You are on page 1of 69

Permasalahan Cooling Water Syste

(Kerak dan Biofouling)

Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Tri Widjaja, M.Eng.


Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya, 2012
Anggota Kelompok

Slamet Wahyudi (2310100077)

Heni Silvana (2311100032)

Rasdiana Rahma Nur (2311100079)

Irma Ratnasari (2311100108)


Outline (Kerak)

Penyebab
Kerak

Kerak pada
Pengendalian
Cooling Water
Kerak
System

Kerak
Apa itu Kerak?

penumpukan dari senyawa - senyawa anorganik yang terendapkan


dan membentuk timbunan kristal pada permukaan suatu substansi
Apa itu Kerak?
Apa itu Kerak?
Mekanisme Pembentukan Inti Kristal

A-B: Pembentukan dan pelarutan in


ti kristal terjadi secara berulang-ula
ng

Poin B: Pertumbuhan kristal terjadi


karena ukuran kristal melebihi ukur
an partikel kritis

BC: Pertumbuhan dan koagulasi kris


-tal berlangsung. Derajat kejenuhan
menurun dari B ke C. Laju pertum-
buhan kristal menurun sebanding d
e-
ngan penurunan derajat kejenuhan
Mekanisme Pembentukan Inti Kristal
Senyawa Kerak pada CWS
CaCO3
Ca & Zn3(PO4)2

Si & Mg(SiO3)

CaSO4 Calcium
Calcium Carbonate
dan Zink
Silica dan phosphate
KERAK
Magnesium
Calcium silica
Sulphates
Calcium Carbonate (CaCO3)

Reaksi yang Terjadi:

Ca(HCO3)2  CaCO3 + H2O + CO2

[Ca2+] [CO32-] = Ksp*

Ion bikarbonat dan ion kalsium


banyak terkandung dalam air.
Ion Ca2+ terbentuk dari garam CaCl2
dan ion HCO3- terbentuk dari H20
dan CO2
Calcium Carbonate (CaCO3)
Calcium Carbonate (CaCO3)

A= Air Industri tidak jenuh


B= Air Industri Jenuh
Faktor yang Mempengaruhi

Temperatur. Semakin tinggi temperatur,


1 pembentukan kerak meningkat

pH meningkat / alaklinity
2 pH >7. pembentukan kristal terjadi pada pH>8,3

3
Calcium Phosphate (Ca3(PO4)2)

-logKsp = -3 log[Ca2+] – 2 log {[H3PO4] + [H2PO4-] + [HPO4-] + [PO43-]

• Polifosfat terhidrolisis menjadi orthophosphates pada suhu tinggi


.
• Tingkat hidrolisis polifosfat dalam air pendingin dapat mencapai
40-90%.
• Orthophosphate bergabung dengan ion kalsium untuk membentuk
kalsium fosfat.
Silica and Magnesium Silica

Magnesium silika sangat mudah


membentuk endapan pada pH
tinggi
Silica and Magnesium Silica

Pengaruh pH dan Temperatur pada


kenaikan kelarutan Silika.
emakin tinggi suhu maka pH akan
semakin tinggi dan kelarutan bertambah
Silica and Magnesium Silica
Silica and Magnesium Silica

Keterangan Keterangan
Silika Keterangan
Magnesium Silika

pH Keterangan
Rendah Keterangan
Tinggi

Temperatur Keterangan
Suhu rendah Keterangan
Suhu tinggi

Reaksi
Silika dapat berinteraksi dengan garam kalsium d
an magnesium, membentuk silikat bkalsium dan
magnesium dengan daya konduktivitas panas ya
ng rendah
Calcium Sulphate (CaSO4)

Reaksi:
CaCl2(aq) + Na2SO4(aq)  CaSO4(s) + 2 NaCl(aq)
Kerak ini dikenal dengan tiga bentuk yaitu :
a. anhidrat (CaSO4), stabil pada temperatur 98C
b. hemihidrat (CaSO4.1/2 H2O), stabil antara 98  -170C
c. dihidrat (CaSO4.2H2O)
Calcium Sulphate (CaSO4)

