You are on page 1of 55

OD Pseudofakia

OS Leukoma Adheren
ODS Presbiopi

KASUS BERSAMA
OD Pseudofakia
OS Leukoma Adheren
ODS Presbiopi

Ita Rosita 1620221206


Dini Reulina 1620221169
Hawasyalna Anasyifa 1620221165
Indyas Paramesvari 1710221077
M.Agung Setiawan 1710221083
Pembimbing

dr. YB. Hari Trilunggono, Sp.


M
dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp. M
STATUS PASIEN
1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S
Umur : 78 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Magelang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Pendidikan terakhir : SMP
Tanggal Periksa : 18 September 2018
2. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara : autoanamnesis pada tanggal 18


September 2018 di Poli Mata RST Tk. II dr. Soedjono Magelang.

a. Keluhan Utama
pasien mengeluhkan mata kanan terasa pedas
2. ANAMNESIS

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poli mata RST dr. Soedjono Magelang dengan keluhan mata kanan pedas 1
sejak 1 bulan yang lalu, ditambah keluhan mata berair dan gatal 2 minggu yang lalu,
keluahan dirasakan hilang timbul dan membuat pasien tidak nyaman sehingga pasien
memutuskan untuk berobat ke rumah sakit.

Pasien sebelumnya pernah mengalami pernglihatan kabur seperti berkabut ketika pasien
berusia 76 tahun. Pada saat itu pasien mengatakan penglihatannya lebih jelas pada malam
hari dibandingkan siang hari dan pasien juga sempat lebih nyaman untuk membaca tanpa
menggunakan kacamata baca. Pasien kemudian memerikasaannya ke poli mata RST dengan
keluahan penglihatannya yang berkabut dan diberikan obat tetes.

Kurang lebih setengah tahun setelah berobat ke poli pasien kemudian dioperasi katarak.
Kemudian setelah di operasi pasien kembali menggunakan kacamata untuk membaca.
Keluhan mata merah disangkal, kelilipan disangkal
2. ANAMNESIS

Pada mata kiri, pasien mengeluh terdapat putih putih di bulatan hitam mata pasien. Namun
keluhan tersebut tidak disertai gangguan penglihatan. Keluhan tersebut sudah dirasakan
sejak pasien berusia kurang lebih 7 tahun. Pada mulanya pasien mengalamin mata merah,
penglihatan buram, dan silau. Namun orang tua pasien tidak membawa pasien ke dokter
tetapi pasien diobati dengan cara tradisional dengan menggunakan air kencing dan daun-
daunan. Selang beberapa lama kemudian muncul putih-putih pada bulatan hitam mata
pasien, awalnya berupa bayangan putih tipis namun lama kelamaan semakin menebal.
Namun pasien tidak memeriksakannya karena merasa tidak ada masalah pada kemampuan
penglihatannya.

Pasien mengatakan pada usia sekitar 40 tahunan, pasien mengalami kesulitan untuk
membaca dari jarak dekat. Sejak saat itu pasien menggunakam kaca mata untuk membaca.
2. ANAMNESIS
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat operasi katarak : diakui

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Dikeluarga tidak ada yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien.
Tidak ada riwayat DM di keluarga.

e. Riwayat Pengobatan
Pasien pernah mendapat obat tetes untuk penyakit kataraknya

f. Riwayat Sosial Ekonomi:


Pasien pernah bekarja sebagai petani. Biaya pengobatan pasien ditanggung BPJS
3. PEMERIKSAAN FISIK

a. Status Umum
Kesadaran : Compos mentis
Aktifitas : Normoaktif
Kooperatif : Kooperatif
Status gizi : Baik

b. Vital Sign
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : Tidak dilakukan
c. Status Ophthalmicus

Oculus Dexter Oculus Sinister


Pemeriksaan OD OS
Visus 6/30 NC 6/15 NC
  ADD +3.00 jaeger 2  

Bulbus Oculi  
 Gerak Bola Mata baik ke segala arah baik ke segala arah
 Strabismus - -
 Eksoftalmus - -
 Enoftalmus - -
     
