Professional Documents
Culture Documents
SpPA
7/9/2018 1
• Sel berkembang dan berubah sesuai perjalanan
waktu
• Sel akan selalu berusaha untuk
mempertahankan diri dalam kondisi normal
atau seimbang (homeostasis)
7/9/2018 2
• Bila sel mengalami stress fisiologis atau
stimulus patologis, sel akan beradaptasi,
dan mencapai kondisi baru yg lebih
stabil, mampu untuk hidup dan
bertahan.
• Bila kemampuan beradaptasi terlampaui
atau stress semakin membahayakan,
maka akan terjadi jejas sel.
7/9/2018 3
• Sampai batas tertentu jejas sel bersifat
reversibel (dapat diperbaiki).
• Bila stress makin hebat atau menetap
akan mengakibatkan sel mencapai
“point of no return” dan mengalami
jejas irreversibel bahkan menimbulkan
kematian sel.
• Adaptasi, Jejas reversibel, dan kematian
sel merupakan tahap2 kemunduran
fungsi dan struktur normal sel secara
progresif
7/9/2018 4
Respon sel terhadap Stress
Sel Normal
Jejas sel
Adaptasi
Kematian sel
Ketidakmampuan
beradaptasi
7/9/2018 5
7/9/2018 6
• Bila stress berlangsung lebih berat atau
sel terpajan pada bahan yang dapat
merusak sel, maka sel tak mampu lagi
beradaptasi sehingga sel mengalami
jejas.
• Berbagai rangsangan penyebab jejas
akan mempengaruhi jalur metabolik
dan komponen sel.
• Jejas dapat berlanjut pada tahap
reversibel dan dapat pula irreversibel
yang bermuara pada kematian sel.
7/9/2018 7
Akibat Jejas Sel
7/9/2018 8
• Jejas sel reversibel: terjadi pada tahap
awal atau bentuk jejas ringan,
perubahan fungsi dan bentuk sel bisa
reversibel bila rangsangan dihilangkan.
• Pada tahap ini, walaupun terjadi
kelainan struktur dan fungsi, jejas tak
dapat berlanjut menjadi kerusakan
membran atau pecahnya inti sel.
7/9/2018 9
Jejas reversibel
7/9/2018 10
7/9/2018 11
7/9/2018 12
Degenerasi hidropik
7/9/2018 13
Degenerasi lemak = fatty change = steatosis
7/9/2018 14
Degenerasi lemak
7/9/2018 15
Degenerasi Lemak = fatty change = steatosis
7/9/2018 16
7/9/2018 17
Jejas irreversibel
• Bila kerusakan terus berlanjut, jejas akan
menjadi irreversibel, di mana sel takkan
mampu memperbaiki diri dan terjadilah
kematian sel.
• Ada dua tipe kematian sel, yaitu nekrosis
dan apoptosis.
• Kedua kematian ini berbeda dalam
morfologi, mekanisme, serta perannya
dalam fisiologis dan penyakit.
7/9/2018 18
• Kematian sel merupakan akibat berbagai
penyebab berbeda, di antaranya iskemia
(kurangnya aliran darah), infeksi, toksin,
dan reaksi imun
• Kematian sel juga merupakan proses
normal dan penting dalam
embriogenesis, perkembangan organ
dan mempertahankan homeostasis.
7/9/2018 19
Jejas irreversibel
7/9/2018 20
Nekrosis
• Ditujukan pada keadaan perubahan
morfologis akibat kematian sel pd
jaringan hidup, terutama akibat proses
degradasi progresif yg lakukan oleh
enzim dari sel yg terkena jejas letal.
• Berhubungan dengan penyebab jejas
eksogen yg irreversibel.
