You are on page 1of 123

HEMATOLOGI

Darah? : Cairan tubuh yang berwarna merah dan terdapat di


dalam sistem peredaran darah tertutup dan
mempunyai fungsi sangat penting untuk hidup.

Susunan Darah :
Darah : 1. Plasma darah
2. Sel-sel darah

Plasma darah : - Air : 91 %


- Zat yang larut : - zat organik : lipid, protein : 8 %
- zat an organik : mineral, garam :
1 %.
• Plasma Darah

• Zat terlarut : protein darah (Albumin,


Globulin dan Fibrinogen).

• Cairan yang tidak mengandung unsur


fibrinogen disebut Serum Darah.

• Protein ( gama globulin)  bertindak


sebagai Antibodi terhadap adanya benda
asing (Antigen).
• Komposisi

• Darah terdiri daripada beberapa jenis


korpuskula yang membentuk 45% bagian dari
darah, angka ini dinyatakan dalam nilai
hermatokrit atau volume sel darah merah
yang dipadatkan yang berkisar antara 40
sampai 47 % (45%).

• Bagian 55% yang lain berupa cairan


kekuningan yang membentuk medium cairan
darah yang disebut plasma darah atau serum.
• Keping-keping darah atau trombosit
• Trombosit bertanggung jawab dalam proses
pembekuan darah.

• Sel darah putih atau leukosit


• Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun
tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-
benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh
tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat
amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap.
Orang yang kelebihan leukosit akan menderita
penyakit leukemia, sedangkan orang yang
kekurangan leukosit akan menderita penyakit
leukopenia.
Sel-sel darah :
- Eritrosit (sel darah merah)
- Leukosit ( sel darah putih): granulosit : -Basofil
- Eosinofil
- Netrofil
a granulosit: -Limfosit
-Monosit
- Trombosit (keping darah)

Volume Darah :
- 1/12 BB = + 5-6 lt
- 55 % tdd cairan
- 45 % tdd sel darah
Fungsi Darah :
1. Alat transfor : oksigen, CO2, dan sari makanan.
2. Alat transfor sisa metabolisme dari jaringan ke alat sekresi.
3. Mempertahankan keseimbangan dinamis (homeostatis)
dalam tubuh : suhu tubuh, keseimbangan air dan asam basa
(pH).

Darah manusia berwarna merah. Warna merah pada darah


disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan
(respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk
heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul
oksigen.
• Susunan Darah :
serum darah atau plasma terdiri atas:
• Air: 91,0%
• Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
• Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari
kalsium, fosfor, , kalium dan zat besi,nitrogen, dll)
• Garam

Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang


mengandung :-
• albumin
• bahan pembeku darah
• immunoglobin (antibodi)
• hormon
• berbagai jenis protein
• berbagai jenis garam
ANTIKOAGULAN

• ANTIKOAGULAN:BAHAN YANG DAPAT MENCEGAH


PEMBEKUAN DARAH.
• 1. CAMPURAN AMMONIUM OKSALAT &
POTASSIUM OKSALAT (DOUBLE OXALAT) 6 : 4 (?)–1
mg / ml darah.
CARA KERJA : MENGIKAT CALCIUM DARAH
• 2. HEPARIN : 0,2 ml / ml darah(?)CARA KERJA :
MENGAKTIVASI ANTITROMBIN III.
• 3.EDTA ( ETHYLENE TETRA DIAMINE ACETATE):
1mg/ ml darah. Mengikat kalsium darah
• 4.SODIUM SITRAT : UNTUK PEMERIKSAAN
FAAL HEMOSTATIK –ANTIKOAGULAN : DARAH
= 1:9 (?)–CARA KERJA : MENGIKAT CALCIUM
DARAH

• 5.SODIUM OKSALAT: UNTUK PEMERIKSAAN


FAAL HEMOSTATIK –PERBANDINGAN
ANTIKOAGULAN : DARAH + 1:9 (?)–CARA
KERJA : MENGIKAT CALCIUM DARAH
HAEMATOPOEISIS
Haematopoeisis = Pembentukan sel darah

