You are on page 1of 49

LAPORAN KASUS

Henoch-Schönlein Purpura (HSP)

DISUSUN OLEH:
NURUL AMALIA
NIM 030.11.222

PEMBIMBING:
Dr. Meiharty, Sp.A

KEPANITRAAN KLINIK ILMU ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH NOVEMBER – JANUARI 2016
PENDAHULUAN

 suatu sindroma klinis yang disebabkan oleh vaskulitis pembuluh darah kecil
 50% kasus terjadi pada usia kurang dari 5 tahun ; 75% kasus terjadi pada usia kurang
dari 10 tahun.
 Laki-laki lebih sering dengan perbandingan 1,5 sampai 2 kali lebih besar dibanding
perempuan
IDENTITAS PASIEN
 Nama : An. MF
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 2 tahun 10 bulan
 Suku Bangsa : Jawa
 Tempat / tanggal lahir : Jakarta, 6 Januari 2014
 Agama : Islam
 Alamat : Cipinang Pulo RT/RW 14/12
Jatinegara
IDENTITAS ORANGTUA
Ayah: Ibu :
Nama : Tn. A Nama : Ny. D
Alamat: Cipinang Pulo RT/RW Alamat: Cipinang Pulo RT/RW
14/12 Jatinegara 14/12 Jatinegara
Pekerjaan : Buruh Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan: Rp 2.500.000,- Penghasilan: -
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Agama : Islam Agama : Islam

Hubungan dengan orang tua : Pasien merupakan anak kandung


• Bintik – bintik merah pada kedua tungkai
sejak 1 minggu SMRS

Keluhan
Utama

• Bintik – bintik merah terasa sakit dan


gatal

Keluhan • demam
• mual, muntah
• nyeri perut
Tambahan • demam
• kaku pada kedua tungkai
• benjolan pada lipatan paha
Alloanamnesis ibu
pasien tanggal 21
Anamnesis
November 2016
pukul 14.30 WIB

-Bintik –bintik merah


pertama kali muncul pada
betis sebelah kiri lalu - demam selama 3 hari.
bertambah banyak dan - nyeri perut
menyebar ke kedua kaki - Mual - Sudah berobat ke
pasien sampai paha puskesmas tidak ada
- bintik merah terasa sakit - muntah – muntah ±5x perubahan
dan gatal sehari berisi makanan,
Bintik – bintik merah dapat
tidak ada darah dan
diraba banyaknya sekitar ½
gelas aqua setiap
- kedua kaki kaku sehingga muntah
membuat pasien sulit
untuk berjalan.
RIWAYAT KEHAMILAN

Kesimpulan riwayat kehamilan/kelahiran: Pasien lahir spontan,


neonatus cukup bulan dengan berat badan lahir sesuai masa kehamilan.
RIWAYAT PERKEMBANGAN

- Pertumbuhan gigi I : umur 10 bulan (Normal: 5-9 bulan)


- Gangguan perkembangan mental : tidak ada
- Psikomotor
Tengkurap : umur 3 bulan (Normal: 3-4 bulan)
Duduk : umur 6 bulan (Normal: 6-9 bulan)
Berdiri : umur 11 bulan (Normal: 9-12 bulan)
Berjalan : umur 12 bulan (Normal: 13 bulan)
Bicara : umur 12 bulan (Normal: 9-12 bulan)
- Perkembangan pubertas
Rambut pubis : -
Payudara : -
Menarche: -

Kesimpulan riwayat pertumbuhan dan perkembangan: Baik sesuai usia.


RIWAYAT MAKANAN

Umur di bawah 1 tahun

Umur Buah / Bubur


ASI/PASI Nasi Tim
(bulan) Biskuit Susu
0–2 ASI - - -

2–4 ASI - - -

4–6 PASI - + -

6–8 PASI + + -

8 – 10 PASI + + +

10 -12 PASI + + +
RIWAYAT MAKANAN
Umur di atas 1 tahun
Jenis Makanan Frekuensi dan Jumlah
Nasi 3x/hari
Sayur 1x/hari
Daging 1-2x/minggu
Telur 2-3x/minggu
Ikan 1-2x/minggu
Tahu 2-3/minggu
Susu 2-3x/hari

Kesimpulan: Pasien mendapatkan ASI sejak lahir sampai usia 4 bulan.


