You are on page 1of 17

Dwi Murtiningsih Desti putri amalia

Ahmad Sholikhan Dania Indrawati

Dian wahyu istiqomah Ahmad Zaifal K.A

Ahlul Maghfiroh Ain maelani

Dias khoerunnisak Andini nidia Putri

Ayu Nabilatur R Dian Ratna Novita Ulfa


Definisi

• Aerosol adalah bentuk sediaan yang mengandung


satu atau lebih zat aktif dalam wadah kemas tekan,
berisi propelan yang dapat memancarkan isinya
berupa kabut hingga habis, dapat digunakan untuk
obat dalam atau obat luar dengan menggunakan
propelan yang cocok.
• Propelan adalah bagian bahan dari aerosol yang
berfungsi mendorong sediaan keluar dari wadah
lewat saluran katup sampai habis. Selain itu juga
dapat berfungsi sebagai solvent atau cosolvent.
CARA KERJA
Aerosol dapat bekerja degan dasar sebagai berikut :
 Jika suatu gas yang dicairkan berada dalam wadah yang tertutup, maka
sebagian dari gas tersebut akan menjadi uap dan sebagian lagi tetap cair.
 Komponen zat aktif dari obat dilarutkan atau didispersikan dalam fase
cair dan gas tersebut
 Fase uap gas memberi tekanan pada dinding dan permukaan fase cair
 Jika pada fase cair di maksukan tabung yang pangkalnya melekat pada
katup dan hanya ujungnya yang masuk ke fase cair maka karena tekanan
uap tersebut, fase cair akan naik melalui tabung ke lubang katup
 Jika tombol pembuka ditekan, katup terbuka, fase cair didorong selama
actuator ditekan
 Fase gas yang berkurang akan terisi kembali oleh fase cair yang menguap
 Fase cair yang keluar bersama zat aktif, karena titik didih terlampaui akan
menguap di udara menyebabkan terjadinya bentuk semprotan
Keuntungan Kerugian
 Mudah dibawa
 Lebih murah x biasanya mengandung bahan
 Tersegel baik dan meminimalkan obat terdispersi dan masalah
oksidasi terhadap bahan terapeutik yang sering timbul berkaitan
dan kontaminasi mikroba
dengan stabilitas fisiknya
 Efektif untuk penanganan gangguan
pernafasan x Seringnya obat menjadi kurang
 Mudah digunakan dan sedikit efektif
kontak dengan tangan
x Efek terapeutik biasanya
 Bahaya kontaminasi tidak ada
karena wadah kedap udara tergantung pada kemampuan
 Iritasi yang disebabkan oleh pasien menggunakan dengan
pemakaian topical dapat di kurangi baik dan benar.
 Takaran yang di kehendaki dapat
diatur
BAGIAN DAN
CARA PENGGUNAAN

Cara menggunakan :
1. Buka penutup inhaler dan pastikan alat pengisap di bagian ujungnya bersih dari debu dan kuman.
2. Kocok inhaler selama 10 hingga 15 kali.
3. Letakkan bagian ujung inhaler ke bagian alat penyambung (spacer).
4. Tarik napas dalam-dalam.
5. Genggam inhaler dengan menggunakan jari telunjuk dan jempol di setiap ujungnya.
6. Tempatkan ujung spacer ke dalam mulut di atas lidah.
7. Tutup bibir Anda dan tegakkan kepala ke atas. Tekan bagian atas inhaler untuk menyemprot satu dosis obat dan hirup selama 10 detik.
8. Buka mulut Anda, lalu bernapas perlahan-lahan.
Stabilitas

• Muatan partikel
• Tiap partikel aerosol memiliki muatan listrik bertanda
sama dengan demikian partikel partikel – partikel
tersebut akan saling tolak menolak
• Kehalusan partikel
• Aerosol harus berbentuk kabut halus yang kering dan
memiliki gerak brown
• Penyebaran ukuran partikel
• Perbandingan bobot jenis gas atau cairan
Reseptor berdasarkan ukuran

Diameter Partikel Aerosol Permukaan Penetrasi Maksimum


> 30µm Penetrasi Maksimum
20 – 30 µm Lubang hidung ,Pharynx,Laryx
10 – 20 µm Bronkus dan Bronchiolus
3 – 5 µm bronchiolus terminalis
< 3 µm Canal alveoli lalu ke alveoli paru

Zat aktif yang dicampur dengan bahan pembantu yang dibutuhkan seperti
antioksidan , emulgator ,suspending agent , pelarut yang digunakan untuk
kestabilan dan efektifitas produk .
Fisiko-Kimia

