Ukuran panjang tubuh antara 2 mm – 1 m Tubuh tertutup oleh kutikulum Memiliki rongga tubuh Sistem pencernaan telah lengkap Sistem saraf dan organ ekskresi belum sempurna uniseksual cacing jantan dan betina Organ reproduksi jantan: testis, vas deferens, vesika seminalis, duktus ejakulatorius Organ reproduksi betina: ovarium, oviduct, seminal reseptakel, uterus, vagina dan vulva 1. Vivipar (melahirkan larva): Dracunculus, Wuechereria, Brugia, Trichinella 2. Ovipar (bertelur): Ascaris dan Trichuris (telur yg dikeluarkan belum bersegmen), Cacing tambang (telur sudah bersegmen), Enterobius (telur mengandung larva) 3. Ovovivipar (telur segera menetas setelah dikeluarkan): Strongyloides Pd umumnya hospes definitif utama: manusia Tidak memerlukan hospes perantara kecuali Filaroidea & Dracunculoidea Stadium infektif Nematoda masuk ke tubuh manusia dengan cara: 1. Telur infektif tertelan bersama makanan/minuman, contoh: Ascaris, Trichuris, Enterobius 2.Stadium infektif cacing yang ada di dalam tubuh hospes perantara tertelan bersama minuman, contoh: Dracunculus 3.Kista embrio cacing yg terdapat dalam daging tertelan sebagai makanan, contoh: Trichinella 4. Larva infektif menembus kulit, contoh: cacing tambang, Strongyloides 5. Stadium infektif cacing masuk ke dalam tubuh bersama gigitan serangga yang bertindak sebagai hospes perantara, contoh: Wuchereria, Brugia 6. Stadium infektif yang terhirup melalui udara, contoh: Enterobius, kadang-kadang pada Ascaris Berdasar tempat hidupnya dalam tubuh manusia Nematoda dikelompokkan menjadi: 1. Nematoda Usus (intestinal nematodes) yaitu cacing yang hidup dalam usus a. Usus halus: Ascaris, Ancylostonum, Necator, Strongylus dan Trichinella b.Sekum dan appendiks: Enterobius, Trichuris 2. Nematoda Somatik (somatic nematodes), cacing yang hidup dalam jaringan/dalam organ: a. Sistem limfatik: Wuchereria, Brugia b. Jaringan Subkutan: Loa loa, Onchocerca, Dracunculus c. Mesenterikum: Acanthocheilonema dan Mansonella d. Konjungtiva mata: Loa loa e. Paru-paru: Strongyloides f. Hati: Capilaria Beberapa cacing Nematoda yg menginfeksi hewan (HD nya hewan), larvanya dapat hidup pd tubuh manusia dan dapat menimbulkan penyakit larvanya disebut larva migrans Ada 2 jenis larva migrans: Cutaneous larva migrans yang ditimbulkan oleh Ancylostoma braziliensis dan A. caninum Visceral larva migrans yang disebabkan oleh Toxocara canis dan T. cati Angiostrongylus cantonensis adalah cacing Nematoda yg HD nya tikus larvanya dapat menimbulkan gangguan SSP (meningitis dan ensefalitis) Trychostrongylus adalah cacing Nematoda yg HD nya hewan herbivore, dapat menginfeksi manusia dengan gejala klinis ringan pada pencernaan Ascaris lumbricoides (cacing gelang) Enterobius vermicularis (cacing kremi) Trichostrongylus cacing zoonosis Trichuris trichiura (cacing cambuk) Cacing tambang: Ancylostoma duodenale, Necator americanus Strongyloides stercoralis (cacing benang) Trichinela spiralis (cacing trikina) Capilaria Wuechereria bancrofti penyebab kaki gajah Brugia malayi penyebab kaki gajah Brugia timori penyebab kaki gajah Onchocerca volvulus Loa loa Acanthocheilonema perstans Mansonella ozzardi Dracunculus medinensis Daur hidup: telur keluar bersama tinja fertilized egg jatuh ke tanah yg lembab telur yang infektif mengandung larva cacing masuk ke manusia bersama makanan/minuman dalam usus halus, dinding telur akan pecah larva keluar menembus dinding usus masuk vena porta hati bersama aliran darah vena, larva beredar ke jantung, pulmo alveoli (masa migrasi + 15 hari) merambat ke bronkus, trakea, laring esofagus lambung usus halus larva berganti kulit menjadi cacing dewasa Dalam 2 bulan sejak tertelan telur infektif telur betina sudah mampu bertelur (dalam 1 hari mampu bertelur 200rb) Jika telur infektif masuk dari jalur pernafasan telur akan menetas di mukosa jalan napas atas larva beredar bersama aliran darah Cacing betina akan bermigrasi ke daerah sekitar anus untuk meletakkan telurnya Seekor cacing betina mampu memproduksi telur 11rb/hari Mudahnya cara penularan menyebabkan cacing ini bisa menginfeksi seluruh anggota keluarga, penghuni panti asuhan/jompo/asrama Daur hidup: sesudah telur masuk melalui mulut/pernafasan telur masuk ke duodenum menetas mjd larva rabditiform masuk jejunum/ileum bagian atas untuk tumbuh menjadi cacing dewasa cacing betina dewasa akan ke daerah perianal (lubang anus) dan perineal (antara anus dan alat kelamin) untuk meletakkan telur (dalam 6 jam setelah telur dikeluarkan oleh induknya, di dalam telur akan terbentuk larva (telur infektif) Bentuk dewasa Hanya ada 1 hospes yaitu manusia tanpa hospes reservoar dan cadangan Daur hidup: telur yang jatuh ke tanah (dalam waktu 2 hari) akan tumbuh menjadi larva rabditiform (tidak infektif, dapat hidup di tanah) berkembang menjadi larva filariform dalam waktu 1 minggu (larva infektif, harus mencari hospes karena tidak dapat mencari makanan di tanah) masuk ke tubuh manusia melalui kulit menembus pembuluh darah dan limfe menuju jantung pulmo dalam alveoli ganti kulit 2x larva bermigrasi ke bronkhi trachea laring faring esofagus (berganti kulit yang ke 3) lambung usus halus (berganti kulit yang ke 4) dan tumbuh menjadi cacing dewasa jantan dan betina 1 bulan kemudian cacing betina sudah dapat menghasilkan telur Lung migration: kulit jantung pulmo