Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHHAMADIYAH MEDAN
1
Pendahuluan
N. Neuropatik N. Neuropatik
Perifer Central
KLASIFIKASI NYERI
Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Awitan
• Berdasarkan awitan (onset), maka nyeri dapat di-
kelompokkan dalam:
– Nyeri akut
– Nyeri kronik
– Breakthrough pain (Peningkatan intensitas nyeri
pada kondisi nyeri kronik).
Karakteristik Nyeri Akut
• Terjadi tiba-tiba, nyeri tajam, lokal, dan terus
menerus.
• Biasanya dapat sembuh sendiri.
• Dapat terkait dengan perubahan fisiologik, misalnya
berkeringat, ↑ denyut nadi, ↑ tekanan darah, ↑
denyut jantung.
Siddall PJ, et al. In: Cousins MJ, Bridenbaugh PO, eds. Neural Blockade in
Clinical Anesthesia and Management of Pain; 1998:675–713.
Karakteristik Nyeri Kronik
• Terasa menggerogoti, nyeri, difus (nyeri merata)
• Tidak dapat diungkapkan pasien kapan munculnya
nyeri dan kapan hilangnya.
• Bervariasi dalam hal intensitas, dapat menghilang
secara cepat.
• Dapat berhubungan dengan masalah sosial dan
psikologik.
• Dapat disertai dengan nyeri akut.
Siddall PJ, et al. In: Cousins MJ, Bridenbaugh PO, eds. Neural Blockade in
Clinical Anesthesia and Management of Pain; 1998:675–713.
Karakteristik dari Nyeri
Neuropatik Perifer
• Disebabkan oleh perubahan patologik pada
saraf-saraf perifer.
• Nyeri bersifat spontan.
• Senasasi biasasanya berupa: rasa terbakar,
rasa gatal, dan rasa beku.
• Allodynia, hyperalgesia.
Rathmell JP. Katz JA. In: Benzon H, et al, eds. Essentials of Pain Medicine and
Regional Anesthesia; 1999:288–294.
Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Neurofisiologi
A
A
Sympathetic Sympathetic
C post-ganglionic pre-ganglionic
Kecepatan Serabut Afferent
Jaras SSP
Somatosensory cortex
Frontal cortex
Thalamus
• Bagian dari SSP yang
Descending Hypothalamus bertanggung jawab
pathway
• Nyeri neuropatik patofisiologi dan penatalaksanaan. Meliala L, Suryamiharja A, Purba JS, Sadeli HA :
editor. Kelompok Studi Nyeri PERDOSSI. 2001
• Nyeri Nosiseptive http://cetrione.blogspot.com/2008/05/nyeri-nosiseptif.html 30
Peran Jaras Afferent dan Efferent dalam
Pengolahan Informasi Nyeri
• Nyeri nosiseptif
– Nociceptor:
• Ujung dari neuron afferent berukuran kecil tidak
bermyelin atau sedikit bermyelin.
– Stimulator:
• Kimiawi, mekanikal dan termal yang merusak.
– Stimulasi ringan positif, sensasi
menyenangkan
(seperti gatal).
– Stimulasi kuat nyeri
Peran Jaras Afferent dan Efferent dalam
Pengolahan Informasi Nyeri
• Perbedaan tersebut sebagai hasil dari
frekwensi dan amplitudo sinyal afferent yang
ditransmisikan dari ujung saraf ke SSP.
• Lokasi: otot, tendon, epidermis, jaringan
subkutaneus dan organ visera.
– Mereka tidak terdistribusi dengan merata pada
tubuh (pada kulit lebih banyak dibandingkan
struktur internal).
TRANSMISI
Nociceptor
serabut kecil A-δ dan serabut-C
Medula spinalis :
• Traktus spinotalamikus :
– Tractus neo-spinothalamic – membawa informasi
ke otak tengah, talamus dan post central gyrus
(dimana nyeri dikenali)
– Traktus paleo-spinothalamic – membawa
informasi ke formasio retikularis, pons, sistim
limbik dan otak tengah (lebih banyak sinaps ke
struktur yang berbeda pada otak).
