You are on page 1of 39

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA


(VAP)
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
• Setelah selesai proses pembelajaran ini
peserta mampu menerapkan bundles dan
penegahan pengendalian ventilator
Associated Pneumonia terkait dengan
pemasangan ventilasi mekanik sesuai standar
yang sudah ditetapkan
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah proses pembelajaran ini peserta mampu:
 Menjelaskan latar belakang
 Menjelaskan pengertian VAP
 Menjelaskan epidemiologi VAP
 Menjelaskan tujuan penerapan bundles dan pencegahan
dan pengendalian VAP
 Menjelaskan fakto-faktor penyebab VAP
 Menjelaskan indikasi pemasangan ventilasi mekanik
 Menjelaskan yang memasang ventilasi mekanik
 Menjelaskan kriteria VAP
 Menjelaskan ruang lingkup bundles VAP
 Menjelaskan cara melaksanakan bundles VAP
POKOK BAHASAN
 Latar belakang
 Pengertian VAP
 Epidemiologi VAP
 Tujuan penerapan bundles dan PPI VAP
 Faktor-faktor penyebab VAP
 Indikasi pemasangan Ventilasi Mekanik
 Yang memasang Ventilasi Mekanik
 Kriteria VAP
 Ruang lingkup bundles VAP
 Cara melaksanakan bundles VAP
PENDAHULUAN HH
Mortalitas APD
Masalah Biaya
HAIs Morbiditas Tuntutan
hukum
Limbah
Lingkungan
Peralatan Perawatan Ps
PPRA Penanganan Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi

VAP,IADP
ILO,ISK

Airborne
Droplet
Contact
Menerapkan
Bundles of
HAIs
Komite PPI
Tim PPI
IPCN

Ventilasi Audit
IPCN
Mekanik ICRA
LATAR BELAKANG

VENTILASI MEKANIK Sistem respirasi

Microorganism

Gagal napas
Depressi
pernapasan Ventilator Associated
Pneumonia
Ventilator Associated Infection
• VAP adalah pneumonia yang timbul pada pasien
yang di intubasi dan dengan ventilasi mekanik
• Mortalitas : 15%-50% pasien dengan VAP
– Bervariasi dengan populasi pasien dan jenis
organismenya
• Mortalitas tertinggi terjadi pada pasien rawat
inap dengan
– Sakit berat dan
– Infeksi dengan Mortalitas tertinggi terjadi pada pasien
rawat inap dengan non-fermentative Gram negative
bacilli seperti acinetobacter sp,Burkholderia sp dll
• Meningkatnya length of stay di ICU > 6 hari
PENGERTIAN
Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah
infeksi pneumonia yang terjadi pada pasien
yang terpasang ventilasi mekanik ≥ 48 jam
baik melalui pipa endotrachea atau trakeostomi
Organisme penyebab
 Early onset:
Hemophilus influenza
Streptococcus pneumoniae
Staphylococcus aureus (methicillin sensitive)
Escherichia coli
Klebsiella

 Late onset:
Pseudomonas aeruginosa
Acinetobacter
Staphylococcus aureus (methicillin resistant)

• Most strains responsible for early onset VAP are antibiotic


sensitive. Those responsible for late onset VAP are usually
multiple antibiotic resistant
EPIDEMIOLOGI
 VAP adalah masalah HAIs yang terbesar di
ICU.
 Terjadi 10-65 % dari seluruh pasien yng
dirawat dengan terpasang ventilasi mekanik
 Mortality rate 24-56 % (Am J Respir Crit Care
2002)
 Kuman tertinggi pada mortality adalah
Pseudomonas dan Acinetobacter (Crit Care
Med 2004 )
DAMPAK VENTILATOR
ASSOCIATED PNEUMONIA
• Lama hari rawat pasien 
• Biaya perawatan $$
• Penggunaan antibiotika 
• Morbiditas 
• Mortalitas 
Tujuan penerapan bundles dan
pencegahan pengendalian VAP
• Untuk mencegah terjadinya Ventilator
Associated Pneumonia pada pasien yang
terpasang ventilasi mekanik
SUMBER PENYEBARAN INFEKSI

Sumber Jenis kuman


Tangan Staphycoccocus, Hepatitis A, E-Coli,
Gram negative batang
Hidung Staphylococcocus

Udara Virus Respiratory,Mycoplasma


Pneumonia, Mycobacteriumtbc S.aureus

Darah Hepatitis B, Cytomegalovirus

Air, / alat alat Batang gram negative, Serratia


RS (Ventilator, Nebulizer)
• Pasien
• Peralatan
• Personil
• Kolonisasi oropharyx • Supine posisi
MO
• Pemakaian antibiotika • Tindakan operasi
• Penyakit penyerta • Lama pemakaian
– COPD, ARDS VM
• Usia ekstrem • Immobilitas
• Malnutrisi
• Immunosupressi • Re-intubasi
• ETT  Sirkuit pernapasan
 Laringoscope blade
• Gudel
 Catheter suction
• NGT
• OGT
• Rendahnya kepatuhan • Kurangnya peralatan
kebersihan tangan • Kurangnya
• Rendahnya kepatuhan pengetahuan
pemakaian APD • Kurangnya tenaga
• Pemakaian APD tidak • Staf kurang peduli
tepat dan benar
Early Onset
Terjadi 48-96 jam setelah Ventilasi mekanik