Suprasilia Normal Normal
   
Palpebra
Superior
 Edema - -
 Hematom - -
 Hiperemi - -
 Entropion - -
 Ektropion - -
 Silia + +
 Ptosis - -
 Lagoftalmus - -
Palpebra
Inferior    
 Edema - -
 Hematom - -
 Hiperemi - -
 Entropion - -
 Ektropion - -
Konjungtiva
- -
 Injeksi Konjungtiva
- -
 Injeksi Siliar
- -
 Sekret
- -
 Perdarahan Subkonjungtiva
- - 
 Bangunan Patologis
 - -
 Simblefaron
   
Kornea    
 Kejernihan Jernih keruh
 Edema - -
 Infiltrat - -
 Keratic Precipitat - -
 Ulkus - -
 Sikatrik - +, bentuk lonjong, ukuran ± 8x2 mm, arah jam 11 dan jam 6, tidak menutupi
pupil
COA
   
 Kedalaman
dalam dangkal
 Hipopion
- -
 Hifema
- -
Iris  
 Kripta -
 Edema - -
 Sinekia -  
Anterior   +
posterior - -
 Atrofi - -
  -
Pupil    
 Bentuk Bulat Bulat
 Diameter 3mm 3mm
 Reflek Pupil + +
 Seklusio - -
 Oklusio - -
Lensa
 Kejernihan jenih jernih
 Iris Shadow - -
Corpus Vitreum  
 Floaters - -
 Hemoftalmia - -
Fundus Refleks Cemerlang Cemerlang
Funduskopi    
Fokus +6 +6
 Papil N II Bulat, batas tegas, warna Bulat, batas tegas, warna
  orange, CDR 0,3 orange, CDR 0,3
     
 Vasa AV Rasio 2:3 2:3
 Macula    
Reflek fovea + +
Eksudat - -
Edema - -
 Retina    
Ablasio Retina - -
Edema - -
Bleeding - -
TIO (Digital) Normal Normal
4. Pemeriksaaan Penunjang

OD Pseudofakia : Tidak ada pemeriksaan penunjang


OS Leukoma Adheren : Pemeriksaan Lab Darah Lengkap
OS Presbiop : Tidak ada pemeriksaan penunjang
5. DIAGNOSIS BANDING #1

OD Pseudofakia, dipertahankan karena ditemukan cahaya di tengah lensa pada


pemeriksaan slit lamp, ditambah lagi karena pernah dilakukan operasi katarak

OD Afaskia, disikirkan karena terdapat hipermetropi akibat tidak adanya lensa, pemeriksaan
slit lamp tidak ditemukan lensa. Sedangkan pada pasien tidak terdapat hipermetropia dan
pada saat pemeriksaan slit lamp ditemukan adanya lensa.
5. DIAGNOSIS BANDING #2

OS Leukoma Adheren, Dipertahankan, karena dari hasil anamnesis didapatkan riwayat


gejala keratitis seperti visus menurun, mata merah, dan fotofobia. Pada pemeriksaan kornea
ditemukan jaringan sikatrik yang dari jauh sudah terlihat tanpa harus menggunakan senter
maupun kaca pembesar dan terdapat siniekia anterior.

OS Makula Kornea, Disingkirkan, karena pada makula kornea ditemukan jaringan sikatrik
yang dapat dilihat dengan menggunakan senter. Sedangkan pada pasien ini ditemukan
jaringan sikatrik yang dari jauh sudah terlihat.

