Professional Documents
Culture Documents
OS Leukoma Adheren
ODS Presbiopi
KASUS BERSAMA
OD Pseudofakia
OS Leukoma Adheren
ODS Presbiopi
Nama : Ny. S
Umur : 78 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Magelang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Pendidikan terakhir : SMP
Tanggal Periksa : 18 September 2018
2. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
pasien mengeluhkan mata kanan terasa pedas
2. ANAMNESIS
Pasien sebelumnya pernah mengalami pernglihatan kabur seperti berkabut ketika pasien
berusia 76 tahun. Pada saat itu pasien mengatakan penglihatannya lebih jelas pada malam
hari dibandingkan siang hari dan pasien juga sempat lebih nyaman untuk membaca tanpa
menggunakan kacamata baca. Pasien kemudian memerikasaannya ke poli mata RST dengan
keluahan penglihatannya yang berkabut dan diberikan obat tetes.
Kurang lebih setengah tahun setelah berobat ke poli pasien kemudian dioperasi katarak.
Kemudian setelah di operasi pasien kembali menggunakan kacamata untuk membaca.
Keluhan mata merah disangkal, kelilipan disangkal
2. ANAMNESIS
Pada mata kiri, pasien mengeluh terdapat putih putih di bulatan hitam mata pasien. Namun
keluhan tersebut tidak disertai gangguan penglihatan. Keluhan tersebut sudah dirasakan
sejak pasien berusia kurang lebih 7 tahun. Pada mulanya pasien mengalamin mata merah,
penglihatan buram, dan silau. Namun orang tua pasien tidak membawa pasien ke dokter
tetapi pasien diobati dengan cara tradisional dengan menggunakan air kencing dan daun-
daunan. Selang beberapa lama kemudian muncul putih-putih pada bulatan hitam mata
pasien, awalnya berupa bayangan putih tipis namun lama kelamaan semakin menebal.
Namun pasien tidak memeriksakannya karena merasa tidak ada masalah pada kemampuan
penglihatannya.
Pasien mengatakan pada usia sekitar 40 tahunan, pasien mengalami kesulitan untuk
membaca dari jarak dekat. Sejak saat itu pasien menggunakam kaca mata untuk membaca.
2. ANAMNESIS
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat operasi katarak : diakui
e. Riwayat Pengobatan
Pasien pernah mendapat obat tetes untuk penyakit kataraknya
a. Status Umum
Kesadaran : Compos mentis
Aktifitas : Normoaktif
Kooperatif : Kooperatif
Status gizi : Baik
b. Vital Sign
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : Tidak dilakukan
c. Status Ophthalmicus
Bulbus Oculi
Gerak Bola Mata baik ke segala arah baik ke segala arah
Strabismus - -
Eksoftalmus - -
Enoftalmus - -
Suprasilia Normal Normal
Palpebra
Superior
Edema - -
Hematom - -
Hiperemi - -
Entropion - -
Ektropion - -
Silia + +
Ptosis - -
Lagoftalmus - -
Palpebra
Inferior
Edema - -
Hematom - -
Hiperemi - -
Entropion - -
Ektropion - -
Konjungtiva
- -
Injeksi Konjungtiva
- -
Injeksi Siliar
- -
Sekret
- -
Perdarahan Subkonjungtiva
- -
Bangunan Patologis
- -
Simblefaron
Kornea
Kejernihan Jernih keruh
Edema - -
Infiltrat - -
Keratic Precipitat - -
Ulkus - -
Sikatrik - +, bentuk lonjong, ukuran ± 8x2 mm, arah jam 11 dan jam 6, tidak menutupi
pupil
COA
Kedalaman
dalam dangkal
Hipopion
- -
Hifema
- -
Iris
Kripta -
Edema - -
Sinekia -
Anterior +
posterior - -
Atrofi - -
-
Pupil
Bentuk Bulat Bulat
Diameter 3mm 3mm
Reflek Pupil + +
Seklusio - -
Oklusio - -
Lensa
Kejernihan jenih jernih
Iris Shadow - -
Corpus Vitreum
Floaters - -
Hemoftalmia - -
Fundus Refleks Cemerlang Cemerlang
Funduskopi
Fokus +6 +6
Papil N II Bulat, batas tegas, warna Bulat, batas tegas, warna
orange, CDR 0,3 orange, CDR 0,3
Vasa AV Rasio 2:3 2:3
Macula
Reflek fovea + +
Eksudat - -
Edema - -
Retina
Ablasio Retina - -
Edema - -
Bleeding - -
TIO (Digital) Normal Normal
4. Pemeriksaaan Penunjang
OD Afaskia, disikirkan karena terdapat hipermetropi akibat tidak adanya lensa, pemeriksaan
slit lamp tidak ditemukan lensa. Sedangkan pada pasien tidak terdapat hipermetropia dan
pada saat pemeriksaan slit lamp ditemukan adanya lensa.