Tempat :
1. Janin : 0-2 bulan : indung telur (Yolk sac)
2-7 bulan : hati, limpa
5-9 bulan : sumsum tulang
2. Bayi : Sumsum tulang
3. dewasa: Tulang belakang, iga.
HEMATOPOIESIS
Skema : Haematopoeisis
Eritropoesis  eritrosit
Granulopoesis  granulosit
------------------  monosit
Megakariopoesis  trombosit

Sel Induk Mieloid multi potensial

Sel Induk Pluripotensial


(Stem Sel)

Limfosit T
Sel Induk Limfoid Limfopoesis
Limfosit B
ERITROPOEISIS
Bone Marrow Blood
ertitroblast retikulosit eritrosit
immature

Stem
Sel

eritropoesis 7 hari MTT RMT 120 hr


3,5 hr 1 hr

Eritropoetin Ginjal O2 Saturation


O2 Affinity
Ket :
MTT : Marrow Transit Time
RMT : Reticulosit Maturation Time
Saturasi : kejenuhan
Affinitas : kemampuan mengikat.
Eritropoetin
Adalah hormon yang diperlukan untuk eritropoesis,
dihasilkan oleh gabungan faktor ginjal dengan
protein plasma.
Bila terjadi anemia  eritropoetin  merangsang
eritropoesis dgn cara :
1. Meningkatkan jumlah stem sel
2. Meningkatkan sintesis Hb dalam prekursor erit.
3. Mengurangi waktu pematangan prekursor erit.
4. Melepaskan retikulosit sumsum ke dalam darah
tepi pd stadium lebih dini drpd normal (shiff
reticulocyte)
Bahan yg diperlukan dlm eritropoesis :
1. Asam amino : sintesis Hb
2. Logam : besi, mangan, kobalt
3. Vitamin : Vit B12, C, E, B6 (piridoksin), folat,
tiamin, riboflavin.
4. Hormon : eritropoetin, androgen, tiroksin.

Faktor yang mempengaruhi eritropoesis :


1. Kadar O2 dlm jaringan :
- Aliran darah
- Konsentrasi Hb
- Hb O2 saturation
- Hb O2 affinity
2. Faktor Endokrin
- Merangsang : hormon androgen, tyroid,
kortikosteroid
- Menghambat : hormon estrogen.
Eritropoesis :
Pronormoblas

Normoblas basofil

Normoblas polikromatofil

Normoblas asidofil

Retikulosit

Eritrosit
ERITROSIT(Sel darah merah)

- Mengandung hemoglobin
- Fungsi : mengangkut O2 dari paru-paru ke sel
seluruh tubuh dan mengangkut CO2 dari
jaringan ke paru-paru.
- Masa hidup dlm sirkulasi rata-rata 120 hari
- Bentuk : cakram bikonkaf, tidak berinti,
diameter 7-8 um, tebal 1,5-2,5 um.
• Membran Sel Darah Merah
• lapisan lipid bipolar : mengandung protein structural,
kontraktil dan banyak enzim serta antigen permukaan.

Kira-kira 50% membran adalah protein, 40% lemak dan


10% karbohidrat.

Lipid terdiri dari 60% fosfolipid netral (terutama kolesterol)


dan 10% glikolipid.

Karbohidrat terdapat hanya pada permukaan eksterna


sedangkan protein diduga sebagai bagian tepi (perifer)
yang menembus bilamina lipid (lipid bilayer).
• Satu dari protein struktural adalah spektrin –
diduga structur pada permukaan dalam, yang
mempertahankan bentuk bikonkaf.

• Cacat protein ini dapat menyebabkan


abnormalitas bentuk membran sel darah
merah, misalnya sferositosis herediter dan
elliptositosis,
Sel Eritrosit
• Penghancuran Sel Eritrosit

- Terjadi setelah umur sel eritrosit 120 hari


- Sel dipindahkan ke ekstravaskuler oleh
makrofag sistem retikuloendotelial (RE) :
dalam hati dan limpa.
- Penghancuran erit ; metabolisme erit
memburuk krn enzim tdk diganti  sel tdk
mampu melakukan metabolisme. Alasan tepat
sel mati tdk jelas.
- Sel eritrosit pecah  akan mengeluarkan Hb.
Erit pecah
Hemoglobin

Haem Globin

Besi Protoporfirin Asam amino

Transferin CO Bilirubin (bebas)

Eritroblas Konyugasi di hati

Bilirubin glukoronida

Urobilin Sterkobilin

Urine Feses
Hemoglobin
• Hemoglobin adalah molekul protein pada sel
darah merah yang berfungsi sebagai media
transport oksigen dari paru paru ke seluruh
jaringan tubuh dan membawa karbondioksida
dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan
zat besi yang terdapat dalam hemoglobin
membuat darah berwarna merah.