OS Nebula Kornea, Disingkirkan, karena pada nebula kornea ditemukan jaringan sikatrik
yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan slit lamp. Sedangkan pada pasien ini
ditemukan jaringan sikatrik yang dari jauh sudah terlihat.
5. DIAGNOSIS BANDING #3

ODS Presbiopi, dipertahnkan karena pada pasien terdapat keluhan untuk melihat dekat
terutama pada saat membaca setelah usia > 40 tahun

ODS Hipermetropia, disingkirkan karena pada hipermetropia terdapat keluhan kabur


saat melihat jauh dan juga dekat, sedangkan pada pasien hanya terdapat keluhan kabur
saat melihat dekat
6. DIAGNOSIS KERJA

1. OD Pseudofakia
2. OS Leukoma Adheren
3. ODS Presbiopi
7. PENATALAKSANAAN

1. OD Pseudofakia

Medikamentosa
o Topikal : (Sodium Chloride, Kalium Chloride) 3x1 (2 tetes)
o Oral : tidak diberikan
o Parenteral : tidak diberikan
o Operatif : tidak diberikan

Non Medikamentosa
o Tidak di berikan
7. PENATALAKSANAAN

2. OS Leukoma Adheren
Medikamentosa
o Topikal : tidak diberikan
o Oral : tidak diberikan
o Parenteral : tidak diberikan
o Operatif : Keratoplasti

Non Medikamentosa
o tidak diberikan
7. PENATALAKSANAAN

3. ODS Presbiopia

Medikamentosa
o Topikal : Tidak diberikan
o Oral : tidak diberikan
o Parenteral : tidak diberikan
o Operatif : tidak diberikan

Non Medikamentosa
o Kacamata : diberikan kacamata ADD Seris +3.00 D
8. Edukasi
OD Pseudofakia

 Menjelaskan pada pasien bahwa penanaman lensa palsu akan memiliki


kemampuan yang berbeda dari lensa asli. Pada lensa palsu akan menyebabkan
mata sulit untuk fokus saat melihat benda, sehingga setelah operasi masih ada
kemungkinan untuk mengalami penurunan penglihatan.

 Menjelaskan kepada pasien bahwa penanaman lensa palsu dapat menyebabkan


reaksi penolakan, karena lensa palsu tersebut dianggap sebagai benda asing yang
nantinya akan diserang oleh tubuh sendiri.

 Menjelaskan kepada pasien untuk rutin kontrol bila penglihatannya masih buram

 Menjelaskan kepada pasien bahwa rasa pedas pada mata disertai mata yg berair
merupakan pertanda dari mata kering yang bisa disebabkan pasien jarang
berkedip atau udara yang kering. Bila gejala mata kering muncul pasien bisa
memejamkan mata sejenak. Pasien juga dapat menggunakan obat tetes untuk
meringankan keluhan.
8. Edukasi
OS Leukoma Adheren

 Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang sekarang (leukoma


adheren) merupakan proses penyembuhan dari penyakit yang dahulu
(keratitis).

 Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini hanya dapat disembuhkan


dengan operasi cangkok kornea.

 Menjelaskan kepada pasien untuk menjaga mata sebelah kiri dengan


menggunakan penutup mata seperti kacamata saat beraktifitas diluar rumah
agar tidak mudah kelilipan.

 Menjelaskan kepada pasien agar segera memeriksakan ke dokter bila


kelilipan.
8. Edukasi
ODS Presbiopi

 Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan yang dialami salah satunya


disebabkan oleh melemahnya otot mata karena usia tua

 Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan yang terjadi dapat diperbaiki


dengan kaca mata baca
9. KOMPLIKASI

Penyulit yang dapat timbul pada pasien adalah:


OD Pseudofakia : Tidak ada
OS Leukoma Adheren : Tidak ada
ODS Presbiopi : Tidak ada
10. RUJUKAN

 
Dalam kasus ini tidak dilakukan rujukan ke Disiplin Ilmu
Kedokteran lainnya karena dari pemeriksaan klinis tidak
ditemukan kelainan yang berkaitan dengan Disiplin Ilmu
Kedokteran lainnya.
11. PROGNOSA