Traktus Spinotalamikus Lateral
PERSEPSI
• Timbul ketika ambang nyeri tercapai (pain threshold)
• Ambang nyeri cenderung sama pada setiap orang
sehat, toleransi sensasi nyeri yang berlainan
• Toleransi nyeri (ketahanan seseorang terhadap nyeri)
dipengaruhi oleh genetik, perilaku (budaya, gender,
umur) dan biopsikososial tergantung tingkat
ansietas, pengalaman nyeri di waktu lalu dan emosi
• Nyeri neuropatik patofisiologi dan penatalaksanaan. Meliala L, Suryamiharja A, Purba JS, Sadeli HA : editor. Kelompok
Studi Nyeri PERDOSSI. 2001
• Nyeri Nosiseptive http://cetrione.blogspot.com/2008/05/nyeri-nosiseptif.html 38
MODULASI
• Fase terakhir dalam transmisi impuls nyeri otak
berinteraksi dengan nervus spinalis yang mempunyai
sifat desenden untuk mempengaruhi pengalaman
nyeri (sistem analgesia eferen)
• Nyeri neuropatik patofisiologi dan penatalaksanaan. Meliala L, Suryamiharja A, Purba JS, Sadeli HA : editor.
Kelompok Studi Nyeri PERDOSSI. 2001
• Nyeri Nosiseptive http://cetrione.blogspot.com/2008/05/nyeri-nosiseptif.html
39
Sistim Analgesia Efferent
Peran : inhibisi sinyal nyeri afferent.
Nyeri afferents
Merangsang neuron pada periaqueductal gray (PAG)
Menghasilkan aktivasi jaras anti-nosiseptif efferent (descendens)
Impuls ditransmisikan melalui medula spinalis ke
kornu dorsalis
Terjadi inhibisi atau hambatan transmisi sinyal
nosiseptif (pd tingkat kornu dorsalis).
Teori Terjadinya Nyeri dan
Modulasi
• Teori akan kejadian dan modulasi nyeri yang rasional adalah
gate control theory (diciptakan oleh Melzack dan Wall).
• Menurut teori ini, impuls nosiseptif ditransmisikan ke medula
spinalis melalui serabut besar A-delta dan serabut kecil-C
MEMBUKA GERBANG
• Stimulasi serabut saraf yang lebih besar (A, A)
menyebabkan sel pada SG untuk MENUTUP GERBANG
Diagram Skematik “Gate Control Theory”
Mekanisme Nyeri
Central control system
cognitive evaluation
Motor
mechanism
Long fibers
+
- >Trigger
+ Motivational-
affective-sensory
Substansia cells in
Impulse gelatinosa -discriminative-
spinal cord
- action system
Small fibers
- < +
+ exitation
- inhibition
Examples and Characteristics of Nociceptive Pain
Superficial Somatic Pain Deep Somatic Pain Visceral Pain
43
NYERI NEUROPATIK
44
Nyeri Neuropatik
• Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi
primer sistem saraf perifer atau sentral.
• Nyeri neuropatik seringkali tidak jelas penyebabnya, namun
beberapa sebab umum nyeri ini mencakup:
– alkoholisme, amputasi, masalah pinggang, tungkai atau
panggul, chemotherapy, diabetes mellitus, masalah saraf
wajah, infeksi HIV atau AIDS, multiple sclerosis, shingles
(Herpes zoster), dan pembedahan tulang belakang.
45
Karakteristik Nyeri Neuropatik
• Disebabkan oleh perubahan patologik pada saraf perifer:
– Transeksi saraf perifer, misal amputasi, phantom pain, stump
pain.
– Penyakit metabolik: diabetic polyneuropathy
– Penekanan akar saraf oleh HNP: sciatica, LBP menjalar ke
tungkai.
– Penyakit virus pada saraf sensorik : PHN (Post herpetic
neuralgia)
• Disebabkan oleh perubahan patologik pada saraf sentral:
– Stroke
– Lesi medula spinalis
– Multiple sclerosis
– Tumor
46
Karakteristik Kualitas Sensorik
• Nyeri terbakar yang berkesinambungan
• Serangan nyeri kejang
• Hiperalgesia (sensasi dari stimulus merusak yang
berlebihan)
• Alodinia (nyeri yang ditimbulkan oleh stimulasi sentuh)
• Hipoestesia (baal)
• Parestesia (sensasi tidak alami), disestesia (jika mendekati
nyeri)
• Lokalisasi yang salah dari stimulus (misal nyeri alih)
Setiap diagnosis dari nyeri neuropatik dapat memiliki paling
sedikit dua kualitas sensorik di atas.