7/9/2018 21
Nekrosis
7/9/2018 22
Nekrosis
HEMOSIDEROSIS
Pewarnaan dg Prussian-blue
7/9/2018 34
7/9/2018 35
7/9/2018 36
RADANG
37
RADANG
38
Radang merupakan suatu proses
dinamis jaringan hidup sebagai
reaksi terhadap jejas
Proses ini terutama mengenai
vaskular dan jaringan penyambung
39
Yg terlibat dengan radang
Matrik jaringan
penyambung
40
Fungsi Radang
41
Akut dan kronik
Akut :
– Onset cepat
– Durasi singkat (beberapa jam-beberapa hari)
– Ditandai dengan eksudasi cairan dan protein plasma
(edema) dan emigrasi leukosit, terutama netrofil
Kronik :
– Inflamasi kronik tidak bisa sembuh atau tersendiri
– Durasi lebih lama
– Adanya limfosit dan makrofag, proliferasi pembuluh
darah, fibrosis dan destruksi jaringan
Akut vs Kronik Inflamasi
Istilah
• Edema : akumulasi cairan dalam jaringan ekstravaskuler dan
interstitial
• Efusi : akumulasi cairan yang berlebihan dalam rongga tubuh
• Transudat : cairan edema dengan kandungan protein rendah
• Eksudat : cairan edema dengan kandungan protein tinggi, BJ . 0,015,
mengandung sel radang
• Eksudat/efusi serous : tidak adanya respon seluler prominent,
kekuningan
• Serosanguineous : mengandung eritrosit
• Eksudat fibrinosa : >> fibrin sebagai hasil aktivasi sistem pembekuan
• Eksudat/efusi purulen : mengandung komponen seluler prominent
• Inflamasi supuratif : eksudat purulen disertai nekrosis likuefaksi (=
pus)
Radang akut
45
Etiologi
1. Infeksi mikrobial
- Bakteri piogenik
- Virus
2. Reaksi hipersensitivitas
- Parasit
- Basil TBC
46
3. Agen fisik
- Trauma - Panas
- Combustio
- Radiasi - Dingin
4. Kimiawi Terjadi iritasi
- Bahan korosif Radang
- Asam, basa
- Toksin bakteri
5. Jaringan nekrosis
- Infark iskemik
Merangsang terjadi radang
47
Tanda klasik Radang
Akut
1. Rubor (merah)
Oleh karena pembuluh darah
kecil melebar
2. Kalor (panas)
Terjadi dibagian perifer tubuh
pada kulit, ok adanya
hiperemia aliran darah akan
bertambah
48
3. Tumor (bengkak)
Ok tertimbunnya cairan (edema) dalam
rongga ekstra vaskuler dan juga migrasi
sel2 radang ke daerah tsb
4. Dolor (nyeri)
Ok regangan dan distorsi jaringan oleh
edem, tekanan pus dalam rongga abses
Beberapa mediator kimia juga
menimbulkan rasa nyeri
49
5. Functio lesa
Alat/organ yang dikenai
radang gerakannya
terhambat ok edem dan
nyeri
Apendisitis akut
50
Tanda2 gross diatas disebabkan
perubahan yg terjadi (dilihat dg
mikroskopik)
Perubahan tersebut adalah:
1. Hiperemia
2. Cairan eksudasi
3. Emigrasi leukosit
51
Hiperemia
Dalam radang terjadi hiperemia yg
berhubungan dengan perubahan
mikrovaskuler yg dikenal dg “triple
response” dari Lewis: “flush, flare dan
weal”
Keadaan ini terjadi bila instrumen
tumpul digoreskan pada kulit
gambaran yg sama dg proses radang
akut
52
Goresan segera diikuti garis putih
karena terjadi vasokonstriksi, otot
polos dinding pembuluh darah
berkontraksi sebagai reaksi langsung
terhadap jejas (sementara) “Flush”
berupa garis merah segera terjadi
karena dilatasi kapiler
53
“Flare” adalah warna merah terang,
batas tidak teratur dengan sekitarnya
karena terjadi dilatasi arteriolar
Faktor syaraf dan kimia disini terlibat
"Weal": daerah edema terjadi karena
cairan eksudat masuk rongga
ekstravaskular
54
arteriol dilatasi
Sphinter
kapiler Sphingter
Kapiler terbuka
kapiler
Kebanyakan
kosong
Banyak
darah
venula
dilatasi
NORMAL
RADANG AKUT
hiperemia
55
Mekanisme yg terlibat
Jejas
Reaksi syaraf
Efek langsung Sel rusak (refelek akson)
pada pembuluh
darah
Mediator kimia
Dilatasi vaskular
Tanda klasik rubor dan kalor karena ada hiperemia
56
Pembentukan eksudat radang
akut
Aliran normal
Substansi dibebaskan
jaringan rusak yg
mempengaruhi pb darah
Jaringan
rusak
57
Pembentukan eksudat radang akut
edema
58
Emigrasi leukosit
Peristiwa Seluler.
