You are on page 1of 49

Kelompok 7

1. Eka Putri Sagita Alulu


2. Chairunnisa Ahmad
3. Halimahtus Sya’diah
4. Nur ain hamzah
Anatomi Fisiologi Paru
Definisi Ca Paru
Kanker paru adalah
pertumbuhan sel kanker yang
tidak terkendali dalam jaringan
paru-paru yang dapat
disebabkan oleh sejumlah
karsinogen lingkungan,
terutama asap rokok.
Etiologi Ca Paru
POLUSI LINGKUNGAN
MEROKOK
KERJA

POLUSI UDARA FAKTOR HEREDITER

RENDAHNYA ASUPAN
VITAMIN A
PATOFISIOLOGI CA PARU
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub
bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi
pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen
maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi
perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia
menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti
invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang
bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi
bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala –
gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu,
demam, dan dingin. Wheezing unilateral dapat terdengan pada
auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya
menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru
dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar
limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.
KLASIFIKASI CA PARU
• Menurut Tim CancerHelps (2010 : 64).
Kanker paru terdiri atas dua jenis yaitu, Small Cell Lung Cancer (SCLC)
dan Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC). Lebih dari 80% kasus kanker paru
merupakan NSCLC dengan subkategori adenokarsinoma, karsinoma,
squamosa dan karsinoma sel besar.

Non-Small Cell Lung ( NSCLC)


 Karsinoma squamosa
 Adenokarsinoma
 Kerusakan sel besar
Manifestasi Klinis Kanker Paru
5. Perubahan pada warna
1. Terjadi sesak nafas dahak dan peningkatan jumlah
dahak

2. Batuk yang tak kujung


6. Perubahan suara, menjadi
sembuh >2 minggu
serak atau kasar saat bernafas.

3. Bunyi menciut-ciut saat 7. Kelelahan kronis dan


bernafas tetapi bukan penurunan bobot badan
penderita asma secara drastis

4. Batuk berdarah 8. Bengkak di bagian leher dan


wajah
Penatalaksanaan Kanker Paru
Pembedahan
Pembedahan dalam kanker
paru-paru adalah tindakan
pengangkatan jaringan tumor dan
kelenjar getah bening disekitarnya.
Kemoterapi
Penderita SCLC terutama diobati dengan
Radioterapi kemoterapi dan radiasi karena tindakan
Radiasi kadang-kadang digunakan sebagai pembedahan biasanya tidak terpengaruh
pengobatan utama kanker paru-paru. Mungkin besar terhadap survival (kelangsungan
digunakan untuk orang yang tidak cukup sehat hidup). Kemoterapi primer biasanya juga
untuk menjalani operasi. Untuk pasien kanker diberikan paada kasus NSCLC yang sudah
lainnya, radiasi dilakukan untuk mengecilkan bermetastasis atau menyebar.
kankernya (dilakukan sebelum operasi). Pada
kasus kanker stadium lanjut, radiasi juga dapat
digunakan untuk meredakan gejala seperti
nyeri, perdarahan, dan kesulitan menelan.
Seringkali dilakukan terapi Fotodinamik (PDT)
untuk mengobati kanker paru-paru yang dapat
dioperasi.
Terapi Farmakologi
No Nama Obat Rute Dosis

1 Infus NaCl 0,9% IV 20 tpm

2 Ranitidin IV 50 mg/12 jam

3 Codein Oral 10 mg/8 jam

4 B complex Oral 3x1

5 Antasid Syr Oral 3x1

6 Paracetamol Oral Kalau Demam


• Terapi Laser
1. Efusi pleura dapat menjadi masalah bagi klien kanker paru.
2. Efusi timbul akibat adanya tumor pada pleura viseralis dan parietalis serta
obstruksi kelenjar limfe mediastinal.
3. Tujuan akhir dari terapi ini adalah mengeluarkan dan mencegah akumulasi

