Professional Documents
Culture Documents
Case Report
ATRIAL FIBRILASI
Nama
nim
Pembimbing
PENDAHULUAN
Pendahuluan
3
Anamnesa
Keluhan Utama
Berdebar-debar
`
Anamnesa
Riwayat penyakit sekarang
8
Pasien datang ke RS dengan keluhan jantung berdebar-debar yang dialami sejak 1 tahun
sebelum masuk rumah sakit memberat sejak 2 hari yang lalu. Berdebar-debar dirasakan terutama
saat beraktifitas berat. Keluhan pasien juga disertai dengan sesak serta nyeri dada. Sesak nafas
yang dirasakan sejak 3 hari SMRS. Sesak nafas tidak dipengaruhi oleh cuaca namun dipengaruhi
oleh aktivitas. Pasien mengaku sesak nafas saat berjalan kaki ke kamar mandi atau berganti
pakaian, pasien mengaku sesak yang dialami tidak hilang dengan istirahat. Pasien juga
mengeluhkan sering terbangun di malam hari yang diakibatkan karena sesak nafas, pasien harus
tidur menggunakan 2 bantal. Batuk malam dan kaki bengkak juga dikeluhkan oleh pasien.
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sejak 2 hari ini dan memberat dalam 3 jam sebelum
masuk rumah sakit. Nyeri dada yang dirasakan semakin memberat selama lebih dari 20 menit.
Pasien mengeluhkan berkeringat dingin saat mengalami nyeri dada. Nyeri dada dirasakan
memberat apabila melakukan aktivitas seperti berjalan. Nyeri dada yang dirasakan seperti
ditimpa benda berat dan menjalar ke tangan kiri dan leher. Riwayat penyakit diabetes dan
hipertensi
Anamnesa
9
TD : 90/70 mmHg
Compos mentis
Heart rate : 103 x/i
Gizi Lebih (IMT : 24,22)
Respiratory rate : 20 x/i
Mata Leher
Paru- paru
Anemis (-), ikterus (-) JVP R+1 cmH2O,
Bibir
vesikuler murni, wheezing
limfadenopati(-),
Sianosis (-) (-)/(-), rhonki (-)/(-),
pembesaran gondok (-)
Jantung Abdomen
Ekstremitas
Bunyi jantung I dan II Peristaltik usus (+)
Akral hangat (+/+),
reguler, gallop (-), normal, hati dan limpha
oedem (-/-), sianosis (-)
murmur (-), tidak teraba membesar,
HEMATOLOGI
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 12,6 g/dL 14.0-17.0
12
Eritrosit 4,7 x 106/mm3 4,7-6,1
Leukosit 12 x 103/mm3 4,5-10,5
Pemeriksaan Hematokrit
Trombosit
36%
339 x 103/mm3
45-55
150-350
penunjang MCV
MCH
94 fL
31 pg
80-100
27-31
MCHC 33 % 32-36
RDW 13,6 % 11,5-14,5
Pemeriksaan Kimia MPV 9,2 % 7,2-11,1
HITUNG JENIS
Darah Lengkap Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Eosinofil 9% 0-6
Basofil 1% 0-2
Neutrofil batang 0% 2-6
Neutrofil Segmen 59% 50-70
Limfosit 18% 20-40
Monosit 13% 0-6
FAAL HEMOSTASIS
PT 9,9 detik 9,3-12,4
APTT 40,0 detik 29,0-40,2
Pemeriksaan penunjang
13
Atrial Angina
Fibrilasi Pektoris
SVR + Tidak
UAP Stabil
(APTS)
Tatalaksana
15
Qou ad vitam
dubia ad
bonam
Quo ad Quo ad
functionam sanactionam
dubia ad dubia ad
malam malam
FOLLOW UP
17
Tanggal S O A Th
4-9-2018 Nyeri ulu hati TD : 111/78 mmHg AF SVR - Oksigen kanul nasal 2-4 liter/menit
H+2 HR :61x/i irregular APTS - Inj iv Furosemide 40 mg/12 jam
Pulse: 51 x/menit - Inj iv Lansoprazol 30 mg/12 jam
RR : 24 x/i - Clopidogrel 80 mg 1x1 tab
Temp : 36,7 C - Aspilet 75 mg 1x1 tab
PF/ - Simvastatin 20 mg 1x1 tab
Konj palpebra inferior pucat (-), ikterik (-) - Spironolakton 25 mg 1x1 tab
Thorax: Ves +/+, Wh -/-, Rh -/- - ISDN 5 mg 1x1 tab
Cor BJ1>BJII - Ramipril 25 mg 1x1 tab
Edema ext -/- - Dulkolak syr 1xCII
Atrial fibrilasi adalah suatu gangguan pada jantung ditandai ketidakteraturan irama denyut
jantung dan peningkatan frekuensi denyut jantung, yaitu sebesar 350-650 x/menit.
Pada dasarnya atrial fibrilasi merupakan suatu takikardi supraventrikuler dengan aktivasi
atrial yang tidak terkoordinasi dan deteriorisasi fungsi mekanik atrium
Penurunan
oksigenisasi
darah ke
ketidakteraturan Peningkatan ketidakstabilan jaringan, seperti
irama jantung denyut jantung hemodinamik pusing,
kelemahan,
kelelahan, sesak
nafas
PEMERIKSAAN FISIK
30
Farmakologi Non
farmakologi
Tatalaksana operasi
34
Artificial
pacemaker
Maze Catheter
operation ablation
PEMBAHASAN
Pembahasan
Kasus Teori
Kasus Teori
Kasus Teori
Diuretik umumnya harus
dikombinasikan dengan inhibitor
Pasien diberikan ACE, beta blocker, dan antagonis
furosemide, aldosteron. Diuretik loop yang paling
sering digunakan untuk pengobatan
lansoprazol, HF adalah furosemid. Terapi diuretik
clopidogrel, aspilet, biasanya dimulai dengan dosis
simvastatin, rendah, dan dosisnya meningkat
spironolacton, ISDN, sampai output urin meningkat dan
ramipril, dan dulkolak. penurunan BB, umumnya 0,5- 1,0
kg/hari
Pembahasan
Teori
Kasus Spironolakton dimulai pada dosis
12,5-25 mg/hari dan meningkat
menjadi 50 mg setiap hari. Pasien
Pasien diberikan hiperkalemia atau gangguan fungsi
furosemide, ginjal, setelah inisiasi antagonis
reseptor aldosteron, pelepasan
lansoprazol, kalium harus dihentikan atau
clopidogrel, aspilet, dikurangi dan dipantau dengan hati-
simvastatin, hati pada pasien dengan riwayat
spironolacton, ISDN, hipokalemia, dan pasien harus diberi
ramipril, dan dulkolak konseling untuk menghindari
makanan yang mengandung
potasium dan NSAID yang tinggi
Pembahasan
Kesimpulan
Telah dilaporkan pasien laki-laki 78 tahun dengan keluhan jantung
berdebar-debar yang dialami sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit
memberat sejak 2 hari yang lalu. Berdebar-debar dirasakan terutama saat
beraktifitas berat.Pemeriksaan EKG didapatkan Atrial Fibrilasi. Pasien diberikan
furosemide, lansoprazol, clopidogrel, aspilet, simvastatin, spironolacton, ISDN,
ramipril, dan dulkolak. Sasaran utama pada penatalaksanaan AF adalah
mengontrol ketidakteraturan irama jantung, menurunkan peningkatan denyut
jantung dan menghindari/mencegah adanya komplikasi tromboembolisme.
TERIMA KASIH