Bila terjadi trauma lekosit dikirim
ke tempat jejas
Jadi leukosit dan mononuklear keluar
diantara endotel dengan gerak
amuboid melalui dinding venula ke
dalam rongga jaringan
59
Dalam proses ini leukosit dan endotel
diaktifkan dan keduanya
mengeluarkan molekul sel adhesi yg
disebut selektin (permulaan) dan
integrin (kemudian)
60
Dalam keadaan normal aliran di
venula pada bagian tengah lebih
cepat dibandingkan dengan bagian
tepi (daerah plasma)
61
Yang terjadi adalah :
Marginasi Lekosit neutrofil bergerak
kepinggir ok :
- cairan eksudasi menyebabkan
- viskositas plasma
- aliran melambatnya
aliran
lambat
63
c. Emigrasi lekosit
Dengan gerak ameboid aktif
diantara endotel. Monosit juga
turut beremigrasi
64
Faktor dari
3
bakteri
patogen
2
1
Faktor dari
limfosit yg
disensitisasi --
sitokin
emigrasi
migrasi
65
Marginasi sepanjang
Emigrasi ke jaringan yg rusak
Pb. darah
Pb. darah
66
d. Diapedesis
Eritrosit keluar secara pasif dan
tergantung pada tekanan
hidrostatis
Bila eritrosit dlm rongga
ekstravaskuler jejas vaskular
yg hebat (pb. darah sobek)
67
Peranan Limfatik.
Pada radang akut terjadi pelebaran
saluran limfe cairan eksudat akan
dibuang edem
Molekul besar dan beberapa partikel
(agen infektif) dibuang melalui
saluran limfe
Antigen turut terbawa ke kelenjar
limfe regional utk dikenal limfosit
68
FAGOSITOSIS
Proses dimakannya partikel solid
oleh sel (lekosit, makrofag)
Proses ini merupakan mekanisme
pertahanan tubuh yg sangat penting
terutama terhadap infeksi bakteri
69
Sisa fagositosis:
NEUTROFIL (LEUKOSIT PMN)
(siklus normal 1-3 hari)
1. Bakteri berhasil dibunuh dan
dicerna leukosit
2. Gagal dibunuh leukosit mati
dan sel membran pecah. Bakteri yg
hidup akan meluaskan kerusakan
sel. Kadang2 leukosit menjadi rusak
(defek)
70
Membebaskan Radikal
Enzim lisozom + bebas
ke dlm vakuol
71
MAKROFAG (siklus
bulanan-beberapa tahun)
a. berhasil membunuh
bakteri
b. bila gagal, bakteri akan
terus hidup dalam sel dan
dapat melalui aliran limfe
ke daerah didekatnya
72
c. semua debris (termasuk
leukosit mati) yang dicerna
makrofag secara berangsur
dipindahkan dari daerah
radang
d. materi antigen dari bakteri
dapat dipresentasikan pada
sistim imun
73
Peranan faktor kimia
Selama proses radang bermacam
substansi memegang peranan
(sering "overlapping")
Agen yg berhubungan dg dilatasi
vaskular dan peningkatan
permiabilitas termasuk:
74
Gambaran khas radang akut
Tanda utama radang akut
berubah-ubah sesuai jaringan
yang dikenai dan agen
penyebab
75
1. Radang Serosa
eksudat yang kaya protein
serta kurang sel (relatif)
Permukaan kemerahan
dilatasi pb. darah, edem
Contoh : - Peritonitis
- Sinovitis akut
76
2. Radang kataralis
Hipersekresi mukus membran
mukosa
Contoh : Common cold
3. Radang fibrinosa
Eksudat mengandung banyak
fibrinogen lapisan fibrin yang
tebal
Contoh : Perikarditis akut bagian parietal
dan viseral seperti roti dioles mentega
77
fibrin
perikarditis
fibrin
78
4. Radang Hemoragika
Terjadi pada cedera vaskular
hebat / berkurangnya faktor
koagulan
Contoh: pankreatitis akut,
sepsis meningokokkus yg
menimbulkan koagulasi
intravaskular
79
5. Koagulasi supuratif (purulenta)
Dibentuk Pus yang terdiri atas :
lekosit + organisme penyebab
yang mati, degenerasi jaringan
yang mencair
Pus dibatasi jaringan granulasi
/ jaringan ikat terbentuk abses
Pus dalam rongga tubuh
disebut empiema
80
Contoh: empiema kandung
empedu / apendik
Pus
pus
81
6. Radang membranosa
Epitel dilapisi fibrin, sel epitel
yang mengalami deskuamasi,
lekosit
Contoh : membran abu2 yg
tampak pada faringitis /
laringitis yg disebabkan
Corynebacterium diphterie
(Difteri)
82
7. Radang pseudomembranosa
Ulserasi mukosa superfisial
yg ditutup lapisan kerak
mukosa yg mati, fibrin,
mukus, sel radang (lekosit)
Contoh : Kolitis
pseudomembranosa
mikro organisme hidup
berkoloni dalam usus
83
8. Radang nekrotikans (gangrenosa)
Edem menekan jaringan
oklusi vaskular + trombus
nekrosis septik luas.