• Terapi Diet
Kacang tanah Salmon liar Kunyit

Grapefruit
Tomat Sayuran

Berry Delima Biji lenan

Ubi jalar Teh


Pemeriksaan Diagnostik Kanker Paru
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan jasmani harus dilakukan secara menyeluruh dan teliti. Hasil
yang didapat sangat bergantung pada kelainan saat pemeriksaan dilakukan. Tumor
paru ukuran kecil dan terletak di perifer dapat memberikan gambaran normal pada
pemeriksaan
b. Gambaran radiologis

pemeriksaan radiologis adalah salah satu


pemeriksaan penunjang yang mutlak
dibutuhkan untuk menentukan lokasi tumor
primer dan metastasis, serta penentuan
stadium penyakit berdasarkan sistem TNM.
Pemeriksaan Khusus
a. Bronkoskopi
b. Biopsi aspirasi jarum
c. Transbronchial Needle Aspiration (TBNA)
d. Transbronchial Lung Biopsy (TBLB)
e. Transbronchial Lung Biopsy (TBLB)
f. Biopsi Transtorakal (Transthoraxic Biopsy, TTB)
g. Biopsi lain
h. . Torakoskopi medik
i. Sitologi sputum
j. Pemeriksaan Invasif Lain
PROSES KONSEP KEPERAWATAN DENGAN
DIAGNOSA MEDIS CA PARU
1. Pengkajian
a. Identitas
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Riwayat masuk
4. Riwayat penyakit dahulu
Tanda dan gejala

1.Batuk menetap 2.Mengi 3.Dispnoe

4.Hemoptisis 5.Peningkatan volume sputum


dengan bau tak sedap

6.Infeksi saluran pernafasan


yang berulang

7. Nyeri dada tumpul, yang


menyebar ke bahu dan punggung 8. Efusi pleural

11. Edema daerah muka,


9. Parau 10.Disfagia leher, lengan
• Pemeriksaan diagnostic:
Foto dada
Analisis sputum
Scan tomografi computer dan tomogram
paru
Bronkoskopi
Radionuclide scan
Mediastinoskop
Diagnosa keperawatan
• Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang
penyakit
• Nyeri b.d karsinoma paru
• Kerusakan pertukaran gas b.d kanker paru
• Intoleransi aktivitas b.d kerusakan pertukaran
gas terhadap kanker paru
• Gangguan pola tidur b.d batuk menetap dan
nyeri tulang atau pleuritik
Implementasi & evaluasi
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC) RASIONAL
(NOC)

1. Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan informasi 1. Mengetahui apa


keperawatan selama 1 x 24 tentang:Sifat penyakit yang diharapkan
jam, kecemasan berkurang, Tindakan yang di dari tindakan
dengan kriteria hasil : programkan medis.
Melaporkan perasaan cemas 2. pertahankan control 2. Nyeri dapat
atau gugup berkurang nyeri yang efektif. mencetuskan
ekspresi wajah rileks 3. Ikut sertakan orang- ansietas, yang
Menyatakan pemahaman orang yang berarti bagi akan
tentang penyakit pasien dalam setiap meningkatkan
tahap penyuluhan rasa nyeri
kesehatan 3. membantu
individu secara
efektif mengatasi
masalah dengan
penyakit kronis
atau terminal.
No Tujuan dan Kriteria hasil INTERVENSI RASIONAL
(NIC) (NOC)

2. Setelah dilakukan 1. Berikan analgesic prn 1. Rasa nyaman


tindakan keperawatan dan evaluasi merupakan
selama 3x24 jam, nyeri keefektifannya prioritas dalam
berkurang / teratasi 2. untuk meminimalkan memberikan
dengan kriteria hasil : nyeri tulang: perawatan kepada
Klien mengatakan nyeri 3. untuk meminimalkan pasien dengan
hilang nyeri dada pleuritik: kanker
Ekspresi wajah rileks 2. Metastase ke
Pengembangan paru tulang
penuh menyebabkan nyeri
yang hebat
3. Nafas dalamdan
batuk kuat
meregangkan
membrane plura
dan menimbulkan
nyeri dada pleuritik
No Tujuan dan Kriteria hasil INTERVENSI RASIONAL
(NIC) (NOC)

