You are on page 1of 46

1

Case Report

ATRIAL FIBRILASI

Nama
nim

Pembimbing
PENDAHULUAN
Pendahuluan
3

Atrial fibrilasi adalah suatu gangguan pada jantung (aritmia) yang


ditandai dengan ketidakteraturan irama denyut jantung dan
peningkatan frekuensi denyut jantung, yaitu sebesar 350-650 x/menit

Mekanisme AF terdiri dari 2 proses, yaitu proses aktivasi lokal dan


multiple wavelet reentry
PENDAHULUAN
AF adalah faktor risiko kuat untuk kematian dengan peningkatan
1,5-1,9 kali dalam analisis Framingham.

AF juga dihubungkan dengan peningkatan 5 kali kejadian stroke dan


faktor penyebab dari 5% kejadian emboli di serebral. 4
LAPORAN KASUS
6
Laporan Kasus

Nama : Tuan Razalli


Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 78tahun
Alamat : Suka Makmur, Aceh Besar
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Status : menikah
MRS : 3 September 2018
MR : 021099
7

Anamnesa

Keluhan Utama

Berdebar-debar
`
Anamnesa
Riwayat penyakit sekarang
8

 Pasien datang ke RS dengan keluhan jantung berdebar-debar yang dialami sejak 1 tahun
sebelum masuk rumah sakit memberat sejak 2 hari yang lalu. Berdebar-debar dirasakan terutama
saat beraktifitas berat. Keluhan pasien juga disertai dengan sesak serta nyeri dada. Sesak nafas
yang dirasakan sejak 3 hari SMRS. Sesak nafas tidak dipengaruhi oleh cuaca namun dipengaruhi
oleh aktivitas. Pasien mengaku sesak nafas saat berjalan kaki ke kamar mandi atau berganti
pakaian, pasien mengaku sesak yang dialami tidak hilang dengan istirahat. Pasien juga
mengeluhkan sering terbangun di malam hari yang diakibatkan karena sesak nafas, pasien harus
tidur menggunakan 2 bantal. Batuk malam dan kaki bengkak juga dikeluhkan oleh pasien.
 Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sejak 2 hari ini dan memberat dalam 3 jam sebelum
masuk rumah sakit. Nyeri dada yang dirasakan semakin memberat selama lebih dari 20 menit.
Pasien mengeluhkan berkeringat dingin saat mengalami nyeri dada. Nyeri dada dirasakan
memberat apabila melakukan aktivitas seperti berjalan. Nyeri dada yang dirasakan seperti
ditimpa benda berat dan menjalar ke tangan kiri dan leher. Riwayat penyakit diabetes dan
hipertensi
Anamnesa
9

Riwayat penyakit Riwayat pengobatan Riwayat penyakit Riwayat kebiasaan


dahulu keluarga sosial
• Pasien menderita • Amlodipin • Pasien tidak • Pasien pensiunan
hipertensi sejak • Simvastatin memiliki alergi PNS.
2012 (6 tahun) • Aspilet pada makanan • Pasien mempunyai
dengan TD • Clopidogrel maupun obat- kebiasaan merokok
tertinggi 230 obatan. sejak 30 tahun
mmHg • Bisoprolol yang lalu indeks
• Pasien mempunyai • Tanapres Brinkman 600
riwayat asam urat • Nitrokaf • Pasien sering
sekitar 4 tahun • Furosemide IV minum kopi dan
• Pasien menderita makan gorengan.
stroke ringan dan • Pasien tidak
pernah dirawat menggunakan
oleh bagian saraf garam yang
beryodium.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum Vital Sign

TD : 90/70 mmHg
Compos mentis
Heart rate : 103 x/i
Gizi Lebih (IMT : 24,22)
Respiratory rate : 20 x/i

Temperatur : 36,5 ºC (Axilla)


PEMERIKSAAN FISIK
11

Mata Leher
Paru- paru
Anemis (-), ikterus (-) JVP R+1 cmH2O,
Bibir
vesikuler murni, wheezing
limfadenopati(-),
Sianosis (-) (-)/(-), rhonki (-)/(-),
pembesaran gondok (-)