Kelarutan CaSO4 lebih be


sar dari pada CaCO3
Calcium Sulphate (CaSO4)

Kelarutan bertambah sampai 35  C, namun berkurang saat mencapai


40  C keatas
Dampak

Peningkatan capital cost Maintanance cost


Energi tambahan sehubungan dengan untuk antifoulant, chemical treat
peningkatan energi pompa dan efisiensi -ment dan untuk pembersihan
termodinamika yang rendah pada permukaan perpindahan
kondensasi dan siklus refrigerasi. panas yang tertutup
oleh kerak

DAMPAK Downtime Cost


Pengurangan Output downtime adalah kerugian
Pengurangan output atau waktu produksi yang diakibat-
keluaran (rate) dikarenakan kan oleh peralatan tidak dapat
pengurangan cross dioperasikan dengan
sectional area. semestinya dikarenakan oleh
pembentukan kerak
Metode

Metode
Pengendalian
Kerak
Pencegahan Kerak

Inhibitor

Pengaturan pH

Make Up Water

Softening
Pencegahan Kerak dengan Inhibitor

Chelating

Pembentukan senyawa kompleks dari ion logam dengan


menggunkan molekul organik

Inhibitor Contoh
Bahan bahan organik alami lignin dan tannin sebagai
inhibitor kerak CaCO3 dan
Zink Hidroksida

Phosphonat Amino triimetil phosponat


Polymer Acrilic Acid homopolimer
Pencegahan Kerak dengan Inhibitor

Sequestration

Pembentukan senyawa kompleks dari suatu logam.


Contoh:
1. Nitrilotriacetid acid / NTA
2. Etilene diamine tetraacetic / EDTA
Afinitas ion logam terhadap EDTA
Pencegahan Kerak dengan Inhibitor

Prinsip Kerja inhibitor

Membentuk senya Tidak terbentuk


Kation + Inhibitor
wa kompleks kerak

Contoh reaksi EDTA

4 M+ + H4EDTA  M4-EDTA + 4 H+
Pencegahan Kerak dengan Inhibitor
Pencegahan Kerak dengan Inhibitor
Pencegahan Kerak dengan pH

• Mengendalikan kerak dengan pH Dalam keadaan asam


lemah ( kira – kira pH 6,5).
• Umumnya kelarutan kerak akan bertambah jika pH
semakin berkurang
• Cara: injeksi asam kedalam air
Mengontrol Heat Exchanger

Cara : mengurangi temperatur dengan cara


menambah kecepatan aliran dari heat
exchanger

Make up water
treatment dengan
penambahan Ca(OH)2 dan
Na2CO3
Softening dengan pertukaran ion
resin

• Resin mengandung kation B+ akan dipertukarkan


dengan kation A+ dalam larutan. Kation A+ dan B+
akan terdifusi karena perbedaan konsentrasi anta
ra resin dan larutan.

• Reaksi pertukaran ion :

A  RB B  R  A 
• Pertukaran ion akan berlangsung sampai
kesetimbangan dicapai
Softening dengan pertukaran ion
resin
BIOFOULING
Apa itu Biofouling?

Biofouling adalah akumulasi dan penumpukan dari mikro-organisme,


tanaman dan binatang pada fase dewasa yang melekat sementara
maupun tetap pada permukaan substrat (material yang ditempeli biofouling).
Klasifikasi Biofouling

SLIME

SLUDGE
Slime

Slime adalah Fouling dimana jumlah mikroorganisme


lebih banyak dari bahan-bahan anorganik anorganik.

slime menempel pada permukaan tabung heat


exchanger, dll yang daya lekatnya berasal dari
mikroorganisme. Slime dapat melekat bahkan
dalam kondisi air yang mengalir.
Sludge

Fouling yang mengandung komponen


anorganik lebih banyak daripada
mikroorganisme. Sludge biasanya
terakumulasi di tempat yang memiliki
arus kecil atau air yang tidak mengalir
Tempat terjadi Biofouling
Penyebabnya

