You are on page 1of 40

Rinitis Alergi

Theresia Onanggela Kasang


Kelompok Tutor 2B
ANATOMI
Jan dempet2 dund na anatnyaa
FISIOLOGI
1. Sebagai 2. Pengatur
jalan napas kondisi udara 3. Penyaring dan
pelindung

4. Indra penghidu 5. Resonansi suara


6. Proses bicara

7. Refleks Nasal
HISTOLOGI
DEFINISI
● Penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada
pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan
alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia
ketika terjadi paparan berulang dengan alergen spesifik
tersebut (THT Kepala & Leher UI edisi ke 7)
● Kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa
gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen
yang diperantarai IgE
● Impaired function of the nose after allergen exposure trough IgE-
mediated allergic inflamation (www.MedScape.com)
EPIDEMIOLOGI
❖ Di seluruh dunia, prevalensi rinitis alergi sudah sedikit meningkat. Saat ini,
sekitar 10 hingga 30% orang dewasa dan 40% anak-anak terpengaruh.

❖ Prevalensi rinitis alergi dapat bervariasi di dalam dan di antara negara-


negara. Prevalensi tertinggi gejala rinitis alergi berat pada anak-anak
diamati di Afrika dan Amerika Latin.Ini mungkin karena perbedaan
geografis dalam jenis dan potensi alergen yang berbeda dan beban
aeroalergen keseluruhan.
❖ Ras
Rinitis alergi terjadi pada orang-orang dari semua ras. Prevalensi rinitis alergi
tampaknya bervariasi di antara populasi dan budaya yang berbeda, yang
mungkin karena perbedaan genetik, faktor geografis atau perbedaan
lingkungan, atau faktor berbasis populasi lainnya.
❖ Jenis kelamin
Di masa kanak-kanak, rinitis alergi lebih sering terjadi pada anak laki-laki
daripada anak perempuan, tetapi pada masa dewasa, prevalensinya kira-kira
sama antara pria dan wanita.
❖ Usia
Onset rinitis alergi umum terjadi pada masa kanak-kanak, remaja, dan
dewasa awal, dengan usia rata-rata 8-11 tahun, tetapi rinitis alergi dapat
terjadi pada orang-orang dari segala usia. Dalam 80% kasus, rinitis alergi
berkembang pada usia 20 tahun. Prevalensi rinitis alergi telah dilaporkan
setinggi 40% pada anak-anak, kemudian menurun seiring bertambahnya
usia. Pada populasi geriatrik, rhinitis lebih jarang terjadi di alam.
❖ Di indonesia : 40% anak-anak , 10%-30% dewasa
❖ Prevalensi terbesar usia 15-30 tahun ---> prevalensi pada usia sekolah dan
produktif meningkat
ETIOLOGI
RHINITIS ALERGI

1. Alergen 2. Polutan 3. Aspirin


PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
FAKTOR RISIKO
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
TATALAKSANA
Sasaran terapi :
Rinitis

Gejala rinitis

Penyebab rinitis alergi

Medikamentosa
Operatif
Tindakan konkotomi parsial (pemotongan sebagian konka
infeior), konkoplasti atau multiple outfractured, inferior
turbinoplasty perlu dipikirkan bila konka inferior hipertrofi
berat dan tidak berhasil dikecilkan dengan cara kauterisasi
memakai AgNO3 25% atau triklor asetat
KOMPLIKASI
Komplikasi rhinitis alergi yang paling sering terjadi adalah :

● Polip Hidung
● Otitis media
● Sinusitis paranasal
PROGNOSIS
● treatment is available and patients remain symptoms free only until re
exposure to allergic antigen
● no evidence of mortality from the disease itself but high morbidity
● seasonal allergic symptoms improve as patient age
● Dubia et Bonam

You might also like