Lalu dilanjutkan dengan PASI dan makanan tambahan lainnya. Asupan
makanan pasien sehari-hari cukup baik. Pasien tidak mengalami
kesulitan makan.
RIWAYAT IMUNISASI
Vaksin Dasar ( umur ) Ulangan ( umur )
BCG 2 bulan
DPT / PT 2 bulan 4 bulan 6 bulan
Polio 0 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan

Campak 9 bulan
Hepatitis 0 bulan 1 bulan 6 bulan
B

Kesimpulan riwayat imunisasi: Imunasasi dasar lengkap.


Riwayat Keluarga
N Tanggal lahir Jenis Hidu Lahir Abortu
Mati
Keterangan
Riwayat penyakit
o (umur) kelamin p mati s
(sebab
kesehatan
keluarga:Tidak
) keluarga yang
memiliki keluhan
1. 2 tahun Laki-Laki + - - - Pasien
yang sama seperti
pasien. Riwayat
penyakit asma,
Ayah / Wali Ibu / Wali alergi, darah tinggi,
Nama Tn. A Ny. D penyakit jantung
1 1 dan kencing manis
Perkawinan ke-
30 tahun 19 tahun
disangkal.
Umur saat menikah
SMA SMP
Pendidikan terakhir Kesimpulan
Islam Islam
Agama riwayat keluarga:
Suku bangsa Sunda Sunda Tidak ada riwayat
Keadaan kesehatan Sehat Sehat keluarga yang
- - berhubungan
Kosanguinitas
- -
dengan
Penyakit, bila ada pasien.
• Ayah seorang buruh.
Ibu tidak bekerja.
dengan penghasilan
Riwayat 750.000 per bulan,
• Menanggung 2 anak
Sosial yang belum mandiri.
Biaya pengobatan

Ekonomi ditanggung oleh BPJS


• Kesan : Ekonomi Kurang
RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH
DIDERITA

Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur


Penyakit
Alergi (-) Difteria (-) (-)
jantung
Kadang- Penyakit
Cacingan (-) Diare (-)
kadang ginjal
DBD (-) Kejang (-) Radang paru (-)
Otitis (-) Morbili Usia 9 bulan TBC (-)
Parotitis (-) Operasi (-) Lain-lain (-)

Kesimpulan Riwayat Penyakit yang pernah diderita: Pasien terkadang


mengalami diare. Pada usia 9 bulan pasien pernah menderita morbili.
RIWAYAT LINGKUNGAN PERUMAHAN
o Sumber air bersih
o Pasien tinggal bersama
menggunakan PAM.
ayah dan ibunya di rumah
o Sumber air minum dari
milik sendiri
galon.
o Pasien tinggal di rumah
o Setiap pagi sampah
beratap genteng,
diangkut oleh petugas
bertingkat, berlantai
kebersihan.
keramik, berdinding
o Daerah pemukiman padat
tembok.
penduduk.
o Rumah memiliki ventilasi
o Kesimpulan riwayat
yang baik, jendela dibuka
lingkungan
tiap pagi agar udara dan
perumahan: Lingkungan
sinar matahari dapat
perumahan cukup baik
masuk ke dalam rumah.
namun padat penduduk.
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
 Ayah pasien bekerja sebagai buruh dengan penghasilan
Rp.2.500.000,-/bulan dan Ibu tidak bekerja. Menurut ibu
pasien penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari.
 Kesimpulan riwayat sosial dan ekonomi: Kehidupan
sosial dan ekonomi cukup baik.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan • Kesan Sakit


• Kesadaran
: Tampak sakit sedang
: Compos mentis

umum • Kesan Gizi


• Keadaan lain
: Cukup
: anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), dyspnoe (-)

Antropometri • Berat badan sekarang : 13 kg


• Tinggi badan : 93 cm
• Lingkar kepala : 50 cm  2SD (normocephali)

• BB/U : 13 / 14 x 100 % = 91 % (berat badan baik)