3. Setelah dilakukan 1. Pantau: 1. Untuk mengidentifikasi


tindakan keperawatan Berikan oksigen lembab indikasi perkembangan
selama 3x24 jam, pasien tambahan dari hasil yang
menunjukkan keefektifan 2. Ketika terjadi dispnea: diharapkan
bersihan jalan napas Berikan oksigen lembab 2. Pemberian oksigen
dibuktikan dengan kriteria tambahan tambahan membantu
hasil : 3. Konsul dokter untuk upaya untuk bernafas
AGD dalam batas normal rujukan ke bagian terapi dengan meningkatkan
Warna kulit normal pernapasan untuk jumlah oksigen yang
Frekuensi napas 12-24jam tindakan nebulizer tersedia ke jaringan.
Tidak ada hemoptoe 4. Siapkan pasien untuk 3. Ahli terapi pernapasan
Tidak menggunakan otot- torasentesis jika adalah spesialis dalam
otot asesori untuk dipesankan, sesuai pemeriksaan fungsi
bernafas dengan kebijakan dan paru dan modalitas
prosedur pelayanan yang terapi.
ada. 4. Torasentesis dilakukan
oleh dokter.
Torasentesis meliputi
memasukkan jarum
dengan diameter besar
ke ruang pleura,
MANAJEMEN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA “Tn. J” DENGAN
GANGGUAN PERNAPASAN “CA PARU”
– Identitas klien
• Nama: Tn. J
• Umur : 62 Tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Petani
• Suku bangsa : Indonesia
• Status perkawinan : Menikah
• Alamat : Perum Griya Syeiban Kel. Wumialo .Kota Gorontalo
• Sumber informasi : Pasien, keluarga, dan status klien
• Tanggal masuk RS : 13 November 2016
• Tanggal pengkajian : 19 November 2016
• Biodata Penanggungjawab
• Nama : Tn. M
• Umur : 32 tahun
• Alamat : Perum Griya Syeiban Kel. Wumialo Kota Gorontalo
• Hubungan dengan klien : Anak
 Keluhan utama saat masuk rumah sakit :
• Nyeri dada
 Riwayat penyakit sekarang
• Pasien datang ke IGD RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 13
November 2016 dengan keluhan batuk terus menerus dan
berdahak, sesak napas, nyeri dada, dada terasa panas,
keadaan umum lemah,
 Riwayat Penyakit Kelolaan
Tanggal Dx Medis Pemeriksaan penunjang Terapi tindakan

19 November Ca paru jenis - Laboratorium Hematologi Infus NaCl 0,9 % 20 tpm


2015 squamus cell - Rontgen Thoraks Ranitidin 50 mg/12 jam
T4N3M1 stadium Codein 10 mg/8 jam
III ps 70-80 B complex 3 x 1
Antasid syr 3 x 1
 Pola nutrisi/ metabolic
• Antropometri :
• TB:166 cm,
• BB: 60 kg, klien mengalami penurunan BB 4 Kg.
• BB sebelum masuk Rumah Sakit: 64 kg
• Penurunan Berat badan: .
• IMT : = BB(kg)/TB(m²)= 60kg/(1,66²)= 21,8 (Normal)
 Intake cairan:
Sebelum masuk RS :Pasien minum 4-5 gelas sehari. Minum air putih, dan teh
manis.
Selama di RS :Pasien mendapat cairan infuse NaCl 20 tpm dan minum air putih 4
gelas + 800 cc sehari.Pola eliminasi
 Buang air besar
• Keluhan : tidak ada keluhan
• Berapa kali : 1x sehari
• Konsistensi : lunak
• Warna : Coklat
• Buang air kecil
Aktivitas dan latihan

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan/minum √

Mandi √

Toileting √

Berpakaian √

Mobilitas di tempat tidur √

Ambulasi/ROM √

Berpindah √

Keterangan:
0 : Mandiri,
1 : alat Bantu,
2 : dibantu orang lain,
3 : dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total.
Oksigenasi
• Klien mengeluh sesak nafas, klien terpasang
O2 nasal kanul 4 Lpm.