• Molekul hemoglobin terdiri dari globin,


apoprotein, dan empat gugus heme, suatu
molekul organik dengan satu atom besi.
• Mutasi pada gen protein hemoglobin
mengakibatkan suatu golongan penyakit
menurun yang disebut hemoglobinopati, di
antaranya yang paling sering ditemui adalah
anemia sel sabit dan talasemia.
HEMOGLOBIN
- Merupakan komponen utama eritrosit
- Terdapat + 640 jt molekul/sel, BM 64.450
Dalton dlm 1 sel erit.
- Suatu molekul globin yg dibentuk dari 4 sub
unit, tiap sub unit mengandung gugus heme
yg dikonjugasi ke suatu polipeptida.
- Rantai polipeptida : 2 rantai alpha dan 2 rantai
beta.
- Tipe Hb : - Hb A (α2β2)
- Hb A2 (α2δ2)
- Fetal Hb/ Hb F (α2γ2)
Derivat Hemoglobin :
1. Oksihemoglobin (HbO2)
Hb yg teroksigenisasi penuh
Tiap pasangan hem dan globin membawa 2
atom oksigen.

2. Karboksihemoglobin (HbCO)
Ikatan antara Hb dengan CO

3. Methemoglobin (Hi)
Tipe Hb dimana bentuk ion Ferro telah
teroksidasi menjadi ferri. Tdk memiliki
kemampuan untuk mengikat oksigen.
4. Sulfhemoglobin (SulfHb)
Tdk ditemukan dlm darah normal, jk ada sifatnya
irreversibel, akan ada terus di dlm sel erit
sepanjang umur erit.
Tdk dpt mengikat oksigen.

5. Haptoglobin
Mrp α2-globulin spesifik, mengikat Hb pd globin

6. Hemopeksin
Mrp β1-glikoprotein yg terikat dgn sisa Hb

7. Hemoglobin terglikosilasi
Hb yg terikat pd glukosa  unt kehidupan erit.
Fungsi Hemoglobin :
1. Mengatur pertukaran oksigen dengan
karbondioksida di dalam jaringan tubuh.
2. Membawa oksigen dari paru-paru kemudian
di bawa ke seluruh jaringan tubuh, sebagai
bahan bakar.
3. Membawa karbondioksida dari jaringan
tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-
paru.
Sintesis Hemoglobin

- Hb disintesis pada sel muda eritrosit : 65%

- Hb disintesis pada sel eritrosit : 35%

- Komponen utama Hb : Heme dan globin


Tempat Pembentukan Heme
Struktur Hemoglobin
• Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik
yang dikenal dengan porfirin yang menahan satu
atom besi; atom besi ini merupakan situs/lokasi
ikatan oksigen.
• Porfirin yang mengandung besi disebut heme.
Nama hemoglobin merupakan gabungan dari
heme dan globin;
• globin sebagai istilah generik untuk protein
globular. Ada beberapa protein mengandung
heme, dan hemoglobin adalah yang paling
dikenal dan paling banyak dipelajari.
Hb : berupa tentamer -> mengandung 4 sub unit
protein -> tdd :masing2 sub unit alfa dan beta.
Tiap sub unit :BM 16.000 dalton.
Tiap sub unit Hb mengandung satu heme  Hb
memiliki kapasitas empat molekul Oksigen.
Reaksi bertahap dinyatakan dlm persamaan :
Hb +O2 -> HBO2
HbO2 + O2  Hb(O2)2
Hb(O2) + O2  Hb(O2)3
Hb(O2) + 02  Hb(O2)4
Reaksi keseluruhan : Hb + 4O2  Hb(O2)4
Struktur Hemoglobin
Struktur 3 Dimensi
Penggabungan O2 dgn mol Hb  HbO2 (oksi
Hb)  oksihb  menjadi alat transfortasi O2
ke jaringan.
• Ketika molekul hemoglobin memuat dan
melepas O2,masing-masing rantai globin
dalam molekul hemoglobin mendorong satu
sama lain
• Ketika O2 dilepas, rantai-rantai alfa atau beta
tertarik-pisah (pulled apart),memudahkan
masuknya metabolit 2,3-difosfogliserat (2,3-
DPG) yang mengakibatkan merendahnya
afinitas molekul untuk O2.
Faktor yg mempengaruhi Afinitas Hb
terhadap O2
1.Keasaman atau pH
Ph turun dan kadar ion H+ meningkat
melemahkan ikatan O2 dan Hb  Hb melepaskan
lebih banyak O2 ke jaringan

