Amrianto (17177003) Rivaldi Putra Jamal (17177031) Peran Positif Mikroorganisme Pangan Peran Positif Mikroorganisme Pangan
Dapat meningkatkan gizi dan fungsional sifat
suatu makanan karena transformasi substrat (Marco, dkk., 2017).
Penggunaan bakteri probiotik dapat untuk
menunda atau mencegah pertumbuhan bakteri kontaminasi umum (Behera, dkk., 2018) • Contoh: Lactobacillus plantarum , menghasilkan senyawa antimikroba dan bakteriosin (Schirone, dkk., 2017). Bakteri Asalam Laktat (BAL) Pada penelitian Vasiee, dkk (2018), telah mengisolasi jenis mikroba dalam makanan fermentasi tradisional khas Iran yaitu Horreh. Dari makanan Horreh teridentifikasi 140 isolat bakteri asalam laktat (BAL)
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa beberapa isolat BAL dapat
digunakan sebagai bakteri probiotik.
Lb. fermentum dan Lb. Plantarum isolat menunjukkan hidrofobisitas
cukup tinggi, aktivitas antimikroba, dan resistensi antibiotik.
Fermentasi dengan BAL adalah strategi yang baik untuk meningkatkan
nilai gizi dan vitamin produk makanan terutama penambahan vitamin (folat, riboflavin, vitamin B12, dll) (Behera, dkk, 2018) Fermentasi Minyak Zaitun
Populasi mikroba yang beragam terlibat dalam fermentasi zaitun
termasuk anggota bakteri asam laktat (BAL) dan ragi, yang merupakan spesies dominan fermentasi (Bonatsou, dkk., 2017).
BAL adalah mikroorganisme utama yang bertanggung jawab
untuk produksi asam laktat dari substrat difermentasi mengakibatkan penurunan pH dan memberikan stabilitas mikrobiologi serta kehidupan produk bertahan lebih lama.
Ragi berkontribusi pada penentuan aroma dan rasa karena
produksi metabolit diinginkan dan senyawa volatile, sementara pada saat yang sama mereka meningkatkan pertumbuhan BAL dan mendegradasi senyawa fenolik Fermentasi Minyak Zaitun • Peningkatan hasil fermentasi minyak zaitun Fermentasi • Pengendalian proses fermentasi minyak zaitun • Pemantauan evolusi yang benar dari proses dengan • Pemeliharaan dan peningkatan nilai gizi dan sehat dari produk menggunakan • Perlindungan dari pembusukan yang tidak starter lebih diinginkan dan mikroorganisme patogen baik • Mikroorganisme menunjukkan potensi probiotik dalam fermentasi zaitun dibandingkan • Peningkatan stabilitas produk dan fermentasi perpanjangan umur simpan. secara tradisional (Bonatsou, Peran starter dkk., 2017). mikroba Peran Negatif Mikroorganisme Pangan Wei, dkk (2006) di Taiwan Ditemukan makanan telah terkontaminasi Escherichia coli dan Staphylococcus aureus • Produk makanan laut adalah yang paling terkontaminasi, kemudian daging dan terakhir vegeratian • Kontaminasi tertinggi terdeteksi dari produk makanan yang disimpan pada suhu kamar, kemuidian di kulkas, diikuti oleh produk makanan tetap panas Easa (2010) di El Qassium Arab Saudi Makanan siap saji dan makanan tradisional terkontaminasi mikroba, ditemukan 18 spesies bakteri dan selebihnya berupa jamur dan kapang • Diindikasikan kontaminasi terjadi melalui • Makanan mentah • Penggunaan air irigasi yang tercemar • Penanganan manusia • Penggunaan container yang terkontaminasi Easa (2010) di El Qassium Arab Saudi Mencegah penumpukan mikroorganisme dengan • Mencuci dan mengeringkan tangan sebelum menyiapkan makanan dan setelah menangani makanan mentah (daging, unggas, sayuran, buah-buahan), • Daerah persiapan makanan, peralatan harus dibersihkan, • Area dapur, restoran, dan makanan dilindungi dari serangga, hama, dan binatang lainnya. Saubade, dkk., 2018 Produk hasil fermentasi sangat dipengaruhi oleh waktu dan cara pengolahan pruduk tersebut.
Pengolah bisa saja seperti
mencuci, merendam, meremas, penyaringan fermntasidan memasak. Schirone, dkk., 2017 Metabolik mikroorganisme yang beracun untuk manusia • Kehadiran amina biogenik • Histamin dan tyramine • Mikotoksin dalam sereal • Mycotoxicoses pada hewan ternak • Metabolit sekunder yang paling serius seperti karsinogenik, hepatotoksik, teratogenik, dan mutagenik diproduksi oleh jamur Sumber: 1. Behera, S. S., Ray, R. C., & Zdolec, N. 2018. “Lactobacillus plantarum with Functional Properties: An Approach to Increase Safety and Shelf-Life of Fermented Foods”. BioMed Research International, 2018: 1-13. 2. Bonatsou, S., Tassou, C. C., Panagou, E. Z., & Nychas, G. J. E. 2017. “Table olive fermentation using starter cultures with multifunctional potential”. Microorganisms, 5(2): 30. 3. Easa, S. M. H. 2010. “Microorganisms Found in Fast and Traditional Fast Food”. Journal of American Science, 6(10): 515-531. 4. Marco, M. L., Heeney, D., Binda, S., Cifelli, C. J., Cotter, P. D., Foligné, B., ... & Smid, E. J. 2017. “Health benefits of fermented foods: microbiota and beyond”. Current opinion in biotechnology, 44: 94-102. 5. Saubade, F., Hemery,Y. M., Rochette, I., Guyot, J. P., & Humblot, C. 2018. “Influence of fermentation and other processing steps on the folate content of a traditional African cereal-based fermented food”. International journal of food microbiology, 266:79-86. 6. Schirone, M.,Visciano, P., Tofalo, R., & Suzzi, G. 2017. “Biological hazards in food”. Frontiers in microbiology, 7, 2154. 7. Vasiee, A., Behbahani, B. A.,Yazdi, F. T., Mortazavi, S. A., & Noorbakhsh, H. 2018. “Diversity and Probiotic Potential of Lactic Acid Bacteria Isolated from Horreh, a Traditional Iranian Fermented Food”. Probiotics and antimicrobial proteins, 10(2): 258- 268. 8. Weil, Q. K., Shu, L. H., & Tong, R. C. 2006. “Microbiological Quality of Ready-to-eat Food Products in Southern Taiwan”. Journal of Food and Drug Analysis, 14 (1): 68-73.