Status gizi • TB/U : 93 / 94 x 100 % = 98 % (tinggi badan baik)


• BB/TB : 13 / 14 x 100 % = 91 % (gizi normal)
• Menurut kurva CDC, Gizi anak termasuk dalam gizi normal
TANDA VITAL

 Tekanan Darah : 100/60 mmHg


 Nadi : 124x / menit, kuat, regular, ekual kanan
dan kiri
 Nafas : 24 x / menit, tipe abdomino-torakal
 Suhu : 36,5°C, axilla
PEMERIKSAAN FISIK
 KEPALA : Normocephali
 RAMBUT : Rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut
 WAJAH : Wajah simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada deformitas
 MATA
 Alis mata merata, madarosis (-)
 Bulu mata hitam, merata, trikiasis (-)
 Visus : kesan normal Ptosis : -/-
 Sklera ikterik : -/- Lagofthalmus : -/-
 Konjungtiva anemis : -/- Cekung : -/-
 Exophthalmus : -/- Kornea jernih : +/+
 Endophtalmus : -/- Lensa jernih : +/+
 Strabismus : -/- Pupil : bulat, isokor
 Nistagmus : -/-
 Refleks cahaya : langsung +/+, tidak langsung +/+
 TELINGA
 Bentuk : normotia Tuli :-
 Nyeri tarik aurikula : -/- Nyeri tekan tragus : -/-
 Liang telinga : lapang +/+ Serumen : -/-
 Membran timpani: sulit dinilai Cairan : -/-
 Refleks cahaya : sulit dinilai
PEMERIKSAAN FISIK
 HIDUNG
 Bentuk : simetris Napas cuping hidung : -/-
 Sekret : -/- Deviasi septum :-
 Mukosa hiperemis : -/- Konka eutrofi : +/+
 BIBIR : Mukosa berwarna merah muda, kering (-), sianosis (-)
 MULUT : Trismus (-), oral hygiene baik, tumbuh gigi (+), mukosa gusi
dan pipi berwarna merah muda.
 LIDAH : Normoglosia, mukosa merah muda (-), atrofi papil (-),
tremor (-), lidah kotor (-)
 TENGGOROKAN : Arkus faring simetris, hiperemis (-), uvula ditengah
 LEHER : Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran
tiroid maupun KGB, tidak tampak deviasi trakea, trakea teraba di tengah
 THORAKS : Simetris saat inspirasi dan ekspirasi, deformitas (-), retraksi
suprastrenal (-), retraksi intercostal (-), retraksi subcostal (-)
PEMERIKSAAN FISIK
 JANTUNG
 Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea midklavikularis sinistra
 Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
 PARU
 Inspeksi : Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada pernapasan yang tertinggal,
pernapasan abdomino-torakal, retraksi suprastrenal (-), retraksi intercostal (-), retraksi subcostal (-)
 Palpasi : Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan dan kiri
 Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
 Auskultasi : Suara napas vesikuler, reguler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
 ABDOMEN
 Inspeksi : perut datar, tidak dijumpai adanya efloresensi pada kulit perut maupun benjolan, roseola spot (-),
kulit keriput (-)
 Palpasi : supel, nyeri tekan (-), turgor kulit baik, ballotement -/-
 Perkusi : timpani pada seluruh lapang perut
 Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 3x/menit
 GENITALIA : Jenis kelamin laki-laki, tidak ada kelaianan
 KGB
 Preaurikuler : tidak teraba membesar
 Postaurikuler : tidak teraba membesar
 Submandibula : tidak teraba membesar
 Supraclavicula : tidak teraba membesar
 Axilla : tidak teraba membesar
 Inguinal : tidak teraba membesar
PEMERIKSAAN FISIK
 ANGGOTA GERAK
 Ekstremitas : Simetris, tidak ada kelainan pada bentuk tulang, posisi
tangan dan kaki, serta sikap badan. Tidak terdapat keterbatasan gerak
sendi, akral hangat pada kedua ekstremitas atas dan bawah. Normotonus
dan normotropi pada keempat ekstremitas. Sianosis (-), edema
ekstremitas atas (-/-), edema ekstremitas bawah (-/-), capillary refill time
<2 detik. Terdapat purpura multipel yang dapat diraba, ukuran
miliar hingga nummular, bentuk tidak teratur, pada paha dan
betis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG 17/11/16
Pemeriksaan Hasil Unit Nilai normal