Oculus Dexter Oculus Sinister


Quo ad visam : Dubia ad Bonam Dubia ad Bonam
Quo ad sanam : ad Bonam ad Bonam
Quo ad functionam : ad Bonam ad Bonam
Quo ad kosmetikam : ad Bonam Dubia ad bonam
Quo ad vitam : ad Bonam ad Bonam
Tinjauan Pustaka
Pseudofakia
Definisi

Pseudofakia adalah Lensa yang ditanam pada mata (lensa intra okuler)
yang diletakkan tepat ditempat lensa yang keruh dan sudah dikeluarkan.
Lensa ini akan memberikan penglihatan lebih baik. Lensa intraokular
ditempatkan waktu operasi katarak dan akan tetap disana untuk seumur
hidup. Lensa ini tidak akan mengganggu dan tidak perlu perawatan khusus
dan tidak akan ditolak keluar
Letak lensa

1. Pada bilik mata depan, yang ditempatkan didepan iris dengan kaki penyokongnya
bersandar pada sudut bilik mata
2. Pada daerah pupil, dimana bagian optik lensa pada pupil dengan fiksasi pupil.
3. Pada bilik mata belakang, yang diletakkan pada kedudukan lensa normal dibelakang
iris. Lensa dikeluarkan dengan ekstraksi lensa ekstra kapsular
4. Pada kapsul lensa.
Keuntungan

Keuntungan pemasangan lensa ini :


1. .Penglihatan menjadi lebih fisiologis karena letak lensa yang ditempatkan
pada tempat lensa asli yang diangkat.
2. Lapang penglihatan sama dengan lapang pandangan normal
3. Tidak terjadi pembesaran benda yang dilihat
4. Psikologis, mobilisasi lebih cepat.
Kontra Indikasi

Pemasangan lensa tidak dianjurkan kepada :


1. Mata yang sering mengalami radang intra okuler (uveitis)
2. Anak dibawah 3 tahun
3. Uveitis menahun yang berat
4. Retinopati diabetik proliferatif berat
5. Glaukoma neovaskuler
Sikatriks Kornea
KORNEA
Histologi Kornea
Sikatriks Kornea

1. Definisi
Sikatriks kornea adalah terbentuknya jaringan parut pada kornea oleh berbagai sebab. Dapat
disebabkan oleh trauma, bekas luka, maupun sebab-sebab lainnya.

2. Etiologi
Kondisi ini terjadi karena terdapat kemungkinan luka pada kornea. Abrasi pada kornea, laserasi
kornea, luka bakar, atau penyakit lain.

3. Epidemiologi
Di Indonesia prevalensi sikatrik kornea pada kedua mata ditemui 1,0% sedangkan pada salah
satu mata 0,5%. Prevalensi sikatrik kornea pada kedua mata tertinggi di Provinsi Sumatera
Barat (2,5%), terendah di Sumut, Kepulauan Riau, Provinsi DKI Jakarta, Papua Barat dan Papua
(0,3%).2,6
4. Klasifikasi

Nebula
 Penyembuhan akibat keratitis superfisialis.
 Kerusakan kornea pada m.Bowman sampai 1/3
stroma.
 Pada pemeriksaan, terlihat kabut di kornea,
hanya dapat dilihat di kamar gelap dengan Slit-
lamp dan bantuan kaca pembesar.
Makula
 Penyembuhan akibat ulkus kornea.
 Kerusakan kornea pada 1/3 stroma sampai 2/3 ketebalan
stroma.
 Pada pemeriksaan, putih di kornea, dapat dilihat di kamar
gelap dengan slitlamp tanpa bantuan kaca pembesar.
Leukoma
 Penyembuhan akibat ulkus kornea.
 Kerusakan kornea lebih dari 2/3 ketebalan
stroma.
 Kornea tampak putih, dari jauh sudah kelihatan.
Apabila ulkus kornea sampai ke endotel akan
mengakibatkan perforasi, dengan tanda :
 Iris prolaps
 COA dangkal
 TIO menurun
Kemudian sembuh menjadi leukoma adheren
(leukoma disertai sinekia anterior).
5. Patofisiologi

