You are on page 1of 17

Bioreaktor

“Activated Sludge”

Dosen Pembimbing :
Ir. Maya Sarah, ST, MT, Ph.D, IPM

Kelompok 3 :
Fadhlan Fachroza Hasibuan/ 150405001
Juwairiah Siregar/ 150405048
Bioreaktor
• Bioreaktor merupakan unit alat yang digunakan untuk tempat
berlangsungnya suatu proses biokimia dari bahan mentah
menjadi produk atau zat tertentu yang diinginkan dengan
dikatalisis oleh enzim yang terdapat dalam mikroorganisme
hidup atau enzim yang terisolasi.
• Berdasarkan jenis mikroorganisme yang digunakan, bioreaktor
dibagi atas 2 yaitu bioreaktor aerobik dan anaerobik.
• Berdasarkan pola alirannya dibagi atas 3 yakni bioreaktor
batch, semi batch dan continuous.
• Bioreaktor bersifat ramah lingkungan dibandingkan reaktorkimia
pada umumnya, namun cukup sulit untuk dikembangkan.
• Bioreaktor berperan pada proses: bioetanol, biomass,
pengolahan limbah, bioseparasi dsb.
Activated sludge
• Activated sludge (lumpur aktif) merupakan media(lumpur,
tempat) proses pertumbuhan mikroba tersuspensi yang
berfungsi untuk mengoksidasi material organik menjadi
biomassa dan gas
• Lumpur aktif merupakan salah satu modifikasi
penggunaan bioreaktor khususnya bioseparasi dalam
proses pengolahan limbah
• Lumpur aktif sering digunakan dalam proses pengolahan
limbah cair domestik maupun industri yang mengandung
banyak material organik.
• Tujuan utama pengolahan dengan proses lumpur aktif
diantaranya adalah penghilangan BOD, nitrifikasi, serta
denitrifikasi
Activated Sludge...
Berikut ini adalah karakteristik proses lumpur aktif dalam pengolahan
limbah.
1. Merupakan proses aerobik
2. Mikroorganisme : bakteri (Escherichia coli, Zooglea ramigera),
protozoa, ganggang dan fungi.
3. Umumnya menggunakan crossflow processing
4. Kualitas output yang tinggi
5. Mampu mengolah limbah cair pekat/zat organik < 3000 mg/L
6. Proses pembiakan mikroba mudah
7. Hemat energi dan Ekonomis
Activated Sludge...
Proses lumpur aktif dapat diklasifikasi menjadi beberapa bagian
diantaranya :
1. Jenis Pembiakan
• Lumpur aktif konvensional
• Extended aeration
2. Jenis Aliran
• Cotinuous flow
• Intermittent flow
3. Umpan Masuk
• Limbah mentah
• Keluaran tangki sedimentasi awal
• Keluaran reaktor anaerob
• Limbah dari proses pengolahan air limbah
Proses Pengolahan Limbah
Terdapat empat proses utama yang terjadi pada sistem
pengolahan limbah dengan lumpur aktif, yaitu:
1. Tangki Pengendapan Primer
2. Tangki Aerasi
3. Tangki Pengendapan Sekunder
4. Klorinasi/disinfeksi
Proses Pengolahan Limbah...

1. Tangki Pengendapan Primer


• Bertujuan untuk mengendapkan limbah cair mentah dari
padatannya.
• Mengurangi padatan tersuspensi sekitar 30-40% dan BOD 25%.
• Air limpasan dialirkan menuju bak aerasi secara gravitasi.

2. Tangki Aerasi
• Merupakan tempat terjadinya reaksi biokimia dengan komponen
organik atau sering disebut sebagai biological reactor/bioreaktor.
• Terdapat aerator yang mendukung kehidupan mikroorganisme
aerob menguraikan zat organik.
• Biomassa terbentuk sebagai hasil metabolisme mikroba aerob
dengan substrat.
• Output yang dihasilkan adalah limbah cair yang mengandung BOD
dan COD 20-30% semula, pH rendah, sludge, gas CO2, NH4 dsb.
Proses Pengolahan Limbah...

3. Tangki Pengendapan Sekunder


• Memisahkan limbah cair keluaran tangki aerasi dari biomassa
(lumpur).
• Endapan lumpur mengandung sisa-sisa mikroorganisme
aerob
• Selanjutnya direuse menuju tangki aerasi untuk menstabilkan
kondisi yang mendukung pembiakan mikroorganisme.