2. PO2 atau tekanan partial O2


PO2 darah meningkat : Hb berikatan dgn O2 hampir
100% jenuh
PO2 turun : sejumlah besar O2 dilepas dr Hb, afinitas
Hb terhadap O2 berkurang
3. PCO2 atau Tekanan Parsial CO2
PCO2 darah meningkat:-> penurunan afinitas Hb
terhdp O2 (Hb lebih banyak membebaskan O2).
PCO2 darah menurun:  peningkatan afinitas Hb
terhdp O2 (Hb lebih banyak mengikat O2)

4. Temperatur
Panas yg dihasilkan reaksi metabolisme dr kontraksi
otot melepaskan banyak asam dan panas
temperatur tubuh naik dan sel aktif  perlu O2
banyak -> memacu pelepasan O2 dr oksiHb (afinitas
Hb terhdp O2 berkurang)
Hipotermia : menyebabkan metab sel lambat O2 yg
dibutuhkan jaringan sedikit pelepasan O2 dr Hb
lambat

5. BPG (Bi Phospho Gliserat)


Peningkatan BPG yg dihasilkan dr metabolit glikolisis
(dlm darah)  Hb berikatan dgn BPG  mengurangi
afinitas Hb terhdp O2
Hormon tiroksin, epineprin, testosteron  dpt
meningkatkan pembentukan BPG, BPG meningkat pd
orang yg tinggal di datatran tinggi.
BPG turun  ikatan Hb dgn O2 kuat afinitas O2
bertambah.
Katabolisme Hemoglobin
- Sel erit dihancurkan di dalam sistem retikulo endotelial(RE)  Hb keluar

Gambar : Katabolisme Hemoglobin


Distribusi Besi Tubuh

Keluar (+1mg)

Absorpsi(+1mg) jaringan

transferin
20 mg 20 mg
Sumsum tulang Sel RE
(makrofag)
20 mg 20 mg

Hb yg beredar
Cara mengukur Kadar Hemoglobin
1. Membandingkan warna darah dengan
standar warna yang bertingkat : Talquist
2. Membandingkan warna darah dengan
standar warna kaca : Sahli
3. Membandingkan warna darah yang
diencerkan dengan warna cairan yang tetap :
Sianmethemoglobin
ICSH : International Commite for
Standardization in Hematology.
Pemeriksaan yang menunjang diagnosa

1. Menghitung jumlah sel : jumlah sel


2. Preparat hapus : melihat macam sel
3. Preparat histologi : struktur sumsum
tulang dan macam sel
4. Sumsum tulang : memperjelas diagnosa
Pemeriksaan Hematologi
1. Hemoglobin
2. Jumlah sel : leukosit, eritrosit, trombosit,
eosinofil. Retikulosit
3. Laju endap darah
4. Hematokrit =PCV = Packed Cell Volume
5. Hitung jenis leukosit
6. Pemeriksaan hemostasis
7. Pemeriksaan sitologi
Nilai Absolut
Mean Corpuscular Volume (MCV) =
Volume Eritrosit Rata-rata

MCV = PCV x 10 N = 76-96 µ3


erit
Mean Corpuscular Hemoglobin
(MCH) =
Hb Eritosit Rata2 = HER

MCH = Hb x 10 µµg
Erit
N= 27-32 µµg
Mean Corpuscular Hemoglobin
Consentartion (MCHC) = Konsentrasi
Hb erit rata2 = KHER