 Ukuran Partikel
Partikel 1-5µm menembus dan mengendap alveoli namun <1µm
tidak mengendap dan keluar saat ekspirasi.
 Muatan Partikel
Partikel yang tidak bermuatan biasanya jarang mengendap
dipermukaan hidung dan pharynx
 Bobot Jenis Partikel
Kedalaman penembusan dan depo partikel aerosol dalam saluran
berbanding terbalik dengan irama pernafasan , ukuran partikel dan
bobot jenis partikel
 Bobot jenis gas pendorong
Pengaruh pembawa gas terhadap partikel tersuspensi
mempengaruhi penetrasi pada saluran yang dapat terjadi depo.
Tipe formulasi
Aerosol sistem tiga fase
Aerosol sistem dua fase  Terdiri dari suspensi atau emulsi zat aktif,propelan
cair dan uap propelan
 terdiri dari larutan zat aktif dalam  Suspensi terdiri dari zat aktif yang dapat
propelan cair dan propelan didispersikan dalam sistem propelan dengan zat
tambahan yang sesuai seperti zat pembasah atau
bentuk uap,yang digunakan bahan pembawa padat seperti talk atau silika
sebagai pelarut untuk menambah koloidal.
kelarutan zat aktif.  beroperasi pada tekanan 15 p.s.i.g (pounds per
square in gauge)pada suhu 21⁰C
 berisi : fase gas dan fase cair , fase  Ex :
gas dan fase padat untuk aerosol 1. sistem dua lapis
serbuk pada sistem ini propelan cair,propelan gas dan
 beroperasi pada tekanan 30-40 larutan bahan aktif yang akan membentuk tiga
fase. propelan cair akan berpisah sebagai lapisan
p.s.i.g(pounds per square in yang tak bercampur.
gauge) pada suhu 21⁰C 2. sistem foam/busa
 Ex : terdiri dari tiga fase dimana propelan cair tidak
lebih dari 10% bobotnya,yang diemulsikan dengan
1. aerosol ruang (space sprays) propelan.jika katup ditekan ,emulsi yang
seperti insektisida & deodorant dikeluarkan melalui nozel dan dengan adanya
udara hangat dan tekanan atmosfer,propelan yang
2. aerosol pelapis permukaan terperangkap akan berubah menjadi bentuk gas
(surface coating sprays) yang menguap dan mengubah emulsi menjadi
foam/busa.
seperti cat dan hair sprays
Pertimbangan Dalam Formulasi

Sejumlah faktor yang secara langsung dapat mempengaruhi


aktivitas sediaan bertekanan adalah :
1) Jenis gas pendorong (gas padat N2, gas cair CHClF)
2) tetapan dielektrik gas pendorong (terutama klorofluoro hidrokarbon)
3) Tekanan dan jumlah gas pendorong
4) Kekentalan sediaan (terutama penting untuk suspensi)
5) Tegangan permukaan
6) Bobot jenis campuran yang disemprotkan (gas dan atau larutan zat aktif)
Pelarut yang digunakan untuk larutan atau suspensi zat aktif (alkohol, glikol,
hindari minyak)
7) Keadaan zat aktif dalam campuran (kristal tersuspensi atau terlarut dalam gas
atau pelarut)
8) Ukuran partikel zat aktif (suspensi 25-75mikrometer) dan kecenderungannya
untuk menggumpal selama penyimpanan
9) Derajat hidratasi kristal zat aktif
10) Surfaktan dalam campuran
11) Bahan tambahan dalam sediaan (pelincir, anti penggumpalan dan lain-lain)
12) Lama pemakaian (perubahan dosis perlu diketahui)
FORMULASI Canister spray
Salbutamol 0,02 g
Etanol 95% 2,5 ml
asam oleat 0,004 g
Tetrafluoroetana 15 g
Monografi
SALBUTAMOL
• Berat molekul : 576,70
• Kelarutan : Mudah dalam air; sukar larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter
ASAM OLEAT
• Berat molekul : 282,47
• Titik didih
• Kelarutan : Larut dalam benzene, kloroform, etanol (95%), eter, dan heksana. Praktis tidak larut dalam air.
• Kestabilan : Bila terpapar udara, asam oleat secara bertahap mampu menyerap oksigen, memberikan warna gelap dan
bau lebih jelas. Pada tekanan armosfer, akan terdekomposisi ketika dipanaskan pada 80 – 100 °C.
TETRAFLUOROETHANE (HFC)
• Berat molekul : 102.0
• Kegunaan : Propelan aerosol
• Kelarutan : larut dalam etanol (95%), eter, dan 1 : 1294 bagian dari air pada suhu 20°C
• Kestabilan : bersifat non reaktif dan stabil. Bentuk gas cair stabil ketika digunakan sebagai propelan dan harus
ditempatkan pada silinder logam dan disimpan pada tempat sejuk dan kering.
CARA KERJA

