You are on page 1of 35

HUBUNGAN TINGKAT KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN KUALITAS

TIDUR PADA PASIEN DIABETES MELITUS


DI PUSKESMAS SIDOMULYO RAWAT INAP PEKANBARU

Ade Irma Pebriani


Ahmad Fahrozi Pembimbing:
Dewi Suspita Angreyeni dr. Yulnefia M.Kes
Erma Royani

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
2018
BAB I
PENDAHULUAN
 Diabetes Melitus  masalah kesehatan global  insidensi ↑ , pada (2011)
 346 juta di dunia menderita DM, dan diperkirakan mencapai 380 juta
jiwa pada (2025)

 Laporan WHO Indonesia menempati urutan ke empat dengan jumlah


penderita DM terbesar di dunia, Jumlah penderita DM di Indonesia  8,4
juta orang pada (2000)

 Secara epidemiologi (2030) penderita DM di Indonesia diperkirakan


mencapai 21,3 juta orang
 Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru (2014)  8716
kunjungan pasien DM di Puskesmas Sepekanbaru.
Sedangkan pada (2015) didapatkan sebanyak 12.306
kunjungan. Dari data menunjukan terjadi ↑ pasien DM 
3590 kunjungan

 Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Pekanbaru


- Pada(2016)  244 kunjungan
- Pada (2017)  274 kunjungan
 dari data menunjukkan terjadi ↑  30 kunjungan

 bulanJanuari-Juli 2018, total kunjungan adalah sebanyak


217 kunjungan
2. Perumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan tingkat kadar glukosa darah dengan
kualitas tidur pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap
Pekanbaru?

3. Tujuan Penelitian 4. Manfaat Penelitian

Peneliti
Tujuan umum

Pembaca
Tujuan khusus
Masyarakat
5. Keaslian/Orisinalitas Penelitian

No. Peneliti, judul penelitian, tahun Desain Sampel Hasil


1. Tentero, IN, Hubungan diabetes Cross 78 orang Berdasarkan karateristik subjek menurut
mellitus dengan kualitas tidur, 2016 Sectional gangguan tidur didapatkan paling banyak
responden memiliki gangguan tidur sebanyak
46 responden dengan presentase 59% dan yang
tidak mengalami gangguan tidur sebanyak 32
responden dengan presentase 41%.

2. Tri DS, Gambaran kualitas tidur Cross 80 orang Didapatkan hasil kadar gula darah tinggi
pada penderita diabetes mellitus tipe Sectional memiliki kualitas tidur yang buruk sebanyak
2 diwilayah kerja puskesmas ngesrep 59,6%, dan yang memiliki kualitas tidur yang
baik 40,4%. Sedangkan kadar gula darah
normal yang memiliki kualitas tidur buruk
sebesar 51,5% dan kualitas tidur baik 48,5%.
DIABETES MELITUS
Definisi
Penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya.
Patofisiologi DM
tipe 2
Pola makan, gaya
hiduptidak sehat
DM tipe 2

Timbul obesitas
Disfungsi sel β pankreas
Penumpukan massa
jaringan lemak
Berlangsung lama dan
Menurunkan jumlah terus menerus
reseptor insulin di sel

↑ sekresi insulin oleh sel β


Resistensi insulin
pankreas

Terjadi kompensasi tubuh


GLUKOSA DARAH
Definisi
Gula yang terdapat dalam darah  berasal dari
karbohidrat  disimpan sebagai glikogen dihati
dan diotot rangka  penyedia energi bagi tubuh
dan jaringan-jaringan tubuh.
Pemeriksaan Glukosa Darah
1. Glukosa darah sewaktu
- Normal : < 200 mg/dl
2. Glukosa darah puasa
Hasil Kadar glukosa darah puasa
Normal Kurang dari 100 mg/dL
Prediabetes 100-125 mg/dL
Diabetes Sama atau lebih dari 126 mg/dL