Pola Tidur dan istirahat


• Sebelum sakit : pasien tidur selama 6-8 jam.
• Selama sakit : pasien tidur hanya 6-8 jam,
pasien mengatakan tidurnya tidak terganggu,
klien merasa segar saat bangun tidur, klien
tidur dengan nyenyak.
 Pola konseptual
• Penglihatan : Pasien mengatakan tidak memakai alat bantu
penglihatan/ kacamata.
• Pendengaran : Pasien tidak menggunakan alat Bantu pendengaran,
pendengaran pasien normal.
• Pengecapan : Pasien mengatakan tidak ada masalah pada
pengecapan, hasil dari pengkajian menggunakan media teh manis
• Penciuman : Pasien dapat menerima rangsangan bau atau mencium
bau dengan jelas, menggunakan media balsem dan parfum

 Sensasi :
• Klien mengeluh nyeri dada,
• P : Nyeri bertambah ketika batuk dan beraktivitas
• Q : Nyeri terasa panas
• R : Nyeri di dada sampai ulu hati
• S : Skala nyeri 5 (VAS)
• T : Nyeri hilang timbul
 Pola persepsi diri
Klien berharap penyakitnya segera sembuh, klien merasa cemas jika
sakitnya tidak sembuh, klien menganggap penyakitnya merupakan sakit
yang parah. Selama sakit klien sulit untuk beraktivitas.
 Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien sudah menikah dan mempunyai 2 anak laki-laki dan 2 anak
perempuan. Klien tidak mangalami gangguan reproduksi.
 Pola peran hubungan
Komunikasi dengan keluarga dan orang lain baik. Klien berhubungan baik
dengan tetangga dan masyarakat sekitarnya. Klien tidak mengalami isolasi
sosial. Selama di rumah sakit klien mengatakan tidak bisa beraktivitas dan
bekerja seperti biasa. Klien menggunakan BPJS selama dirawat di RS.
 Pola manajemen koping – stress
Setiap ada permasalahan, klien selalu mendiskusikan dengan keluarga
untuk mencari jalan keluar.
 Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda Vital
• Tekanan Darah : 130/80 mmHg
• S : 37 ◦c
• Nadi : 98 x/menit
• RR : 28 x/menit
• Kesadaran Compos Mentis, GCS : 15
E4V5M6
 Kepala : Bentuk : Mesocephal,Rambut: Bersih, warna putih, dan kurang rapi,
rambut rontok

• Mata : bentuk simetris, Conjungtiva : anemis, Sklera : tidak ikterik, reflek pupil
terhadap cahaya (+/+), pupil isokor, fungsi penglihatan baik.
• Telinga : bersih, tidak ada sekret, klien tidak mengalami gangguan
pendengaran
• Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada gangguan penciuman, tidak ada
sekret.
• Mulut : mulut bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, gigi tidak
lengkap, tampak adanya karies gigi, tidak ada perdarahan gusi.
• Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada gangguan menelan.
JVP : 4 cm (tidak ada peningkatan JVP)
• Paru-paru
 Inspeksi : Simetris, tampak retraksi dinding dada dan penggunaan
otot bantu pernapasan, pengembangan dada tidak simetris,
 Palpasi : Penurunan ekspansi paru, Taktil Fremitus kanan dan kiri
teraba tidak sama, tampak penurunan getaran taktil fremitus pada
lobus sinistra
 Perkusi : Sonor
 Auskultasi : terdapat suara napas tambahan stridor dan ronkhi,
terdengar suara vesikuler disemua lapang paru, suara broncho
vesikuler pada bronkus.

• Jantung
 Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : ictus cordis teraba kuat di mid clavikula intercosta 4-5
 Perkusi : suara pekak
 Auskultasi: bunyi jantung I dan bunyi jantung II reguler, tidak ada
suara jantung tambahan
• Thoraks
 Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada jaundice, tidak odema, tidak asites
 Auskultasi : Peristaltik 10x/menit
 Palpasi : Abdomen supel, hati dan limfe tidak teraba, tidak ada nyeri
tekan.
 Perkusi : Suara timpany di kuadran ke 4

• Ekstremitas : Terpasang infuse NaCl (20 tpm) di tangan kanan, ROM ektremitas
atas dan bawah aktif, tidak ada deformitas, tidak ada odema,
turgor kulit kembali kurang dari 3 detik.
Kekuatan otot:
• 5 5
• 5 5
Program Terapi Tanggal 15 Januari 2015