Jantung Abdomen
Ekstremitas
Bunyi jantung I dan II Peristaltik usus (+)
Akral hangat (+/+),
reguler, gallop (-), normal, hati dan limpha
oedem (-/-), sianosis (-)
murmur (-), tidak teraba membesar,
HEMATOLOGI
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 12,6 g/dL 14.0-17.0
12
Eritrosit 4,7 x 106/mm3 4,7-6,1
Leukosit 12 x 103/mm3 4,5-10,5

Pemeriksaan Hematokrit
Trombosit
36%
339 x 103/mm3
45-55
150-350

penunjang MCV
MCH
94 fL
31 pg
80-100
27-31
MCHC 33 % 32-36
RDW 13,6 % 11,5-14,5
Pemeriksaan Kimia MPV 9,2 % 7,2-11,1
HITUNG JENIS
Darah Lengkap Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Eosinofil 9% 0-6
Basofil 1% 0-2
Neutrofil batang 0% 2-6
Neutrofil Segmen 59% 50-70
Limfosit 18% 20-40
Monosit 13% 0-6
FAAL HEMOSTASIS
PT 9,9 detik 9,3-12,4
APTT 40,0 detik 29,0-40,2
Pemeriksaan penunjang
13

Atrial Fibrilasi RVR,Heart Rate 110 x/menit, normoaksis, LVH.

Irama : iregular  Kompleks QRS : 0,12 s  Q patologis :-


- Denyut jantung : 110 x/menit - RVH/LVH : (-/+)  - Gel QS :-
- Axis : Normoaxis - ST elevasi :-
- Gelombang P : sulit diperiksa  - S-Persisten : V3, V4
 - ST depresi :-
- Interval PR : sulit diperiksa  - Gel RSR’ :-
 - T inverted : V6
Diagnosa
14

Atrial Angina
Fibrilasi Pektoris
SVR + Tidak
UAP Stabil
(APTS)
Tatalaksana
15

Medikamentosa Non Medikamentosa


Oksigen kanul nasal 2-4 liter/menit
Inj iv Furosemide 40 mg/12 jam
Inj iv Lansoprazol 30 mg/12 jam 1. Bed rest posisi semipolar
Clopidogrel 80 mg 1x1 tab 30-45 derajat
Aspilet 1X75mg, Simvastatin 1x 20mg 2. Diet jantung II
Spironolakton 1x25mg Three way
Ramipril 1 x 25 mg dan Digoxin 1 x
0,25 mg dan Dulkolak syr 1xCII
PROGNOSIS
16

Qou ad vitam
dubia ad
bonam

Quo ad Quo ad
functionam sanactionam
dubia ad dubia ad
malam malam
FOLLOW UP
17

Tanggal S O A Th
4-9-2018 Nyeri ulu hati TD : 111/78 mmHg AF SVR - Oksigen kanul nasal 2-4 liter/menit
H+2 HR :61x/i irregular APTS - Inj iv Furosemide 40 mg/12 jam
Pulse: 51 x/menit - Inj iv Lansoprazol 30 mg/12 jam
RR : 24 x/i - Clopidogrel 80 mg 1x1 tab
Temp : 36,7 C - Aspilet 75 mg 1x1 tab
PF/ - Simvastatin 20 mg 1x1 tab
Konj palpebra inferior pucat (-), ikterik (-) - Spironolakton 25 mg 1x1 tab
Thorax: Ves +/+, Wh -/-, Rh -/- - ISDN 5 mg 1x1 tab
Cor BJ1>BJII - Ramipril 25 mg 1x1 tab
Edema ext -/- - Dulkolak syr 1xCII

Kesan: AF SVR HR: 50 x/menit


FOLLOW UP
5-9-2018 Nyeri dada TD : 101/81 mmHg AF SVR - Oksigen kanul nasal 2-4 liter/menit
H+3
18 berkurang HR :63x/iirregular APTS - Inj iv Furosemide 40 mg/12 jam
Sesak Pulse: 51 x/menit - Inj iv Lansoprazol 30 mg/12 jam
Pusing RR : 16 x/i - Clopidogrel 80 mg 1x1 tab
Temp : 36,7 C - Aspilet 75 mg 1x1 tab
SpO2 97% - Simvastatin 20 mg 1x1 tab
PF/ Konj palpebra inferior pucat (-), ikterik (-) - Spironolakton 25 mg 1x1 tab
Thorax: Ves +/+, Wh -/-, Rh -/-, - ISDN 5 mg 1x1 tab
Cor BJ1>BJII, Edema ext -/- - Ramipril 25 mg 1x1 tab
- Dulkolak syr 1xCII