HEMATOLOGI

Leukosit 13,8 ribu/µL 5,5-15,5

Eritrosit 5,2 juta/µL 3,7-5,7

Hemoglobin 13,2 g/dL 10,8-12,8

Hematokrit 41 % 31-43

Trombosit 603 ribu/µL 217-497

LED 47 mm/jam 0 – 30

MCV 79,5 fL 73-101

MCH 25,6 Pg 23-31

MCHC 32,2 g/dL 32-36

RDW 13.2 % <14

Hitung Jenis

Basofil 0 % 0-1

Eosinofil 5 % 1-5

Netrofil batang 3 % 3-6

Netrofil segmen 39 % 25-60

Limfosit 47 % 25-50
PEMERIKSAAN PENUNJANG 18/11/16
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
URINALISIS
Urin Lengkap
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
pH 7.0 4.6-8
Berat jenis 1.005 1.005-1.030
Albumin urine Negatif Negatif
Urobilinogen 0.2 E.U./dL 0.1-1
Nitrit Negatif Negatif
Darah Negatif Negatif
Esterase leukosit Negatif Negatif
Sedimen urin
Leukosit 1-2 /LPB <5
Eritrosit 0-1 /LPB <2
Epitel Positif /LPB Positif
Silinder Negatif /LPK Negatif
PEMERIKSAAN PENUNJANG 18/11/16
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
TINJA
Faeces Rutin
Makroskopik
Warna Coklat Coklat
Konsistensi Padat Lunak
Lendir Negatif Negatif
Darah Negatif Negatif
Mikroskopik
Leukosit Negatif Negatif
Eritrosit Negatif Negatif
Amoeba Coli Negatif Negatif
Amoeba Histolitika Negatif Negatif
Telur Cacing Negatif Negatif
Pencernaan
Lemak Negatif Negatif
Amilum Negatif Negatif
Serat Positif Positif
Sel Ragi Negatif Negatif
DIAGNOSA

DIAGNOSIS BANDING
1. - Henoch-Schonlein Purpura
- Immune thrombocytopenic purpura (ITP)
2. Hernia Inguinalis

DIAGNOSIS KERJA
Henoch-Schonlein Purpura
Hernia Inguinalis
PEMERIKSAAN ANJURAN
 Pemeriksaan kadar IgA serum
 Pemeriksaan ureum dan kreatinin serum
 Pemeriksaan fungsi gangguan pembekuan darah
 Biopsi kulit
PENATALAKSANAAN
Non medika Mentosa
 Komunikasikan informasi dan edukasi kepada orang tua pasien
mengenai keadaan pasien, hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,
rencana pemeriksaan dan pengobatan
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga untuk kembali ke rumah
sakit jika ada kambuh atau adanya gangguan pada fungsi ginjal dan
saluran pencernaan
 Pemberian makanan dengan kandungan gizi yang cukup, lunak
dan tidak mengandung bahan atau bumbu yang mengiritasi saluran
cerna.