1 Mikroorganisme

2 Bahan kimia yang terkandung dalam Biofouling


Jenis Mikroorganisme dan Karakteristik
Mikroorganisme Karakteristik

Alga hijau-biru Mempunyai klorofil dalam sel, melakukan fotosintesis dengan cahaya matahari
Alga Alga hijau-iru Hidup di tempat terang. Contoh: Cooling tower
Diatom
Berbentuk potongan dimana bakteri menyebar
Zooglea sp
Biasanya ditemui di cooling water system

sphaerotilus sp Membentuk koloni seperti kapas di dalam sistem yang tercemar bahan organik

Iron bacteria Mengoksidasi ferro dalam air untuk menyerap ferri di sekitar tubuhnya
Bakteri Sering dijumpai di air yang mengandung sulfur
Sulfur bacteria
Mengoksidasi hidrogen sulfida, thiosulfat dan sulfur dalam air
Ada 2 jenis yaitu, mengoksidasi amonia menjadi asam nitrit, mengoksidasi asam
Bakteri nitrifikasi
nitrat menjadi asam nitrit

Bakteri pereduksi sulfat Bakteri anaerob, mereduksi sulfat menjadi hidrogen sulfida

Phycomycetes tidak punya dissepiment


Jamur
Mycomycetes punya dissepiment
Algae pada Cooling Tower
Penyebab Biofouling
Bahan Kimia yang terkandung pada
biofouling
Penyebab Biofouling

Sumber Energi dan Nutrient untuk Pertumbuhan Bakteri dalam


Cooling Water System
Faktor yang Mempengaruhi

Nutrient

Flow rate water Suhu Air

Derajat Melekat
pH
Slime Bio
Volume Slime Fouling DO

Turbidity Cahaya Matahari

Jumlah Bakteri
Nutrient

• Mikroorganisme membutuhkan sumber energi dan nutrient


untuk pertumbuhannya
• 3 cara nutrient masuk ke dalam cooling water system:
1. Make up water
2. Udara
3. Heat exchanger
Suhu Air
pH

PH optimum untuk pertumbuhan


bakteri yaitu PH netral sampai
basa lemah
PH optimum untuk pertumbuhan
jamur yaitu PH asam lemah
PH optimum untuk mikroorganisme
tumbuh yaitu 6-9
Sedangkan PH Cooling water system
dijaga 6,5-9 untuk mencegah korosi
dan kerak
Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen)

Bakteri aerob dan jamur mendapatkan energi untuk pertumb


uhannya dengan mengoksidasi bahan organik menggunakan
oksigen terlarut. Sedangkan open recirculating water syste
m menyediakan kondisi optimum bagi mereka karena oksige
n terlarut tersedia cukup dari cooling tower
Cahaya Matahari

Kebanyakan mikroorganisme tidak membutuhkan cahaya


matahari. Namun salah satu alga melakukan fotosintesis
dengan cahaya matahari, oleh karena itu alga banyak tumbuh
di tempat terang seperti cooling tower dan water basin.
Jumlah Bakteri
Turbidity
Jika turbidity besar maka akumulasi sludge akan lebih besar
pula
Turbidity sebaiknya dijaga di bawah 20 derajat
Volume Slime

Volume slime adalah volume (ml) dari sampel dengan menyaring


1 m3 cooling water dengan plankton net.
Jika volume slime lebih besar dari 10 ml/ m3 munculnya masal
ah slime akan lebih besar
Besarnya volume slime dalam sistem disebabkan cooling water
yang terkontaminasi bahan organik
Derajat Melekatnya Slime

Cara mengetahui derajat melekatnya


slime adalah kaca direndam dalam
cooling water dalam waktu yang di
tentukan. Slime yang melekat dike
ringkan dan mikroorganisme yang
melekat tsb dicat merah. Kemudia
n absorbansi dari kaca diukur. De
rajat Melekatnya Slime adalah fun
gsi dari absorbansi
Water Flow Rate
Mekanisme

