You are on page 1of 35

APPENDISITI

S
Anatomi Apendiks
FUNGSI APENDIKS

– Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm (3-15


cm).
– Apendiks menghasilkan lendir sebanyak 1-2 ml per hari. Normalnya lendir itu
dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum.
– GALT (gut associated lymphoid tissue) yang terdapat pada sepanjang saluran
cerna termasuk apendiks menghasilkan IgA yang sangat efektif sebagai
pelindung terhadap infeksi.
DEFINISI APPENDISITIS

– Appendisitis adalah peradangan yang terjadi pada Appendiks vermicularis, dan


merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering pada anak-anak
maupun dewasa.
– Appendisitis akut merupakan kasus bedah emergensi yang paling sering
ditemukan pada anak-anak dan remaja.
ETIOLOGI APPENDISITIS

1. Erosi mukosa appendiks (bisa karena parasit E.Histolytica)


2. Fekalit
3. Benda asing (bisa karena cacing usus)
4. Diet rendah serat
5. Striktur lumen (bisa karena karsinoma)
6. Infeksi bakteri
Bacteriodes fragilis, bakteri anaerob, gram negatif, dan E.coli
GEJALA KLINIS APENDISITIS
Tanda awal
– Nyeri mulai di epigastrium atau region umbilicus disertai mual dan
anorexia.
– Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5 - 38,5o C. Bila suhu lebih
tinggi, mungkin sudah terjadi perforasi.
Nyeri berpindah ke kanan bawah dan menunjukkan tanda rangsangan peritoneum
lokal di titik Mc Burney
– nyeri tekan
– nyeri lepas
– defans muskuler
Nrangsangan peritoneum tak langsung
– Nyeri kanan bawah pada tekanan kiri (Rovsing’s Sign)
– Nyeri kanan bawah bila tekanandi sebelah kiri dilepaskan (Blumberg’s Sign)
– Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak, seperti nafas dalam, berjalan,
batauk atau mengedan.yeri
Rovsing sign : perut kiri bawah
ditekan , akan terasa nyeri pd
perut kanan bawah.
Obturator sign: fleksi dan
endorotasi sendi panggul
Psoas sign: Rangsangan
m.psoas penderita dlm
keadaan terlentang ,
tungkai kanan ditahan
pemeriksa pasien diminta
hiperekstensi atau fleksi
aktif
Rectal touche : nyeri
abdomen kanan bawah
pada jam 9-12
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium:
▫ Leukositosis

Penunjang lain:
▫ Appendicogram (foto barium usus buntu)
▫ USG
▫ CT scan
BNO
USG ACUTE APP
USG APP PERFORASI
INTERPRETASI
• Skor 1-4: tidak dipertimbangkan mengalami apendisitis akut
• Skor 5-6: dipertimbangkan kemungkinan dx apendisitis akut tetapi
tidak membutuhkan operasi segera atau dinilai ulang
• Skor 7-8: dipertimbangkan dx apendisitis akut
• Skor 9-10: hampir definitif mengalami dx apendisitis akut dan
dibutukan tindakan bedah
KLASIFIKASI APENDISITIS
Apendisitis Akut Sederhana

– Proses peradangan baru terjadi di mukosa dan sub mukosa.

– Sekresi mukosa menumpuk dalam lumen appendiks  terjadi peningkatan


tekanan dalam lumen yang mengganggu aliran limfe  mukosa appendiks
menebal, edema, dan kemerahan.

– Gejala awal : rasa nyeri di daerah umbilikus, mual, muntah, anoreksia, malaise
dan demam ringan
Appendisitis Akut Purulenta

– Tekanan dalam lumen terus bertambah disertai edema  terbendungnya aliran


vena pada dinding apendiks  timbul thrombosis  memperberat iskemia dan
edema pada apendiks  invasi mikroorganisme usus besar ke dalam dinding
apendiks  infeksi serosa  serosa suram karena dilapisi eksudat dan fibrin.
– Tanda: rangsangan peritoneum lokal seperti
1. Nyeri tekan.
2. Nyeri lepas di titik Mc. Burney.
3. Defans muskuler dan nyeri pada gerak aktif dan pasif.
(Nyeri dan defans muskuler dapat terjadi pada seluruh perut disertai dengan tanda-
tanda peritonitis umum)
Apendisitis Akut Gangrenosa

Bila tekanan
 aliran darah
dalam lumen infark dan
arteri mulai
terus gangren
terganggu
bertambah

Tanda dan Gejala :


1. Dinding apendiks berwarna ungu, hijau, keabuan atau merah kehitaman.
2. Pada apendisitis akut gangrenosa terdapat mikroperforasi dan kenaikan cairan
peritoneal yang purulent.
Apendisitis Perforasi

– Pecahnya apendiks yang sudah gangren  menyebabkan pus masuk ke dalam


rongga perut  peritonitis umum.

– Tanda : Pada dinding apendiks tampak daerah perforasi dikelilingi oleh jaringan
nekrotik
Apendisitis Kronik

Diagnosis apendisitis kronik baru dapat ditegakkan jika :


– riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu,
– radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik.

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik


1. fibrosis menyeluruh dinding apendiks,
2. sumbatan parsial atau total lumen apendiks,
3. adanya jaringan parut dan ulkus lama di mukosa dan adanya sel inflamasi kronik.

*Insiden apendisitis kronik antara 1-5%.


*Apendisitis kronik kadang-kadang dapat menjadi akut lagi dan disebut apendisitis kronik
dengan eksaserbasi akut yang tampak jelas sudah adanya pembentukan jaringan ikat
PENATALAKSANAAN

– Open appendectomy:
▫ Gridiron insisi
▫ Rocky-Davis insisi
APPENDECTOMY
Laparotomi Apendiks
– Antibiotik
- Pada apendisitis gangrenosa/perforata
- Preoperatif, antibiotik broad spectrum intravena diindikasikan untuk mengurangi infeksi
pasca bedah
- Post operatif, diteruskan selama 24 jam tanpa komplikasi, diteruskan selama 5-7 hari kasus
apendisitis ruptur/dengan abses, diteruskan sampai 7-10 hari kasus apendisitis ruptur
dengan peritonitis difus

– Pencegahan
- Diet tinggi serat
- Defekasi yang teratur
LAPAROSKOPI
Sayatan dibuat sekitar dua sampai empat buah. Satu
didekat pusar, yang lainnya diseputar perut.
Laparoskopi berbentuk seperti benang halus denagn
kamera yang akan dimasukkan melalui sayatan
tersebut. Kamera akan merekam bagian dalam perut
kemudian ditampakkan pada monitor. Gambaran yang
dihasilkan akan membantu jalannya operasi dan
peralatan yang diperlukan untuk operasi akan
dimasukkan melalui sayatan di tempat lain.
Pengangkatan apendiks, pembuluh darah, dan bagian
dari apendiks yang mengarah ke usus besar akan
diikat.
PROGNOSIS

• Apendiktomi yang dilakukan sebelum perforasi prognosisinya baik.


• Setelah operasi masih dapat terinfeksi pada 30% kasus apendiks
perforasi/gangrenosa
• Serangan berulang dapat terjadi bila apendiks tidak diangka

You might also like