47
Contoh dan Karakteristik Nyeri Neuropatik
Painful mononeuropathis Sympathetically
Deafferentiation Central pain
and poyneurophaties mainatined pain
Pain along the Pain that is due to a Pain that is Pain caused by
distribution of one or loss of afferent input maintained by a primary
Definition multiple peripheral sympathetic lession or
nerve(s) caused by nervous systme dysfunction of
damaged to the activity the CNS
affected nerve(s)
Three main types: Quality: burning, Quality: burning, Quality:
cramping, throbbing, burning,
continuous, deep, crushing, aching, pressing, or numbing,
burning, aching or stabbing or shooting. tingling,
buised pain. shooting. shooting.
Pain Allodynia
paroxysmal Hyperalgesia Spontaneous
characteris- lancinating (shock- Hyperalgesia and steady or
tic and like) pain. Hyperpathia evoked.
Associated CNS
associated abnormal skin Dysesthesia dysregulation ± sensory loss
symptoms sensitivity and trophic
Other abnormal changes Allodynia
sensation
Hyper
algesia
48
Contoh dan Karakteristik Nyeri Neuropatik
Painful mononeuropathis Deafferentiation Sympathetically Central pain
and poyneurophaties mainatined pain
49
SINDROMA NYERI CAMPURAN
(MIXED PAIN)
50
Nociceptive VS neuropathic pain
CRPS
Postoperative ARTHRITIS PHN
pain
Trigeminal
Sickle cell crisis Neuropathic LBP
Mechanical LBP neuralgia
52
Contoh nyeri yang terjadi bersamaan: Herniasi diskus
penyebab LBP dan radikulopati lumbal
Activation of peripheral
nociceptors –cause of
Disc nociceptive pain component
herniation
Lumbar
vertebra
54
Komponen Neuropatik
• Riwayat
– Intensitas nyeri: VAS-visual analogue scale
– Deskripsi sensori: kualitas nyeri seperti panas, rasa
terbakar, tajam, rasa tertikam, dingin, allodynia
atau sensasi umum yang tidak disebut nyeri
seperti tingling, prickling, itching, numbness dan
pins and needles;
– Variasi temporal: nyeri seringkali memburuk
menjelang sore hari.
55
Komponen Neuropatik
• Riwayat:
– Dampak fungsional: pengaruh nyeri terhadap
tidur, aktifitas hidup keseharian, merawat diri,
fungsi sosial atau seksual, alam perasaan, pikiran
bunuh diri.
– Upaya pengobatan: NeP biasanya tidak responsif
terhadap OAINS (Obat anti-inflamasi nonsteroidal)
/paracetamol.
– Penyalahgunaan alkohol / zat lainnya.
56
Komponen Neuropatik
• Pemeriksaan Fisik
– Pemeriksaan motorik umum
– Refleks tendon dalam
– Pemeriksaan sensorik
– Pemeriksaan kulit
• temperatur, warna, berkeringat, dan pertumbuhan
rambut mengarah pada CRPS (complex regional pain
syndrome)
• parut dermatomal residual yang konsisten dengan
infeksi herpes sebelumnya.