3. Uji toleransi glukosa oral

Hasil Hasil uji toleransi glukosa oral

Normal Kurang dari 140 mg/dL

Prediabetes 140-199 mg/dL

Diabetes Sama atau lebih dar 200 mg/dL


Pengendalian KGD pasien diabetes
Pemeriksaan Baik Sedang Buruk
Glukosa Darah Sewaktu (GDS) 110-<145 145-179 ≥180
(plasma vena, mg/dL) 80-109 110-125 ≥126
Glukosa Darah Puasa (GDP) (plasma
vena, mg/dL)
Glukosa darah 2 jam PP (plasma vena, 80-144 145-179 ≥180
mg/dL)
HbA1C <6,5 6,5-8 >8
Kolesterol total (mg/dL) <200 200-239 ≥240
Kolesterol LDL (mg/dL) <100 100-129 ≥130
Kolesterol HDL (mg/dL) >45
Trigliserida (mg/dL) >150 150-199 ≥200
IMT (kg/dL) 28,5-22,9 23-25 >25
Tekanan darah (mmHg) <130/80 130/80-140/90 >140/90
TIDUR

a. Definisi
Tidur
b. Fungsi
Fisiologi Tidur
 Non-Rapid Eye Movement (NREM)
 Stage 1  tidur dangkal, mudah terbangun, dan aktivitas otot melambat
 Stage 2  berlangsung 10-25 menit, bola mata berhenti bergerak, denyut jantung
melambat, suhu tubuh menurun
 Stage 3  lebih dalam, sulit dibangunkan
 Stage 4  paling dalam, gelombang otak sangat lambat

 Rapid Eye Movement (REM)


Kualitas Tidur
Kualitas tidur  aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti
lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisanya tertidur,
frekuensi terbangun, dan aspek subjektif seperti kedalaman dan
kepulasan tidur .
Hubungan kadar gula darah dengan kualitas tidur
 Ketidakseimbangan kadar metabolik mempengaruhi
kualitas tidur seseorang.
Hiperglikemia

Glukosa tdk dpt dimetabolisme

Terbuang ke urine

urine lebih kental

butuh lebih banyak air

banyak minum

Sering buang air kecil
Hipoglikemia

Lapar Mimpi buruk Sakit kepala Keringat malam

Peningkatan frekuensi
terbangun

Ketidak puasan tidur, sulit kembali


tertidur

Kualitas tidur menurun


Kerangka teori
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas tidur :
1. Penyakit kronis
-DM
-GERD
-Insomnia Kualitas tidur
2. Faktor lingkungan
3. Gaya hidup dan kebiasaan
4. Obat-obatan

Kerangka konsep
Tingkat kadar glukosa darah Kualitas tidur
HIPOTESIS
Terdapat hubungan antara Kadar Glukosa Darah
dengan Kualitas Tidur pada pasien DM di Puskesmas Rawat
Inap Sidomulyo di Pekanbaru.
Jenis dan rancangan penelitian

1. Desain Penelitian
Observasional analitik dengan desain “cross sectional study”.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Pekanbaru pada bulan Agustus-September 2018.
3. Variabel Penelitian

Kualitas tidur Kadar glukosa darah

Dependen Independen
Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil ukur Skala

1. Tingkat Kadar Setiap pasien yang Glukometer 1: <110 mg/dL = Ordinal


Glukosa Darah datang ke Poli Usila dan merk easy rendah
dinilai kadar gula darah touch 2: 110-145 mg/dL
sewaktu = normal
3: 145-179 mg/dL
= Sedang
4: ≥180mg/dL =
tinggi

2. Kualitas tidur Skor yang diperoleh Kuesioner 1: Kualitas tidur Ordinal


dari responden yang PSQI baik : ≤5
telah menjawab
2: kualitas tidur
pertanyaan-pertanyaan
terganggu : >5
pada Pittsburgh Sleep
Quality index (PSQI)
Bahan dan Alat
Populasi dan Sampel
Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Kriteria inklusi
a. Populasi target
Populasi b. Populasi terjangkau
Pasien DM yang datang berobat
di Puskesmas Rawat Inap
Sidomulyo Pekanbaru.