Sampai ke
Agen penyebab Cedera kornea Mulai dari epitel
lapisan endotel

Kerusakan

Inflamasi Nyeri kornea Sikatrik kornea

( ulserasi )
6. Diagnosis

Anamnesis pasien penting pada penyakit kornea, sering dapat diungkapkan adanya
riwayat trauma, benda asing, abrasi, adanya riwayat penyakit kornea yang
bermanfaat, misalnya keratitis akibat infeksi virus herpes simplek yang sering
kambuh. Hendaknya pula ditanyakan riwayat pemakaian obat topikal oleh pasien
seperti kortikosteroid yang merupakan predisposisi bagi penyakit bakteri, fungi, virus
terutama keratitis herpes simplek.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan gejala obyektif berupa adanya nebula, makula,
leukoma.
Disamping itu perlu juga dilakukan pemeriksaan diagnostik seperti:
 Ketajaman penglihatan
 Tes refraksi
 Pemeriksaan slit-lamp
 Keratometri (pengukuran kornea)
7. Tatalaksana

Ketika jaringan parut kornea cukup padat untuk mempengaruhi penglihatan,


sebuah transplantasi kornea ditunjukkan. Prosedur ini 90% berhasil karena laju
penolakan minimal (karena kurangnya pasokan darah pada kornea).

Implikasi: Pengobatan terbaik adalah pencegahan (penyakit dan cedera).


Edukasi kebutuhan akan bervariasi, tergantung kondisi individu (luas dan
Iocation jaringan parut kornea).

Indikasi Keratoplasti terjadi jaringan parut yang mengganggu penglihatan,


kekeruhan kornea yang menyebabkan kemunduran tajam penglihatan, serta
memenuhi beberapa kriteria yaitu :
1. Kemunduran visus yang cukup menggangu aktivitas penderita
2. Kelainan kornea yang mengganggu mental penderita.
3. Kelainan kornea yang tidak disertai ambliopia
8. Pencegahan

 Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk


kedalam mata
 Jika mata sering kering, atau pada keadaan kelopak mata tidak bisa
menutup sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam
keadaan basah
9. Komplikasi

Komplikasi yang paling sering timbul berupa kebutaan parsial atau


komplit.
Presbiopia
DEFINISI

Makin berkurangnya kemampuan akomodasi


mata sesuai dengan makin meningkatnya
umur. Kelainan ini terjadi pada mata normal
berupa gangguan perubahan kencembungan
lensa yang dapat berkurang akibat
berkurangnya elastisitas lensa sehingga
terjadi gangguan akomodasi
Etiologi

Gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat :


 Kelemahan otot akomodasi
 Lensa mata yang tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis
lensa
Patofisiologi

Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata
karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul
sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi
lebih keras (sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung, dengan
demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang
Gejala Klinis

 Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih dari 40
tahun, akan memberikan keluhan setelah membaca yaitu berupa mata
lelah, berair dan sering terasa pedas.

 Karena daya akomodasi berkurang maka titik dekat mata makin


menjauh dan pada awalnya akan kesulitan pada waktu membaca dekat
huruf dengan cetakan kecil.

 Dalam upayanya untuk membaca lebih jelas maka penderita cenderung


menegakkan punggungnya atau menjauhkan obyek yang dibacanya
sehingga mencapai titik dekatnya dengan demikian obyek dapat dibaca
lebih jelas.

 Presbiopia timbul pada umur 45 tahun untuk ras Kaukasia dan 35 tahun
untuk ras lainnya.
Penatalaksanaan

Diberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman umur yaitu


umur 40 tahun (umur rata – rata) diberikan tambahan sferis + 1.00 dan
setiap 5 tahun diatasnya ditambahkan lagi sferis + 0.50 ( max +3.00)
Metode dan
Kriteria
TERIMA KASIH

You might also like