You are on page 1of 31

1

CHF DAN AF

Uswatun Hasanah,S.KED
FAB 117 010
Pembimbing :
dr. Sutopo, SPKFR
Dr. Tagor Sibarani

KEPANITERAAN KLINIK REHABILITASI MEDIK DAN


EMERGENCY MEDICINE
FK UNPAR/RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKARAYA
2018
2

PENDAHULUAN
• Penyakit jantung dan pembuluh darah : penyebab nomor
satu kematian di dunia setiap tahunnya. Prevalensi gagal
jantung di Indonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis
dokter sebesar 0.13%, dengan penyebab tersering ialah
hipertensi.

• ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang


adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan
oksigen dan nutrisi. Hipertensi meningkatkan risiko dari
peyakit kardiovaskular termasuk gagal jantung kongestif.
3

…Pendahuluan
• Atrial fibrilasi (AF) : aritmia yang paling sering ditemui dalam praktik
sehari-hari. Data di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah
Harapan Kita menunjukkan bahwa persentase kejadian AF pada
pasien rawat selalu meningkat setiap tahunnya, yaitu 7,1% pada
tahun 2010, meningkat menjadi 9,0% (2011), 9,3% (2012) dan 9,8%
(2013)

• Pasien dengan AF memiliki risiko stroke 5 kali lebih tinggi dan risiko
gagal jantung 3 kali lebih tinggi dibanding pasien tanpa AF. Stroke
merupakan salah satu komplikasi AF yang paling dikhawatirkan.
Selain itu, stroke akibat AF ini mengakibatkan kematian dua kali lipat
dan biaya perawatan 1,5 kali lipat.
4

LAPORAN KASUS
• Survey Primer
• Ny.A, 48 tahun, P.
• Vital Sign :
• Nadi : 160 kali/menit, irregular
• Tekanan Darah : 100/80 mmHg
• Pernafasan : 32 x/menit
• Suhu : 36,4 °C

• Airways : Bebas, tidak terdapat sumbatan.
• Breathing : Spontan, 32 x/menit, pola torakoabdominal,
pergerakan dada simetris kanan-kiri, tidak tampak ketertinggalan
gerak.
• Circulation : Denyut nadi 160x/menit, irregular, kuat
angkat, isi cukup CRT <2’’
• Disability : GCS 15 (Eye 4, Verbal 5, Motorik 6)
• Exposure : Tampak sesak dan gelisah.
5

…survey primer
• Evaluasi Masalah
• Berdasarkan survey primer sistem triase, kasus ini
merupakan kasus yang termasuk dalam emergency sign
karena pasien datang dengan gangguan breathing dan
circulation dan dalam keadaan sesak dan gelisah Pasien
diberi label merah.
• Tatalaksana Awal
• Tatalaksana awal pada pasien ini adalah
ditempatkan diruangan non-bedah, pemberian oksigen
nasal canul 4 liter/menit posisi semi fowler, dilakukan
EKG, dilakukan pemasangan akses infus intravena
menggunakan cairan NaCl 0,9% 500 cc/24 jam,
6

ANAMNESIS
• Survey Sekunder
• Identitas
• Nama : Ny. A
• Usia : 48 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Tanggal Masuk RS: 20/01/18
7

…anamnesis
• Anamnesis
• Keluhan Utama : Sesak nafas sejak ± 1 jam sebelum masuk
rumah sakit.
• Keluhan Tambahan : berdebar-debar, mual-muntah,nyeri dada
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Os datang dengan keluhan utama sesak nafas sudah
semenjak 3 bulan namun dirasakan memberat sejak ±8 jam yang
lalu. Sesak nafas dirasakan terus menerus. Sesak bertambah ketika
beraktivitas seperti berkerja dan banyak berjalan dan berkurang jika
pasien beristirahat. Sesak dirasakan berkurang dengan perubahan
posisi. Sebelum masuk Rumah Sakit sesak nafas muncul walaupun
saat istirahat, memberat jika dibawa berjalan walaupun dekat. Sesak
tidak dipengaruhi cuaca. Saat malam hari pasien sering terbangun
karena sesaknya dan pasien juga merasa lebih enak jika berbaring
dengan menggunakan bantal yang lebih tinggi.
8

…anamnesis
• Pasien juga mengeluh batuk. Batuk berdahak disertai
lendir berwarna putih, tapi tidak disertai darah. Batuk
berdahak terutama jika dimalam hari. Pasien terkadang
merasa ada nyeri dada dirasakan memberat bersamaan
munculnya sesak. nyeri dada sebelah kiri tembus ke
belakang, kadang-kadang dirasakan seperti tertusuk,
tidak menjalar ke bagian lain, rasa berat didada (-)
berdebar-debar (+). Sebelumnya pasien pernah bengkak
pada kedua kakinya, namun saat ini pembengkakan kaki
tidak ada. Mual dan muntah (+) muntah sebanyak 7 kali,
pusing (+).
9