Nekrosis + pembusukan oleh
bakteri gangren.
Contoh: Apendicitis
gangrenosa
84
Bakteri dimatikan
resolusi
supurasi
Pembuangan pus
fibrosis
Penyebab resisten
Radang khronis
85
Resolusi
Penggantian jaringan yang rusak
kearah jaringan normal setelah suatu
radang akut
Untuk proses ini yg potensial:
1. Kematian sel dan kerusakan
jaringan harus minimal
2. Terjadi pada jar/organ yang
punya kemampuan
regenerasi
86
3. Eliminasi penyebab segera
4. Kondisi lokal yg menunjang
pemindahan cairan dan debris
Contoh : Resolusi radang
pneumonia lobaris akut terjadi
Resolusi sempurna dengan :
- Fagositosis bakteri, debris,
fibrinolisis
- Menghilangnya dilatasi
vaskular
87
Pneumonia lobaris akut
88
SUPPURASI
Suppurasi adalah pembentukan
PUS [campuran neutrofil dan
bakteri hidup dan mati, sisa sel
(selular debris) dan kadang2
mengandung gelembung lemak]
Penyebab: bakteri piogenik
(Stafilokokkus aureus,
Streptokokkus piogen, spesies
Neisseria)
89
Pus berkumpul di jaringan
dikelilingi membran piogenik yg
terdiri atas kapiler, netrofil,
kadang2 fibroblas
Pengumpulan pus disebut ABSES
kuman didalamnya relatif sukar
dipengaruhi antibodi dan antibiotik
90
Pembentukan abses
P - pus N - neutrophil
F - fibrin C - capillaries
91
Penyembuhan abses;
1 2
Bakteri menyebabkan
kerusakan dan
nekrosis Bakteri >>>
Polimorfonuklear
Memenuhi bagian
tengah
92
3. Epidermis menipis, pus
terbentuk dibagian tengah
peradangan (abses) yg
dikelilingi membran
piogenik yg tda kapiler
baru, PMN dan beberapa
fibroblas dan pus
membangun jalan ke
permukaan
93
4. Abses sampai
dipermukaan dan pecah
pus keluar, membran
piogenik akan lebih jelas
5. Pembengkakan
berkurang, rongga
kempes, organisasi dan
fibrosis terjadi
6. Akhirnya terbentuk
jaringan parut yg kecil
94
Bila abses jauh didalam, maka proses:
1. Sinus khronis dibentuk
pengeluaran pus melalui jalan
panjang yg berkelok
Bila ada benda asing sering
pengeluaran isi abses gagal
95
2. Koleksi pus yg terbatas
a. Kecil pus diabsorbsi
jaringan parut
b. Besar pengentalan pus dan
dibatasi jaringan ikat garam
Kalsium
96
Efek Sistemik Radang
1. Pireksia
Lekosit + makrofag
menghasilkan komponen
endogen pirogen yang
mempengaruhi
hipotalamus mengatur
mekanisme termoregulator
97
2. Simptom konstitusional
- Malaise
- Nausea
- Anoreksia
3. Penurunan berat badan
oleh karena keseimbangan
Nitrogen negatif
4. Hiperplasia reaktif kelenjar limfe
pem > kel. limfe lokal /
sistemik.