• Campurkan asam oleat dan


Sediaan salbutamol dalam etanol sedemikian rupa dalam katup
bentuk inhaler mempunyai onset kerja tertutup (simpan dalam ice batch) M1
yang lebih cepat dibandingkan bentuk
sediaan lain karena langsung bekerja • Masukkan Salbutamol Sulfat ke dalam
pada reseptornya diparu-paru. canister (M2)
Selain itu salbutamol dibuat • Campurkan M1 + M2 menggunakan
dalam bentuk inhaler untuk menghindari
first pass metabolism jika digunakan “Brassomatic aerosol crimping machine”
secara oral. (dengan diameter leher 20 mm)
Sediaan aerosol juga • Alirkan tetrafluoroethana ke dalam canister
mempunyai keuntungan lain itu lebih menggunakan filling machine. Jaga
praktis dan mudah untuk dibawa.
tetrafluoroethana pada posisi terbaik
Salbutamol dalam bentuk
inhaler mempunyai dosis yang lebih • Buat tekanan hingga 15 lbs/kg cm2
rendah , sehingga memperkecil resiko • Tutup katup kedap
efek samping obat.
• Homogenkan seluruh bahan dengan
sonikator selama 90 menit
PERHITUNGAN
PERHITUNGAN
Untuk 1000 canister inhaler (1 batch)
1. Salbutamol sulfat = 1000 x 0,02 gram = 20 gram
2. Etanol 95% = 1000 x 2,5 ml = 2500 ml = 2,5 L
3. Asam oleat = 1000 x 0,004 gram = 4 gram
4. Tetrafluoroethane = 1000 x 15 gram = 15.000 gram = 15 kg

Dosis :
• Dewasa : 100-200 mcg (1-2 semprot)
Untuk gejala yang menetap boleh diberikan sampai 4 kali sehari.
• Anak-anak : 100 mcg (1 semprot),
Dapat ditingkatkan sampai 200 mcg (2 semprot) bila perlu.
Untuk gejala menetap boleh diberikan sampai 4 kali sehari

• Profilaksis pada bronkospasme akibat olah tubuh:


• Dewasa: 200 mcg (2 semprot);
• Anak-anak: 100 mcg (1 semprot)
Ditingkatkan sampai 200 mcg (2 semprot) bila perlu.
Evaluasi
1. Derajat semprotan
Derajat semprotan adalah angka yang menunjukkan jumlah bobot isi aerosol
yang disemprotkan dalam satu-satuan waktu tertentu. Dinyatakan dalam tiap
detik.
Caranya :
– Pilih tidak kurang dari 4 wadah
– Tekan akuator masing-masing wadah selama 2-3 detik
– Timbang seksama wadah masing-masing wadah, celupkan ke dalam penangas
air pada suhu 25°C sampai tekanan tetap
– Keluarkan wadah dari penangas air dan keringkan.
– Tekanan akuator masing-masing wadah selama 5,0 detik, lalu timbang masing-
masing wadah.
– Masukkan kembali kedalam penangas air bersuhu tetap dan ulangi percobaan
hingga 3 kali untuk masing-masing wadah.
– hitung derajat semprotan rata-rata masing –masing wadah dalam gram per
detik.
2. PENGUJIAN KEBOCORAN

KETENTUAN
Caranya : BOBOT TERTERA DALAM ETIKET
• Pilih 12 wadah, catat tanggal dan • Sediaan memenuhi syarat jika Dkb
waktu ( pembulatan sampai ½ jam). rata-rata tiap tahun dari 12 wadah
• Timbang wadah satu persatu tidak lebih dari 3,5% dan jika tidak
(pembulatan sampai mg), catat bobot satupun bocor lebih dari 5% pertahun
sebagai W1. • Jika satu wadah bocor lebih dari 5%
• Biarkan wadah dalam posisi tegak pertahun,tetapkan Dkb dengan
selama tidak kurang dari 3 hari pada menggunakan 24 wadah lainnya.
suhu kamar. • Sediaan memenuhi syarat jika dari 36
• Timbang kembali wadah satu persatu wadah , tidak lebih dari 2 wadah yang
,catat bobot sebagai W2. bocor lebih dari 5 % pertahun dan
• Hitung waktu percobaan dan catat tidak satupun wadah lebih dari 7%
waktu sebagai T(dalam jam) pertahun, dari bobot yang tertera
pada etiket.
• Hitung derajat kebocoran
(Dkb)masing-masing wadah dalam
tiap tahun dengan rumus =
Dkb = (W1-W2) X (365 / T) X 24 X 100 %
3. PENGUJIAN TEKANAN.
Caranya :
• Pilih tidak kurang dari 4 wadah .
• Lepaskan tutup, celupkan dalam penangas air pada suhu
tetap 25 °C sampai tekanan tetap.
• Keluarkan wadah dari penangas , kocok baik-baik.
• Lepaskan akuator dan keringkan.
• Ukur tekanan dengan memasang alat pengukur tekanan
pada tangkai katup .
• Baca tekanan dalam wadah pada alat pengukur tekanan.

You might also like