Professional Documents
Culture Documents
Head • Sclera icteric (+/+), pale conjungtiva (-/-), pupil equal 3 mm|3 mm
GDS 93 <200
SGOT 94 0-46 U/l
SGPT 56 0-45 U/l
Ureum 11 10-50 mg/dl
Creatinin 0,53 0,7-1,4 mg/dl
Albumin 3.2 3.5-5.2 g/dL
Billirubin Total 18.7 0.20-1.20 mg/dL
Billirubin Direc 16.67 0.00-0.20 mg/dL
Billirubin Indirec 1.40 0.20-0.80 mg/dL
Chest X-Ray
Clinical Picture
Diagnosis
Cholangitis + Cholesistitis
Intrahepatic et extrahepatic due to
cholelithiasis + choledocolithiasis
Management
• IVFD RL 20 dpm
• Inj. Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
• Inj. Metamizole 3x1 gr
• Inj. Omeprazole 2x40 mg
• Inj. Ondancentron 3x4 mg
• USG Abdomen (+)
• Xray Thorax (+)
• Entramix 4x100 cc
Terapi antibiotic empiris
• Penggunaan antibiotik untuk terapi empiris adalah penggunaan antibiotik pada
kasus infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebabnya
• Tujuan pemberian antibiotik untuk terapi empiris adalah eradikasi atau
penghambatan pertumbuhan bakteri yang diduga menjadi penyebab infeksi,
sebelum diperoleh hasil pemeriksaan mikrobiologi
• Dasar pemilihan jenis dan dosis antibiotik data epidemiologi dan pola resistensi
bakteri yang tersedia di komunitas atau di rumah sakit setempat.
• Kondisi klinis pasien.
• Ketersediaan antibiotik.
• Kemampuan antibiotik untuk menembus ke dalam jaringan/organ yang terinfeksi.
• Untuk infeksi berat yang diduga disebabkan oleh polimikroba dapat digunakan
antibiotik kombinasi
Terapi antibiotic profilaksis
• Pemberian antibiotik sebelum, saat dan hingga 24 jam pasca operasi pada
kasus yang secara klinis tidak didapatkan tanda-tanda infeksi dengan tujuan
untuk mencegah terjadi infeksi luka operasi
• Tujuan pemberian antibiotik profilaksis pada kasus pembedahan:
a. Penurunan dan pencegahan kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO).
b. Penurunan morbiditas dan mortalitas pasca operasi.
c. Penghambatan muncul flora normal resisten.
d. Meminimalkan biaya pelayanan kesehatan.
Dasar pemilihan antibiotic profilaksis
• Sesuai dengan sensitivitas dan pola bakteri patogen terbanyak pada kasus
bersangkutan.
• Spektrum sempit untuk mengurangi risiko resistensi bakteri.
• Toksisitas rendah.
• Tidak menimbulkan reaksi merugikan terhadap pemberian obat anestesi.
• Bersifat bakterisidal.
• Harga terjangkau.