan (terutamadijumpai
pada pria), atau dapat timbul secara spontan terutama pada
orang tua. Penyebabsekunder anemia soderoblastik adalah
obat-obat tertentu, misalnya beberapa obat kemoterapidan
ingesti timah. Anemia sideroblastik merupakan anemia
dengan cincin sideroblas (ringsideroblastik) dalam sumsum
tulang.
• Perubahan pada anemia sideroblastik pada dasarnya
terjadi kegagalan inkorporasi besi kedalam senyawa hem
pada mitokondria yang mengakibatkan besi mengendap
pada mitokondria sehingga jika yang dicat dengan cat
besi akan terlihat bintik-bintik yangmengelilingi inti
yang disebut sebagai sideroblas cincin.
• Hal yang menyebabkan
kegagalan pembentukan hemoglobin yang disertai eritro
poesis inefektif dan menimbulkan anemia hipokromik
mikrositik.
Anemia Sideroblast
• Defek pada sintesis Heme → akumulasi
Fe di mitochondria → degenerasi Fe →
granula Fe di sekitar inti normoblast,
membentuk struktur seperti cincin {paling
jelas terlihat dengan pengecatan Perl
(Perls’ stain) } → Ringed Sideroblast
(karakteristik anemia Sideroblastik)
Klasifikasi
• Herediter : sex linked
• Didapat (Acquired) :
1. Primer:
Mielodisplasia ( refractory anemia dengan ringed
sideroblast)
2. Sekunder :
a. Defisiensi vit.B6 (piridoksin)alkoholisme,
def.vit.B12-folat,keracunan Pb. Dsb
b. Penyakit keganasan sumsum tulang lainnya
Gejala
• Kulit pucat
• Cepat lelah
• Pusing
• Letih
• Terjadi pembengkakan hati dan limfa
Diagnosis
• Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah tepi : RBC dimorphic ( dua populasi RBC:
normositik normokrom & mikrositik hipokrom)
2. Hitung retikulosit rendah
3. Jumlah leukosit normal,morfologi normal, dapat
ditemukan pelger-Huet phenomenon
4. Saturasi transferin tinggi, serum besi > normal, serum
ferritin meningkat
5. LDH dan asam urat meningkat
6. Sumsum tulang : ringed sideroblast >15%
Alkhouri, Nabiel and Solveig G Ericson. Aplastic Anemia : Review of Etiology
Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Edisi IV. Jilid II. Jakarta :
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI ; 2006 : 627– 633

You might also like