No Nama Obat Rute Dosis


1 Infus NaCl 0,9% IV 20 tpm

2 Ranitidin IV 50 mg/12 jam

3 Codein Oral 10 mg/8 jam

4 B complex Oral 3x1

5 Antasid Syr Oral 3x1

6 Paracetamol Oral Kalau Demam


Pemeriksaan Penunjang
Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Normal Range Interpretasi

HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,7 g/dl 13,5-17,5 Rendah
Hamatokrit 32 % 33-45 Rendah
Leokosit 3.0 Ribu/Ul 4,5-11,0 Rendah
Trombosit 126 Ribu/ul 150-450 Rendah
Eritrosit 3,80 Juta/ ul 4,50-5,90 Rendah
KIMIA KLINIK
GDS 95 Mg/dl 60-140 Normal
SGOT 41 u/l <35 Tinggi
SGPT 20 u/l <45 Normal
Kreatinin 0,4 Mg/dl 0,8- 1,3 Normal
Ureum 19 Mg/ dl < 50 Normal

MCV 84.7 /um 80,0-96,0 Normal


MCH 30,6 Pg 28,0-33,0 Normal
MCHC 36,2 g/dl 33,0-36,0 Normal
RDW 11,9 % 11,6-14,6 Normal
HDW 3,1 g/dl 2,2-3,2 Normal
MPV 7,2 Fl 7,2-11,1 Normal
PDW 51 % 25-65 Normal
Eosinofil 2,20 % 0,00-4,00 Normal
Basofil 0,60 % 0,00-2,00 Normal
Netrofil 68,7 % 55.00-80,00 Normal
Limfosit 2,40 % 0,00-7,00 Normal
Luc/Amc 1,70 %
Elektrolit
Natrium Darah 125 Mmol/L 136-145 Rendah
Kalium Darah 3,1 Mmol/L 3,7-5,4 Rendah
Chlorida Darah 92 Mmol/L 98-106 Rendah
Pemeriksaan Rontgen Thorak
Thorak pa + Lat dewasa
Klinis : Ca paru kiri jenis squamosa cell
Foto thorak Pa/lat
Cor : batas kiri jantung tertutup perselubungan, CTR tidak valid dinilai, kesan
tertarik ke sisi kiri.
Pulmo : tak nampak infiltrat di lapang paru kanan
Diagnosa keperawatan
– Pola napas tidak efektif b.d
– Bersihan jalan napas tidak efektif b.d obstruksi
bronkial sekunder karens invasi tumor (PPOK)
– Nyeri akut b.d agen cedera (karsinoma)
Analisa data
No Data Etiologi Problem

1 DS : Merokok, bahaya industry, karena diet & familial Nyeri akut


peerokok yang <vit. A
Klien mengeluh nyeri dada
Bahan karsinogenik mengendap
P : Nyeri bertambah ketika batuk dan
beraktivitas Perubahan epitel silia dan mukosa/ulserasi
bronkus
Q : Nyeri terasa panas
Hiperplasia, metaplasia
R : Nyeri di dada sampai ulu hati
Kanker paru-paru
S : Skala nyeri 5 (VAS)
Karsinoma sel besar
T : Nyeri hilang timbul
Penyebaran neoplastik kemediastinum timbul
DO :
karena pleuritik
- Klien tampak menahan sakit
Nyeri akut
- Klien tampak gelisah
- TTV : TD : 130/80 mmHg
S : 37 ◦c

Nadi : 98 x/menit

RR : 28 x/menit
no Data Etiologi Problem

2 DS : Merokok, bahaya industry, karena diet & Pola napas tidak efektif
familial peerokok yang <vit. A
Klien mengeluh batuk terus dan sesak napas.
Bahan karsinogenik mengendap
DO :
Perubahan epitel silia dan mukosa/ulserasi
- Pengembangan dada tidak simetris,
bronkus
- Tampak penggunaan otot bantu pernapasan
dan retraksi dinding dada. Hiperplasia, metaplasia
- Penurunan ekspansi paru,
Kanker paru-paru
- Taktil Fremitus kanan dan kiri teraba tidak
sama, tampak penurunan getaran taktil Karsinoma sel bronchial alveolus
fremitus pada lobus sinistra
Membesar/metastase
- Terdapat suara napas tambahan stridor dan
ronkhi Obstruksi bronkus
- RR : 28 x/menit
Dispnea ringan