57
Komponen Neuropatik
• Tes Khusus:
– CT dan MRI scan,
– Electromyography
58
Pengukuran nyeri dengan
VISUAL ANALOG SCALE (VAS)
59
Visual Analogue Scale (VAS)
Arthritis Care & Research Vol. 63, No. S11, November 2011, pp S240–S252
60
DOI 10.1002/acr.20543 © 2011, American College of Rheumatology
LINE SCALES FOR THE SUBJECTIVE OR
OBJECTIVE ASSESSMENT OF DISCOMFORT
Hamill-Ruth RJ, Marohn L : Crit Care Clin, vol 15, No.1 : 1999 35-57 61
PENATALAKSANAAN NYERI
62
PENDEKATAN UMUM
• Tentukan letak lesi dan etiologinya
• Terapi kausal merupakan terapi utama
• Terapi berdasarkan mekanisme
• Terapi simtomatik dengan tindakan
multidisipliner
• Tentukan kualitas dan intensitas nyeri
• Buat catatan harian
63
Pain Management
Goals of Pain Management
• Relieve suffering
• Subjective patient comfort (pain free)
• Inhibiting stress response (stress free)
• Increase functional capacity
• Improve quality of life
• Non-opioid analgesics
– paracetamol
– tramadol
– anti-inflammatory agents
• Opioid analgesics
• Local anesthetics, nerve block
• Co-analgesic: vitamin-B, antiepileptic drugs
(carbamazepin, gabapentin, pregabalin) &
tricyclic antidepressant
• DMARDs, Causative therapy, Surgery
WHO ANALGESIC LADDER
Choosing pain killer and its combinations
Strong opioid
± NSAID ±
adjuvant analgesic
NSAID ±
adjuvant analgesic
± weak opioid
(codeine)
paracetamol
or NSAID ±
adjuvant analgesic
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
mild moderate severe
Common issues of NSAIDs
• Different chemical families
• Different pharmacokinetics and potency
• Common mechanism of action (cyclooxygenase
inhibition)
– Different selectivity to COX-1 and COX-2
• Common clinical indications
– Analgesic (CNS and peripheral effect) may involve non-PG
related effects
– Antipyretic (CNS effect)
– Anti-inflammatory (mainly by PG inhibition)
– Effective dose for analgesic ≠ anti-inflammatory ≠
antipyretic
TERAPI INVASIVE NON BEDAH
1. Blok saraf
2. Neurolitik
a. Pemberian intratekal
b. Pemberian pada plexus coeliacus
c. Pemberian pada ganglion stelatum
d. Pemberian pada saraf kranial
Non-opioids Opioids
Paracetamol Codeine (weak)
NSAIDS Morphine (strong)
Adjuvants
Corticosteroids
Alpha-2-agonist
Dextromethorphan
Antidepressants
Antiepileptics
Multimodal Analgesia
Combination of varying agents
Kesimpulan
• Nyeri nosisepsi
– diinduksi oleh eksitasi nosiseptor
– nyeri inflamasi
– yang memiliki fungsi proteksi
• Nyeri neuropatik
– diinduksi oleh kerusakan atau penyakit pada sistim
saraf
– Akibat eksitasi abnormal dari sistem nosiseptif.
• Mixed Pain (Sindroma nyeri campuran)
– Terdapat komponen nyeri neuropatik dan nosiseptif
• Penatalaksanaan
– Analgetik (opioid, non opioid dan ajuvan)
72
Neuralgia
73
Neuralgia
• Suatu sindroma dengan karakteristik adanya
perasaan nyeri di sepanjang distribusi saraf
tanpa adanya tanda-tanda objektif gangguan
fungsi dari saraf tersebut, bersifat rekuren dan
paroksismal
• Tidak dijumpai :
– gangguan motorik
– perubahan refleks
– kelainan patologis serabut saraf
• Dapat mengenai :
– saraf perifer
– saraf kranial
Neuralgia
• Kausa :
• Iritasi
• toksis
• infeksi
Oksipital neuralgia
• Perasaan nyeri pada belakang kepala
• Melibatkan vertex dan bilateral
• ++++ Bergerak, batuk & bersin
• Kulit kepala: hiperestesia
• Nyeri tekan pada protuberansia oksipital
Etiologi:
1. Spondilitis TBC
2. Tumor Medula spinalis
3. Osteoarthritis
Brakhialgia
• Pengertian : Nyeri sepanjang lengan, bahu dan leher
• Etiologi:
– Trauma
– Neoplasma
– Infeksi
– HNP
– Arthritis servikalais
– Aneurisma arteri brachialis
– Kompresi cervical rib
Gejala
1. Mengenai C5-C6:
– Parese ERB - DUCHENNE
– Hyperestesia/anastesia kulit sekitar deltoid
– Terjadi saat traksi lengan sewaktu melahirkan bahu
dan terjatuh.
2. Mengenai C5,C6 dan C7
– Parese otot bisep, Coracobrachialis, Pronator teres,
ekstensor pergelangan tangan & jari.
– Gangguan sensoris permukaan radial lengan bawah.
