You are on page 1of 40

Trauma

Persendian Siku

2B
Tujuan Pemeblajaran
mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan

1. Anatomi persendian siku


2. Epidemiologi trauma persendian siku
3. Klasifikasi dari trauma persendian siku
4. Etiologi dan patofisiologi dari trauma persendian siku
5. Manifestasi klinis dari trauma persendian siku
6. Pemeriksaan fisik dan penunjang dari trauma persendian siku
7. Tatalaksana dari trauma persendian siku
8. Prognosis tatalaksana dari trauma persendian siku
Anatomi

Ossa Extremitates Liberae:

1. Os.Brachii : Os.Humerus
2. Os. Antebrachii: Os. Radius (Lateral)

Os.Ulna(medial)

Ossa Manus :

1.Ossa carpaliae

2.Ossa Metacarpaliae

3.Ossa Phalanges
Pars Proximal :
1. Caput Humeri
2. Collum Anatomicum
3. Tuberculum majus et
minus

Pars Intermedia :
1.Tuberositas Intermedia
2. Sulcus Spiralis

Pars Distal :
1. Pars Articularis :
-Capitulum humeri
-Trochlea humeri

2. Pars Non-
Articularis :
-Epicondylus Lateralis
-Epicondylus Medialis
-Fossa Coronoidea
-Fossa Olecranii
Os.Radius :
1. Pars Proximal :
Os.radius et ulna Capitulum Radii
Collum Radii
Tuberositas radii

2. Copus Radii

3. Pars Distalis :
Processus styloideus
radii

Os.Ulna
1.Pars Proximal:
Olecranon
2.Incisura Trochlearis
3.Tuberositas Ulnae

2.Corpus Ulna

3. Pars Distalis :
-Processus styloideus
ulnae
Persendian
Persendian
Vaskularisasi
EPIDEMIOLOGI

Trauma sendi siku pada anak cukup sering terjadi disertai dengan fraktur distal humerus
antara lain :
1. fraktur lateral condiler
2. fraktur medial epicondiler
3. fraktur olecranon,head radial dan T-condiler jarang terjadi fraktur
Menurut usia 5-10 tahun.
Menurut jenis kelaminnya wanita lebih banyak terjadi dari pada anak pria.
Dikarenakan perichondrial ring yang belum sepenuhnya matang dalam pertumbuhan.
Manifestasi Klinis Trauma Sendi
Siku

18
1. Nyeri
2.Bengkak ( swelling ) pada sendi siku

19
3. Deformitas pada sendi siku

4. Denyut nadi arteri radialis yang berkurang (


pulsellessness )

20
5. Pucat ( pallor )

6.Rasa kesemutan ( baal, paresthesia )

21
Mekanisme Trauma Siku
(Fraktur Suprakondiler)
Tipe Ekstensi

Mekanisme Trauma Siku


(Fraktur Suprakondiler)

Tipe Fleksi
Tipe Ekstensi
Jatuh dengan posisi tekanan menuju ke mediator inflamasi
Fraktur proksimal
tangan hiperekstensi suprakondiler keluar (sitokin &
sendi siku (fraktur
(outstreched hand) & humerus melalui prostaglandin) akibat
suprakondiler)
pronasi sendi siku kerusakan jaringan

Iskemia Volkmann's 5P (Pain, Fragmen fraktur distal 5 tanda inflamasi


(sindrom Paresthesia, pallor, terdorong ke posterior, (color, dolor, rubor,
kompartemen) paralisis, Fragmen fraktur tumor, functio
Pulselessness) proksimal ke anterior laesa)

Kompresi A. Brachialis,
gangguan sensorik
hematoma & N. Medianus & M.
Oklusi A. Brachialis volar 3 1/2 dari sisi
udema brachialis oleh
radius
fragmen fraktur
Tipe Fleksi
Jatuh dengan Fraktur proksimal mediator inflamasi keluar 5 tanda inflamasi
posisi tangan sendi siku (fraktur (sitokin & prostaglandin) (color, dolor, rubor,
fleksi suprakondiler) akibat kerusakan jaringan tumor, functio laesa)

