Professional Documents
Culture Documents
RENDAHNYA ASUPAN
VITAMIN A
PATOFISIOLOGI CA PARU
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub
bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi
pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen
maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi
perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia
menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti
invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang
bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi
bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala –
gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu,
demam, dan dingin. Wheezing unilateral dapat terdengan pada
auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya
menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru
dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar
limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.
KLASIFIKASI CA PARU
• Menurut Tim CancerHelps (2010 : 64).
Kanker paru terdiri atas dua jenis yaitu, Small Cell Lung Cancer (SCLC)
dan Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC). Lebih dari 80% kasus kanker paru
merupakan NSCLC dengan subkategori adenokarsinoma, karsinoma,
squamosa dan karsinoma sel besar.
• Terapi Diet
Kacang tanah Salmon liar Kunyit
Grapefruit
Tomat Sayuran
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Ambulasi/ROM √
Berpindah √
Keterangan:
0 : Mandiri,
1 : alat Bantu,
2 : dibantu orang lain,
3 : dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total.
Oksigenasi
• Klien mengeluh sesak nafas, klien terpasang
O2 nasal kanul 4 Lpm.
Sensasi :
• Klien mengeluh nyeri dada,
• P : Nyeri bertambah ketika batuk dan beraktivitas
• Q : Nyeri terasa panas
• R : Nyeri di dada sampai ulu hati
• S : Skala nyeri 5 (VAS)
• T : Nyeri hilang timbul
Pola persepsi diri
Klien berharap penyakitnya segera sembuh, klien merasa cemas jika
sakitnya tidak sembuh, klien menganggap penyakitnya merupakan sakit
yang parah. Selama sakit klien sulit untuk beraktivitas.
Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien sudah menikah dan mempunyai 2 anak laki-laki dan 2 anak
perempuan. Klien tidak mangalami gangguan reproduksi.
Pola peran hubungan
Komunikasi dengan keluarga dan orang lain baik. Klien berhubungan baik
dengan tetangga dan masyarakat sekitarnya. Klien tidak mengalami isolasi
sosial. Selama di rumah sakit klien mengatakan tidak bisa beraktivitas dan
bekerja seperti biasa. Klien menggunakan BPJS selama dirawat di RS.
Pola manajemen koping – stress
Setiap ada permasalahan, klien selalu mendiskusikan dengan keluarga
untuk mencari jalan keluar.
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda Vital
• Tekanan Darah : 130/80 mmHg
• S : 37 ◦c
• Nadi : 98 x/menit
• RR : 28 x/menit
• Kesadaran Compos Mentis, GCS : 15
E4V5M6
Kepala : Bentuk : Mesocephal,Rambut: Bersih, warna putih, dan kurang rapi,
rambut rontok
• Mata : bentuk simetris, Conjungtiva : anemis, Sklera : tidak ikterik, reflek pupil
terhadap cahaya (+/+), pupil isokor, fungsi penglihatan baik.
• Telinga : bersih, tidak ada sekret, klien tidak mengalami gangguan
pendengaran
• Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada gangguan penciuman, tidak ada
sekret.
• Mulut : mulut bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, gigi tidak
lengkap, tampak adanya karies gigi, tidak ada perdarahan gusi.
• Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada gangguan menelan.
JVP : 4 cm (tidak ada peningkatan JVP)
• Paru-paru
Inspeksi : Simetris, tampak retraksi dinding dada dan penggunaan
otot bantu pernapasan, pengembangan dada tidak simetris,
Palpasi : Penurunan ekspansi paru, Taktil Fremitus kanan dan kiri
teraba tidak sama, tampak penurunan getaran taktil fremitus pada
lobus sinistra
Perkusi : Sonor
Auskultasi : terdapat suara napas tambahan stridor dan ronkhi,
terdengar suara vesikuler disemua lapang paru, suara broncho
vesikuler pada bronkus.
• Jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba kuat di mid clavikula intercosta 4-5
Perkusi : suara pekak
Auskultasi: bunyi jantung I dan bunyi jantung II reguler, tidak ada
suara jantung tambahan
• Thoraks
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada jaundice, tidak odema, tidak asites
Auskultasi : Peristaltik 10x/menit
Palpasi : Abdomen supel, hati dan limfe tidak teraba, tidak ada nyeri
tekan.
Perkusi : Suara timpany di kuadran ke 4
• Ekstremitas : Terpasang infuse NaCl (20 tpm) di tangan kanan, ROM ektremitas
atas dan bawah aktif, tidak ada deformitas, tidak ada odema,
turgor kulit kembali kurang dari 3 detik.