Gejala
3. Mengenai C8, Th1
– Abduksi kuat lengan waktu melahirkan
– Trauma Lesi pleksus bagian bawah
– Paralisis otot tangan intrinsik …. CLAW HAND
– Gangguan sensorik jari kelingking 1/3 bahagian distal
kulit yang menutupi ulna
– Jika radiks Th1……… HORNER Syndrome
Intercostal Neuralgia
• Perasaan nyeri sepanjang distribusi saraf
intercostal
• Penyebab:
– Tumor Medula spinalis
– Spondilitis TBC
– Metastasis tumor ke Vertebra
Lumbosakral neuralgia
• Perasaan nyeri sepanjang cabang Pleksus
Lumbalis (T1,L1-5) dan Pleksus sakralis (L4-5,
S1-3)
• LS-Neuralgia:
– Crural Neuralgianyeri sepanjang bagian
depan paha
– Obturator neuralgia nyeri sepanjang bagian
dalam paha
Pudendal neuralgia
• NYERI DISEKITAR:
– Perineum
– Scrotum
– Penis
– Testis
Testicular neuralgia
• Nyeri hebat disekitar testis disertai collaps
• Nyeri tekan pada testis
Anoperineal neuralgia
• Nyeri disekitar anus
• Sering pada wanita
Coccygeal neuralgia
• Wanita lebih sering
• Riwayat jatuh terduduk
• Nyeri hebat & menetap
Trigeminal neuralgia
• Sakit hebat, tiba-tiba
• Pada distribusi sensorik nervus trigeminus
• Etiologi:
* Degeneratif ganglion Gasseri
* Penekanan akar N.V oleh:
- tumor
- Pembuluh darah (arteriosklerosis)
* Demyelinasi akar N.V
* Paroksismal discharge neuron pada inti spinal
N.V
Gambaran klinis
Trigeminal neuralgia
• Usia pertengahan ---- tua
• Usia muda o/k :
– multiple sclerosis
– Tumor
– Aneurisma
• nyeri bersifat paroksismal pada distribusi:
– mandibula/ maksila
– regio optalmik jarang (5%)
• Dapat mengenai sisi wajah
• Nyeri dapat dicetuskan dengan:
– mengunyah, minum, meraba wajah, gosok gigi,
bercukur, cuci muka, hembusan angin pada wajah
Trigeminal neuralgia
• PROSEDUR DIAGNOSTIK
1. X-Ray
2. Scanning Dasar tengkorak
• PENGOBATAN:
– Medikamentosa (analgetik ajuvan)
– Gabapentin, Fenitoin, Valproat
– Karbamazepin pilihan utama
– TCAs
– Operatif
• PROGNOSIS:
– Sebagian besar dapat dikontrol dengan Analgesik
ajuvan
– Pemakaian obat dapat di stop bila 6 bulan bebas
rasa sakit
Glossopharingeal neuralgia
• Adalah nyeri pada distribusi sensorik N IX, X
• Etiologi:
– Penekanan/penarikan
– Infeksi akut pharynx
• Klinis:
– Nyeri spasm pada pharynx----- menjalar ke telinga
– Dapat dicetuskan oleh menelan, batuk,
mengunyah, bersinbicara, memutar kepala
– serangan kadang-kadang disertai dengan
bradikardi, aritmia hipertensi, syncope (Vagal
stimulation)
• Pengobatan:
– karbamazepin
– Kasus intraktable ----- Intrakranial section N.X
Superior Laryngeal Neuralgia
• Rasa sakit seperti disayat di daerah leher
antero-medial
• Dapat menjalar ke atas ---- angulus Mandibula --
- wajah, setinggi Os. Zygomatikum
• Etiologi : Entrapment n. Laryngeus Superior
• Terapi:
– Carbamazepin
– Operatif
Post herpetic neuralgia
• A common cause of severe neuropathic pain,
especially in the elderly
• Often intractable to conventional analgetics and
is rarely totally relieved.
• Incidence of PHN : 9-15%
• 35-55 still having pain 3 months later, and 30%
having sever pain persisting for 1 year
• The pain has been described as both steady
and paroxysmal, with dysesthesia,
hyperesthesia and allodynia.
Post herpetic neuralgia
• The dermatomal frequencies in PHN :
Thoracic dermatomes 55%
Trigeminal distribution 20%
Cervical dermatomes 10%
Lumbar dermatomes 10%
Sacral dermatomes 5%
Neuralgia pada kehamilan
• Terutama pada bulan-bulan terakhir kehamilan
• Yang tersering:
1. Ischialgia
2. Intercostal neuralgia
3. Carpal tunnel syndrome
• Menghilang setelah melahirkan
• Pencetus: gerakan-gerakan yang meregang saraf
tersebut
• Terapi: Injeksi lokal anastesi
Terimakasih
93