4. Klorinasi/Disinfeksi
• Merupakan bak penampungan limbah cair sebelumnya yang
bertujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen.
• Menggunakan senyawa Cl (khlor) yang ditambahkan langsung
kedalam bak.
• Mengurangi konsentrasi BOD dan COD sekitar 85-90%.
• Limbah cair olahan dapat langsung dibuang kesungai.
Variabel Operasional
Adapun variabel-variabel yang perlu diperhatikan pada proses
lumpur aktif adalah sebagai berikut.
1. Beban BOD (BOD Loading Rate)
2. Mixed-Liquor Suspended Solid (MLSS)
3. Mixed-Liquor Volatile Suspended Solids (MLVSS)
4. Food to Microorganism Ratio (F/M Ratio)
5. Hydraulic Retention Time (HRT)
6. Hydraulic Recycle Ratio (HRR)
7. Sludge Age (Umur lumpur)
8. Kebutuhan Oksigen
9. Pengaruh Temperatur
10. Pengaruh Aliran
Variabel Operasional...

1. Beban BOD (BOD Loading Rate)


Beban BOD adalah jumlah massa BOD di dalam air limbah yang
masuk (influent) dibagi dengan volume reaktor. Beban BOD dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
𝑸.𝑺𝒐
BebanBOD = kg/m3. hari
𝑽
Ket:
Q= debit air limbah yang masuk (m3/hari)
S0= konsentrasi BOD dalam air limbah yang masuk (kg/m3)
V= volume reaktor (m3)

2. Mixed-Liquor Suspended Solid (MLSS)


Merupakan jumlah total campuran tersuspensi yang berupa
material organik, mineral dan mikroorganisme. Dapat diketahui
kadarnya dengan analisa gravimetri.

3. Mixed-Liquor Volatile Suspended Solids (MLVSS)


Merupakan material organik murni yang terkandung dalam MLSS.
Nilai MLVSS biasanya mendekati 65-75% MLSS.
Variabel Operasional...

4. Food to Microorganism Ratio (F/M Ratio)


Merupakan nilai yang menunjukkan banyaknya zat organik yang
hilang per massa mikroorganisme di dalam bak aerasi. Semakin rendah
rasionya maka proses menjadi efisien. Nilai F/M rasio dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut.
𝑸 (𝑺𝟎 −𝑺)
F/M = 𝑴𝑳𝑺𝑺.𝑽
Ket:
Q= debit air limbah yang masuk (m3/hari)
S0= konsentrasi BOD dalam air limbah yang masuk (kg/m3)
S = konsentrasi BOD dalam effluent (kg/m3)
V= volume reaktor (m3)

5. Hydraulic Retention Time (HRT)


Merupakan waktu rata-rata yang dibutuhkan inffluent dalam bak aerasi
menjalani satu kali proses lumpur aktif. Nilai HRT berbanding terbalik
dengan laju pengenceran.
𝟏 𝑽
HRT = =
𝑫 𝑸
Ket:
Q= debit air limbah yang masuk (m3/hari)
D = laju pengenceran (jam-1)
V= volume reaktor (m3)
Variabel Operasional...
6. Sludge Age (Umur Lumpur)
Menunjukkan lamanya mikroorganisme melakukan pertumbuhan. Disebut juga
waktu tinggal rata-rata sel yang dapat dihitung dengan persamaan sbb.
𝑴𝑳𝑺𝑺.𝑽
Umur Lumpur (hari) =
𝑺𝑺𝒆.𝑸𝒆.+𝑺𝑺𝒘.𝑸𝒘
Ket :
MLSS = Mixed-Liquor Suspended Solid (mg/L)
V = volume reaktor (m3)
SSe = padatan tersuspensi effluent (mg/L)
SSw = padatan tersuspensi influent (mg/L)
Qe = Laju effluent air limbah (m3/hari)
Qw = Laju influent air limbah (m3/hari)

7. Kebutuhan Oksigen
Oksigen mutlak dibutuhkan dalam proses lumpur aktif dikarenakan menggunakan
bantuan mikroorganisme aerob untuk menguraikan zat organik. Oleh sebab itu digunakan
aerator untuk meningkatkan kadar DO air pada bak aerasi (reaktor).

8. Pengaruh Temperatur
Temperatur cukup memengaruhi aktivitas dan kehidupan mikroorganisme.
Sehingga sangat penting untuk menjaga temperatur seoptimal mungkin agar dapat
meningkatkan pertumbuhan sel.

9. Pengaruh Aliran
Aliran masuk (influent) limbah harus dikontrol agar sesuai dengan kemampuan
mikroba dalam mengonsumsi zat organik. Jika berlebihan akan menyebabkan mikroba
sulit beradaptasi dan mati.
Konfigurasi Bioreaktor
Lumpur Aktif
Berikut ini adalah konfigurasi sistem bioreaktor lumpur aktif beserta pengaruh
pengaruhnya.
Konfigurasi Bioreaktor Lumpur Aktif...
Konfigurasi Bioreaktor Lumpur Aktif...
Activated Sludge Problems

You might also like