You are on page 1of 49

HAMA DAN PENYAKIT ANGGREK

Pada kondisi tertentu anggrek tahan


terhadap hama dan penyakit bila :

1.Kebersihandijaga.
2.Perawatan dan pemeliharaan baik.
Menjaga kebersihan

1.Pot disikat secara teratur.


2.Kesehatan daun dijaga.

Hama tanaman anggrek

3.Serangga berkaki 6, beruas.


4.Tungau.
5.Hama lain.
II. Perubahan bentuk sempurna

a. Kupu-kupu dan ngengat


Telur diletakan dalam batang dan daun.

b. Kumbang -- Xylocopa latipes


Xylocopa perforator
Xylocopa confusa (warna kuning)
Xylocopa coerulea (warna kebiruan)
Menyerang bunga dari luar dan makan serbuk sari
(pollen)
Xylocopa latipes
Kumbang moncong (Acythopeus atterimus)

Moncongnya panjang meletaktan telur pada


pangkal daun – menetas – ulat – makan daun
dengan cepat.

Omobaris calanthes menyerang daun anggrek


Calanthe.
Kumbang gajah
 Orchidophylus atterimus
 Menyerang meristem apikal
pertumbuhan tanaman terhenti
 Kumbang juga menyerang primordia
bunga dan tunas muda
 Dikendalikan menggunakan Spontan,
curater dan Dharmafur dosis 0,2%
Kumbang Gajah
Kerusakan Bunga Anggrek akibat
serangan kumbang gajah
Acythopeus aterrimus
c. Semut, lebah dan tawon.

Semut ; suka mengerumuni kuncup bunga,


tunas-tunas muda, membuat bagian tanaman
menjadi luka.
kebiasaan semut hidupnya membawa kutu-
kutu tertentu (kutu jeruk wol), karena kutu
mengeluarkan air manis (sebagai makanan
semut).
lebah dan tawon ; membuat sarang pada pot
atau tanaman di alam biasanya sebagai
penyerbuk, jadi menguntungkan.
TUNGAU
Kuman – binatang yang sangat kecil (dikenal
dengan tungau/ Red spider mide),
kuning kemerahan.
Menyerang permukaan daun bagian atas maupun
bawah (karena kering).
Daun – bercak dengan bintik-bintik tidak teratur
(warna perak – coklat/ hitam – daun-daun
berguguran)
Red spider mite (tungau)
HAMA LAIN
a. SIPUT
Dari yang ukurannya kecil hingga besar
Bekecot (Achatina fulica)
Siput tanpa cangkang (Gastropoda)
Menyerang akar muda, tunas baru, bunga-bunga.
Penyerangan dilakukan pada malam hari.
b. TIKUS
Mengganggu terus-menerus, datang malam hari mencari
makanan. Terutama bila tanaman dipupuk dengan emulsi
ikan. Menyerang bunga-bunga, dan umbi semu. Tanaman
di kunyah-kunyah tidak dimakan. Menimbulkan
kerusakan dalam waktu singkat.
Sirpoh
PENYAKIT ANGGREK
Penyebab :
1. Jamur
2. Bakteri
3. Virus
Jamur
Penyakit karena jamur hampir sama dengan
penyakit karena bakteri. Merusak jaringan tanaman.
Menimbulkan warna kuning, coklat kemerahan.
Phythoptora omnivora – Menyebabkan busuk
pangkal daun.
Phythoptora palmivora – Menyerang Phalaenopsis.
Phytophtora palmivora
Sclerotium rolfsii – Penyebab busuk sclerotium pada
Phalaenopsis, Vanda, Spathoglottis dan Cymbidium.
Daun tampak segar, tapi tiba-tiba terlepas dari
batangnya, karena bagian pangkal membusuk dan
berlendir.
Bakteri
Adanya serangan bakteri daun yang paling
menderita.
Backterial leaf spot (bercak daun)

Soft rot (bonyok daun)

Busuk daun

Becak coklat
Sclerotium rolfsii
Bacterial leaf spot
Soft rot
Becak daun sering terjadi pada daun-daun
Cattleya, Phalaenopsis, Dendrobium dan
Paphiopedilum. Daun tampak lebih hijau,
lembek dan berair. Bekas luka serangan menjadi
coklat seperti karat pada besi. Dapat menyerang
seluruh bagian daun.
Proses pembusukan oleh bakteri lebih cepat dari
pada proses pembusukan oleh jamur. Busuk
daun – menyerang pangkal dan pucuk daun.
VIRUS
Merupakan organisme yang sangat kecil (mikroskopis).
Menyerang tanaman secara sistemik. Hidup dalam tubuh
tanaman (sel-sel tanaman).
Inveksi virus bermacam-macam bentuk :
Timbul pertumbuhan abnormal pada daun