Ketidakefektifan pola nafas


No Data Etiologi Problem

3 DS : Merokok, bahaya industry, karena diet & Bersihan jalan napas tidak efektif
familial peerokok yang <vit. A
Klien mengeluh batuk terus dan sesak napas.
Bahan karsinogenik mengendap
DO :
Perubahan epitel silia dan mukosa/ulserasi
- Klien batuk tidak efektif
bronkus
- Tampak peningkatan sekret
- Terdapat suara napas tambahan stridor Hiperplasia, metaplasia
dan ronkhi
Kanker paru-paru
- RR : 28 x/menit
Adenokarsinoma

Mengandung mucus>>

Menyumbat jalan nafas

Ketidakefektifan bersihan jalan


Diagnosa keperawatan
– Pola napas tidak efektif b.d
– Bersihan jalan napas tidak efektif b.d obstruksi
bronkial sekunder karens invasi tumor (PPOK)
– Nyeri akut b.d agen cedera (karsinoma)
RENCANA KEPERAWATAN
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC) Rasional
(NOC)
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 - Monitor frekuensi, kedalaman, dan Peningkatan pernapasan sebagai
x 24 jam, pola napas efektif, dengan kriteria hasil : kemudahan pernapasan, observasi mekanisme kompensasi awal
 Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara penggunaan otot bantu, napas, terhadap kerusakan jaringan paru.
nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan pernapasan cuping hidung, perubahan Namun, peningkatan napas dan
dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, kulit/membran mukosa (pucat, sianosis dapat menunjukkan
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada sianosis) peningkatan konsumsi oksigen
pursed lips) - Auskultasi paru untuk mengetahui dan penurunan cadangan
 Tanda tanda vital dalam rentang normal adanya bunyi napas tidak normal pernapasan.
 Menunjukkan jalan nafas yang paten (irama - Posisikan pasien untuk Untuk mengetahui adanya aliran
napas, frekuensi pernapasan dalam rentang memaksimalkan ventilasi udara tidak normal pada lobus
normal) Membantu memaksimalkan
ventilasi
- Ubah posisi dengan sering, letakkan Memaksimalkan ekspansi paru
pasien pada posisi duduk juga posisi dan drainase sekret
terlentang sampai posisi miring
- Ajarkan klien latihan napas dalam Meningkatkan ventilasi maksimal
dan oksigenasi
- Berikan informasi pada pasien dan Meningkatkan pengetahuan
keluarga tentang penggunaan alat pasien dan keluarga tentang
bantu tambahan. penggunaan alat bantu napas
- Kolaborasi medis untuk pemberian Memaksimalkan sediaan oksigen.
oksigen melalui nasal kanul, NRM,
atau masker dengan humidifikasi
tinggi sesuai indikasi
No Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC) Rasional

1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 - Auskultasi dada untuk karakter Pernapasan ronki atau mengi
jam, pasien menunjukkan keefektifan bersihan jalan bunyi napas dan adanya sekret menunjukkan tertahannya sekret
napas dibuktikan dengan kriteria hasil : dan/atau obstruksi jalan napas
 Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara - Bantu pasien dalam melakukan Posisi fowler memungkinkan
nafas yang bersih (mampu mengeluarkan batuk efektif dengan posisi fowler ekspansi paru maksimal
sputum) atau lakukan postural drainase Peningkatan jumlah sekret tak
 tidak ada sianosis dan dyspneu - Observasi jumlah dan karakter berwarna atau bercak darah
 tidak ada pursed lips sputum/aspirasi sekret harus menurun sesuai kemajuan
 Frekuensi pernafasan dalam rentang normal (16- - Lakukan suction bila batuk lemah penyembuhan.
24x/mnt) atau ronki tidak bersih setelah Penghisapan rutin meningkatkan
 Ronchi (-) batuk efektif. Hindari risiko hipoksemiadan
 Saturasi O2 dalam batas normal penghisapan Meningkatkan pengetahuan
endotrakeal/nasotrakeal yang keluarga tentang penggunaan O2,
dalam pada pasien suction, dan inhalasikerusakan
pneumonektomi bila mungkin mukosa.
- Berikan informasi pada klien dan Menghilangkan spasme bronkus
keluarga tentang penggunaan O2, untuk memperbaiki aliran udara.
suction, dan inhalasi
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran sesuai
indikasi.
No Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC) Rasional