Kesan: AF SVR HR 50 x/menit


6-9-2018 Nyeri dada TD : 104/67 mmHg AF SVR - Oksigen kanul nasal 2-4 liter/menit
H+4 berkurang HR :57x/iirregular APTS - Inj iv Furosemide 40 mg/12 jam
Sesak Pulse: 61 x/menit - Inj iv Lansoprazol 30 mg/12 jam
Pusing RR : 20 x/i - Clopidogrel 80 mg 1x1 tab
Temp : 36,7 C - Aspilet 75 mg 1x1 tab
SpO2 99% - Simvastatin 20 mg 1x1 tab
PF/ Konj palpebra inferior pucat (-), ikterik (-) - Spironolakton 25 mg 1x1 tab
Thorax: Ves +/+, Wh -/-, Rh -/- - ISDN 5 mg 1x1 tab
Cor BJ1>BJII, Edema ext -/- - Ramipril 25 mg 1x1 tab
- Dulkolak syr 1xCII

Kesan: AF SVR HR 50 x/menit


FOLLOW UP
7-9-2018
19 Nyeri dada berkurang TD : 102/61 mmHg AF SVR - Oksigen kanul nasal 2-4 liter/menit
H+5 Sesak HR : 61x/iirregular APTS - Inj iv Furosemide 40 mg/12 jam
Batuk RR : 20 x/i - Inj iv Lansoprazol 30 mg/12 jam
Pulse: 57 x/menit - Clopidogrel 80 mg 1x1 tab
Temp : 36,7 C - Aspilet 75 mg 1x1 tab
SpO2 99% - Simvastatin 20 mg 1x1 tab
PF/ Konj palpebra inferior pucat (-), ikterik (-) - Spironolakton 25 mg 1x1 tab
Thorax: Ves +/+, Wh -/-, Rh -/-, - ISDN 5 mg 1x1 tab
Cor BJ1>BJII, Edema ext -/- - Ramipril 25 mg 1x1 tab
- Dulkolak syr 1xCII

Kesan: AF RVR HR 50 x/menit


8-9-2018 Keluhan berkurang TD : 94/67 mmHg AF NVR - PBJ
H+6 HR :93x/iirregular APTS - Furosemide 20 mg 1x1 tab
Pulse: 81 x/menit - Lansoprazol 30 mg 2x1 tab
RR : 22 x/i - Clopidogrel 80 mg 1x1 tab
Temp : 36,8 C - Aspilet 75 mg 1x1 tab
SpO2 99% - Simvastatin 20 mg 1x1 tab
PF/ Konj palpebra inferior pucat (-), ikterik (-) - Spironolakton 25 mg 1x1 tab
Thorax: Ves +/+, Wh -/-, Rh -/- - ISDN 5 mg 1x1 tab
Cor BJ1>BJII, Edema ext -/- - Ramipril 25 mg 1x1 tab
- Dulkolak syr 1xCII

Kesan AF NVR HR 60 x/menit


FOLLOW UP EKG
20
FOLLOW UP EKG
21
FOLLOW UP EKG
22
TINJAUAN PUSTAKA
Atrial fibrilasi
24

Atrial fibrilasi adalah suatu gangguan pada jantung ditandai ketidakteraturan irama denyut
jantung dan peningkatan frekuensi denyut jantung, yaitu sebesar 350-650 x/menit.
Pada dasarnya atrial fibrilasi merupakan suatu takikardi supraventrikuler dengan aktivasi
atrial yang tidak terkoordinasi dan deteriorisasi fungsi mekanik atrium

AF deteksi Paroksismal Persisten AF Kronik/perma


pertama AF nen AF
Klasifikasi AF 25

Berdasarkan awitan Berdasarkan


Berdasarkan waktu dan durasi kecepatan laju
episodenya ventrikel
AF sorangan AF dengan respon
Akut (lone) ventrikel cepat

AF non-valvular AF dengan respon


ventrikel normal
Kronik AF dengan respon
AF sekunder ventrikel lambat
FAKTOR RISIKO
26