…anamnesis
• Riwayat Penyakit Dahulu
Ada riwayat mengalami keluhan serupa sebelumnya
sejak tahun 2017 dan pernah 1x sebelumnya dirawat di
ICCU, Riwayat terdiagnosa pembesaran jantung (+).
Riwayat hipertensi disangkal, Riwayat diabetes mellitus
disangkal, Riwayat asma (-) riwayat alergi (-)

• Riwayat Penyakit Keluarga


Ayah pasien juga memiliki penyakit yang serupa
dengan pasien
10

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Thorax
Kesan sakit : Tampak Sakit Sedang Cor :
• Kesadaran : Compos mentis (GCS : Inspeksi : IC terlihat di ICS VI Linea axilaris anterior
15) sinistra
• Tanda Vital Palpasi : IC teraba ICS VI linea axilaris anterior
• Frek. Nadi : 160x/menit, iregular, kuat sinistra,thrill (+)
angkat, isi cukup Auskultasi : SI-SII bervariasi, Murmur (-), Gallop (-), pulsus
• Tekanan Darah : 100/80 mmHg deficit
• Frek. Nafas : 32 x/menit (+) Heart rate : 160 kali/menit
• Suhu : 36,4 °C (aksila) Pulmo :
Inspeksi : Normochest, Simetris +/+, Massa (-), Retraksi (-
Status Generalis /-),
Kepala : Normocephal Palpasi : Fremitus Vocal (+/+), Massa (-), Krepitasi (-)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera Perkusi : Sonor (+/+) dikedua lapang paru
ikterik(-/-), Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki Basah (+/+), Wheezing
oedema palpebra (-/-) (+/+)
Hidung :Bentuk normal, septum deviasi (-),
sekret (-), nafas cuping hidung (+). Abdomen:
Mulut : Mukosa mulut pucat (-), caries dentis Inspeksi : Cembung, distensi (-), Massa (-), Jejas (-),
(-) Tonsil : T1-T1 tenang,Faring : Auskultasi : Bising Usus (+) 12 ×/menit
Hiperemis (-) Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
Sianosis (-) Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien ttb
Leher : KGB dan tiroid ttb, JVP 5+2,6 cmH2O
Distensi vena leher (-), refluks Ekstermitas :
hepatojugular (-) Akral hangat, CRT <2 detik
Pitting Oedem (-/-) Sianosis (-/-)
11

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter Hasil Nilai Interpretasi
• Lab : rujukan
Hemoglobin 10,2 11-16 g/dl Anemia
g/dl
Leukosit 9.100 4000- Normal
/uL 10.000/uL
Trombosit 362.00 150000- Normal
0/uL 450000/uL
Hematokrit 32,8 % 37-54% Normal
Gula darah 75 <200 Normal
sewaktu mg/dL mg/dL
Creatinine 0,97 0,17-1,50 Normal
mg/dL mg/dL
Natrium 136 135-148 Nornal
mmol/L
Kalium 4,4 3,5-5,3 Normal
mmol/L
Calcium 1,17 0,98-1,2 Normal
mmol/L
12
• didapatkan QRS rate 160x/menit, Takikardi, ritme irreguler, atrial
fibrillation.
13

Foto thorax :

• Posisi Posterior-Anterior.
• Trakea berada ditengah
• Inspirasi cukup: >5 costae.
• Sudut costofrenicus: kanan
kiri tajam,
• dan diafragma normal
• Corakan bronkovaskular
meningkat
• CTR: 65 %  Kardiomegali
(LVH)
14

Diagnosis Keraj …Diagnosis


• Assesment :
CHF NYHA IV + Atrial Fibrilasi (AF)
15

TATALAKSANA
• O2 nasal canul 4 liter/menit
• Bed rest ½ duduk atau semi fowler dan tidak boleh
kekamar mandi
• Dilakukan pemasangan kateter urine dan diinjeksi
furosemide 1 ampul serta dilakukan observasi dispneu
dan urin ouput post pemasangan kateter urin.
• IVFD NaCl 500 cc/24 jam
• Injeksi. : inj. Fargoxin 1 amp di encerkan 10 cc, bolus
pelan dalam 10 menit
• Monitoring: Keadaan umum, vital sign (TD,DN, RR, dan
t), Balance cairan, EKG, dan observasi efek samping
obat yang diberikan dan direncanakan di Rawat inap
diruang ICCU.
16