5. DIAGNOSIS BANDING #2
OS Makula Kornea, Disingkirkan, karena pada makula kornea ditemukan jaringan sikatrik
yang dapat dilihat dengan menggunakan senter. Sedangkan pada pasien ini ditemukan
jaringan sikatrik yang dari jauh sudah terlihat.
OS Nebula Kornea, Disingkirkan, karena pada nebula kornea ditemukan jaringan sikatrik
yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan slit lamp. Sedangkan pada pasien ini
ditemukan jaringan sikatrik yang dari jauh sudah terlihat.
5. DIAGNOSIS BANDING #3
ODS Presbiopi, dipertahnkan karena pada pasien terdapat keluhan untuk melihat dekat
terutama pada saat membaca setelah usia > 40 tahun
1. OD Pseudofakia
2. OS Leukoma Adheren
3. ODS Presbiopi
7. PENATALAKSANAAN
1. OD Pseudofakia
Medikamentosa
o Topikal : (Sodium Chloride, Kalium Chloride) 3x1 (2 tetes)
o Oral : tidak diberikan
o Parenteral : tidak diberikan
o Operatif : tidak diberikan
Non Medikamentosa
o Tidak di berikan
7. PENATALAKSANAAN
2. OS Leukoma Adheren
Medikamentosa
o Topikal : tidak diberikan
o Oral : tidak diberikan
o Parenteral : tidak diberikan
o Operatif : Keratoplasti
Non Medikamentosa
o tidak diberikan
7. PENATALAKSANAAN
3. ODS Presbiopia
Medikamentosa
o Topikal : Tidak diberikan
o Oral : tidak diberikan
o Parenteral : tidak diberikan
o Operatif : tidak diberikan
Non Medikamentosa
o Kacamata : diberikan kacamata ADD Seris +3.00 D
8. Edukasi
OD Pseudofakia
Menjelaskan kepada pasien untuk rutin kontrol bila penglihatannya masih buram
Menjelaskan kepada pasien bahwa rasa pedas pada mata disertai mata yg berair
merupakan pertanda dari mata kering yang bisa disebabkan pasien jarang
berkedip atau udara yang kering. Bila gejala mata kering muncul pasien bisa
memejamkan mata sejenak. Pasien juga dapat menggunakan obat tetes untuk
meringankan keluhan.
8. Edukasi
OS Leukoma Adheren
Dalam kasus ini tidak dilakukan rujukan ke Disiplin Ilmu
Kedokteran lainnya karena dari pemeriksaan klinis tidak
ditemukan kelainan yang berkaitan dengan Disiplin Ilmu
Kedokteran lainnya.
11. PROGNOSA
Pseudofakia adalah Lensa yang ditanam pada mata (lensa intra okuler)
yang diletakkan tepat ditempat lensa yang keruh dan sudah dikeluarkan.