Peningkatan Proses infiltratif


Genetik tekanan/resistensi dan inflamasi Proses infeksi
atrium

Kelainan Endokrin Neurogenik Iskemik Atrium Obat-obatan


Patofisiologi
27

Mekanisme AF terdiri dari 2 proses


aktivasi lokal
• proses depolarisasi tunggal atau depolarisasi
berulang

multiple wavelet reentry


• proses potensial aksi yang berulang dan
melibatkan sirkuit/jalur depolarisasi.
28
 Patofisiologi

A. Proses Aktivasi Lokal Atrial Fibrilasi dan B. Proses


Multiple Wavelets Reentry Atrial Fibrilasi
MANIFESTASI KLINIK
29

lebih dari 90% episode dari AF tidak menimbulkan gejala

Penurunan
oksigenisasi
darah ke
ketidakteraturan Peningkatan ketidakstabilan jaringan, seperti
irama jantung denyut jantung hemodinamik pusing,
kelemahan,
kelelahan, sesak
nafas
PEMERIKSAAN FISIK
30

Tanda vital Kepala leher Paru Jantung

• denyutnadi umumnya • pembesaran tiroid, • Mengi atau • Pergeseran dari


ireguler dan cepat, peningkatan tekanan pemanjanganekspirasi punctum maximum
sekitar 110- vena jugular atau mengindikasikan atau adanya
140x/menit sianosis dan Bruit adanya penyakit paru bunyijantung
kronik yang tambahan (S3)
mungkinmendasari • Bunyi II (P2) yang
terjadinya FA mengeras
PEMERIKSAAN FISIK
31

Abdomen Eksremitas bawah Neuro

• Adanya asites, • Sianosis, jari tabuh • Peningkatan refleks


hepatomegali atau atau edema. dapat ditemukan
kapsul hepar yang pada
terabamengencang hipertiroidisme
• Nyeri kuadran kiri
atas
Pemeriksaan fisik
32

Laboratorium EKG Foto thorak

CT Scan dan Monitor Holter


Ekokardiografi MRI atau event
recording
TATALAKSANA
33

untuk mengontrol ketidakteraturan irama jantung, menurunkan


peningkatan denyut jantung dan menghindari/mencegah
adanya komplikasi tromboembolisme.

Farmakologi Non
farmakologi
Tatalaksana operasi
34

Artificial
pacemaker

Maze Catheter
operation ablation
PEMBAHASAN
Pembahasan

Kasus Teori Atrial fibrilasi adalah gangguan


Pasien laki-laki 78 tahun pada jantung (aritmia) yang ditandai
datang ke RS dengan dengan ketidakteraturan irama
keluhan jantung berdebar- denyut jantung dan peningkatan
debar yang dialami sejak 1 frekuensi denyut jantung, yaitu
tahun sebelum masuk rumah sebesar 350-650 x/menit. Pada
sakit memberat sejak 2 hari dasarnya atrial fibrilasi merupakan
yang lalu. Berdebar-debar suatu takikardisupraventrikuler
dirasakan terutama saat dengan aktivasi atrial yang tidak
beraktifitas berat. terkoordinasi dan deteriorisasi fungsi
Pemeriksaan EKG mekanik atrium . Keadaan ini
didapatkan Atrial Fibrilasi menyebabkan tidak efektifnya
proses mekanik atau pompa darah
jantung
Pembahasan

Kasus Teori

Temuan EKG biasanya dapat


mengkonfirmasi diagnosis FA
danbiasanya mencakup laju ventrikel
Hasil pemeriksaan bersifat ireguler dan tidak
EKG didapatkan terdapatgelombang P yang jelas,
Atrial Fibrilasi digantikan oleh gelombang F yang
iregulerdan acak, diikuti oleh
kompleks QRS yang ireguler pula
Pembahasan

Kasus Teori Sesak napas yang dialami


disebabkan karena tekanan
Keluhan pasien juga hidrostatik kapiler paru yang
disertai dengan sesak meningkat melebihi tekanan onkotik
serta nyeri dada. pembuluh darah yang menyebabkan
Sesak nafas yang transudasi cairan ke dalam
interstisial. Cairan yang terakumulasi
dirasakan sejak 3 hari di dalam alveolus akan
SMRS. Sesak nafas menyebabkan traktus respiratorius
tidak dipengaruhi mengalami obstruksi. Sesak napas
oleh cuaca namun dialami pasien sering terjadi pada
dipengaruhi oleh di malam hari (paroximal nocturnal
aktivitas dyspnea) atau pada saat pasien
telentang ketika tidur.
Pembahasan