PEMBAHASAN

• Pada kasus ini pasien datang dengan keluhan utama sesak


nafas, setelah dilakukan tatalaksana awal berupa pemberian
O2 dengan nasal canul 4 lpm,
• dilakukan ananmnesa serta pemeriksaan fisik terhadap pasien.
Seorang wanita berusia 48 tahun yang masuk ke IGD RSDS
dengan keluhan utama sesak nafas disertai nyeri dada dan
berdebar-debar. Pemeriksaan fisik: TD 100/80 mmHg, Nadi
160 kali/menit irrreguler dan suhu tubuh 36,40C serta frekuensi
nafas 32 x/menit. Hasil Hasil pemeriksaan EKG Pada pasien
di dapatkan adanya Atrial fibrilasi. foto thoraks: Kardiomegali.
Hasil laboratorium jumlah hemoglobin 10.2/uL sehingga
mengalami anemia.
• Dari anamnesis serta pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang tambahan, diketahui bahwa gagal jantung yang di
derita pasien tersebut merupakan gagal jantung kongestif atau
Congestive Heart failure.
17

…Pembahasan
• Gagal jantung atau Heart Failure adalah suatu sindroma klinik yang
kompleks akibat kelainan struktural dan fungsional jantung yang
mengganggu kemampuan ventrikel untuk diisi dengan darah atau
untuk mengeluarkan darah.

• Manifestasi gagal jantung yang utama adalah (1) sesak napas dan
rasa lelah yang membatasi kemampuan melakukan kegiatan fisik;
dan (2) retensi cairan, yang menyebabkan kongesti paru dan edema
perifer.

• Gagal jantung kongestif/ CHF merupakan suatu keadaan


patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi
kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi.
18
• Kriteria mayor : • Kriteria minor :
• Paroksismal nocturnal • batuk malam hari,
dispnea • dispneu d’effort
• Rhonki paru, • takikardi >120x/menit
• Kardiomegali • Edema ekstremitas
• Peninggian tekanan vena • Hepatomegali
jugularis
• Efusi pleura
• Edema paru akut
• Penurunan kapasitas vital
• Gallop S3 1/3 dari normal
• Peninggian tekanan vena
jugularis
• Refluks Hepatojugular

Dimana berdasar kriteria ini, diagnosa CHF dapat


ditegakkan apabila ditemukan minimal 1 kriteria
mayor dengan 2 kriteria minor.
Maka, pada kasus ini, diagnosa CHF dapat
ditegakkan.
19

Berdasarkan klasifikasi fungsional dari New York Heart


Association (NYHA):

I. Tidak ada batasan aktivitas fisik


II. Sesak saat beraktivitas berat
III. Sesak saat beraktivitas ringan
IV. Gejala gagal jantung pada saat istirahat

• Pada pasien ini berdasarkan klasifikasi


fungsional termasuk NYHA IV yaitu gejala
gagal jantung pada saat istirahat.
20

…pembahasan
• Pasien juga datang dgn nyeri, pada PF pulsus
deficit (+), + Nadi irreguler  Atrial Fibrilasi
• EKG: = atrial fibrilasi
21

…pembahasan
• Berdasarkan laju respon • Menurut AHA: atrial fibriasi
ventrikel, atrial fibrilasi termasuk (AF) dibedakan menjadi 4
:AF respon cepat (rapid jenis dan pada pasien
termasuk AF deteksi
response) dimana laju ventrikel pertama yaitu tahap dimana
lebih dari 100 kali permenit belum pernah terdeteksi AF
• Berdasarkan keadaan sebelumnya dan baru
Hemodinamik saat AF muncul, pertama kali terdeteksi.
maka dapat diklasifikasikan • Selain itu, klasifikasi atrial
menjadi AF dengan fibrilasi berdasarkan ada
hemodinamik tidak stabil tidaknya penyakit lain yang
karena adanya CHF
mendasari yaitu AF primer
dan AF sekunder. AF
sekunder jika disertai
dengan penyakit jantung
lain atau penyakit sistemik
lain seperti hipertensi.
22

…pembahasan
Sesak napas yang merupakan keluhan utama pada
pasien ini disebabkan oleh karena adanya kongesti
pulmoner, dengan adanya akumulasi dari cairan
interstisial yang menstimulasi pernapasan cepat dan
dangkal yang khas untuk sesak napas yang disebabkan
oleh penyakit jantung

Sesak napas pada malam hari saat pasien tidur


merupakan akibat pasien tidur dalam keadaan datar
sehingga aliran balik darah meningkat, akibatnya ventrikel
kanan juga memompakan darah yang lebih banyak ke
arteri pulmonalis.
23