98
5. Perubahan hematologi
- LED - Eosinofil
- Lekositosis - Anemia
6. Amiloidosis dapat
terjadi pada radang
khronik yang lama, dimana
amiloid ditimbun pada
jaringan terjadi
amiloidosis sekunder
99
RADANG KHRONIK
dapat ditemukan:
a. setelah radang akut
apabila penyebab tidak
dapat dihilangkan atau
b. “primer” bila tidak ada
stadium akut
100
INFLAMASI KRONIK
• Inflamasi aktif, destruksi jaringan dan
repair/regenerasi terjadi bersamaan
• Karakteristik :
– Infiltrasi sel mononuklear : limfosit,
makrofag, sel plasma
– Destruksi jaringan oleh sel radang atau
mikroorganisme penyebab
– Healing : angiogenesis, fibrosis
Perubahan yg terjadi:
1. PMN tidak ada, muncul
limfosit dan sel plasma. Disini
makrofag yg memegang
peranan. Pada beberapa
kasus dibentuk sel datia
2. Proliferasi endotel vaskular
dengan menonjol untuk
membentuk kapiler baru
102
3. Proliferasi fibroblas
dengan pembentukan
kolagen
4. Fibrosis Sel plasma Limfosit sekitar
Pb darah
Sel datia
103
Limfosit
Dimobilisasi oleh antibodi dan
reaksi anti imun
Punya hubungan timbal balik
dengan makrofag
Sel plasma
Menghasilkan antibodi.
104
Makrofag
Memproduksi sejumlah produk
biologis aktif
Berasal dari monosit darah perifer
Fusi (bersatu) makrofag sel
datia
105
Yang biasa menyebabkan radang
khronis primer termasuk:
a. Infeksi persisten seperti
tuberkulosis, lepra
organismenya resisten
terhadap serangan neutrofil
b. Benda asing seperti silika,
asbestos
106
c. Penyakit auto-imun
seperti thiroiditis auto-
imun
d. Etiologi tidak diketahui
seperti sarkoidosis,
penyakit Crohn
107
Radang granulomatosa
Istilah ini diberikan pada bentuk
radang khronis dimana modifikasi
makrofag yg disebut epiteloid
berakumulasi dalam kelompok kecil
(folikel / tuberkel) di kelilingi limfosit
Kelompok kecil tsb disebut
GRANULOMA
108
Etiologi Radang Granulomatosa :
1. Infeksi spesifik : TBC, Lepra, Jamur,
Parasit
2. Benda asing
* Endogenous : Keratin, uric acid
kristal kolesterol dll
* Eksogenous : Silika, benang dll
3. Bahan kimia spesifik : Berilium
4. Obat-obat : Sulfonamid dll
5. Tidak diketahui :
- Sarkoidosis
- Ileitis terminalis (peny. Crohn)
109
Sel2 epiteloid histiosit dari penyakit
granuloma folikular adalah
modifikasi makrofag
Sel datia histiosit dibentuk bila
partikel asing terlalu besar utk
dicerna oleh satu makrofag → dua
atau lebih secara simultan menelan
partikel yg sama → sel membran
bersatu dan sel bergabung
110
"Multinucleated giant cells"
dapat mengandung 7 sampai
100 inti.
Nama yg diberikan berdasarkan
gambaran mikroskopik
111
Macam sel datia
1. Langhans :
- Khas radang TBC
- Radang
granulomatosa
2. Benda asing :
Inti tersebar dlm
sitoplasma, berhubungan dg
adanya materi benda asing
112
3. Sel datia Touton
Mempunyai inti seperti cincin,
sitoplasma diperifer terang karena
akumulasi lipid
4. Sel datia soliter
Tidak ada histiosit epiteloid
Sel datia osteoklas, tumor,
Reed-Sternberg
113
Granulomatous inflammation
• Pembentukan granuloma adalah respon
protektif terhadap infeksi kronik atau
benda asing, untuk mencegah penyebaran
dan membatasi inflamasi.
• Makrofag dan limfosit
• Granuloma :
– Akumulasi makrofag membentuk
kelompok kecil yang dikelilingi limfosit
– Fusi makrofag : sel epithelioid dan sel
datia
Granuloma
Granuloma
7/9/2018 117
PRATIKUM MINGGU 1
Tubuli normal dan degenerasi
Tubuli normal dan degenerasi
NEKROSIS
NEKROSIS
VILLI KHOREALIS NORMAL
VILLI KHOREALIS =>
DEGENERASI HIDROFIK
VILLI KHOREALIS =>
DEGENERASI HIDROFIK
PERLEMAKAN HATI
PERLEMAKAN HATI
PERLEMAKAN HATI
RADANG AKUT
RADANG AKUT
RADANG KRONIK
RADANG KRONIK
RADANG KRONIK