MCHC = Hb x 100%
PCV

N = 32-36%
Leukopoesis
a. Granulopoesis : Sel bergranula
- Basofil
- Eosinofil
- Netrofil

b. A granulopoesis : Sel tidak bergranula


- Limfosit
- Monosit
GRANULOPOESIS
- Granulosit dan Monosit di btk dlm sumsum tulang
- Sejumlah besar netrofil batang dan netrofil segmen
ditahan dlm ss tlg sbg pool persediaan
- Ss tlg mengandung lebih banyak sel mieloid dr pd sel
eritroid dgn perbandingan 2:1 sampai 12:1
- Granulosit berada dlm sirkulasi darah selama 6-10
jam sblm pindah ke jaringan unttuk melaksanakan
fungsi fagositnya.
- Netrofil berada dlm jaringan selama 4-5 hari.
SEL GAMBAR KETERANGAN

Basofil Basofil terutama bertanggung jawab


untuk memberi reaksi alergi dan
antigen dengan jalan mengeluarkan
14 µ
histamin kimia yang menyebabkan
peradangan.

Eosinofil Eosinofil terutama berhubungan


dengan infeksi parasit, dengan
demikian meningkatnya eosinofil
menandakan banyaknya parasit.
14 µ

Netrofil Neutrofil berhubungan dengan


batang pertahanan tubuh terhadap infeksi
bakteri serta proses peradangan kecil
lainnya, serta biasanya juga yang
memberikan tanggapan pertama
Netrofil
terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan
segmen matinya neutrofil dalam jumlah yang
banyak menyebabkan adanya nanah
14 µ
SEL GAMBAR KETERANGAN

Limfosit Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah


mempunyai tiga jenis limfosit:
Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat
9-12 µ patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya
membuat antibodi yang dapat mengikat patogen,
tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan
mempertahankan kemampuannya dalam
menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem
'memori'.)

Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir


tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi
HIV) serta penting untuk menahan bakteri
intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel
yang terinfeksi virus.
Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer,
NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak
menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh
karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi
kanker.
SEL GAMBAR KETERANGAN
Monosit
Monosit membagi fungsi "pembersih
vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi
16 µ lebih jauh dia hidup dengan tugas
tambahan: memberikan potongan patogen
kepada sel T sehingga patogen tersebut
dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat
membuat tanggapan antibodi untuk
menjaga.

Makrofag
Monosit dikenal juga sebagai makrofag 
setelah meninggalkan aliran darah serta
masuk ke dalam jaringan.
Gambar sirkulasi sel granulosit
LEUKOSIT
• Sel darah putih, leukosit (bahasa Inggris:
white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel
yang membentuk komponen darah.
• Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu
tubuh melawan berbagai penyakit infeksi
sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
• Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti,
dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat
menembus dinding kapiler/diapedesis.
• Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi
secara ketat dengan organ atau jaringan
tertentu, mereka bekerja secara independen
seperti organisme sel tunggal.

• Leukosit mampu bergerak secara bebas dan


berinteraksi dan menangkap serpihan seluler,
partikel asing, atau mikroorganisme penyusup.
Sel Granulosit
Sel Basofil
- Jarang ditemukan dalam darah tepi normal
- Mempunyai banyak granula sitoplasma yang
gelap, menutupi inti, mengandung heparin
dan histamin
- Dlm jaringan basofil berubah menjadi sel mast
- Basofil mempunyai tempat perlekatan
imuglobulin E.
Sel Basofil
Eosinofil
- Inti sel bersegmen 2-3
- Granula sitoplasma kasar, hampir sama besar,
seperti gelembung udara, merah, tidak
menutupi inti sel.
- Waktu transit dlm darah lebih lama dari
netrofil
- Sel ini memasuki eksudat implamantorik dan
berperan khusus dlm respons alergi,
pertahanan terhadap parasit, dan pembuatan
fibrin yg terbentuk selama inflamasi.
Eosinofil
Netrofil ( Sel Polimorf)

- Mempunyai inti padat, lobus 2-3, sitoplasma


pucat, granula merah muda.
- Granula berasal dari lisosom
- Granula primer (pd promielosit) mengandung
mieloperoksidase, fosfatase asam.
- Granula sekunder (mielosit dst) : kolagenase,
laktoferin dan lisozim.
- Lama hidup netrofil dlm darah 10 jam.
• Neutrofil berhubungan dengan pertahanan
tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses
peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga
yang memberikan tanggapan pertama
terhadap infeksi bakteri;

• aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah


yang banyak menyebabkan adanya nanah.
• Mengepung daerah yang terkena infeksi atau
cidera, menangkap organisme hidup dan
menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain
seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan
dan lainnya, dengan cara fagosit, dan sebagai
granulosit memiliki enzim yang dapat
memecah protein, yang memungkinkan
merusak jaringan hidup, menghancurkan dan
membuangnya. dengan cara ini jaringan yang
sakit atau terluka dapat dibuang dan
penyembuhannya dimungkinkan
• Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih,
peradangan dapat dihentikan sama sekali.
• Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna,
maka dapat terbentuk nanah. Nanah beisi "jenazah"
dari kawan dan lawan - fagosit yang terbunuh dalam
kinerjanya disebut sel nanah.
• demikian juga terdapat banyak kuman yang mati
dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah
besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah
tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat
yang bekerja sebagai fagosit.
Sel Netrofil (batang dan segmen)
Sel Agranulosit
Limfosit
- Sel yang berperan dalam kekebalan tubuh
- Sel limfosit T dan limfosit B, Sel NK (sel T: CD8)
- Bentuk : inti bulat tidak berlobus, hampir
menutupi sitoplasma.
- Ukuran inti sama atau sedikit lebih besar dari
ukuran eritrosit.
- Tidak terdapat granula
• Limfosit lebih umum dalam sistem limfa.
Darah mempunyai tiga jenis limfosit:
1. Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat
patogen lalu menghancurkannya.
(Sel B tidak hanya membuat antibodi yang
dapat mengikat patogen, tapi setelah adanya
serangan, beberapa sel B akan
mempertahankan kemampuannya dalam
menghasilkan antibodi sebagai layanan
sistem 'memori'.)
2. Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir
tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam
infeksi HIV) serta penting untuk menahan
bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat
membunuh sel yang terinfeksi virus.

3. Sel natural killer: Sel pembunuh alami


(natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh
yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia
tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi
virus atau telah menjadi kanker.
Dibentuk :
- Organ limfoid primer : sumsum tulang dan
timus
- Organ limfoid sekunder : tempat
pembentukan respon imun spesifik adalah
kelenjar getah bening, limfa dan jaringan
limfoid saluran cerna dan saluran nafas.
- Limfosit:T : sel induk : ss tlg  bermigrasi
menjadi sel T matur pd timus.
- Limfosit B : dari induk ss tulang (manusia)
Bursa Fabricius (burung)  pd manusia belum
ditemukan organ setara.
Sel T helper matur : mengekspresikan CD 4

Sel T sitotoksik mengekspresikan CD8

Sel pembunuh alami (Natural Killer Cell) :


NK adalah CD8 sitotoksik
Sel NK dirancang untuk membunuh sel target (
infeksi virus, infeksi keganasan)
Limfosit
Monosit
- Monosit hanya sebentar berada dlm sumsum
tulang
- Dlm sirkulasi darah : 20-40 jam
- Stlh dr sirkulasi darah  menuju jaringan
untuk menjadi matang dan melaksanakan
fungsinya
- Dlm jaringan : makrofag  hidup selama
beberapa bulan bahkan beberapa tahun.
• Monosit termasuk dalam sel darah putih yang
terbesar pada darah normal dengan nukleus
(inti) yang bentuknya bulat, oval atau
mempunyai lekukan kecil
• Monosit beredar dalam darah dan masuk ke
jaringan yang cedera melewati membran
kapiler yang menjadi permeabel sebagai
akibat dari reaksi peradangan.
• Monosit tidak bersifat fagositik, tetapi setelah
beberapa jam berada di jaringan, sel ini
berkembang matang menjadi makrofag.
• Makrofag adalah sel besar yang mampu
mencerna bakteri dan sisa sel dalam jumlah
yang sangat besar.
• Makrofag dapat memfagositosis sel darah
merah dan sel darah putih lain yang telah
lisis(rusak/pecah).
• Sistem sel monosit-makrofag disebut sistem
retikuloendotel.
• Sekitar 3% sampai 7% monosit dalam sel
darah putih bersirkulasi dlm peredaran darah.
Sel Monosit
Fungsi Netrofil dan Monosit :
Tiga fase :
1. Kemotaksis (mobilisasi dan migrasi sel)
Fagosit tertarik ke bakteri atau lokasi inflamasi oleh
zat kemotaktik yg dilepaskan dr jaringan yg rusak
atau oleh komplemen.