Late Onset
Terjadi > 96 jam setelah Ventilasi mekanik
 Clinically – defined pneumonia (PNU1)
 Pneumonia with specific lab.findings
(PNU2)
 Pneumonia in immunocompromised
patient (PNU3)
 Ditemukan PNEU 1 dan PNEU 2 dilaporkan
sebagai PNEU 2
 Ditemukan PNEU 2 dan PNEU 3 dilaporkan
sebagai PNEU 3
 Ditemukan PNEU 1 dan PNEU 3 dilaporkan
sebagai PNEU 3
• Klinis pasien : CPIS (Clinical Pulmonary Infection
Score
• Radiologi
• Bakteriologi

Diagnosa dokter sendiri tanpa ada kriteria klinis,


radiologi dan bakteri tidak dapat diterima sebagai
HAIs pnemonia
• Temperatur  Variasi Score 0-12
• Leucosit  Score > 6
• Purulent Sekresi – Sensitivitas 93 %
• Oxygenisasi – Spesifitas 100 %
• Foto paru
• Semikuantitatif kultur
Value for score of
Day Parameter 1 point 2 point

1 Temp (º C) 38.5 to 38.9 ≥ 39 or < 36


White blood cell <4000 or >11.000 <4000 or > 11.000
Secretions Nopurulent Purulent
PaO2/FiO2 Diffuse or patchy < 240 and no ARDS
CXR infiltrates Localized
3 Temp (º C) 38.5 to 38.9 ≥ 39 or < 36
White blood cell <4000 or >11.000 <4000 or > 11.000
Secretions Nopurulent Purulent
PaO2/FiO2 Diffuse or patchy < 240 and no ARDS
CXR infiltrates Cultur > 1 + Localized
Progression of cxr infiltrates Yes(no ARDS or congestive
Sputum heart failure)
Cultur >1+ a nd same
organism on Gram
staining
 Klinikal
• Demam
• Temperature >38 0C atau <35 oC
• Sputum purulent
• Batuk , dyspnoe atau tachypnoe
• Suara nafas : rales/bronchial
 X ray
• Infiltrat baru persisten atau progresif
 Laboratorium
• Leukosit ≥ 12000/mm3 atau <4000/mm3
• Kulture aspirasi trakheal ≥10 5 ppm/ ml
• Perubahan hasil analisa gas darah (↓sats, P:F ratio <240,
↑O2 req.)

NHSN 2008
SUBGLOTIC SUCTIONING
Adalah ETT dengan lumen khusus untuk
melakukan continous / intermiten suctioning
• Kebersihan Tangan (5 Moment)
• Posisi pasien (300-450)
• Kebersihan mulut (setiap 4 jam dan k/p)
• Manajemen oropharingeal dan endotrkheal
• “Sedation Vacation”
• Peptic ulcer disease (PUD) prophylaxis
• Deep venous thrombosis (DVT) prophylaxis
(unless contraindicated)
 Bangun Infrastruktur
 Pendidikan staf
 Invasive ventilation vs noninvasive
ventilation
 Prinsif kewaspadaan standar
 Intubasi trakheal
 Pengisapan lendir endotrakeal
 Avoid routine saline instilation
 Perawatan peralatan pernapasan
 Cegah kondensasi sirkuit ventilator
 Cegah kebocoran subglotic sekresi
 Prophylactic Antibiotics ?
 Surveilans
 Quality Improvement Programs
 Peran perawat
• Pengumpulan data setiap hari
• Perhitungan VAP setiap bulan
• Laporan setiap bulan,triwulan,semester,
tahunan
• Insiden rate VAP:
Jumlah VAP
---------------------------------X 1000 =
Hari pemakaian ETT
STRATEGI MENURUNKAN RESIKO DAN
POTENSIAL YANG KUAT TERHADAP
KEBERHASILAN

Menurunkan faktor resiko Memperbaiki outcome

Kontrol infeksi yang efektif Mengurangi infeksi

Antibiotik yang sesuai Penurunan MDR

Penggantian alat yang teratur Hari rawat pendek

Komitmen petugas Menurunkan transmissi

Pendidikan petugas kesehatan Menurunkan biaya

Petugas yang cukup Menurunkan kematian

Pencegahan yang primer Menurunkan kesakitan


• VAP merupakan HAIs yang paling sering di ruang
ICU, dan penyebab utama kematian HAIs
• Sumber mikroorganisme VAP didapat dari pasien,
peralatan dan petugas kesehatan
• Pencegahan VAP dapat dilaksanakan dengan
kepatuhan melaksanakan bundle ventilator
• Peran perawat ICU merupakan hal yang paling
utama untuk mencegah terjadinya VAP
costypandjaitan@gmail.com

You might also like