Medikamentosa
IVFD KAEN IB 3cc/kgbb/jam
 Metilprednisolon 1-2 mg/kgBB/hari 2 x 13 mg (per oral)
 Ibuprofen 5mg/kgBB/8jam  3 x 70 mg (per oral)
PROGNOSIS
 Ad vitam : Ad bonam
 Ad functionam : Dubia ad bonam
 Ad sanationam : Dubia ad bonam
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
19/11/16 BAB bercampur Ku : CM, tampak sakit sedang Henoch-Schonlein - - IVFD KAEN IB
HP-2 darah dan lender, N : 100x/mnt Purpura 33cc/kgbb/jam
sebanyak x. darah R : 28x/mnt - - Metilprednisolon
berwarna merah S : 36,60C 2 x 8 mg
segar TD : 90/70 mmHg -
Kepala : normosefali
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Hidung : NCH (-)
Mulut : kering (-)
Thoraks :
Jantung S1S2 reg, m(-), g(-),
Paru SNV (+/+), rh (-/-), wh (-/-)
Abdomen : supel, BU + 3x/menit,
Ext : Akral hangat (+), edema (-),
purpura multipel yang dapat
diraba, ukuran miliar hingga
nummular, bentuk tidak teratur,
pada paha dan betis
Tanggal S O A P
21/11/16 BAB sedikit Ku : CM, tampak sakit sedang  Henoch-Schonlein - IVFD KAEN IB
HP-4 keras. Nyeri perut N : 132x/mnt Purpura 33cc/kgBB/jam
(+). Mual muntah R : 34x/mnt - Metilprednisolon
(-). Bintik S : 36,50C 2 x 8 mg
kemerahan di TD : 90/60 mmHg - Ibuprofen
kaki kanan dan Kepala : normosefali 5mg/kgBB  3 x
kiri, kaki kaku Mata : CA (-/-), SI (-/-) 70 mg
tidak bisa Hidung : NCH (-)
digerakkan. Mulut : kering (-)
Thoraks :
Jantung S1S2 reg, m(-), g(-),
Paru SNV (+/+), rh (-/-), wh (-/-)
Abdomen : supel, BU + 3x/menit,
Ext : Akral hangat (+), edema (-),
purpura multipel yang dapat diraba,
ukuran miliar hingga nummular,
bentuk tidak teratur, pada paha dan
betis
Tanggal S O A P
22/11/16 Kaki sudah bisa Ku : CM, tampak sakit sedang  Henoch-Schonlein - Metilprednisolon
HP - 5 digerakkan. Nyeri N : 122x/mnt Purpura 3 x 8 mg p.o
perut (-). Mual R : 26x/mnt - Rawat Jalan (
Muntah(-). S : 36,50C Boleh Pulang )
Demam(-). Bintik TD : 90/60 mmHg
kemerahan pada Kepala : normosefali
kedua kaki. BAB Mata : CA (-/-), SI (-/-)
dan BAK dbn. Hidung : NCH (-)
Mulut : kering (-)
Thoraks :
Jantung S1S2 reg, m(-), g(-),
Paru SNV (+/+), rh (-/-), wh (-/-)
Abdomen : supel, BU + 3x/menit,
Ext : Akral hangat (+), edema (-),
purpura multipel yang dapat diraba,
ukuran miliar hingga nummular,
bentuk tidak teratur, pada paha dan
betis
TINJAUAN PUSTAKA
HENOCH SCHONLEIN PURPURA
Definisi

merupakan penyakit autoimun (IgA mediated) berupa


hipersensitivitas vaskulitis, paling sering ditemukan pada anak-
anak. Merupakan sindrom klinis kelainan inflamasi vaskulitis
generalisata pembuluh darah kecil

Kulit Sendi Saluran cerna Ginjal

Ditandai dengan lesi


kulit nyeri abdomen
nefritis atau
spesifi k berupa purpura artritis, artralgia atau perdarahan
nontrombositopenik hematuria.
saluran cerna
Etiologi

 Infeksi
 Infeksi saluran napas atas merupakan jenis infeksi yang paling
sering dikaitkan dengan PHS
 Streptococcus beta-hemolyticus, staphylococcus dan parainfluenza.
 Faktor genetik
 Pencetus lain
 gigitan serangga, toksin kimiawi, dan obat-obatan
MANIFESTASI KLINIS
 purpura yang dapat diraba
 arthritis atau atralgia (68%)
 Nyeri abdomen
 kelainan ginjal (20– 50%)
  hematuria mikroskopik dengan atau tanpa proteinuria
  glomerulonefritis
  gagal ginjal
 Gejala gastrointestinal nyeri abdomen berat yang disertai mual,
muntah hingga perdarahan saluran cerna ( 35%–85% )
 Keterlibatan sistem saraf pusat terjadi pada 2–8% pasien, mulai
dari nyeri kepala, kejang, perdarahan intrakranial, hemiparesis,
dan gejala neurologis fokal.
 Manifestasi yang jarang lainnya dari PHS adalah miokarditis,
hepatomegali, pankreatitis dan kolesistitis.
DIAGNOSIS Henoch schonlein purpura