Banyaknya darah di vaskuler paru mengakibatkan


ekstravasasi cairan dari vaskuler ke intersisial, dengan
adanya ekstravasasi cairan ke intersisial jaringan paru
akan menimbulkan suara ronki basah basal saat di
lakukan auskultasi pada kedua lapangan paru. Hal ini
pula yang menyebabkan pasien mengalami batuk.
24

Pemeriksaan Penunjang yang dapat


dilakukan adalah sebagai berikut:
• Foto Thoraks
• Elektrokardiografi (EKG)
• Laboratorium
25

…Pembahasan
Penatalaksanaan pasien ini adalah oksigen 4 liter
per menit untuk merangsang kemoreseptor. Pasien
dengan kenaikan kerja nafas, dimana tubuh
berespon terhadap keadaan hipoksemia melalui
peningkatan laju dan dalamnya pernafasan, pasien
dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung
berusaha untuk mengatasi gangguan O2 melalui
peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.
Pemberian infus NaCl 500cc/24 jam adalah untuk
membatasi cairan yang masuk.
26

…Pembahasan
Penatalaksanaan pasien ini adalah oksigen 4 liter
per menit untuk merangsang kemoreseptor. Pasien
dengan kenaikan kerja nafas, dimana tubuh
berespon terhadap keadaan hipoksemia melalui
peningkatan laju dan dalamnya pernafasan, pasien
dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung
berusaha untuk mengatasi gangguan O2 melalui
peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.
Pemberian infus NaCl 500cc/24 jam adalah untuk
membatasi cairan yang masuk.
27

…Pembahasan
• Adapun mengenai terapi yang diberikan pada
pasien ialah pemberian diuretic kuat (furosemide),
pemberian diuretika ini bertujuan untuk mengurangi
beban awal jantung tanpa mengurangi curah
jantung, dengan dosis furosemide 20-40 mg/hari
bila respon tidak cukup baik dosis dapat dinaikkan.
• Fargoxin1 amp, termasuk cardiac glycosida atau
glikosida jantung digunakan untuk penanganan
ritme jantung, seperti atrial fibrilasi atrium.
Digunakan hanya bermanfaat untuk mengurangi
gejala, tidak mengurangi mortalitas. Terutama bila
CHF disertai gangguan ritme jantung. Dosis : 0,75-
1,5 mg pada hari pertama. Lalu 0,125-0,25 mg
dosis rumatan.
28

PENUTUPAN
Telah dilaporkan sebuah kasus pada seorang wanita 48
tahun yang masuk rumah sakit dengan keluhan utama
sesak nafas, nyeri dada, berdebar-debar disertai batuk
berdahak. Vital sign: Tekanan darah 100/80 mmHg, Nadi
160 x/menit, suhu tubuh 36,40C serta frekuensi nafas 32
x/menit. Pemeriksaan fisik di dapatkan denyut nadi yang
irregular dan dari hasil EKG terdapat atrial fibrilasi. foto
thoraks: Kardiomegali serta adanya anemia pada
pemeriksaan darah lengkap.
29

…Penutupan
• Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang dari pasien ini ditegakkan diagnosis yaitu : CHF NYHA IV
dengan atrial fibrilasi. Penatalaksanaan ada pasien ini adalah oksigen
4L/menit untuk merangsang kemoreseptor, mengurangi cairan,
pemberian diuretika dan pemberian untuk perbaikan ritme jantung.
30

DAFTAR PUSTAKA
• Miniño AM, Heron MP, Murphy SL, and Kochanek KD, Deaths: final data for 2004. National Vital Statistics Reports.
2007;55(19):1–119.
• Mathers CD, Lopez AD, and Murray CJL, The burden of disease and mortality by condition: data, methods, and
results for 2001: in Global Burden of Disease and Risk Factors, A. D. Lopez, C. D. Mathers, M. Ezzati, D. T.
Jamison, and C. J. L. Murray, Eds, The World Bank and Oxford University Press, Washington, DC, USA, 2006. 45–
240.
• Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI. 2013. 126.
• Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Fibrilasi Atrium. Centra
communication. 2014.1-2.
• Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J. Heart Failure and Cor pulmonale. Harrison’s
manual of medicine. Chapter 133. The McGraw-Hill Companies. 2013. 879-90.
• Sudoyo A.W, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit: Gagal Jantung, Gagal Jantung akut, Gagal Jantung
kronik Dalam.Ed.5. jilid II. Jakarta. Interna Publishing. 2009:1583-604.
• Irmalita, Hersunarti N, Sunu I, Sakijan I, Andriantoro H, Dakota I, dkk. Standar Pelayanan Medik RS Jantung dan
Pembuluh Darah Harapan Kita : Gagal Jantung Akut dan Gagal Jantung kronik. Ed.3 Jakarta: RS Jantung dan
Pembuluh Darah Harapan kita. 2009.
31

TERIMAKASIH 

You might also like