3. Setelah dilakukan tindakan 1, Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Membantu untuk


keperawatan selama 3x24 jam, nyeri komprehensif termasuk menentukan
kronis pasien berkurang dengan lokasi, karakteristik, durasi, intervensi yang
kriteria frekuensi, kualitas dan faktor efektif
presipitasi 2. Dapat memberikan
hasil:
2. Observasi reaksi nonverbal dari tambahan informasi
 Nyeri berkurang dengan skala 1 ketidaknyamanan tentang derajat/skala
3. Kontrol lingkungan yang dapat nyeri
 Tidak ada ekspresi menahan nyeri
mempengaruhi nyeri seperti 3. Meningkatkan
dan ungkapan secara verbal
suhu ruangan, pencahayaan kenyamanan pasien
 Tidak ada tegangan otot dan kebisingan dan mengurang nyeri
4. Ajarkan tentang teknik non 4. Meningkatkan relaksasi
 Tanda vital dalam rentang normal
farmakologi : relaksasi napas dan pengalihan
dalam, distraksi, dan pijat perhatian,
punggung menghilangkan
ketidaknyamanan.
IMPLEMENTASi
No. Tanggal/ Implementasi Respon
Dx Jam

1. 19/1/15 Mengkaji nyeri secara komprehensif S : Klien mengeluh nyeri dada,


14.30 P : Nyeri bertambah ketika batuk dan beraktivitas
Q : Nyeri terasa panas
R : Nyeri di dada sampai ulu hati
S : Skala nyeri 5 (VAS)
T : Nyeri hilang timbul
O : klien tampak menahan sakit, klien tampak
gelisah

Memonitor TTV S:-


O : TD : 130/80 mmHg
S : 37 ◦c
Nadi : 98 x/menit
RR : 28 x/menit

Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam S: Pasien mengatakan terasa lebih nyaman setelah
melakukan relaksasi napas dalam.
O: Pasien dapat mengikuti instruksi dan tampak
rileks.

Mengauskultasi paru untuk mengetahui S:-


adanya bunyi napas tidak normal O : terdengar suara ronkhi
No. Tangga Implementasi Respon
Dx l/ Jam
Mengauskultasi paru untuk S:-
mengetahui adanya bunyi napas tidak O : terdengar suara ronkhi

Memberikan obat antitusif sesuai


program terapi S : klien mengatakan nyeri dan batuk
Codein 10 mg/8 jam berkurang
O : obat masuk melalui oral, tidak ada tanda
dan gejala alergi
Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi S : klien mengatakan lebih nyaman
O : posisi klien semi fowler,
RR: 24 x/mnt
Mengajarkan klien teknik batuk efektif
S : klien mengatakan tenggorokan lebih lega
dan dada tidak terlalu sakit setelah
melakukan batuk efektif
O : produksi sekret sedikit, kental dan
berwarna kekuningan, tidak ada bercak
darah
No. Tangg Implementasi Respon
Dx al/
Jam
Mengajarkan teknik relaksasi S: Pasien mengatakan terasa lebih
napas dalam nyaman setelah melakukan relaksasi
napas dalam.
O: Pasien dapat mengikuti instruksi dan
tampak rileks.

Memonitor frekuensi dan S : klien mengatakan batuk berkurang


kedalaman pernapasan O:

S : klien mengatakan nyeri dan batuk


Memberikan obat antitusif berkurang
sesuai program terapi O : obat masuk melalui oral, tidak ada
Codein 10 mg/8 jam tanda dan gejala alergi

Memposisikan pasien untuk


memaksimalkan ventilasi S : klien mengatakan lebih nyaman
O : posisi klien semi fowler,
RR: 24 x/mnt
evaluasi
Tanggal/Jam No.D Evaluasi
X

