You are on page 1of 24

Farmakoterapi antiniotik pada

infeksi bedah : terapi empiris dan


profilaksis
Hendy Buana Vijaya
4. Mrs. Mustaqimah, 37 y.o

Chief Complain: Abdominal pain


History taking:
Patient complained about abdominal pain at right upper since 1 mounth before admission.
Abdominal pain intermitenly , spread (+) to back , nausea (+), vomiting (+) containing food. Patient
also complained about yelllowish body since 1 mounth before admission. Defecate (+) normal,
history defecating pale stool (+), urinate (+) with colour like tea. Fever (+), Loss of apetite (+)
History of trauma (-), history of massage (-).
Patient be hospitalized in Amuntai Hospital then USG (+) was diagnose with gallstone.
History of Past Illness : HT (-) DM (-)
History of Family Illness : HT(-) DM (-)
Vital Sign
GCS : E4V5M6
BP : 130/80 mmHg
RR : 20 tpm
HR : 96 bpm, regular pulse
Temp : 37.2oC
VAS :2
SpO2 : 98% without O2 supply
Physical Examination

Head • Sclera icteric (+/+), pale conjungtiva (-/-), pupil equal 3 mm|3 mm

• I : symetric respiratory movement, retraction (-), bruise (-)


Chest • P : sonor at all lung fields
• A : symmetric VBS, rhonchi (-), wheezing (-)

• I : distension (-), lesion (-), hematoma (-), icteric (+)


• A : bowel sound (+) normal
Abdomen • P : soft, defense muscular (-) tenderness (+) at right hipocondriaca
• P : tympani at all region

Extremities • warm extremities (+), edema (-), paresis (-/-)


Laboratory Finding (13 October 2018)

Examination Result Normal Value


Hemoglobin 9.9 12,00-16,00 g/dl
Leukosit 12.5 4,0-10,5 ribu/ul
Eritrosit 3.61 3,90-5,50 juta/ul
Hematokrit 29.7 37,00-47,00 vol%
Trombosit 617 150-450 ribu/ul
RDW-CV 16.4 11,5-14,7 %
MCV 82.3 80,0-97,0 fl
MCH 27.4 27,0-32,0 pg
MCHC 33,3 32,0- 38,0 %
Granulosit 9,40 ribu/ul
Limfosit 1,70 ribu/ul
MID 1,4 -
Granulosit% 74,8 %
Limfosit% 13,8 %
MID% 11.4 %
Laboratory Finding (13 October 2018)
Examination Result Normal Value

GDS 93 <200
SGOT 94 0-46 U/l
SGPT 56 0-45 U/l
Ureum 11 10-50 mg/dl
Creatinin 0,53 0,7-1,4 mg/dl
Albumin 3.2 3.5-5.2 g/dL
Billirubin Total 18.7 0.20-1.20 mg/dL
Billirubin Direc 16.67 0.00-0.20 mg/dL
Billirubin Indirec 1.40 0.20-0.80 mg/dL
Chest X-Ray
Clinical Picture
Diagnosis
Cholangitis + Cholesistitis
Intrahepatic et extrahepatic due to
cholelithiasis + choledocolithiasis
Management
• IVFD RL 20 dpm
• Inj. Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
• Inj. Metamizole 3x1 gr
• Inj. Omeprazole 2x40 mg
• Inj. Ondancentron 3x4 mg
• USG Abdomen (+)
• Xray Thorax (+)
• Entramix 4x100 cc
Terapi antibiotic empiris
• Penggunaan antibiotik untuk terapi empiris adalah penggunaan antibiotik pada
kasus infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebabnya
• Tujuan pemberian antibiotik untuk terapi empiris adalah eradikasi atau
penghambatan pertumbuhan bakteri yang diduga menjadi penyebab infeksi,
sebelum diperoleh hasil pemeriksaan mikrobiologi
• Dasar pemilihan jenis dan dosis antibiotik data epidemiologi dan pola resistensi
bakteri yang tersedia di komunitas atau di rumah sakit setempat.
• Kondisi klinis pasien.
• Ketersediaan antibiotik.
• Kemampuan antibiotik untuk menembus ke dalam jaringan/organ yang terinfeksi.
• Untuk infeksi berat yang diduga disebabkan oleh polimikroba dapat digunakan
antibiotik kombinasi
Terapi antibiotic profilaksis
• Pemberian antibiotik sebelum, saat dan hingga 24 jam pasca operasi pada
kasus yang secara klinis tidak didapatkan tanda-tanda infeksi dengan tujuan
untuk mencegah terjadi infeksi luka operasi
• Tujuan pemberian antibiotik profilaksis pada kasus pembedahan:
a. Penurunan dan pencegahan kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO).
b. Penurunan morbiditas dan mortalitas pasca operasi.
c. Penghambatan muncul flora normal resisten.
d. Meminimalkan biaya pelayanan kesehatan.
Dasar pemilihan antibiotic profilaksis
• Sesuai dengan sensitivitas dan pola bakteri patogen terbanyak pada kasus
bersangkutan.
• Spektrum sempit untuk mengurangi risiko resistensi bakteri.
• Toksisitas rendah.
• Tidak menimbulkan reaksi merugikan terhadap pemberian obat anestesi.
• Bersifat bakterisidal.
• Harga terjangkau.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2011


• Rute pemberian Antibiotik profilaksis diberikan secara intravena.
b. Untuk menghindari risiko yang tidak diharapkan dianjurkan pemberian
antibiotik intravena drip.
• Waktu pemberian
Antibiotik profilaksis diberikan ≤ 30 menit sebelum insisi kulit. Idealnya
diberikan pada saat induksi anestesi
• Dosis pemberian
Untuk menjamin kadar puncak yang tinggi serta dapat berdifusi dalam
jaringan dengan baik, maka diperlukan antibiotik dengan dosis yang cukup
tinggi. Pada jaringan target operasi kadar antibiotik harus mencapai kadar
hambat minimal hingga 2 kali lipat kadar terapi.
• Lama pemberian
Durasi pemberian adalah dosis tunggal
American Society of Anesthesiologist
Surgical prophylaxis antibiotic
Terima kasih

You might also like