2. Fagositosis
Bahan asing (bakteri) atau sel pejamu yg mati atau
rusak akan difagositosis.
Pengenalan partikel asing dibantu oleh opsonisasi
imunoglobulin atau komplemen.
Makrofag mempunyai peran sentral dalam
presentasi antigen-memproses dan
mempresentasikan antigen asing di molekul
antigen leukosit manusia (HLA)ke sistem imun.

3. Kemokin
Adalah sitokin kemotaktik .
Kemokin mengaktifkan sel melalui reseptor
kimokin dan berperan penting dlm merekrut
sel yg sesuai ke lokasi inflamasi.
4. Membunuh dan Mencerna
Melalui jalur bergantung oksigen atau tdk
bergantung oksigen.
Jalur bergantung O2 :
H2O2  dihasilkan dari O2 dan NADPH.
Dlm netrofil H2O2 bereaksi dgn
mieloperoksidase untuk membunuh bakteri.
Jalur tdk bergantung O2 :
Melibatkan cara penurunan pH dlm fakuola
fagosit tempat dilepaskannya enzim lisosom.
MAKROFAG
Makrofag
Leukositosis netrofil:
1. Infeksi bakteri
2. Inflamasi dan nekrosis jaringan
3. Kelainan metabolik
4. Semua jenis neoplasia : karsinoma
5. Penyakit mieloproliferatif : Leukemia

Eosinofilia :
1. Alergi : asmatis
2. Infeksi parasit
Monositosis :
1. Infeksi bakteri kronik
2. Infeksi protozoa
3. Netrofenia kronik
• Kelainan Fungsi Sel Fagosit

Kemotaksis :
Terjd pd kelainan kongenital yg jarang terjadi :
Sindrom Leukosit malas (Lazy Leucocyte)

Fagositosis :
Tejd karena tdk adanya opsonisasi yg dpt
disebabkan oleh penyebab
hipogamaglobulinemia kongenital atau
didapat atau tdk adanya komponen
komplemen.
Pembunuh :
Kelainan disebabkan oleh penyakit granuloma
kronik yg disebabkan kelainan metabolisme
oksidatif leukosit.
Kelainan Jinak :
Sejumlah penyakit herediter dpt menyebabkan
terjdnya perubahan morfologi granulosit.
Contoh :
Kelainan Pelger-Huet : adanya netrofil berlobus
dua (spt stik drum) dlm darah tepi .
TROMBOPOESIS
Trombosit dihasilkan dlm sumsum trulang
melalui fragmentasi sitoplasma megakariosit.
Satu sel megakariosit menghasilkan 3000-4000
sel trombosit.
Trombopoetin adalah hormon yang mengatur
produksi trombosit.
Jml trombosit normal 150.000-400.000 sel/mm3
Lama hidup : 7-10 hari
Ukuran : 2-4 um
Fungsi trombosit : adhesi –agregasi  sumbat
trombosit  hemostasis.

Antigen Trombosit :
Beberapa protein permukaan trombosit mrp antigen
penting dlm autoimun yg spesifik terhadap trombosit
manusia ( Human platelet antigen / HLA)

Reaksi Pelepasan Trombosit


Pemajanan kolagen atau kerja trombin  sekresi isi
granula trombosit : ADP, serotonin, fibrinogen, enzim
lisosom.
Kolagen dan trombin -> mengaktifkan sintesis
prostaglanin trombosit  pelepasan
diasilgliserol  menyebabkan pelepasan
tromboksan A2  memperkuat agregasi
trombosit.

Agregasi trombosit :
ADP dan tromboksan A2 yg dilepaskan  makin
banyak trombosit yg beragregasi pd cedera
vaskuler
STRUKTUR TROMBOSIT
• Struktur trombosit secara ultrastruktur
trombosit terdiri atas :
1. Zona perifer : glikokalik (membrane ekstra
yang terletak di bagian paling luar, didalamnya
terdapat membrane plasma dan lebih dalam
lagi terdapat system kanal terbuka.