Kriteria American College of


Rheumatology 1990:
Kriteria Definisi

Purpura non trombositopenia Lesi kulit hemoragik yang dapat diraba,


(palpable purpura) terdapat elevasi kulit, tidak berhubungan
dengan trombositopenia
Usia onset ≤ 20 tahun Onset gejala pertama ≤ 20 tahun

Gejala abdominal / gangguan saluran Nyeri abdominal difus, memberat setelah


cerna (Bowel angina) makan atau diagnosis iskemia usus,
biasanya termasuk BAB berdarah
Granulosit dinding pada biopsi Perubahan histologi menunjukkan
granulosit pada dinding arteriol atau
venula
DIAGNOSIS Henoch schonlein purpura

European League Against Rheumatism EULAR) 2006 dan


Pediatric Rheumatology Society (PreS) 2006

2. Diikuti minimal satu gejala


berikut: nyeri perut difus,
deposisi IgA yang predominan
1. Palpable purpura harus ada
(pada biopsi kulit), artritis akut
dan kelainan ginjal (hematuria
dan atau proteinuria)
PATOGENESIS
 Patogenesis PHS belum diketahui namun secara umum diakui
sebagai akibat deposisi imun kompleks yang mengandung IgA
dan aktivasi komplemen pada kulit, saluran gastrointestinal,
sendi dan kapiler glomerulus.
 Deposit kompleks imun dan inflamasi yang terjadi pada
pembuluh darah kecil di kulit menyebabkan timbulnya ptekiae
dan juga purpura yang dapat teraba, di saluran cerna
menyebabkan pendarahan gastrointestinal, dan di renal
mesangium menyebabkan glomerulonefritis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan darah lengkap
 Urinalisis
 Pemeriksaan kadar IgA dalam serum
 Pemeriksaan ureum dan kreatinin serum
 Pemeriksaan gangguan fungsi pembekuan darah
 Biopsi kulit
 Pemeriksaan imaging
PENATALAKSANAAN
 Pengobatan yang diberikan berupa tata laksana suportif
berupa pemberian hidrasi, nutrisi, dan pemberian obat
simtomatis.
 Obat antiinflamasi nonsteroid dapat mengontrol nyeri
sendi, sedangkan penggunaan kortikosteroid diberikan
pada pasien PHS dengan nyeri perut hebat atau jika
ditemukan adanya purpura yang persisten
 Pemberian steroid seperti prednisolon atau triamsinolon
selama 5-7 hari menjadi pilihan pada PHS
 Dosis prednison adalah 1 – 2 mg/kgBB/hari.
PROGNOSIS
 Rekurensi pada PHS merupakan keadaan yang sering
timbul pada hampir 50% penderita
 Angka kematian berkisar kurang dari 1%.
 Umumnya merupakan benign self-limited disorder;< 5%
kasus menjadi kronis; hanya < 1 % kasus berkembang
menjadi gagal ginjal.
PEMBAHASAN DAN
KESIMPULAN
Analisis Kasus
Palpable purpura
non
trombositopenia

Usia <20 tahun


Nyeri ulu hati

Henoch
schonlein
purpura
Terapi Medikamentosa

• Terapi secara
simptomatik
• Terapi obat
kortikosteroid
Terapi NON-Medikamentosa
• Tirah baring
• Pemberian makanan dengan
kandungan gizi yang cukup,
lunak dan tidak mengandung
bahan atau bumbu yang
mengiritasi saluran cerna.
KESIMPULAN
• Purpura Henoch-Schönlein merupakan penyakit autoimun (IgA
mediated) berupa hipersensitivitas vaskulitis, paling sering ditemukan
pada anak-anak.
• Penyebab Henoch-Schonlein Purpura belum diketahui secara pasti.
• Manifestasi klinis Henoch-Schonlein Purpura melibatkan berbagai
organ, seperti kulit, sendi, gastrointestinal, dan ginjal.
• Pengobatan PHS lebih bersifat simtomatik dan suportif.

You might also like