Kriteria Eksklusi
Sampel Accidental Sampling
Pasien DM yang tidak bersedia
menjadi responden.
Pasien DM yang berusia <45
tahun
Pasien DM dengan komplikasi
penyakit lain
5. Metode dan Teknik Penelitian

a. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder.

b. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan langsung di Puskesmas Sidomulyo


Rawat Inap Kota Pekanbaru, dan cara pengisian kuesioner diisi oleh
peneliti dengan metode wawancara.
6. Cara Penelitian
Prosedur penelitian

• Editing (Pemeriksaan)
• Coding (Pengkodean)
• Entry (Memasukkan data)
• Cleaning (Merapikan data)
• Processing (Pengolahan data)
• analyzing (penilaian)

Analisis Data

Analisis data  uji korelasi spearman rank


Alur penelitian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis univariat
No Karakteristik Frekuensi Persentase %
1 Jenis kelamin
Perempuan 20 55,6
Laki-laki 16 44.4
Total 36 100
2 Riwayat Pengobatan
Rutin 33 91,7
Tidak Rutin 3 8,3
Total 36 100
3 Tingkat Kadar Glukosa Darah
Rendah 2 5,6
Normal 6 16,7
Sedang 3 8,3
Tinggi 25 69,4
Total 36 100
4 Kualitas Tidur
Terganggu 28 77,8
Baik 8 22,2
Total 36 100
Uji normalitas
Nilai p
Variabel (shapiro-wilk) Keterangan

Tingkat kadar 0,000 Distribusi tidak


glukosa darah normal
(p<0,05)
Kualitas tidur 0,000 Distribusi tidak
normal
(p<0,05)
kualitas Baik Terganggu Total
tidur
KGD N(%) N(%) N(%)

Rendah 2 0 2
N(%) 5,6% 0% 5,6%
(100%) (100%) (100%)
Normal 5 1 6
N(%) 13,9% 2,8% 16,7%
(83,3%) (16,7%) (100%)
Sedang 1 2 3
N(%) 2,8% 5,6% 8,3%
(33,3%) (66,7) (100%)
Tinggi 0 25 25
N(%) 0% 69,4% 69,4%
(0%) (100%) (100%)
Total 8 28 36
N(%) 22,2% 77,8% 100%
Analisis bivariat
Variabel N Korelasi Arah Korelasi P value
Koefisie
n

Tingkat kadar glukosa 36 -0,851 - (negatif) 0,000


darah

Kualitas tidur 36

Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kadar


glukosa darah dengan kualias tidur pada pasien DM rawat
jala di Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Kota Pekanbaru
Pembahasan
 Hasil penelitian dari 36 responden, tingkat kadar
glukosa darah rendah 2 orang (5,6%), normal 6 orang
(16,7%), sedang 3 (8,3%), tinggi 25 orang (69,4%).
 Kualitas tidur terganggu 28 orang (77,8%), baik 8 orang
(22,2%)
 Hasil uji korelasi spearman antara tingkat kadar
glukosa darah dengan kualitas tidur didapatkan
adanya hubungan yang signifikan antara tingkat
kadar glukosa darah dengan kualias tidur pada pasien
DM rawat jala di Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap
Kota Pekanbaru, dengan nilai korelasi koefisien (r)
sebesar -0,851 (hubungan kuat) dengan arah korelasi
negatif, yang artinya semakin tinggi kadar glukosa
darah pasien semakin terganggu kualitas tidurnya.
Kesimpulan dan saran
 Kesimpulan
Terdapat adanya hubungan antara tingkat
kadar glukosa darah dengan kualitas tidur pasien
DM rawat jalan di Puskesmas Sidomulyo Rawat
Inap Kota Pekanbaru dengan hasil uji Spearman
Rank Correlation menghasilkan nilai p value <0,05
yaitu sebesar 0,000.

 Saran
- Bagi puskesmas
- Bagi pasien
- Bagi peneliti berikutnya
TERIMAKASIH
TERIMAKASIH

You might also like