Warna kuning atau kecoklatan

Kadang-kadang berlendir

Tanda-tanda :
1.Bunga rusak bentuk dan warnanya

2.Layu sebelum waktunya

3.Gugur waktu masih kuncup

Biasanya sulit dikendalikan, sebaiknya tanaman


dimusnahkan
PENGENDALIAN HAMA DAN
PENYAKIT ANGGREK
Pengendalian dapat dilakukan :
1. Insektisida – untuk insekta

2. Acarisida – untuk tungau

3. Sluggicide – pembasmi binatang yang agak


besar (siput dan tikus)
4. Fungisida – untuk jamur

5. Bakterisida – pembasmi bakteri


PENGGOLONGAN
INSEKTISIDA
I. Menurut asal dan sifat-sifat kimia
A. Dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan
 Nicotinoida
 Phyrethroida
 Retenoida
B. Insektisida sintetik :
a. Insektisida anorganik, yaitu berbagai jenis garam beracun
(arsenat)
b. Insektisida organik
Senyawa-senyawa phosphat organik (karbonat, nitrofenol)
hidrokarbon ber khlor (DDT dan senyawa turunannya)
senyawa heterosiklik (Mirek, Kepone, Strobone)
II. Menurut daya peracunan dan ketahanan
terhadap lingkungan.

A. Racun khronis
Sifat racun khronis dahsyat, daya tahannya
sangat tinggi. Berada dilingkungan lama karena
sukar terurai. Akan menumpuk bila digunakan
terus menerus.

B. Racun akut
Sifat racun akut dahsyat, tetapi tidak tahan lama
dilingkungan. Karena mempunyai sifat mudah
terurai oleh sinar matahari, air hujan, dan panas.
III.MENURUT WUJUDNYA
a. Padat (butiran/ bubukan)
b. Emulsi
c. Cairan
d. Aerosol -- (cair, tetapi titik didihnya sangat
rendah) pada tekanan udara terbuka (1 atm)
mudah menguap.
e. Gas – bentuk cair tetapi mudah sekali
menguap digunakan dalam bentuk gas, lebih
cocok digunakan dalam rumah kaca.
IV.CARA BEKERJANYA DALAM
TANAMAN.

A. Insektisida sistemik, masuk kedalam tubuh


tanaman. Insektisida seperti ini lebih efektif
bekerja pada hama yang menggerek dan
makan bagian-bagian tanaman.

B. Insektisida non sistemik, hanya menempel


pada tanaman di permukaan luarnya saja. Jadi
insektisida ini meracuni serangga melalui
kontak langsung.
V. PENGGOLONGAN UNTUK
KEPERLUAN PRAKTIS

Ada 6 kelas penggolongan insektisida :

Kelas 1. Phosphat organik :


Parathion, TEPP, Sulphotepp, Dibrom, bayrusil dll.
Kelas 2. Hidrokarbon ber-khlor :
Chlorobenzylate, kelthane, dimite dan sebagainya.
Kelas 3. Sulphanones :
Tedion, ovex, genite.
Kelas 4. Sulfites :
Aramite, omite.
Kelas 5. Karbonat siklik :
Morestan
Kelas 6. Pentac.
PETUNJUK DALAM PENGGUNAAN
INSEKTISIDA :
a. Bahan aktif dari pestisida yang bersangkutan
(Lebacyd adalah Fenthion).
b. Bentuk atau wujud (emulsi, bubuk, butiran, cairan).
c. Toksisitas (daya peracunnya).
d. Sifat biologis (pengaruh pada hama yang
bersangkutan dan lingkungan).
e. Dosis pemakaian
f. Toleransi tanaman (ingat antar varietas berbeda).
g. Kompatibilitas (dapat dicampur pestisida
lain/pupuk)
h. Cara pemakaian yang aman.
CARA PENYEMPROTAN

1. Bila digunakan penyemprot otomatis


bertekanan tinggi, tapi tidak boleh melebihi
batas maksimal.
2. Penyemprotan harus merata pada tanaman dan
lingkungan sekitar.
3. Bibit yang baru keluar dari botol sekitar 2-3
minggu jangan disemprot.
4. Penyemprotan perlu dilakukan secara rutin (2
minggu sekali) walaupun tidak ada serangan
hama dan penyakit.

You might also like