Kekuatan otot:
• 5 5
• 5 5
Program Terapi Tanggal 15 Januari 2015
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,7 g/dl 13,5-17,5 Rendah
Hamatokrit 32 % 33-45 Rendah
Leokosit 3.0 Ribu/Ul 4,5-11,0 Rendah
Trombosit 126 Ribu/ul 150-450 Rendah
Eritrosit 3,80 Juta/ ul 4,50-5,90 Rendah
KIMIA KLINIK
GDS 95 Mg/dl 60-140 Normal
SGOT 41 u/l <35 Tinggi
SGPT 20 u/l <45 Normal
Kreatinin 0,4 Mg/dl 0,8- 1,3 Normal
Ureum 19 Mg/ dl < 50 Normal
Nadi : 98 x/menit
RR : 28 x/menit
no Data Etiologi Problem
2 DS : Merokok, bahaya industry, karena diet & Pola napas tidak efektif
familial peerokok yang <vit. A
Klien mengeluh batuk terus dan sesak napas.
Bahan karsinogenik mengendap
DO :
Perubahan epitel silia dan mukosa/ulserasi
- Pengembangan dada tidak simetris,
bronkus
- Tampak penggunaan otot bantu pernapasan
dan retraksi dinding dada. Hiperplasia, metaplasia
- Penurunan ekspansi paru,
Kanker paru-paru
- Taktil Fremitus kanan dan kiri teraba tidak
sama, tampak penurunan getaran taktil Karsinoma sel bronchial alveolus
fremitus pada lobus sinistra
Membesar/metastase
- Terdapat suara napas tambahan stridor dan
ronkhi Obstruksi bronkus
- RR : 28 x/menit
Dispnea ringan
3 DS : Merokok, bahaya industry, karena diet & Bersihan jalan napas tidak efektif
familial peerokok yang <vit. A
Klien mengeluh batuk terus dan sesak napas.
Bahan karsinogenik mengendap
DO :
Perubahan epitel silia dan mukosa/ulserasi
- Klien batuk tidak efektif
bronkus
- Tampak peningkatan sekret
- Terdapat suara napas tambahan stridor Hiperplasia, metaplasia
dan ronkhi
Kanker paru-paru
- RR : 28 x/menit
Adenokarsinoma
Mengandung mucus>>
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 - Auskultasi dada untuk karakter Pernapasan ronki atau mengi
jam, pasien menunjukkan keefektifan bersihan jalan bunyi napas dan adanya sekret menunjukkan tertahannya sekret
napas dibuktikan dengan kriteria hasil : dan/atau obstruksi jalan napas
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara - Bantu pasien dalam melakukan Posisi fowler memungkinkan
nafas yang bersih (mampu mengeluarkan batuk efektif dengan posisi fowler ekspansi paru maksimal
sputum) atau lakukan postural drainase Peningkatan jumlah sekret tak
tidak ada sianosis dan dyspneu - Observasi jumlah dan karakter berwarna atau bercak darah
tidak ada pursed lips sputum/aspirasi sekret harus menurun sesuai kemajuan
Frekuensi pernafasan dalam rentang normal (16- - Lakukan suction bila batuk lemah penyembuhan.
24x/mnt) atau ronki tidak bersih setelah Penghisapan rutin meningkatkan
Ronchi (-) batuk efektif. Hindari risiko hipoksemiadan
Saturasi O2 dalam batas normal penghisapan Meningkatkan pengetahuan
endotrakeal/nasotrakeal yang keluarga tentang penggunaan O2,
dalam pada pasien suction, dan inhalasikerusakan
pneumonektomi bila mungkin mukosa.
- Berikan informasi pada klien dan Menghilangkan spasme bronkus
keluarga tentang penggunaan O2, untuk memperbaiki aliran udara.
suction, dan inhalasi
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran sesuai
indikasi.
No Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC) Rasional
Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam S: Pasien mengatakan terasa lebih nyaman setelah
melakukan relaksasi napas dalam.
O: Pasien dapat mengikuti instruksi dan tampak
rileks.
19 November 2016 1 S : Klien masih mengeluh batuk terus dan sesak napas.
20.00 O:
Pengembangan dada tidak simetris,
Tampak penggunaan otot bantu pernapasan dan retraksi dinding dada.
Penurunan ekspansi paru,
Taktil Fremitus kanan dan kiri teraba tidak sama, tampak penurunan getaran taktil
fremitus pada lobus sinistra
Terdapat suara napas tambahan stridor dan ronkhi
RR : 28 x/menit
A : Masalah pola napas tidak efektif belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Monitor respirasi dan status O2
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Berikan O2 nasal kanul sesuai program
21 November 2016 1 S : Klien masih mengatakan batuk berkurang dan tenggorokan lebih lega setelah
20.00 melakukan batuk efektif.
O:
Tidak tampak penggunaan otot bantu pernapasan dan retraksi dinding dada.
Klien tidak mengalami dyspneu
Klien terpasang O2 4 Lpm
RR : 24 x/menit
A : Masalah pola napas tidak efektif teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Monitor respirasi dan status O2
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Berikan O2 nasal kanul sesuai program
Anjurkan melakukan batuk efektif