Glikoprotein (GP) penting untuk reaksi adhesi


dan agregasi trombosit yang merupakan
kejadian awal yang mengarah pada
pembentukan sumbat trombosit selama
hemostasis.
• 2. Zona sol-gel : Mikrotubulus, mikrofilamen, system
tubulus padat (berisi nukleotida adenine dan
kalsium). Selain itu adapula trombostenin, suatu
protein penting untuk fungsi kontraktil.

3. Zona organela : Granula padat elektron ,


mitokondria, granula α dan organela (lisosom dan
retikulum endoplasmik).
• - Granula padat berisi dan melepaskan nukleotida
adenin(terutama ADP), serotonin, katekolamin, dan
faktor trombosit. Granula padat lebih sedikit dan
mengandung ADP, ATP, 5-hidroksitriptamin (5-HT),
dan kalsium
• - Granula α berisi antagonis heparin (platelet factor
4, PF4), β tromboglobulin, vWF, faktor pertumbuhan
yang berasal dari trombosit/PDGF (platelet-derived
growth factor), dan melepaskan fibrinogen enzim
lisosom.
• - Terdapat 7 faktor trombosit yang telah
diidentifikasi dan diketahui ciri-cirinya. Dua
diantaranya dianggap penting yaitu faktor trombosit
3 (Platelet Factor 3, PF 3) /membran fosfolipoprotein
trombosit (untuk konversi faktor koagulasi X menjadi
Xa dan protrombin) dan faktor trombosit 4 (Platelet
Factor 4, PF4)/faktor antiheparin (anti-heparin
factor, AHF).
• - Organel spesifik lain meliputi lisosom yang
mengandung enzim hidrolitik dan peroksisom
yang mengandung katalase. Selama reaksi
pelepasan, isi granula dikeluarkan ke dalam
sistem kanalikular.
• - Energi untuk reaksi trombosit berasal dari
fosforilasi oksidatif dalam mitokondria dan
glikolisis anaerobik dengan memakai glikogen
trombosit. Sistem membran tertutup (dense
tubular) trombosit menunjukkan retikulum
endoplasma sisa
Cara kerja trombosit dalam hemostasis :
Adanya pembuluh darah yang mengalami
trauma maka akan menyebabkan sel
endotelnya rusak dan terpaparnya jaringan
ikat kolagen (subendotel).
Secara alamiah, pembuluh darah yang
mengalami trauma akan mengerut
(vasokontriksi). Kemudian trombosit melekat
pada jaringan ikat subendotel yang terbuka
atas peranan faktor von Willebrand dan
reseptor glikoprotein Ib/IX (proses adhesi).
• Setelah itu terjadilah pelepasan isi granula trombosit
mencakup ADP, serotonin, tromboksan A2, heparin,
fibrinogen, lisosom (degranulasi).
• Trombosit membengkak dan melekat satu sama lain
atas bantuan ADP dan tromboksan A2 (proses
agregasi).
• Kemudian dilanjutkan pembentukan kompleks
protein pembekuan (prokoagulan). Sampai tahap ini
terbentuklah hemostasis yang permanen.
• Pada suatu saat bekuan ini akan dilisiskan jika
jaringan yang rusak telah mengalami perbaikan oleh
jaringan yang baru.
PEMERIKSAAN FUNGSI HEMOSTASIS

Gangguan hemostasis dgn perdarahan abnormal


dpt terjd akibat :
1. Kelainan vaskuler
2. Trombositopenia
3. Gangguan pembekuan darah

Pemeriksaan :
1. Hitung jml trombosit dan pemeriksaan sediaan
apus darah.
Trombositopenis  penyebab perdarahan
abnormal
2. Pemeriksaan faktor pembekuan darah
Untuk menilai sistem pembekuan darah jalur
intrinsik dan ekstrinsik dan juga jalur
berasama
( fibrinogen -> fibrin)
Pemeriksaannya :
- Protrombin Time (PT)
- activated Partial Tromboplastin Time
(aPTT)
- Trombin Time (TT)
3. Masa perdarahan
Untuk mengetahui fungsi trombosit yg
abnormal
Metode :Duke, Ivy

4. Uji fungsi trombosit


Agregometri trombosit

You might also like