19 November 2016 1 S : Klien masih mengeluh batuk terus dan sesak napas.
20.00 O:
Pengembangan dada tidak simetris,
Tampak penggunaan otot bantu pernapasan dan retraksi dinding dada.
Penurunan ekspansi paru,
Taktil Fremitus kanan dan kiri teraba tidak sama, tampak penurunan getaran taktil
fremitus pada lobus sinistra
Terdapat suara napas tambahan stridor dan ronkhi
RR : 28 x/menit
A : Masalah pola napas tidak efektif belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Monitor respirasi dan status O2
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Berikan O2 nasal kanul sesuai program

2. S : Klien masih mengeluh batuk terus dan sesak napas.


O:
Klien batuk efektif
Produksi sekret banyak, kental berwarna kekuningan, tidak ada bercak darah
Terdapat suara napas tambahan stridor dan ronkhi
RR : 28 x/menit
A : Masalah bersihan jalan napas tidak efektif teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Anjurkan klien melakukan batuk efektif
Aukultasi sura napas
Kolaborasi medis pemberian bronkodilator sesuai indikasi
Tanggal/Jam No. Evaluasi
DX
19 November 2016 3. S : Klien masih mengeluh nyeri dada,
20.00 P : Nyeri bertambah ketika batuk dan beraktivitas
Q : Nyeri terasa panas
R : Nyeri di dada sampai ulu hati
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri hilang timbul
O:
Klien tampak menahan sakit
Klien tampak gelisah
TTV : TD : 130/80 mmHg
S : 37 ◦c
Nadi : 98 x/menit
RR : 28 x/menit
A : Masalah nyeri akut belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Monitor TTV
Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
Berikan lingkungan yang nyaman
Berikan analgetik sesuai program terapi
Tanggal/Jam No.D Evaluasi
X
20 November 2016 1 S : Klien masih mengatakan batuk berkurang dan tenggorokan lebih lega
20.00 setelah melakukan batuk efektif.
O:
Pengembangan dada tidak simetris,
Tidak tampak penggunaan otot bantu pernapasan dan retraksi dinding
dada.
Penurunan ekspansi paru,
Klien terpasang O2 4 Lpm
RR : 24 x/menit
A : Masalah pola napas tidak efektif teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Monitor respirasi dan status O2
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Berikan O2 nasal kanul sesuai program
Anjurkan melakukan batuk efektif

S : Klien mengatakan batuk berkurang, tenggorokan terasa lebih lega.


O:
Klien melakukan batuk efektif
Produksi sekret sedikit, kental berwarna kekuningan, tidak ada bercak
darah
Terdapat suara napas tambahan stridor dan ronkhi
RR : 24 x/menit
A : Masalah bersihan jalan napas tidak efektif teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Anjurkan klien melakukan batuk efektif
Aukultasi suara napas
Kolaborasi medis pemberian bronkodilator sesuai indikasi
Tanggal/Jam No.DX Evaluasi

21 November 2016 1 S : Klien masih mengatakan batuk berkurang dan tenggorokan lebih lega setelah
20.00 melakukan batuk efektif.
O:
Tidak tampak penggunaan otot bantu pernapasan dan retraksi dinding dada.
Klien tidak mengalami dyspneu
Klien terpasang O2 4 Lpm
RR : 24 x/menit
A : Masalah pola napas tidak efektif teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Monitor respirasi dan status O2
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Berikan O2 nasal kanul sesuai program
Anjurkan melakukan batuk efektif

2. S : Klien mengatakan batuk berkurang, tenggorokan terasa lebih lega.


O:
Klien melakukan batuk efektif
Produksi sekret sedikit, kental berwarna kekuningan, tidak ada bercak darah
Terdapat suara napas tambahan stridor dan ronkhi
RR : 24 x/menit
A : Masalah bersihan jalan napas tidak efektif teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Anjurkan klien melakukan batuk efektif
Aukultasi suara napas
Kolaborasi medis pemberian bronkodilator sesuai indikasi
Tanggal/Jam No.DX Evaluasi

21 November 2016 1 S : Klien mengatakan nyeri dada berkurang,


20.00 O:
Skala nyeri 3
Klien tampak rileks
Klien tidak gelisah
TTV : TD : 130/80 mmHg
S : 37 ◦c
Nadi : 98 x/menit
RR : 24 x/menit
A : Masalah nyeri akut teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Monitor TTV
Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
Berikan lingkungan yang nyaman
Berikan analgetik sesuai program terapi

You might also like