Lensa ini akan memberikan penglihatan lebih baik. Lensa intraokular
ditempatkan waktu operasi katarak dan akan tetap disana untuk seumur
hidup. Lensa ini tidak akan mengganggu dan tidak perlu perawatan khusus
dan tidak akan ditolak keluar
Letak lensa
1. Pada bilik mata depan, yang ditempatkan didepan iris dengan kaki penyokongnya
bersandar pada sudut bilik mata
2. Pada daerah pupil, dimana bagian optik lensa pada pupil dengan fiksasi pupil.
3. Pada bilik mata belakang, yang diletakkan pada kedudukan lensa normal dibelakang
iris. Lensa dikeluarkan dengan ekstraksi lensa ekstra kapsular
4. Pada kapsul lensa.
Keuntungan
1. Definisi
Sikatriks kornea adalah terbentuknya jaringan parut pada kornea oleh berbagai sebab. Dapat
disebabkan oleh trauma, bekas luka, maupun sebab-sebab lainnya.
2. Etiologi
Kondisi ini terjadi karena terdapat kemungkinan luka pada kornea. Abrasi pada kornea, laserasi
kornea, luka bakar, atau penyakit lain.
3. Epidemiologi
Di Indonesia prevalensi sikatrik kornea pada kedua mata ditemui 1,0% sedangkan pada salah
satu mata 0,5%. Prevalensi sikatrik kornea pada kedua mata tertinggi di Provinsi Sumatera
Barat (2,5%), terendah di Sumut, Kepulauan Riau, Provinsi DKI Jakarta, Papua Barat dan Papua
(0,3%).2,6
4. Klasifikasi
Nebula
Penyembuhan akibat keratitis superfisialis.
Kerusakan kornea pada m.Bowman sampai 1/3
stroma.
Pada pemeriksaan, terlihat kabut di kornea,
hanya dapat dilihat di kamar gelap dengan Slit-
lamp dan bantuan kaca pembesar.
Makula
Penyembuhan akibat ulkus kornea.
Kerusakan kornea pada 1/3 stroma sampai 2/3 ketebalan
stroma.
Pada pemeriksaan, putih di kornea, dapat dilihat di kamar
gelap dengan slitlamp tanpa bantuan kaca pembesar.
Leukoma
Penyembuhan akibat ulkus kornea.
Kerusakan kornea lebih dari 2/3 ketebalan
stroma.
Kornea tampak putih, dari jauh sudah kelihatan.
Apabila ulkus kornea sampai ke endotel akan
mengakibatkan perforasi, dengan tanda :
Iris prolaps
COA dangkal
TIO menurun
Kemudian sembuh menjadi leukoma adheren
(leukoma disertai sinekia anterior).
5. Patofisiologi
Sampai ke
Agen penyebab Cedera kornea Mulai dari epitel
lapisan endotel
Kerusakan
( ulserasi )
6. Diagnosis
Anamnesis pasien penting pada penyakit kornea, sering dapat diungkapkan adanya
riwayat trauma, benda asing, abrasi, adanya riwayat penyakit kornea yang
bermanfaat, misalnya keratitis akibat infeksi virus herpes simplek yang sering
kambuh. Hendaknya pula ditanyakan riwayat pemakaian obat topikal oleh pasien
seperti kortikosteroid yang merupakan predisposisi bagi penyakit bakteri, fungi, virus
terutama keratitis herpes simplek.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan gejala obyektif berupa adanya nebula, makula,
leukoma.
Disamping itu perlu juga dilakukan pemeriksaan diagnostik seperti:
Ketajaman penglihatan
Tes refraksi
Pemeriksaan slit-lamp
Keratometri (pengukuran kornea)
7. Tatalaksana
Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata
karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul
sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi
lebih keras (sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung, dengan
demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang
Gejala Klinis
Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih dari 40
tahun, akan memberikan keluhan setelah membaca yaitu berupa mata
lelah, berair dan sering terasa pedas.
Presbiopia timbul pada umur 45 tahun untuk ras Kaukasia dan 35 tahun
untuk ras lainnya.
Penatalaksanaan