Mekanisme

Proses Skematik Pembentuk ProsesVisual


Skematik Pembentuk
an Biofouling Dalam Open an Biofouling Dalam Open
Appealing
Recirculating Cooling Water Recirculating Cooling Water
Mekanisme Akumulasi
System System Sludge
Pembetukan Biofouling pada Open Recirculating CWS
Mekanisme Melekatnya Slime

o Suspended Solid di cooling


water membentuk flok dengan
mikroorganisme yang menghas
ilkan bahan organik lengket dar
i proses metabolismenya.
o Flok dengan kecepatan sedim
entasi yang tinggi membentuk s
ludge di tempat dimana laju alir
an airnya rendah.
Mekanisme Melekatnya Slime

Suspended Solid di cooling water membentuk flok dengan mikroorganisme


yang menghasilkan bahan organik lengket dari proses metabolismenya. Pe
mbentukan flok tersebut dinamakan bioflokulasi. Kemudian flok dengan kec
epatan sedimentasi yang tinggi membentuk sludge di tempat dimana laju ali
ran airnya rendah. Kecepatan sedimentasi dapat dihitung dengan persamaa
n stokes, Allen atau Newton. Flok dengan SG lebih tinggi dan diameter yang l
ebih tinggi pula akan lebih cepat tersedimentasi. Flok mudah tersedimentas
i di tempat yang mempunyai laju aliran air kecil
Efek Biofouling pada CWS

Menurunnya efisiensi dari heat exchanger

Meningkatnya pressure drop dan penurunan sirkulasi


cooling water dalam sistem ( bertambahnya
konsumsi energi listrik untuk pompa)
Pengendalian Biofouling

Pencegahan kontaminasi nutrisi dan


padatan tersuspensi pada cooling water

Aplikasi kontrol biofouling

Side Stream Filtration


Pencegahan kontaminasi nutrisi padatan tersuspensi
pada Cooling Tower

Pre-treatmen dari make-up water, seperti: filtrasi,


koagulasi, dan sedimentasi dilakukan untuk
mengurangi nutrient dan konsentrasi padatan
tersuspensi pada cooling water
Aplikasi Controlling Biofouling

Sterilisasi

Penurunan
Dispersi pertumbuhan
Suspenden Solid mikroorganisme

Penyisihan
Pencegahan
lendir yang
Adhesi slime
menempel
Sterilisasi

• Sterilisasi adalah untuk menurunkan potensi adhesi


mikroorganisme dalam pendinginan sistem air
dengan membunuh mikroorganisme.
• Bahan kimia yang memiliki efek sterilisasi adalah
senyawa klorin, senyawa brom, organik nitrogen
belerang, dll
Penyisihan Lendir yang Menempel

• Penghapusan lendir yang menempel dengan cara


menggunakan senyawa klorin, bromin dan peroksida
dengan konsentrasi tinggi.
• Bahan kimia itu menurunkan gaya adesi dari mikroor-
ganisme tersebut dengan cara mendenaturasi
lendir tersebut.
• Denaturasi lendir ada dua cara:
a. Dihancurkan secara langsung
b. Diisolasi agar tidak berkembang
Dispersi Suspensi Solid

• Penggunaan kombinasi dari dispersan polimer dan biocides dapat


mencegah bioflocculation SS dan dispersi SS.
• SS yang sudah didispersi dikeluarkan dari sistem air menggunakan
sistem blow-down water.
• Hasil : Lumpurnya hilang.
Side Stream Filtration

• Penyaringan pada bagian sirkulasi air pendingin bertujuan


untuk menurunkan SS (termasuk bioflocs), konsentrasi di air
pendingin dan mengurangi akumulasi lumpur.
• SS dikeluarkan dari sistem dengan blowdown air, untuk
mencegah masalah biofouling.
• Dengan demikian, penghapusan SS dari cooling water dengan
filtrasi aliran sisi yang efektif.
Terima Kasih

You might also like