Kasus Teori

Pasien datang dengan faktor resiko terjadinya AF,


keluhan nyeri dada sejak diantaranya adalah:Diabetes
2 hari ini dan memberat Melitus; Hipertensi; Penyakit Jantung
dalam 3 jam sebelum Koroner; Penyakit Katup Mitral;
masuk rumah sakit. Penyakit Tiroid; Penyakit Paru-Paru
Riwayat penyakit Kronik; Post Operasi jantung; Usia ≥
diabetes dan hipertensi. 60 tahun, dan Life Style.
Pasien mempunyai Beberapa faktor risiko terjadinya AF
kebiasaan merokok sejak adalah penyakit jantung koroner
30 tahun, minum kopi (APTS), merokok, dan kafein.
dan makan gorengan
Pembahasan

Kasus Teori Sasaran utama pada


penatalaksanaan AF adalah
mengontrol ketidakteraturan irama
Pasien diberikan jantung, menurunkan peningkatan
denyut jantung dan
furosemide, menghindari/mencegah adanya
lansoprazol, komplikasi tromboembolisme.
clopidogrel, aspilet,
Pengobatan yang digunakan adalah
simvastatin, jenis antikoagulan atau antitrombosis,
spironolacton, ISDN, hal ini dikarenakan obat ini berfungsi
ramipril, dan dulkolak. mengurangi resiko dari terbentuknya
trombus dalam pembuluh darah
serta cabang-cabang vaskularisasi.
Pembahasan

Kasus Teori
Diuretik umumnya harus
dikombinasikan dengan inhibitor
Pasien diberikan ACE, beta blocker, dan antagonis
furosemide, aldosteron. Diuretik loop yang paling
sering digunakan untuk pengobatan
lansoprazol, HF adalah furosemid. Terapi diuretik
clopidogrel, aspilet, biasanya dimulai dengan dosis
simvastatin, rendah, dan dosisnya meningkat
spironolacton, ISDN, sampai output urin meningkat dan
ramipril, dan dulkolak. penurunan BB, umumnya 0,5- 1,0
kg/hari
Pembahasan
Teori
Kasus Spironolakton dimulai pada dosis
12,5-25 mg/hari dan meningkat
menjadi 50 mg setiap hari. Pasien
Pasien diberikan hiperkalemia atau gangguan fungsi
furosemide, ginjal, setelah inisiasi antagonis
reseptor aldosteron, pelepasan
lansoprazol, kalium harus dihentikan atau
clopidogrel, aspilet, dikurangi dan dipantau dengan hati-
simvastatin, hati pada pasien dengan riwayat
spironolacton, ISDN, hipokalemia, dan pasien harus diberi
ramipril, dan dulkolak konseling untuk menghindari
makanan yang mengandung
potasium dan NSAID yang tinggi
Pembahasan

Kasus Teori Statin dosis tinggi diberikan sejak


awal dengan tujuan menurunkan
kolesterol LDL diabetes atau gagal
Pasien diberikan jantung, apabila tidak ada disfungsi
ginjal yang bermakna (kreatinin
furosemide, serum >2,5 mg/dL pada pria dan
lansoprazol, >2 mg/dL pada wanita) atau
clopidogrel, aspilet, hiperkalemia (Kelas I-A).
simvastatin, Terapi dengan statin pada pasien
spironolacton, ISDN, dengan SKA mengurangi tingkat MI
ramipril, dan dulkolak. berulang, mortalitas penyakit jantung
koroner, kebutuhan akan
revaskularisasi miokard, dan stroke.
KESIMPULAN
45

Kesimpulan
Telah dilaporkan pasien laki-laki 78 tahun dengan keluhan jantung
berdebar-debar yang dialami sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit
memberat sejak 2 hari yang lalu. Berdebar-debar dirasakan terutama saat
beraktifitas berat.Pemeriksaan EKG didapatkan Atrial Fibrilasi. Pasien diberikan
furosemide, lansoprazol, clopidogrel, aspilet, simvastatin, spironolacton, ISDN,
ramipril, dan dulkolak. Sasaran utama pada penatalaksanaan AF adalah
mengontrol ketidakteraturan irama jantung, menurunkan peningkatan denyut
jantung dan menghindari/mencegah adanya komplikasi tromboembolisme.
TERIMA KASIH

You might also like