Fragmen fraktur distal terdorong


ke anterior, Fragmen fraktur Permeabilitas
proksimal ke posterior kapiler meningkat

gangguan sensorik Kompresi N. Ulnaris


Vasodilatasi dan
volar 1 1/2 dari sisi & M. Triceps Brachii
Cariran ke Udema
ulna oleh fragmen
ekstravaskular
fraktur
PEMERIKSAAN FISIK
• Pasien berdiri pada posisi anatomis.
• Area yang dipaparkan adalah kedua anggota gerak atas dari regio bahu
sampai tangan.
• Bandingkan sisi kanan dan kiri adakah asimetri ?
• Periksa sisi anterior dan posterior.
INSPEKSI
Kulit
Segitiga sama kaki antara • Kemerahan (+)
epicondili-lateral medial • Fitsel (-)
dan olecranon • Luka (-)
Deformitas Benjolan (-)
-Angulasi (+) Jaringan parut (-)
-Shortening (+) Tonjolan tulang (+)
Cubitus valgus (-)
-Rotasi (+)
Cubitus varus (-)
PALPASI
• Perubahan suhu kulit
• Penonjolan tulang : epikondilus
medialis, epikondilus lateralis,
olecranon membentuk segitiga
sama sisi pada posisi siku fleksi
90o, bila ekstensi menjadi garis
lurus (normal).
• Jaringan lunak : adakah nodul?
• Nyeri tekan : epikondilus lateralis
(Tennis elbow), epikondilus
medialis (Golfer’s elbow).
Range of Motion (ROM) :
• Pasif dan aktif
• Fleksi (0 - 140o)
• Ekstensi (0o), hiperekstensi Kiri : A. Ekstensi penuh, B. Loss extension
Tengah : Hiperekstensi
(sampai -15o) Kanan : Fleksi
• Pronasi (0 - 75o) dengan fleksi
siku 90o
• Supinasi (0 - 80o) dengan fleksi
siku 90o

Kiri : supinasi (normal : 80o) kanan : pronasi (normal :


75o)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Foto rontgen AP-Lateral pada
humerus untuk mengetahui
tipe fraktur yang terjadi
Terapi Farmakologi

Prinsip tatalaksana farmakoterapi :


1. Mengurangi rasa nyeri
2. Mengurangi tanda-tanda inflamasi
NSAID
KETOLARAC
Ketorolak bekerja secara selektif menghambat COX-1
Tatalaksana non farmako

● Manajemen awal -> Pemasangan Spint


● Penanganan dengan traksi
● Reduksi tertutup dengan penggunaan casting dengan atau tanpa fiksasi pinning
perkuat
● Reduksi terbuka
Penanganan berdasarkan tipe fraktur
● Fraktur tipe I -> dapat dipasang long arm cast disertai posisi siku 60-90 derajat selama
kurang lebih 3 minggu
● Fraktur tipe II ->akibat dari cidera ekstensi, dengan korteks posterior tetap intak/
nondisplaced dimana setelah dilakukan reduksi tertutup dan casting dengan bahu dalam
keadaan fleksi 90-100 derajat beila fleksi >100 derajat maka perlu percutaneous pinning,
dengan imobilisasi fleksi <90 derajat
● Fraktur tipe III -> Closed Reduction Percutaneous Pinning (CRPP) merupakan pilihan
utama untuk fraktur tipe III
● Fraktur tipe IV ->Fraktur tipe IV merupakan fraktur yang tidak stabil dan biasanya
memerlukan penanganan operatif Teknik yang mereka rekomendasikan adalah dengan
menggunakan Kirschner wire yang ditempatkan pada bagian distal fragmen. Kemudian
fraktur direduksi pada bidang anteroposterior dan dipastikan dengan pemeriksaan
imaging. Pada saat melakukan pemeriksaan imaging bagian lateral, jangan melakukan
rotasi pada lengan, tapi alat fluoroskopinya yang diputar pada bagian lateral. Kemudian
dilakukan reduksi pada bidang sagital, dan Kirschner wire didorong melampaui fragmen
fraktur.
Prognosis

Dubia ad bonam

Dubia ad malam

Bahaya besar pada fraktur suprakondilus adalah cedera pada arteri brachialis, iskemia perifer
dapat terjadi dengan segera dan hebat. Sering disertai edema lengan bawah dan kompartemen
sindrom yang makin menghebat yang mengakibatkan nekrosis otot dan saraf
tanpamenyebabkan gangren perifer. Nyeri hebat ditambah satu tanda positif (nyari saat
ekstensi jarisecar pasif, lenganbawah yang nyeri tekan dan tegang, tak ada nadi dan tumpulnya
sensasi) membutuhkan tindakan yang cepat. Jika tidak tertangani dengan cepat dan baik maka
prognosisnya dapat menjadi jelek.

You might also like