You are on page 1of 10

Radiasi ionisasi langsung bisa berupa partikel bermuatan

listrik (misalnya sinar a, b, dan proton), yang dapat


mengakibatkan ionisasi dengan memberikan energinya
kepada elektron orbital dalam suatu atom atau molekul.
Sedang gelombang elektromagnetik misalnya sinar-X,
sinar γ, (yang juga bersifat partikel, yaitu foton), dan
partikel tak bermuatan listrik (misalnya neutron)
menghasilkan partikel bermuatan listrik pada saat
berinteraksi dengan atom dalam materi. Misalnya, foton
mengeluarkan elektron, neutron mengeluarkan proton.
Interaksi radiasi dengan materi
Pada saat menembus materi sebagian radiasi
pengion diteruskan, sebagian dihamburkan,
sebagian diserap, dan apabila energi radiasi
cukup kuat akan terjadi reaksi ionisasi yaitu
terlepasnya elektron dari atom atau molekul.
Apabila energi radiasi hanya cukup untuk
memindahkan elektron dari orbit dalam ke orbit
yang lebih luar maka tidak akan terjadi ionisasi,
tetapi hanya terjadi eksitasi.
Pengukuran radiasi pengion
Gray dan Sievert

Radiasi tidak dapat dilihat, didengar ataupun dicium. Indra


manusia tidak dapat mendeteksi radiasi maupun
membedakan apakah suatu bahan bersifat radioaktif atau
tidak. Namun, ada instrumen khusus yang dapat
mendeteksi dan mengukur radiasi secara akurat dan tepat.
Jumlah radiasi pengion atau “dosis”, yang diterima
seseorang diukur berdasarkan jumlah energi yang diserap
oleh jaringan tubuh, dan dinyatakan dalam satuan gray.
Satu gray (Gy) dapat diartikan sebagai satu joule energi
terserap per kilogram materi yang diiradiasi. Satuannya
adalah J/kg.
Ketika kita berbicara mengenai efek radiasi, maka radiasi
dinyatakan dalam dosis efektif (terkadang dinyatakan sebagai
dosis ekuivalen), dalam satuan yang disebut sievert (Sv).
satu sievert (Sv) dari radiasi akan menghasilkan efek
biologis yang sama. Untuk nilai yang lebih kecil dinyatakan
dalam “minisievert”, mSv, yang sama dengan satu perseribu
sievert atau “mikrosievert”, yang sama dengan satu
persejuta sievert.

You might also like